124
C. Internet :
Cut Yusnawati, Tesis Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan Pengaruh Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Hutan
Mangrove di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang, 2004, http:repository.usu.ac.idxmluibitstreamhandle1234567896548D0400
223.pdf?sequence=1
FWIGFW, Majalah Hukum, “Keadaan Hutan Indonesia”, Bogor : Forest Watch Indonesia
dan Washington
D.C, 2001,
http:www.wri.orgsitesdefaultfilespdfindoforest_full_id.pdf Intip Hutan Media Informasi Seputar Hutan Indonesia, Bogor : Forest Watch
Indonesia, 2015,
http:fwi.or.idwp- contentuploads201503intip_hutan_HR.pdf
Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI,
Kamus versi onlinedaring dalam jaringan
, http:kbbi.web.iddeforestasi
Potret Keadaan Hutan Indonesia periode 2009-2013, Bogor : Forest Watch Indonesia, 2014,http:fwi.or.idwp-contentuploads201505PKHI-2009-
2013_update__sz.pdf Potret Keadaan Hutan Indonesia periode 2009-2013, Bogor : Forest Watch
Indonesia, 2014, http:fwi.or.idwp-contentuploads201505PKHI-2009- 2013_update__sz.pdf
Pusat Hubungan Masyarakat Kementerian Kehutanan, “Deforestasi Indonesia Pada Tahun 2011
– 2012 Hanya Sebesar 24 Ribu Hektar”, Dalam Siaran Pers
Nomor :
S. 409
PHM-12014, http:www.dephut.go.iduploadsfilesce7d69be1e3df78967e11864d92d34
e1.pdf Wahyu Eridiana, Peningkatan Pendidikan Pada Masyarakat Sekitar Hutan di
Kabupaten Bandung Suatu Alternative Untuk Menekan Terjadinya Perambahan
Hutan, http:file.upi.eduDirektoriFPIPSJUR._PEND._GEOGRAFI195505051
986011WAHYU_ERIDIANAartikel_pengingkatan_pendidikan.pdf
D. Putusan Pengadilan Putusan No : 21Pid.Sus2015PN.Tkn
Universitas Sumatera Utara
59
BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERUSAKAN HUTAN
A. Faktor Ekonomi Masyarakat
Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain tingkat pendapatan, kesehatan,
pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan kondisi lingkungan. Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan
ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara
bermartabat. Hak-hak dasar yang diakui secara umum meliputi terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih,
pertanahan, sumber daya alam, dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan
sosial-politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki.
49
Krisis keuangan dan ekonomi yang melanda bangsa Indonesia sejak tahun 1997 sampai saat ini belum dapat dituntaskan dengan baik sehingga dampaknya
masih sangat terasa terutama oleh masyarakat strata bawah. Harga-harga kebutuhan pokok menjadi melambung tinggi sementara penghasilan masyarakat
relatif tetap merupakan indikator semakin rendahnya daya beli masyarakat dan menurunnya tingkat kesejahteraan bangsa Indonesia. Hal tersebut berpengaruh
besar terhadap tingkat kesejahteraan yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Rendahnya tingkat kesejahteraan ini dapat pula berakibat pada rendahnya
49
Bambang Eko Supriyadi, Hukum Agraria Kehutanan Aspek Hukum Pertanahan Dalam Pengelolaan Hutan Negara, PT Raja Grafindo: Jakarta, 2013, Halaman 136-137.
Universitas Sumatera Utara
60
pemahaman masyarakat dan para penyelenggara negara sistem penegakan hukum di bidang kehutanan.
50
Di negara berkembang seperti Indonesia, pengrusakan sumber daya alam antara lain disebabkan oleh kemiskinan dan tingkat pengangguran rakyatnya
khususnya masyarakat lokal di daerah hutan tersebut. Tidak sedikit masyarakat yang terlibat bahkan menjadi ujung tombak kegiatan Illegal Logging. Akan tetapi
keterlibatan masyarakat setempat didasari adanya desakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena kurang atau tidak tersedianya lapangan pekerjaan bagi
mereka.
51
Keterpurukan ekonomi menyebabkan tidak adanya pekerjaan tetap atau ketiadaan alternatif mata pencarian yang produktif sekaligus mampu mengangkat
kualitas hidup mereka.
