Studi Fenomenologi Pengalaman Ibu Dalam Merawat Anak Penderita Kanker di Yayasan Onkologi Anak Medan (YOAM)

pengobatan dengan kemoterapi danatau radiasi, dan 3 pembedahan perawatan dukungan dilakukan untuk membantu anak melalui pengobatan kanker yang dialami, jika pengobatan tersebut membuat anak menjadi sulit makan, sebuah tabung makan akan dipasangkan langsung ke lambung atau saluran pencernaan sampai anak mampu mengkonsumsi nutrisi makanan lewat mulut. 2.1.6.4 Bioterapi Bioterapi dikenal juga dengan imunoterapi. Bioterapi menggunakan sistem imun tubuh untuk memerangi sel kanker. Sistem imun tubuh ialah sebuah penghubung antara organ dan sel-sel yang bekerja untuk melindungi tubuh melawan penyakit. Sistem ini bekerja untuk mencari sel-sel yang tidak normal dan mencoba untuk menghancurkan. Bioterapi ini dapat menolong sel sistem imun tubuh untuk menemukan sel yang tidak normal lalu menghancurkan sel kanker. 2.1.6.5 Perawatan Paliatif Perawatan paliatif adalah perawatan yang penuh pengertian dan pendekatan menyeluruh kepada anak dengan penyakit serius. Perawatan ini mendukung anak dan keluarga dengan menenangkan gejala fisik seperti menolong secara emosional, sosial, dan aspek spiritual. Penting untuk mengetahui bahwa perawatan paliatif ini dapat dimulai kapan saja selama penyakit berlangsung, anak dengan penyakit serius dapat memanfaatkan, baik penyembuhan yang diharapkan atau pengobatan penyembuhan bukan lagi sebuah pilihan.

