Lembaga Keuangan Bank Analisis Komparatif Kinerja Keuangan Antara Bank Konvensional dan Bank Syariah di Indonesia Periode 2010-2013

11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lembaga Keuangan

Menurut Surat Keputusan Menteri keuangan Republik Indonesia No. 792 Tahun 1990 tentang “Lembaga Keuangan”, lembaga keuangan diberi batasan sebagai semua badan yang kegiatananya di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penayaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Secara umum lembaga keuangan dapat dikelompokkan dalam dua bentuk, yaitu bank dan bukan bank. Lembaga keuangan, baik bank maupun bukan bank, mempunyai peran yang penting bagi aktivitas perekonomian yaitu sebagai wahana yang mempu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien ke arah peningkatan taraf hidup rakyat.

2.2 Bank

Definisi bank menurut UU No. 141967 Pasal 1 tentang pokok-pokok Perbankan adalah “lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberkan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang”. Sedangkan, lembaga keuangan menurut undang-undang tersebut ialah, “semua badan yang melalui kegiatan-kegiatannya di bidang keuangan, menarik uang dari dan menyalurkannya ke dalam masyarakat”. Universitas Sumatera Utara 12 Menurut Kasmir 2007:23 aktifitas pertama bank adalah penghimpunan dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah didunia perbankan adalah kegiatan funding. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai strategi agar masyarakat menanamkan dananya dalam bentuk simpanan. Keuntungan utama dari bisnis perbankan adalah berdasarkan prinsip konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpanan dengan bunga pinjaman yang disalurkan. Fungsi dasar bank adalah : 1 menyediakan tempat untuk menitipkan uang dengan aman safe keeping function, dan 2 menyediakan alat pembayaran untuk membeli barang dan jasa transaction function.

2.2.1 Bank Konvensional

Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit danatau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Di Indonesia, menurut jenisnya bank terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Dalam pasal 1 ayat 3 Undang-undang No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional danatau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Universitas Sumatera Utara 13 Bank konvensional dapat didefinisikan seperti pada pengertian bank umum pada pasal 1 ayat 3 Undang-undang No. 10 tahun 1998 dengan menghilangkan kalimat “dan atau berdasarkan prinsip syariah”, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sebagai lembaga intermediasi, bank konvensional menerima simpanan dari nasabah dan meminjamkannya kepada nasabah lain yang membutuhkan dana. Kegiatan usaha bank umum konvensional booklet perbankan Indonesia 2014 : 9, antara lain : 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, danatau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu; 2. Memberikan kredit; 3. Menerbitkan surat pengakuan hutang; 4. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya: a. Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan suratsurat dimaksud; b. Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan suratsurat dimaksud; c. Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah; Universitas Sumatera Utara 14 d. Sertifikat Bank Indonesia SBI; e. Obligasi; f. Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 tahun; dan g. Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 tahun. 5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah; 6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya; 7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga; 8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga; 9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak; 10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek; 11. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat; 12. Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang berlaku; Universitas Sumatera Utara 15 13. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang tentang Perbankan dan peraturan perundangundangan yang berlaku; 14. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang berlaku; 15. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang berlaku; 16. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang berlaku; 17. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku; dan 18. Melakukan kegiatan usaha bank berupa Penitipan dengan PengelolaanTrust.

2.2.2 Bank Syariah

Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah, adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha Universitas Sumatera Utara 16 syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisinya kedalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait. Prinsip utama yang dianut oleh bank syariah adalah: a. larangan riba bunga dalam berbagai bentuk transaksi; b. melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan keuntungan yang sah menurut syariah; c. memberikan zakat. Pada system operasi bank syariah, pemilik dana menanamkan uangnya di bank tidak dengan motif mendapatkan bunga, tapi dalam rangka mendapatkan keuntungan bagi hasil.Kegiatan usaha bank umu syariah booklet perbankan Indonesia 2014 : 11, antara lain : 1. Menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 2. Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa Deposito, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 3. Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah, akad musyarakah, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; Universitas Sumatera Utara 17 4. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad salam, akad istishna’, atau akad lainyang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 5. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardhatau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 6. Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah danatau sewa beli dalam bentuk Ijarah Muntahiya bit Tamlik IMBT atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 7. Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; 8. Melakukan usaha kartu debit danatau kartu pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah; 9. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan Prinsip Syariah, antara lain, seperti akad ijarah, musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah; 10. Membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah yang diterbitkan oleh pemerintah danatau BI; 11. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antar pihak ketiga berdasarkan Prinsip Syariah; 12. Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu akad yang berdasarkan Prinsip Syariah; Universitas Sumatera Utara 18 13. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah; 14. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah berdasarkan Prinsip Syariah; 15. Melakukan fungsi sebagai wali amanat berdasarkan akad wakalah; 16. Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan Prinsip Syariah; 17. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 18. Melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan Prinsip Syariah; 19. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada BUS atau lembaga keuangan yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah; 20. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya; 21. Bertindak sebagai pendiri dan pengurus dana pension berdasarkan Prinsip Syariah; 22. Melakukan kegiatan dalam pasar modal sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal; 23. Menyelenggarakan kegiatan atau produk bank yang berdasarkan Prinsip Syariah dengan menggunakan sarana elektronik; Universitas Sumatera Utara 19 24. Menerbitkan, menawarkan, dan memperdagangkan surat berharga jangka pendek berdasarkan Prinsip Syariah, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pasar uang; 25. Menerbitkan, menawarkan, dan memperdagangkan surat berharga jangka panjang berdasarkan Prinsip Syariah, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pasar modal; dan 26. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha bank umum syariah lainnya yang berdasarkan Prinsip Syariah.

