Mengatasi beban pikiran dengan cara positif

“kebutuhan apanyalah, kebutuhan beli-beli buah. Ini kan, makannya kan harus ekstra hati-hati, yang gak pakek-pakek penyedap rasa, ya kebetulan harus masak sendiri kan. Bahan bahannya, kan itu kan kayaknya, beli di apa kan instan…”P5 “Khusus dijaga teruslah. Apalagi kan dia sukak makan, apa yang diliat orang makan dia mau. Jadi dijaga supaya dia gak minta jajan…”P4

4.3.3 Mengatasi beban pikiran dengan cara positif

Kegiatan sosial yang dilakukan partisipan menjadi berkurang bahkan tidak dilakukan lagi dikarenakan kegiatan merawat anak penderita kanker yang lebih ekstra. Hal ini juga berdampak dengan kondisi psikologis yang dialami oleh ibu. Adapun sub tema yang dihasilkan sesuai dengan tema diatas: 1 melakukan aktivitas keagamaan, 2 bercerita dengan kerabat, dan 3 berfikiran positif. 1. Melakukan aktivitas keagamaan Rasa cemas, sedih, kuatir, dan ketakutan yang dimiliki Ibu menjadi beban pikiran yang menganggu. Empat partisipan mengatakan bahwa berdoa kepada Tuhan menjadi pilihan untuk memampukan dan menguatkan diri. Berikut pernyataan partisipan: “dulu kan, kami gak itu, gak rajin beribadah gitu ya kan. Mungkin dulu apa, sering melalaikan tugas apa, sebagai muslim gitu yakan. iyalah, shalat jugak. Kalau malam hari gitu, kita ngaji…..” P4 “kalau tiba-tiba datang kek gitu, ya berdoa ya, sharinglah, sama keluarga ya, sama kawan, ada kekurangan-kekurangan kan, sharing sama keluarga. Berdoa sama sharing, sama teman ya, sama keluarga..” P6 “Eceknya itulah minta-minta kami berdoa, jangan sampek kita yang sakit ya, jaga ya….” P9 Universitas Sumatera Utara 2. Bercerita dengan kerabat Dua partisipan mengatakan bahwa bercerita dengan kerabat memberikan kenyamanan bagi partisipan, saling berbagi cerita untuk mengurangi beban pikiran. Hal ini sejalan dengan pernyataan partisipan berikut ini: “Duh, hancur kali. Ya, karena kita kepikiran sama kawan-kawan juga ya makanya udah bisa nerima. Kalau aku ya, ya itulah mungkin karena udah dibilang kawan-kawan, udah dikasih semangat…..” P7 “Gak jadi beban. Mungkin karena kami bekawan jadi rasanya stress stress hilang. Ah, disitu udah ga tebilang lagi, cuman karna kami dikasih semangat kawan-kawan, kawan-kawan bilang gakpapa kak…...” P9 3. Berfikiran positif Berfikiran positif membantu partisipan untuk lebih semangat dalam melakukan pengobatan kepada anak penderita kanker. Memberikan semangat untuk tidak menyerah dalam menjalankan proses pengobatan yang dilalui. Lima partisipan memilih untuk tetap berfikiran positif dan merasakan optimis. Berikut pernyataan partisipan: “Ibu gak mau berfikiran negatif sekarang. Kalau dulu kan nengok si adek takut kehilangan kan. Kan berfikiran jadi negatif kan. Sekarang ga, anakku harus sehat, jadikan positif terus. Cemana anakku harus sehat, aku harus sehat gitu. Sekarang udah ga ada negatif-negatif gitu, udah ibu singkirkan semuanya….”P2 “Ya udah dibawa biasa ajalah. Karna apa ya, apa gunanya mikir negatip yakan, ada juganya yang sehat, terserahlah sama Tuhan, sama dokter, ngurus kan….”P6 “saya gak pernah berfikir seperti itu, gak sempat berfikir seperti itu, memang udah jalannya sakitnya yaudah kita terima, yang penting kita obatkan….”P10 Universitas Sumatera Utara

4.3.4 Mendapat dukungan orang terdekat