Faktor Pendidikan Dan Pengetahuan Masyarakat

62 Semakin banyak orang yang menggantungkan hidupnya terhadap hutan, maka akan semakin banyak pula yang merambah hutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Memperhatikan kesejahteraan masyarakat lingkar hutan perlu dilakukan untuk mengurangi deforestasi. Kemiskinan yang dialami masyarakat lingkar hutan, ketergantungan hidupnya terhadap hutan, cenderung tinggi. 55 Fungsi sosial budaya dari hutan dapat dilihat dengan adanya keterkaitan antara hutan dengan masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar hutan, baik dalam hubungannya sebagai sumber mata pencaharian, hubungan religius, hubungan adat dan sebagainya. Kemiskinan masyarakat desa sekitar hutan yang awalnya disebabkan oleh kebijakan struktural pemerintah, ke depan dapat disebabkan oleh keterbatasan sumber alam yang sudah tidak bisa berproduksi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Oleh karenanya diperlukan suatu upaya pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui upaya rehabilitasi sumber daya hutan dan lahan. 56

B. Faktor Pendidikan Dan Pengetahuan Masyarakat

Adanya perkembangan global serta peningkatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berpengaruh pada peningkatan kesadaran masyarakat. 57 Kesadaran hukum masyarakat yang masih rendah merupakan kendala yang sangat terasa dalam penegakan hukum di samping penerangan dan penyuluhan hukum lingkungan secara luas. 58 55 Potret Keadaan Hutan Indonesia periode 2009-2013, op.cit., Halaman 86 56 Alwan, Op. Cit, Halaman 66. 57 Bambang Eko Supriyadi, Op.cit, Halaman 135. 58 Andi Hamzah, Penegakan Hukum Lingkungan, Sinar Grafika : Jakarta, 2005, Halaman 54. Universitas Sumatera Utara 63 Penduduk Indonesia, dengan persebarannya yang tidak merata, di Pulau Jawa dan Pulau Bali sangat padat, serta di Pulau-pulau lain tersebar dan terpisah- pisah. Begitu juga tingkat pendidikan berbeda, kualitas penduduk di pulau-pulau besar jauh lebih baik daripada penduduk di pulau-pulau lainnya, apalagi untuk tingkat pendidikan di pulau-pulau terpencil. Tentu dengan sendirinya untuk penduduk yang tingkat pendidikannya lebih tinggi, akan lebih mudah menerima memahami peningkatan sistem penegakan hukum di bidang kehutanan, dibandingkan dengan penduduk yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Dengan adanya perbedaan terhadap pendidikan dan kualitas penduduk tentu akan menjadikan suatu perbedaan pula di dalam meningkatkan sistem penegakan hukum di bidang kehutanan. Bagi penduduk yang kualitas dan tingkat pendidikannya lebih tinggi dan tidak tersebar tentunya akan lebih cepat dalam menerima sistem penegakan hukum di bidang kehutanan dibandingkan dengan penduduk dengan kualitas dan tingkat pendidikannya lebih rendah dan tersebar. 59 Karena sumber daya itu dapat dan bebas untuk dimanfaatkan oleh setiap orang untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing, maka setiap orang berusaha dan berlomba-lomba untuk memanfaatkan atau mengeksploitasi sumber daya semaksimal mungkin guna perolehan keuntungan pribadi yang sebesar- besarnya. Setiap orang berpikir, bahwa kalaupun ia berusaha menggunakan sumber daya secara bijaksana hal itu akan sia-sia saja karena orang lain tidak berpikir dan berbuat demikian, sehingga orang yang pada mulanya memikirkan upaya konservasi atau perlindungan sumber daya alam akan merasa kehilangan 59 Abdul Muis Yusuf dan Mohammad Taufik Makarao, op.cit., Halaman 217. Universitas Sumatera Utara 64 motivasi untuk melakukan upaya-upaya konservasi. Pada akhirnya tiap orang berpikir egoistis dan berpacu untuk mengeksploitasi sumber daya alam yang mengakibatkan penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya alam. Pada akhirnya semua orang atau masyarakat secara keseluruhan yang akan menderita kerugian. Jadi adanya kebebasan untuk mengeksploitasi sumber daya alam akan membawa kehancuran bagi masyarakat. 60 Pemanfaatan serta eksploitasi sumber daya hutan memberikan kesejahteraan bagi segelintir masyarakat tetapi sebaliknya menjanjikan kehancuran bagi kebanyakan masyarakat yang secara menyeluruh dapat berupa, banjir, kekeringan, tingginya laju erosi, timbulnya sedimen, hilangnya keanekaragaman hayati, hilangnya tingkat pendapatan masyarakat, terancamnya ekosistem dan keprihatinan sosial. Menurut Durjat menyatakan keprihatinan antara lain : perilaku masyarakat berkembang semakin rumit, sumber daya alam dan lingkungan hidup semakin mundur daya dukungnya. Pada kondisi seperti ini sumber daya hutan terasa sekali akibat faktor sosial ekonomi, budaya, perilaku masyarakat tidak dapat dipisahkan dengan masalah-masalah keleastarian sumber daya hutan. Perilaku masyarakat tidak bisa dipersalahkan tanpa melihat penyebab terjadinya sikap dan perilaku yang demikian bukan hanya diakibatkan besarnya kebutuhan-kebutuhan dari masyarakat tersebut saja tetapi juga dipengaruhi oleh dorongan dan desakan para pemodalpengusaha. Sebenarnya pembangunan kehutanan sangat memerlukan dukungan berupa kegiatan penyuluhan, 60 Takdir Rahmadi, Hukum Lingkungan di Indonesia, PT Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2013, Halaman 9. Universitas Sumatera Utara 65 pendidikan, dan pelatihan, peraturan perundang-undangan, penyediaan informasi serta penelitian dan pengembangan. 61 Untuk menghilangkan kendala diperlukan metode khusus. Bahkan orang yang mendidik, memberi penerangan dan penyuluhan hukum perlu dibekali dengan pengetahuan terlebih dahulu mengenai metode di samping substansi yang harus disampaikan kepada masyarakat. 62 Sebelum melaksanakan program pendidikan pada masyarakat sekitar hutan, terlebih dahulu harus melakukan pengelompokan keluarga petani perambah berdasarkan : usia, jenis kelamin, dan status perkawinan mereka. Gunanya adalah untuk memudahkan pemilihan jenis pendidikan yang tepat dan kelompok mana yang perlu didahulukan atau diprioritas pendidikannya. Jenis pendidikan yang dapat ditawarkan yaitu pendidikan menengah kejuruan dan pendidikan keterampilan jangka pendek bersertifikat kurang dari 1 tahun. Bagi anak-anak usia sekolah yang masih duduk di Sekolah Dasar, dapat dibantu pendidikannya hingga menyelesaikan sekolah kejuruan tingkat menengah. Bagi anak-anak usia sekolah tetapi tidak melanjutkan ke tingkat sekolah menengah pertama maupun menengah atas diberikan pendidikan jangka pendek bersertifikat itu agar mereka memperoleh kekuatan ketika melamar pekerjaan. Demikian pula bagi kepala keluarga yang berusia produktif, keterampilan jangka pendek yang bisa cepat menghasilkan uang lebih diutamakan pelaksanaan programnya, supaya mereka dapat secepatnya 61 Cut Yusnawati, Tesis Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan Pengaruh Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Hutan Mangrove di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang, 2004, http:repository.usu.ac.idxmluibitstreamhandle1234567896548D0400223.pdf?sequence=1 , diakses pada tanggal 1 april 2016 pukul 20.00 WIB 62 Andi Hamzah, Loc. Cit. Universitas Sumatera Utara 66 mengalihkan pekerjaan atau mendapat tambahan penghasilan dari keterampilan barunya itu. Ibu-ibu rumah tangga dapat pula diberi pendidikan kewirausahaan, misalnya dengan membuat aneka makan yang bahan bakunya dari daerah itu sendiri. Melalui perbaikan pendidikan di atas, diharapkan pada masyarakat hutan akan terjadi perubahan struktur sosial yang akan mengarah kepada masyarakat yang memiliki kemampuan dan lebih bermakna dalam kehidupannya. 63 Tingkat kesadaran dan ketaatan hukum terhadap pentingnya fungsi dan peranan hutan, kiranya dapat eksis di semua strata sosial baik yang secara langsung terlibat dalam pemanfaatan hutan maupun mereka yang sekadar memahami kaidah hukum perlindungan sumber daya hutan. 64