2.2.3 Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah

Bank kovensional dapat didefinisikan seperti pada pengertian bank umum. Bank syariah merupakan bank yang secara operasional berbeda dengan konvensional. Dalam beberapa hal, bank konvensional dan bank syariah memiliki perbedaan yang mendasar diantara keduanya. Perbedaan itu menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai, dan lingkungan kerja. a. Akad dan Aspek Legalitas Akad yang dilakukan dalam bank syariah memiliki konsekuensi duniawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hokum Islam. b. Lembaga penyelesai sengketa Penyelesaian perbedaan atau perselisihan antara bank dan nasabah pada perbankan syariah berbeda dengan perbanakan konvensional, di atur oleh Badan Arbritase Muamalah Indonesia atau BAMUI yang didirikan Universitas Sumatera Utara 20 secara bersama oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia. c. Struktur Organisasi Bank syariah dan bank konvensional dapat memiliki struktur yang sama dalam hal komisaris dan direksi, tetapi yang membedakan adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah. Dewan Pengawas Syariah DPS merupakan satu dewan pakar ekonomi dan ulama yang menguasai bidang fiqh mu’amalah Islamic Commercial Jurisprudence yang berdiri sendiri dan bertugas mengamati dan mengawasi operasional bank dan semua produk-produknya agar sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariat islam. Di Indonesia, Dewan Pengawas Syariah DPS mempunyai peranan yang sangat penting dalam perbankan institusi keuangan syariah, yaitu : mengawasi sistem keuangan dan produk yang akan dipasarkan agar tetap sesuai dengan sistem syariah.Dewan Pengawas Syariah biasanya diletakkan pada posisi setingkat Dewan Komisaris pada setiap bank. d. Bisnis dan Usaha yang Dibiayai Bisnis dan usaha yang dilaksanakan bank syariah, tidak terlepas dari syariah. Bank syariah tidak akan mungkin membiayai uasah yang mengandung unsur-unsur yang diharamkan. Universitas Sumatera Utara 21 Tabel 2.1 Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah Bank Syariah Bank Kovensional 1. Melakukan investasi-investasi yang halal saja; 2. Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual-beli, atau sewa; 3. Profit dan falah oriented; 4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan; 5. Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah. 1. Investasi yang halal dan haram; 2. Memakai perangkat bunga; 3. Profit oriented; 4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan debitor-debitor; 5. Tidak terdapat dewan sejenis Sumber : Muhammad Syafi’I Antonio 2001, Bank Syariah : Dari Teori ke Praktek Gema Insani Press bekerja sama dengan Yayasan Tazkia Cendekia. Perbedaan antara bank konvensional dan bank syariah adalah perbedaan antara bunga dan bagi hasil. Islam mengharamkan riba bunga dan menghalalkan bagi hasil. Keduannya memberikan keuntungan, tetapi memiliki perbedaan mendasar sebagai akibat adanya perbedaan antara investasi dan pembungaan uang table 2.2. Pada investasi, usaha yang di lakukan mengandung risiko, dan karenanya mengandung unsure ketidakpastian. Sebaliknya, pembungaan uang adalah aktivitas yang tidak memiliki risiko karena adanya persentase suku bunga tertentu yang ditetapkan berdasarkan besarnya modal. Universitas Sumatera Utara 22 Tabel 2.2 Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil Bunga Bagi Hasil 1. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung; 2. Besarnya bunga adalah suatu persentase tertentu terhadap besarnya uang yang dipinjamkan; 3. Besarnya bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa mempertimbangkan apakah proyekusaha yang dijalankan oleh nasabahmudharib untung atau rugi; 4. Eksistensi bunga diragukan kalau tidak dikecam oleh semua agama termasuk Islam. 1. Penentuan besarnya nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedomaan pada kemungkinan untung-rugi; 2. Besarnya bagi hasil adalah berdasarkan nisbah terhadap besarnya keuntungan yang diperoleh. Besarnya bagi hasil tergantung pada keuntungan proyekusaha yang dijalankan; 3. Bila usaha merugi maka kerugian akan ditanggung oleh pemilik dana, kecuali karena kelalaian, salah urus, atau pelanggaran oleh mudharib; 4. Tidak ada yang meragukan keabsah-an bagi hasil. Sumber : Muhammad Syafi’I Antonio 2001, Bank Syariah : Dari Teori ke Praktek Gema Insani Press bekerja sama dengan Yayasan Tazkia Cendekia.

2.3 Tingkat Kesehatan Bank