Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisa Data

6. Peraturan Bank Indonesia Nomor 58PBI2003 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum 7. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 521DPNP Perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum Yang kedua adalah bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti rancangan undang- undang, hasil-hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum, dan seterusnya. Bahan hukum tersier, yakni bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder ; contohnya adalah kamus besar bahasa Indonesia, kamus bahasa Belanda, dan kamus bahasa Inggris.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan studi kepustakaan , yakni teknik pengumpulan data dilakukan dengan : 1. Fungsi katalog atau katalogisasi terhadap buku-buku, ataupun bahan hukum lainnya. Maksudnya mencari bahan pustaka, dengan melihat daftar yang memberikan informasi mengenai koleksi bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustakaan Soerjono Soekanto, 2001:45 2. Klasifikasi, maksudnya pengelompokan atau penggolongan bahan pustaka berdasarkan sifat-sifat khusus dari bahan pustaka yang menjadi koleksi suatu perpustakaan. Soerjono Soekanto, 2001:50 3. Pembuatan catatan-catatan khusus tentang isi bahan hukum tertentu 4. Serta penelusuran bahan hukum melalui media internet

E. Teknik Analisa Data

Sebagai cara untuk memperoleh suatu kesimpulan yang merupakan jawaban dari pertanyaan dasar yang telah dirumuskan, maka model dan teknik analisa data yang digunakan didalam penelitian ini adalah berdasarkan logika deduksi, dengan memperhatikan penafsiran hukum yang dilakukan serta asas-asas hukum yang berlaku pada ilmu hukum. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deduktif , yang oleh Burhan Ashshofa disebut dengan silogisme deduksi. Burhan Ashshofa menyebutkan bahwa metode silogisme deduksi atau yang lebih dikenal dengan sebagai logika matematika terdiri dari tiga premis, yaitu umum mayor , khusus minor dan sebagai kesimpulan konklusi Burhan ashshofa, 2004:37. Penulis memulai dari data-data yang bersifat umum premis mayor , kemudian yang bersifat khusus premis minor . Untuk kemudian ditarik hubungan antara keduanya, sebagai sebuah konklusi. Premis mayor : “ bahwa, didalam salah satu usahanya sebagai financial intermediary, perbankan diharuskan untuk menyalurkan dana masyarakat yang terkumpul dalam bentuk simpanan, kepada pihak ketiga yang biasa disebut dengan pemberian kredit pinjaman .. ” Premis minor : “ bahwa, di dalam kegiatan usaha penyaluran dana kepada pihak ketiga atau kredit. Terdapat prinsip kehati-hatian, yang harus dipatuhi dalam setiap kegiatan usahanya, dan juga harus berpedoman kepada Undang-undang perbankan, maupun peraturan-peraturan pelaksananya.” Konklusi : ” Didalam pemberian kredit oleh perbankan, perbankan diharuskan untuk melaksanakan prinsip-prinsip kehati-hatian sesuai dengan aturan perundang- undangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah maupun Bank Indonesia. Mengenai pengertian mengenai Premis Mayor, Premis Minor, dan Konklusi diatas dapat digambarkan dengan keterangan bagan sebagai berikut : Bagan 2. Metode Analisis Data Silogisme Deduksi menurut Burhan Ashshofa Premis Mayor Pemberian kredit perbankan Premis Minor Penerapan Prinsip Kehati-hatian Konklusi Kebijakan BI dalam bentuk PBI dan SEBI sebagai penerapan Prinsip Kehati-hatian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Penerapan Prinsip Kehati-Hatian Dalam Pemberian Kredit (Studi Pada PT. Bank Negara Indonesia (PERSERO)Tbk)

0 29 121

Analisis Penerapan Prinsip Kehati-hatian Dalam Pemberian Kredit Guna Bhakti Pada PT. Bank BJB Cabang Utama Bandung

0 16 38

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TAX AMNESTY TERHADAP LEMBAGA PERBANKAN DALAM MELAKSANAKAN PRINSIP KEHATI-HATIAN.

0 2 10

PENDAHULUAN IMPLEMENTASI PRINSIP KEHATI – HATIAN SEBUAH BANK DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA NASABAH DI BANK BNI SYARIAH PUSAT YOGYAKARTA.

0 4 12

PENUTUP IMPLEMENTASI PRINSIP KEHATI – HATIAN SEBUAH BANK DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA NASABAH DI BANK BNI SYARIAH PUSAT YOGYAKARTA.

0 2 5

PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN (PRUDENT BANKING PRINCIPLE) DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK CABANG PADANG.

0 0 6

PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PEMBERIAN KREDIT TANPA AGUNAN PADA X-TRA DANA DI BANK CIMB NIAGA TbkDIKAITKAN DENGAN PERATURAN PERBANKAN.

0 0 1

PEMBERIAN KREDIT PERBANKAN DENGAN DEBITUR YANG BERITIKAD TIDAK BAIK DIKAITKAN DENGAN PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK.

0 1 1

BAB II PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN SESUAI DENGAN PENANGANAN BISNIS KARTU KREDIT DALAM ATURAN INTERNAL PT.BANK NEGARA INDONESIA A. Prinsip Kehati-hatian Dalam Perbankan. 1. Pengertian dan Pengaturan Prinsip Kehati-hatian Dalam Undang- undang Perbankan

0 0 38

BAB II KEWAJIBAN MENERAPKAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT A. Pengaturan Prinsip Kehati-hatian dalam Undang-undang Perbankan - Prinsip Kehati-Hatian Dalam Program Kredit Usaha Rakyat

0 0 15