Permasalahan yang akan dibahas adalah bagaimana membuat suatu perencanaan Produksi agar dapat memenuhi jumlah permintaan pasar.
1.3. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari terlalu meluasnya masalah dan adanya penyimpangan dalam pengambilan kesimpulan, perlu adanya batasan-batasan untuk menyelesaikan permasalahan,
yaitu:
a. Data yang diambil adalah periode Januari 2010 sampai dengan Desember 2010.
b. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode
goal programming
.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat suatu optimasi perencanaan sehingga didapat hasil produksi dan keuntungan yang maksimal.
1.6. Metode Penelitian
Penelitian ini dibuat berdasarkan studi kasus pada UKM Wira
Bakery
dengan langkah- langkah sebagai berikut:
a. Observasi ke tempat penelitian dan memahami informasi dari teori yang berkaitan
dengan topik penelitian. b.
Pengambilan data tentang bahan baku, proses produksi, biaya produksi, upah tenaga kerja dan data-data yang berhubungan dengan penelitian.
c. Pengolahan data dengan menggunakan formulasi
goal programming.
d. Analisis data tentang aspek-aspek yang terkait dengan optimasi keuntungan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Manajemen Produksi
Manajemen produksi adalah kegiatan untuk mengadakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, untuk mengelola secara optimal, faktor- faktor produksi atau
sumber daya manusia, mesin dan bahan baku yang tersedia.
2.2. Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi
P roduction Planning
adalah salah satu dari berbagai macam bentuk perencanaan yaitu suatu kegiatan pendahuluan atas proses produksi yang akan dilaksanakan
dalam usaha
untuk mencapai
tujuan yang
diinginkan perusahaan.
Perencanaan produksi
sangat erat
kaitannya dengan
pengendalian persediaan
sehingga sebagian besar perusahaan manufaktur menempatkan fungsi perencanaan dan pengendalian persediaan dalam satu kesatuan.
Perencanaan produksi juga dapat diartikan sebagai perencanaan tentang jenis dan jumlah produk yang akan diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan dalam satu
periode yang akan datang.
2.2.1. Tujuan Perencanaan Produksi
Adapun tujuan perencanaan produksi adalah sebagai berikut: a. Menetapkan kebutuhan produksi dan tingkat persediaan pada saat tertentu.
Universitas Sumatera Utara
b. Memonitor tingkat persediaan, membandingkannya dengan rencana persediaan dan melakukan revisi rencana produksi pada saat yang ditentukan.
c. Membuat jadwal produksi, penugasan serta pembebanan mesin dan tenaga kerja yang terperinci.
d. Stabilisasi produk dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan
demand
.
2.2.2. Karekteristik perencanaan produksi
Adapun karekteristik perencanaan produksi adalah sebagai berikut: Pengendalian produksi
Pengendalian produksi dilakukan dengan tujuan mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang direncanakan, baik mengenai jumlah, kualitas, harga maupun waktunya.
Menurut Agus Ahyari 1992, hal:29 pengendalian produksi bila ditinjau secara terperinci maka akan dapat dilihat ciri-ciri masing-masing, antara lain sebagai berikut:
a. Pengendalian proses produksi
Pengendalian produksi ini akan menyangkut beberapa masalah tentang perencanaan dan pengawasan dari proses produksi dari suatu perusahaan. Mengenai jenis produk
dan jumlah produk yang akan diproduksi pada suatu periode yang akan datang.
b. Pengendalian bahan baku Bahan baku merupakan unsur yang sangat penting dalam perencanaan produksi.
c. Pengendalian tenaga kerja d. Pengendalian kualitas
e. Pengendalian pemeliharaan peralatan
2.3. Produksi optimal Produksi optimal atau
Economi Production Quantity
EPQ adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan.
Metode EPQ menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut: a. Barang yang diproduksi tingkat produksi yang lebih besar dan tingkat permintaan.
b. Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
Universitas Sumatera Utara
c. Selama produksi, pembesaran tingkat persediaan kurang dari EPQ karena penggunaan selama pemenuhan.
Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan
Set up Cost
dan biaya penyimpanan
Carring Cost
yang dikeluarkan jumlahnya minimum, artinya tingkat produksi optimal akan memberikan total biaya persediaan atau
total inventary cost
minimum,tetapi apabila besarnya biaya persiapan
Set up cost
dan biaya penyimpanan
carring cost
yang dikeluarkan jumlahnya maksimum maka metode ini kurang tepat digunakan.
