Good Corporate Governance GCG Rentabilitas Permodalan Kinerja Keuangan

30 below the line dan bersifat langsung above the line. Dalam menilai Risiko Reputasi, parameterindikator yang digunakan adalah: a pengaruh reputasi negatif dari pemilik Bank dan perusahaan terkait; b pelanggaran etika bisnis; c kompleksitas produk dan kerjasama bisnis Bank; d frekuensi, materialitas, dan eksposur pemberitaan negatif Bank; efrekuensi dan materialitas keluhan nasabah.

b. Good Corporate Governance GCG

Faktor GCG merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen Bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Prinsip-prinsip GCG dan fokus penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip GCG berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia mengenai Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha Bank. Penetapan peringkat faktor GCG dilakukan berdasarkan analisis atas: a pelaksanaan prinsip-prinsip GCG Bank; b kecukupan tata kelola governance atas struktur, proses, dan hasil penerapan GCG pada Bank; c informasi lain yang terkait dengan GCG Bank yang didasarkan pada data dan informasi yang relevan. Universitas Sumatera Utara 31

c. Rentabilitas

earning Faktor Rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja Rentabilitas, sumber-sumber Rentabilitas, kesinambungan sustainability Rentabilitas, dan manajemen Rentabilitas. Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat, trend, struktur, stabilitas Rentabilitas Bank, dan perbandingan kinerja Bank dengan kinerja peer group¸ baik melalui analisis aspek kuantitatif maupun kualitatif.

d. Permodalan

Capital Faktor Permodalan meliputi evaluasi terhadap kecukupan Permodalan dan kecukupan pengelolaan Permodalan. Dalam melakukan perhitungan Permodalan, Bank wajib mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum bagi Bank Umum. Selain itu, dalam melakukan penilaian kecukupan Permodalan, Bank juga harus mengaitkan kecukupan modal dengan Profil Risiko Bank. Semakin tinggi Risiko Bank, semakin besar modal yang harus disediakan untuk mengantisipasi Risiko tersebut.

2.4 Kinerja Keuangan

Zarkasyi 2008 : 48 berpendapat bahwa : “Kinerja keuangan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu organisasi dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan.” Universitas Sumatera Utara 32 Gitosudarmo dan Basri 2002 : 275 berpendapat bahwa : ”Kinerja keuangan adalah rangkaian aktivitas keuangan pada suatu periode tertentu dilaporkan dalam laporan keuangan yang terdiri dari laba rugi dan neraca.” Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Analisis laporan keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap yang satu dengan yang lain, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Menurut Prastowo 1995 analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membentuk dan mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan produksi yang paling mungkin mengenai produksi dan kinerja perusahaan pada masa sekarang.

2.4.1 Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan berisi informasi penting untuk masyarakat, pemerintah, pemasok dan kreditur, pemilik perusahaan atau pemegang saham, manajemen perusahaan, investor, pelanggan dan karyawan yang diperlukan secara tetap untuk mengukur kondisi dan efisiensi operasi perusahaan. Laporan ini digunakan bagi pihak internal dan eksternal untuk dapat menilai suatu perusahaan, seperti menilai keberhasilan perusahaan dalam usahanya atau menilai perkembangan perusahaan tersebut Duwi , 2009. Tujuan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK per 1 Oktober 2004, yang dirumuskan oleh Ikatan Akuntan Indonesia IAI adalah Universitas Sumatera Utara 33 “menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan putusan ekonomi” Menurut Sundjaja 2002:680 ”Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data atau aktivitas tersebut”. Dalam rangka peningkatan transparansi kondisi keuangan, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 322PBI2001 tanggal 14 Desember 2001, bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dengan bentuk dan cakupan yang terdiri dari: 1. Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan adalah laporan lengkap mengenai kinerja suatu bank dalam kurun waktu satu tahun. 2. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku dan dipublikasikan setiap triwulan. 3. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan Laporan Bulanan Bank Umum yang disampaikan bank kepada Bank Indonesia dan di-publikasikan setiap bulan. 4. Laporan Keuangan Konsolidasi Bank merupakan bagian dari suatu kelompok usaha dan atau memiliki Anak Perusahaan, wajib menyusun laporan keuangan konsolidasi berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Universitas Sumatera Utara 34 yang berlaku serta menyampaikan laporan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia.