52
Banyak sekali masyarakat Indonesia, meskipun jumlahnya tidak diketahui secara pasti, yang tinggal di dalam atau di pinggir hutan atau hidupnya bergantung
pada hutan.
53
Pada pertengahan tahun 2000, Departemen Kehutanan melaporkan bahwa 30 juta penduduk secara langsung mengandalkan hidupnya pada sektor
kehutanan meskipun tingkat ketergantungannya tidak didefenisikan. Sebagian besar masyarakat ini hidup dengan berbagai strategi ekonomi portofolio
tradisional, yakni menggabungkan perladangan padi berpindah dan tanaman pangan lainnya dengan memancing, berburu, menebang dan menjual kayu, dan
mengumpulkan hasil-hasil hutan nonkayu seperti rotan, madu, dan resin untuk
50
Abdul Muis Yusuf dan Mohammad Taufik Makarao, Hukum Kehutanan Di Indonesia, Rineka Cipta: Jakarta, 2011, Halaman 220.
51
Alwan, Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku Illegal Logging Berdasarkan Asas Strict Liability, Ratu Jaya: Medan, 2009, Halaman 26.
52
Ibid, Halaman 25.
53
FWIGFW, Loc.cit.
Universitas Sumatera Utara
61
digunakan dan dijual. Budidaya tanaman perkebunan seperti kopi dan karet juga merupakan sumber pendapatan yang penting. Salah satu hasil hutan nonkayu yang
paling berharga adalah rotan. Indonesia mendominasi perdagangan rotan dunia, dengan pasokan yang melimpah dari rotan liar dan hasil budidaya yang mencapai
80 sampai 90 persen dari pasokan rotan di seluruh dunia. Jutaan orang juga menggunakan tumbuh-tumbuhan hutan yang diketahui khasiatnya untuk
pengobatan.
54
Wilayah di dalam dan sekitar hutan menjadi wilayah yang sarat dengan aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya. Banyak masyarakat yang hidup di dalam
dan sekitar hutan menggantungkan hidupnya dari sumberdaya hutan. Hasil analisis Brown 2004 mengestimasi berapa banyak orang yang tinggal di hutan
negara dan berapa banyak yang miskin di Indonesia. Penduduk pedesaan yang tinggal di lahan hutan negara sebanyak 48,8 juta orang dan 9,5 juta orang
diantaranya adalah masyarakat miskin. Kebijakan pemerintah yang mendukung perusahaan membuat masyarakat tidak punya ruang kelola sehingga tingkat
kesejahteraan rakyat rendah. Didukung kurangnya perhatian perusahaan terhadap kesejahteraan masyarakat lokal, kompensasi yang tidak memuaskan, atau janji-
janji yang tidak ditepati membuat masyarakat semakin menggantungkan hidupnya dari sumberdaya hutan. Akses masyarakat yang dibatasi setelah masuknya
perusahaan memaksa masyarakat untuk merambah hutan untuk melangsungkan hidupnya. Secara langsung terjadi pemiskinan masyarakat lingkar hutan yang
aksesnya terhadap sumberdaya hutan dibatasi oleh kehadiran perusahaan.
54
Ibid
Universitas Sumatera Utara
62
Semakin banyak orang yang menggantungkan hidupnya terhadap hutan, maka akan semakin banyak pula yang merambah hutan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Memperhatikan kesejahteraan masyarakat lingkar hutan perlu dilakukan untuk mengurangi deforestasi. Kemiskinan yang dialami masyarakat
lingkar hutan, ketergantungan hidupnya terhadap hutan, cenderung tinggi.
55
Fungsi sosial budaya dari hutan dapat dilihat dengan adanya keterkaitan antara hutan dengan masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar hutan, baik
dalam hubungannya sebagai sumber mata pencaharian, hubungan religius, hubungan adat dan sebagainya. Kemiskinan masyarakat desa sekitar hutan yang
awalnya disebabkan oleh kebijakan struktural pemerintah, ke depan dapat disebabkan oleh keterbatasan sumber alam yang sudah tidak bisa berproduksi
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Oleh karenanya diperlukan suatu upaya pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui upaya rehabilitasi sumber daya hutan dan lahan.
56
B. Faktor Pendidikan Dan Pengetahuan Masyarakat