2.2 Studi Fenomenologi

Penelitian kualitatif ialah jenis penelitian yang berfokus akan individu maupun grup yang memiliki perspektif berbeda dalam memandang sebuah realita Universitas Sumatera Utara biasanya realita sosial maupun psikologikal. Penelitian ini berfokus pada pengalaman yang dirangkum sebagai data yang tidak dapat dihitung menggunakan angka Hancock, Ockleford Windridge, 2009. Fenomenologi, berakar dari tradisi filosofi yang dikembangkan oleh Husserl dan Heidegger, sebuah pendekatan untuk mengerti pengalaman kehidupan manusia setiap hari. Para pakar fenomenologi percaya bahwa pengalaman hidup memberikan arti tersendiri bagi masing-masing persepsi manusia pada setiap fenomena yang terjadi. Tujuan dari pendekatan ini ialah untuk mengerti persepsi dan pengalaman hidup bagi yang mengalami. Empat aspek pengalaman kehidupan yang diamati oleh para pakar fenomenologi ialah ruang kehidupan, ruang jasmani, ruang duniawi, dan hubungan sesama manusia Polit Beck, 2012. Ada beberapa variasi dan interpretasi metodologi dalam fenomenologi yaitu fenomenologi deskriptif dan fenomenologi interpretif Polit Beck, 2012. Fenomenologi deskriptif pertama kali dikembangkan oleh Husserl pada tahun 1962. Fenomenologi ini mencakup hal yang didengar, dilihat, dirasakan, dipercaya, diingat, diputuskan, dievaluasi, dan aksi. Fenomenologi deskriptif memiliki empat tahap: bracketing, intuiting, analyzing, dan describing Polit Beck, 2012. Langkah pertama yaitu bracketing. Bracketing adalah proses mengidentifikasi dan mengurungkan keyakinan yang terbentuk sebelumnya serta opini yang objektif tentang fenomena yang diteliti. Bracketing tidak pernah dapat diwujudkan secara total, tetapi peneliti berjuang untuk tidak menambahkan anggapan untuk menjaga data dalam keadaan asli Polit Beck, 2012. Universitas Sumatera Utara Langkah selanjutnya ialah intuiting. Intuiting ialah keadaan dimana peneliti benar-benar memahami dan tenggelam dalam fenomena sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh partisipan. Peneliti menghindari segara kritik, evaluasi, ataupun opini dan tetap memerhatikan fenomena sesuai dengan yang dijelaskan partisipan Streubert Carpenter, 2011. Pada tahap berikutnya adalah analyzing. Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi esensi fenomena yang telah diinvestigasi berdasarkan data yang diperoleh dan bagaimana data diberikan Streubert Carpenter, 2011. Langkah terakhir yaitu describing. Tujuan melakukan describing untuk mengkomunikasikan, menuliskan, juga memberikan perbedaan deskripsi secara verbal, elemen-elemen pengkritik dari fenomena. Deskripsi yang dilakukan berdasarkan klasifikasi dari fenomena. Peneliti harus menghindari dalam menambahkan deskripsi sebelum waktunya Streubert Carpenter, 2011. Proses analisis data pada fenomenologi deskriptif adalah Collaizi 1978, Giorgi 1985, dan Van Kaam 1966. Ketiga fenomenologi tersebut berpedoman pada filosofi Husserl dimana fokus utamanya ialah mengetahui gambaran dari sebuah fenomena Beck, 2013. Jenis fenomenologi yang kedua adalah fenomenologi interpretif. Fenomenologi interpretif dikembangkan oleh Heidegger. Jenis penelitian ini menekankan pada pemahaman dan penafsiran, tidak sekedar deskripsi pengalaman manusia. Penelitian interpretif bertujuan untuk menemukan pemahaman dari makna pengalaman hidup dengan cara masuk ke dalam dunia partisipan Polit Beck, 2012. Universitas Sumatera Utara Sumber data dalam studi fenomenologi berasal dari perbincangan yang cukup dalam in-depth interview antara peneliti dan partisipan dimana peneliti membantu partisipan untuk menggambarkan pengalaman hidupnya tanpa adanya suatu diskusi. Melalui perbincangan yang cukup dalam peneliti berusaha untuk menggali informasi sebanyak mungkin dari partisipan Polit Beck, 2012. Dalam studi fenomenologi, jumlah partisipan yang terlibat adalah 10 orang atau lebih sedikit. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini akan dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu metode pemilihan partisipan dalam suatu penelitian dengan menentukan terlebih dahulu kriteria partisipan yang akan dilibatkan dalam penelitian. Polit Beck, 2012. Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan pendekatan fenomenologi desriptif. Hasil penelitian dalam studi fenomenologi diperoleh melalui proses analisa data Collaizi 1978 dalam Polit Beck, 2012 menyatakan ada tujuh langkah yang harus dilalui untuk menganalisa data. Proses analisa data tersebut meliputi: 1 membaca transkrip wawancara untuk mendapatkan perasaan partisipan, 2 meninjau setiap transkrip dan menarik peryataan yang signifikan, 3 menguraikan makna dari setiap pernyataan yang signifikan dan memilih kata kuncinya, 4 mengelompokkan makna-makna tersebut kedalam kelompok- kelompok tema, 5 mengintegrasikan kedalam bentuk transkrip, 6 memformulasikan deskripsi lengkap dari fenomena yang diteliti sebagai identifikasi pernyataan, dan 7 memvalidasi apa yang telah ditemukan kepada partisipan sebagai tahap validasi akhir. Universitas Sumatera Utara Penelitian kualitatif termasuk fenomenologi perlu ditingkatkan kualitas dan integritas dalam proses penelitiannya, sehingga perlu diperiksa bagaimana tingkat keabsahan data pada penelitian kualitatif termasuk fenomenologi. Lincoln dan Guba 1985 dalam Polit Beck, 2012 menyatakan bahwa untuk memperoleh hasil penelitian yang dapat dipercaya maka data divalidasi dengan beberapa kriteria yaitu: 1 credibility dapat dipercaya, 2 dependability konsisten, 3 confirmability persetujuan relevansi, 4 transferability bisa digunakan pada konteks lain, dan 5 authenticity. Credibility meliputi keyakinan terhadap kebenaran data dan interpretasinya. Kredibilitas yang tinggi tercapai jika partisipan yakin dan mengenali dengan benar tentang hal-hal yang diceritakannya. Tujuan prosedur ini adalah untuk memvalidasi keakuratan hasil laporan transkrip kepada partisipan terhadap apa yang telah diceritakan tentang pengalamannya. Dependability merupakan suatu bentuk kestabilan data pada setiap waktu dan kondisi. Dependability dilakukan dengan melibatkan pembimbing penelitian atau pakar penelaahan data. Pembimbing merupakan eksternal viewer yang berfungsi untuk memeriksa hasil pengolahan data yang dilakukan peneliti. Confirmability mengandung makna bahwa sesuatu hal dinilai secara objektif dan netral, dimana ada beberapa orang independen yang menilai data-data yang telah dikumpulkan oleh peneliti. Prinsip confirmability dilakukan dengan cara mendiskusikan hasil penelitian berupa tema-tema yang telah didapatkan kepada ahli dalam penelitian ini yaitu pembimbing. Universitas Sumatera Utara Transferability merupakan bentuk validitas eksternal yang menunjukkan derajat ketepatan sehingga hasil penelitian dapat diterapkan pada setting dan kelompok yang berbeda pada populasi yang sama. Seorang peneliti harus dapat menyediakan deskripsi data dengan rinci, jelas, sistematis dan mudah dimengerti pada laporan penelitiannya sehingga pengguna lainnya dapat mengevaluasi data kedalam konteks yang lain. Authenticity memfokuskan pada sejauh mana peneliti dapat menunjukkan berbagai realitas. Authenticity muncul dalam penelitian ketika partisipan menyampaikan pengalaman partisipan dengan penuh perasaan. Penelitian memiliki keaslian jika dapat mengajak pembaca merasakan pengalaman kehidupan yang digambarkan, dan memungkinkan pembaca untuk mengembangkan kepekaan yang meningkat sesuai masalah yang digambarkan. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang