11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lembaga Keuangan
Menurut Surat Keputusan Menteri keuangan Republik Indonesia No. 792 Tahun 1990 tentang “Lembaga Keuangan”, lembaga keuangan diberi batasan
sebagai semua badan yang kegiatananya di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penayaluran dana kepada masyarakat terutama guna
membiayai investasi perusahaan. Secara umum lembaga keuangan dapat dikelompokkan dalam dua bentuk, yaitu bank dan bukan bank. Lembaga
keuangan, baik bank maupun bukan bank, mempunyai peran yang penting bagi aktivitas perekonomian yaitu sebagai wahana yang mempu menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien ke arah peningkatan taraf hidup rakyat.
2.2 Bank
Definisi bank menurut UU No. 141967 Pasal 1 tentang pokok-pokok Perbankan adalah “lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberkan kredit
dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang”. Sedangkan, lembaga keuangan menurut undang-undang tersebut ialah, “semua badan yang
melalui kegiatan-kegiatannya di bidang keuangan, menarik uang dari dan menyalurkannya ke dalam masyarakat”.
Universitas Sumatera Utara
12 Menurut Kasmir 2007:23 aktifitas pertama bank adalah penghimpunan
dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah didunia perbankan adalah kegiatan funding. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan
cara memasang berbagai strategi agar masyarakat menanamkan dananya dalam bentuk simpanan. Keuntungan utama dari bisnis perbankan adalah berdasarkan
prinsip konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpanan dengan bunga pinjaman yang disalurkan.
Fungsi dasar bank adalah : 1 menyediakan tempat untuk menitipkan uang dengan aman safe keeping function, dan 2 menyediakan alat pembayaran
untuk membeli barang dan jasa transaction function.
2.2.1 Bank Konvensional
Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit danatau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Di Indonesia, menurut jenisnya bank terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.
Dalam pasal 1 ayat 3 Undang-undang No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional danatau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Universitas Sumatera Utara
13 Bank konvensional dapat didefinisikan seperti pada pengertian bank
umum pada pasal 1 ayat 3 Undang-undang No. 10 tahun 1998 dengan menghilangkan kalimat “dan atau berdasarkan prinsip syariah”, yaitu bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sebagai lembaga intermediasi,
bank konvensional menerima simpanan dari nasabah dan meminjamkannya kepada nasabah lain yang membutuhkan dana.
Kegiatan usaha bank umum konvensional booklet perbankan Indonesia 2014 : 9, antara lain :
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, danatau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
2. Memberikan kredit;
3. Menerbitkan surat pengakuan hutang;
4. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya: a.
Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam
perdagangan suratsurat dimaksud; b.
Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan
suratsurat dimaksud; c.
Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah;
Universitas Sumatera Utara
14 d.
Sertifikat Bank Indonesia SBI; e.
Obligasi; f.
Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 tahun; dan g.
Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 tahun.
5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah; 6.
Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi
maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya; 7.
Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga;
8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;
9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan
suatu kontrak; 10.
Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek;
11. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali
amanat; 12.
Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
Universitas Sumatera Utara
15 13.
Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang tentang Perbankan dan peraturan
perundangundangan yang berlaku; 14.
Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang berlaku;
15. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di
bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan,
dengan memenuhi ketentuan yang berlaku; 16.
Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah,
dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang berlaku;
17. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai
dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku; dan
18. Melakukan kegiatan usaha bank berupa Penitipan dengan
PengelolaanTrust.
2.2.2 Bank Syariah
Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah, adalah bank
yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Perbankan syariah
adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha
Universitas Sumatera Utara
16 syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya. Bank syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah
dan tradisinya kedalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait. Prinsip utama yang dianut oleh bank syariah adalah:
a. larangan riba bunga dalam berbagai bentuk transaksi;
b. melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan
keuntungan yang sah menurut syariah;
c. memberikan zakat.
Pada system operasi bank syariah, pemilik dana menanamkan uangnya di bank tidak dengan motif mendapatkan bunga, tapi dalam rangka mendapatkan
keuntungan bagi hasil.Kegiatan usaha bank umu syariah booklet perbankan Indonesia 2014 : 11, antara lain :
1. Menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan, atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
2. Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa Deposito, Tabungan,
atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah; 3.
Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah, akad musyarakah, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah;
Universitas Sumatera Utara
17 4.
Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad salam, akad istishna’, atau akad lainyang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
5. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardhatau akad lain yang
tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 6.
Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah danatau sewa beli dalam
bentuk Ijarah Muntahiya bit Tamlik IMBT atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
7. Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah atau akad
lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 8.
Melakukan usaha kartu debit danatau kartu pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah;
9. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak
ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan Prinsip Syariah, antara lain, seperti akad ijarah, musyarakah, mudharabah,
murabahah, kafalah, atau hawalah; 10.
Membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah yang diterbitkan oleh pemerintah danatau BI;
11. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan pihak ketiga atau antar pihak ketiga berdasarkan Prinsip Syariah;
12. Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu akad
yang berdasarkan Prinsip Syariah;
Universitas Sumatera Utara
18 13.
Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah;
14. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah berdasarkan Prinsip Syariah; 15.
Melakukan fungsi sebagai wali amanat berdasarkan akad wakalah; 16.
Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan Prinsip Syariah;
17. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di
bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
18. Melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan Prinsip Syariah;
19. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada BUS atau lembaga keuangan
yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah; 20.
Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus
menarik kembali penyertaannya; 21.