C. Faktor Pengawas Kehutanan

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Pidana Illegal Logging (Pembalakan Liar) Sebagai Kejahatan Kehutanan Berdasarkan Undang-Undang No.41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan Dan Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Perusakan Hutan

7 155 148

Upaya Hukum dalam Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013

13 221 146

Penerapan Sanksi Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Pencurian (Studi Kasus Putusan No 2.235./Pid.B/2012/PN.Mdn.)

10 234 98

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (Studi Kasus Terhadap Putusan MARI No 68 K/PID.SUS/2008 An ADELIN LIS)

2 96 219

Analisis Hukum Mengenai Penerapan Ketentuan Pajak Pada Transaksi Kartu Kredit

5 98 111

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Pelaku Tindak Pidana Perusakan dan Pencemaran Lingkungan (Studi Putusan MA RI No. 755K/PID.SUS/2007)

1 50 100

BAB II UPAYA PENCEGAHAN PERUSAKAN HUTAN A. Upaya-Upaya yang dapat dilakukan dalam Mencegah Perusakan Hutan - Upaya Hukum dalam Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013

0 0 35

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Upaya Hukum dalam Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013

0 0 19

Penerapan Sanksi Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Pencurian (Studi Kasus Putusan No 2.235./Pid.B/2012/PN.Mdn.)

1 27 9

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (Studi Kasus Terhadap Putusan MARI No 68 K/PID.SUS/2008 An ADELIN LIS)

0 1 14