120
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Peraturan pidana yang dibuat pada suatu masa harus sesuai dengan kebutuhan akan penegakannya pada masa itu, akan tetapi ketika kejahatan itu sendiri telah
berkembang maka peraturan pidana itu tidak lagi sesuai dengan kebutuhan penegakannya terhadap kejahatan, sehingga diperlukan perubahan dan
penyesuaian dengan kondisi pada masa sekarang. Upaya pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan
sangat dibutuhkan untuk memberi perlindungan terhadap hutan. Diperlukan pengaturan yang mengatur upaya
yang harus dilakukan dalam perlindungan hutan. Undang-undang yang
mengatur upaya perlindungan terhadap hutan adalah sebagai berikut : a. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang kehutanan
b. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Perusakan Hutan, dan
c. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Perusakan Hutan.
2. Perusakan hutan terjadi disebabkan oleh beragam faktor. Perusakan terjadi karena akibat dari perbuatan manusia. Faktor yang paling mempengaruhi
perusakan hutan adalah sebagai berikut : a. Faktor ekonomi masyarakat
b. Faktor pendidikan dan pengetahuan masyarakat c. Faktor pengawas kehutanan, dan
Universitas Sumatera Utara
121
d. Faktor penegakan hukum pidana terhadap pelaku perusakan hutan
3. Kebijakan hukum pidana dalam rangka penanggulangan perusakan hutan yaitu kebijakan penal dan kebijakan non penal.
a. Kebijakan Penal Dua masalah sentral dalam kebijakan kriminal dengan menggunakan sarana
penal hukum pidana ialah masalah penentuan perbuatan apa yang seharusnya dijadikan tindak pidana, dan sanksi apa yang sebaiknya
digunakan atau dikenakan kepada si pelanggar. b. Dan kebijakan non penal yang dilakukan dalam penanggulangan perusakan
hutan yaitu upaya preventif yaitu seperti : 1 Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah
2 Peran serta masyarakat 3 Pendidikan dan latihan kehutanan serta penyuluhan kehutanan
4 Dan kerja sama internasional
B. Saran