Bertindak sebagai pendiri dan pengurus dana pension berdasarkan Prinsip Syariah;
22. Melakukan kegiatan dalam pasar modal sepanjang tidak bertentangan
dengan Prinsip Syariah dan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal;
23. Menyelenggarakan kegiatan atau produk bank yang berdasarkan Prinsip
Syariah dengan menggunakan sarana elektronik;
Universitas Sumatera Utara
19 24.
Menerbitkan, menawarkan, dan memperdagangkan surat berharga jangka pendek berdasarkan Prinsip Syariah, baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui pasar uang; 25.
Menerbitkan, menawarkan, dan memperdagangkan surat berharga jangka panjang berdasarkan Prinsip Syariah, baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui pasar modal; dan 26.
Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha bank umum syariah lainnya yang berdasarkan Prinsip Syariah.
2.2.3 Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah
Bank kovensional dapat didefinisikan seperti pada pengertian bank umum. Bank syariah merupakan bank yang secara operasional berbeda dengan
konvensional. Dalam beberapa hal, bank konvensional dan bank syariah memiliki perbedaan yang mendasar diantara keduanya. Perbedaan itu menyangkut aspek
legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai, dan lingkungan kerja. a.
Akad dan Aspek Legalitas Akad yang dilakukan dalam bank syariah memiliki konsekuensi
duniawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hokum Islam.
b. Lembaga penyelesai sengketa
Penyelesaian perbedaan atau perselisihan antara bank dan nasabah pada perbankan syariah berbeda dengan perbanakan konvensional, di atur
oleh Badan Arbritase Muamalah Indonesia atau BAMUI yang didirikan
Universitas Sumatera Utara
20 secara bersama oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan Majelis
Ulama Indonesia.
c. Struktur Organisasi
Bank syariah dan bank konvensional dapat memiliki struktur yang sama dalam hal komisaris dan direksi, tetapi yang membedakan adalah
keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah. Dewan Pengawas Syariah DPS merupakan satu dewan pakar ekonomi dan ulama yang menguasai
bidang fiqh mu’amalah Islamic Commercial Jurisprudence yang berdiri sendiri dan bertugas mengamati dan mengawasi operasional bank dan
semua produk-produknya agar sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariat islam. Di Indonesia, Dewan Pengawas Syariah DPS mempunyai peranan
yang sangat penting dalam perbankan institusi keuangan syariah, yaitu : mengawasi sistem keuangan dan produk yang akan dipasarkan agar tetap
sesuai dengan sistem syariah.Dewan Pengawas Syariah biasanya diletakkan pada posisi setingkat Dewan Komisaris pada setiap bank.
d. Bisnis dan Usaha yang Dibiayai
Bisnis dan usaha yang dilaksanakan bank syariah, tidak terlepas dari syariah. Bank syariah tidak akan mungkin membiayai uasah yang
mengandung unsur-unsur yang diharamkan.
Universitas Sumatera Utara
21
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah
Bank Syariah Bank Kovensional
1. Melakukan investasi-investasi
yang halal saja; 2.
Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual-beli, atau sewa;
3. Profit dan falah oriented;
4. Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk hubungan kemitraan; 5.
Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa
Dewan Pengawas Syariah. 1.
Investasi yang halal dan haram; 2.
Memakai perangkat bunga; 3.
Profit oriented; 4.
Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan debitor-debitor;
5. Tidak terdapat dewan sejenis
Sumber : Muhammad Syafi’I Antonio 2001, Bank Syariah : Dari Teori ke Praktek Gema Insani Press bekerja sama dengan Yayasan Tazkia
Cendekia.
Perbedaan antara bank konvensional dan bank syariah adalah perbedaan antara bunga dan bagi hasil. Islam mengharamkan riba bunga dan menghalalkan
bagi hasil. Keduannya memberikan keuntungan, tetapi memiliki perbedaan mendasar sebagai akibat adanya perbedaan antara investasi dan pembungaan uang
table 2.2. Pada investasi, usaha yang di lakukan mengandung risiko, dan karenanya mengandung unsure ketidakpastian. Sebaliknya, pembungaan uang
adalah aktivitas yang tidak memiliki risiko karena adanya persentase suku bunga tertentu yang ditetapkan berdasarkan besarnya modal.
Universitas Sumatera Utara
22
Tabel 2.2 Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
Bunga Bagi Hasil
1. Penentuan bunga dibuat pada waktu
akad dengan asumsi harus selalu untung;
2. Besarnya bunga adalah suatu
persentase tertentu terhadap besarnya uang yang dipinjamkan;
3. Besarnya bunga tetap seperti yang
dijanjikan tanpa mempertimbangkan apakah proyekusaha yang
dijalankan oleh nasabahmudharib untung atau rugi;
4. Eksistensi bunga diragukan kalau
tidak dikecam oleh semua agama termasuk Islam.
1. Penentuan besarnya nisbah bagi
hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedomaan pada
kemungkinan untung-rugi;
2. Besarnya bagi hasil adalah
berdasarkan nisbah terhadap besarnya keuntungan yang
diperoleh. Besarnya bagi hasil tergantung pada keuntungan
proyekusaha yang dijalankan;
3. Bila usaha merugi maka kerugian
akan ditanggung oleh pemilik dana, kecuali karena kelalaian, salah urus,
atau pelanggaran oleh mudharib;
4. Tidak ada yang meragukan
keabsah-an bagi hasil.
Sumber : Muhammad Syafi’I Antonio 2001, Bank Syariah : Dari Teori ke Praktek Gema Insani Press bekerja sama dengan Yayasan Tazkia
Cendekia.
2.3 Tingkat Kesehatan Bank