2.4.2 Rasio Keuangan

Pada dasarnya rasio keuangan adalah perbandingan pos-pos di laporan keuangan yang diharapkan akan muncul interpretasi tertentu. Ada beberapa kelompok rasio keuangan, sebagai berikut : Aktivitas Activity, Likuiditas Liquidity, Profitabilitas Profitability, Solvabilitas Solvency, dan Ukuran Pasar Market Measure Toto Prihadi, 2012 : 158. Rasio keuangan memberi cara bagi analisis untuk membuat perbandingan yang berarti bagi data keuangan perusahaan pada waktu yang berbeda atau dengan perusahaan yang berbeda. Jadi merupakan upaya menstandarisasikan informasi keuangan sehingga menghasilkan perbandingan yang berguna Martin , 1993:504. Berdasarkan sumber datanya maka rasio-rasio dapat dibedakan menjadi : 1. rasio-rasio neraca balance sheet ratio, yaitu rasio-rasio yang datanya berasal dari pos-pos yang ada dineraca, 2. rasio-rasio laba rugi income statement ratio, yaitu rasio-rasio yang datanya berasal pos-pos rugi laba, 3. rasio-rasio antarlaporan inter statement ratio, yaitu gabungan dari pos-pos yang terdapata di neraca dan rugi laba. Universitas Sumatera Utara 35 Menurut Weston, rasio-rasio keuangan ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas, bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, 2. Rasio Leverage, bertujuan mengukur seberapa jauh kebutuhan keuangan perusahaan dibiayai dengan dana pinjaman, 3. Rasio Aktivitas, bertujuan mengukur efektivitas perusahaan dalam mengoperasikan dana, 4. Rasio Profitabilitas, bertujuan mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan hasil dari investasi melalui kegiatan penjualan, 5. Rasio Pertumbuhan, bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kedudukannya dalam pertumbuahan perekonomian dan dalam industry, 6. Rasio Evaluasi, bertujuan mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan karena rasio ini merupakan perncerminan dari rasiko- risiko dan rasio imbalan hasil. Menurut Hampton, rasio keuangan dapat digolongkan menjadi 3 kategori, yaitu : 1. Rasio Likuiditas, bertujuan menguji kecukupan dana, solvency perusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban-kewajiban yang segera harus dipenuhi. Terdiri dari : rasio lancar current ratio, Universitas Sumatera Utara 36 rasio tunai quick ratio, perputaran piutang reveivable turn over, dan perputaran persediaan inventory turn over, 2. Rasio Profitabilitas, bertujuan mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Misalnya, margin keuntungan profit margin, margin laba kotor gross profit margin, perputaran aktiva operating assets turn over, imbalan hasil dari investasi return on investment, dan rentabilitas modal sendiri return on equity, 3. Rasio Kepemilikan, berkaitan langsung ataupun tidak langsung dengan keuntungan dan likuiditas. Rasio ini membantu pemilik saham dalam mengevaluasi ektivitas dan kebijaksanaan perusahaan yang berpengaruh terhadap harga saham di pasaran, misalnya, keuntungan per lembar saham earning per share, nilai buku per lembar saham book value per share, serta rasio utang dan modal sendiri capital structure ratio. Rasio-rasio yang sering dihitung dan yang dapat dibandingkan oleh perbankan untuk mengukur kinerja keuangannya, antara lain adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 37

2.4.2.1 Rasio Profitabilitas Profitability

Rasio profitabilitas ini penting untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan suatu bank di dalam menghasilkan keuntungan, baik berasal dari kegiatan operasional bank yang bersangkutan maupun dari hasil kegiatan non operasionalnya Teguh, 1996:432. Adapun berbagai rasio profitabilitas ini antara lain: 1 Return On Asset ROA ��� = ���������������� ����������� � 100 Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan laba sebelum pajak yang dihasilkan dari rata-rata total aset yang dimiliki bank bersangkutan. 2 Return On Equity ROE ��� = ����������ℎ����� ������� � 100 Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden. 3 Net Interest Margin NIM ��� = ��������������� − ���������� ��������������� � 100 Rasio ini menunjukkan kemampuan suatu bank di dalam mengelola earning asset bank untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Universitas Sumatera Utara 38

2.4.2.2 Rasio Efisiensi Efficiency

Besarnya profitabilitas usaha suatu bank antara lain juga dipengaruhi oleh tingkat efisiensi yang ada. Oleh karena itu apabila profitabilitas yang ada tersebut rendah maka perlu diadakan pengukuran efisiensi yang ada. Rasio efisiensi ini bergerak sejajar dengan rasio profitabilitas sebab kalau rasio efisiensi tinggi maka profitabilitasnya diharapkan tinggi dan sebaliknya apabila efisiensi yang ada rendah maka profitabilitasnya juga rendah Teguh, 1996:435. Adapun Rasio Efisiensi ini adalah : 1 Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO ���� = ���������������� ��������������������� � 100 Rasio ini mengukur kemampuan bank dalam melakukan kegiatan opera- sionalnya. Semakin kecil rasio BOPO maka akan semakin baik, hal ini karena bank yang bersankutan dapat menutup biaya beban operasionalnya dengan pendapatan operasional bank.

2.4.2.3 Rasio Kualitas aset Asset Quality

Rasio ini menunjukkan kualitas aset yang dimiliki suatu bank, sehubungan dengan risiko kredit yang dihadapi bank akibat pemberian kredit dan investasi dana bank pada portofolio yang berbeda Selamet, 2004:169. Adapun Rasio Kualitas Aset ini adalah : 1 Non Performing Loans NPL ��� = ����������������� ��������� � 100 Universitas Sumatera Utara 39 Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam mengatasi kemungkinan terjadinya risiko sejumlah pinjaman yang tak tertagih dari total pinjamannya.

2.4.2.4 Rasio Likuiditas Liquidity

Rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi kewajibannya setiap saat. Dalam kewajiban disini termasuk penarikan yang tidak dapat diduga seperti commitment loan maupun penarikan-penarikan tak terduga lainnya Veithzal, 2007:669. Adapun Rasio likuiditas ini adalah : 1 Loans to Deposits Ratio LDR ��� = �����ℎ������������������� �����������ℎ�������� � 100 Rasio ini menunjukkan kemampuan suatu bank di dalam menyediakan dana untuk para debiturnya dengan menggunakan dana yang dapat dikumpulkan bank dari masyarakat. Atau sebaliknya rasio ini menunjukkan kemampuan suatu bank dalam melunasi dana para deposannya dengan menarik kembali kredit yang diberikan.

2.4.2.5 Rasio Permodalan Capital

Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan kecukupan permodalan suatu bank di dalam mendukung kegiatan operasinya. Rasio ini juga digunakan dalam mengukur komposisi perbandingan antara dana sendiri yang dicerminkan dalam modal dengan dana dari luar yang dicerminkan dalam berbagai jenis hutang Veithzal, 2007:673. Universitas Sumatera Utara 40 Adapun berbagai Rasio Permodalan ini antara lain: 1 Capital Adequacy Ratio CAR Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam menanggung risiko yang mungkin timbul. ��� = ����� ���� � 100

2.5 Penelitian Terdahulu