2.3.1. Faktor –faktor yang mempengaruhi produksi optimal
Faktor-faktor yang membatasi produksi optimal adalah sebagai berikut: 1. Bahan dasarbaku
Bahan dasar merupakan salah satu faktor pembatas terpenting dalam menentukan jumlah barang yang akan diproduksi.
2. Kapasitas mesin Kapasitas mesin jumlah output maksimum yang dihasilkan oleh suatu fasilitas
selama periodeselang waktu tertentu, biasnya dinyatakan dalam unit produk yang dihasilkan persatuan waktu. Mesin juga merupakan bagian yang terpenting yang
tidak dapat di pisahkan dari sebuah proses produksi. Untuk itu perlu kiranya melakukan perawatan terhadap mesin-mesin yang digunakan.
3. Tenaga kerja Jumlah tenaga kerja sangat erat kaitannya dengan kelancaran proses produksi,
sebab tenaga kerja ini secara langsung akan melaksanakan kegiatan produksi. Jika jumlah tenaga kerja dalam suatu perusahaan menutupi dalam suatu proses
produksi, maka proses produksi akan terbatas atau bisa juga kualitas barang yang dihasilkan tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan.
4. Modaldana Modal merupakan sumber utama dalam proses produksi.
Modal dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Modal aktif yaitu kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
b. Modal pasif yaitu sumber –sumber dari mana dana diperoleh.
5. Permintaan pasar Permintaan pasar terhadap suatu produk adalah volume total yang akan dibeli oleh
kelompok pelanggan tertentu di wilayah geografis tertentu, pada periode waktu tertentu, dilingkungan pemasaran tertentu dan dengan program pemasaran tertentu.
Untuk itu perusahaan perlu membuat suatu peramalan penjualan yaitu tingkat penjualan perusahaan yang diharapkan yakni dihitung berdasarkan rencana
pemasaran dipilih dan lingkungan pemasaran yang diasumsikan.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Penjadwalan Produksi Penjadwalan produksi merupakan pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi. Penjadwalan
mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan ataupun tenaga kerja bagi suatu kegiatan operasi dan menentukan waktu untuk pelaksanaan kegiatan operasi. Dalam
pengambilan keputusan, penjadwalan merupakan langkah terakhir sebelum dimulainya operasi. Tujuan penjadwalan itu adalah untuk meminimalkan waktu proses dan penggunaan
yang efisien dari fasilitas, tenaga kerja dan peralatan.
Penjadwalan didefinisikan sebagai pengaturan waktu dari suatu kegiatan yang
mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan atau tenaga kerja bagi suatu kegiatan operasi dan menentukan urutan pelaksanaan kegiatan operasi. Penjadwalan juga dapat
diartikan sebagai proses pengalokasian sumber-sumber guna melaksanakan sekumpulan tugas dalam jangka waktu tertentu.
2.5. Analisis Biaya dan Laba
Perilaku biaya adalah bagaimana biaya itu memberikan reaksi terhadap tingkat aktivitas perusahaan. Berdasarkan perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume
kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi 3 tiga golongan, yaitu: biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel
.
a. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran perubahan volume
kegiatan tertentu. b.
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya variabel perunit konstan tetap dengan adanya
perubahan volume kegiatan. c.
Biaya semi variabel adalah biaya yang memiliki unsur tetap dan variabel di dalamnya. Unsur biaya yang tetap merupakan jumlah biaya minimum untuk menyediakan jasa,
sedangkan unsur variabel merupakan bagian dari biaya semi variabel yang dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan.
2.5.1. Pola Perilaku Biaya Menurut Mulyadi 1993, Perubahan biaya total sebagai akibat dari perubahan volume
kegiatan perusahaan dibagi menjadi 3 tiga macam pola yaitu:
1. Jumlahnya tetap, meskipun volume kegiatan berubah biaya tetap
2. Jumlah berubah secara proposional dengan perubahan volume kegiatan
biaya variabel 3.
Jumlah berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan biaya semi variabel
Ada dua pendekatan dalam memperkirakan fungsi biaya, yaitu: a.
Pendekatan historis
historical approach
, yaitu: - Metode titik tertinggi dan terendah
- Metode biaya berjaga - Metode kuadrat terkecil
Universitas Sumatera Utara
b. Pendekatan analitis
analytical approach
Pendekatan analitis ditentukan dengan cara kerjasama diantara orang-orang teknik dengan staf penyusun anggaran untuk mengadakan penyelidikan
terhadap tiap-tiap fungsi kegiatan atau pekerjaan guna menentukan pentingnya fungsi tersebut, metode pekerjaan yang lebih efisien dan jumlah biaya yang
bersangkutan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut pada berbagai tingkat kegiatan.
2.6. Peramalan