Standarisasi Ujian Nasional KERANGKA TEORI

1.5. KERANGKA TEORI

Teori adalah serangkaian konsep, defenisi dan konstruksi definisi dan preposisi yang menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan merumuskan konsep. Kerangka teori merupakan landasan pemikiran untuk melaksanakan penelitian dan teori digunakan untuk menjelaskan fenomena sosial yang menjadi obyek penelitian. Singarimbun, 1995:37. Berdasarkan rumusan diatas maka, penulis akan mengemukakan beberapa teori, pendapat, ataupun gagasan yang akan dijadikan sebagai titik tolak atau landasan berfikir dalam penelitian ini.

1.5.1. Standarisasi Ujian Nasional

1.5.1.1.Standarisasi Di dalam Surat Keputusan Gubernur tentang tugas dan fungsi Dinas Pendidikan Sumatera Utara, standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan sebagai patokan dalam melakukan sesuatu kegiatan. Jadi, standarisasi adalah kriteri minimal untuk mengukur sesuatu. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa standar adalah ukuran tertentu yang dijadikan sebagai patokan; sesuatu yang dianggap memiliki nilai tetapbaku. Dan yang dimaksud dengan standarisasi adalah pembakuan, penstandaran, penyesuaian bentuk ukuran, kualitas, dsb dengan pedoman standar yang telah ditetapkan. Mutu memang memerlukan suatu standar yang berlaku secara nasional demi upaya pencapaian “high standar”. Standar tidak saja dibutuhkan untuk melakukan pemetaan mutu pendidikan, tetapi juga penting bagi stakeholder pendidikan untuk memperoleh gambaran Universitas Sumatera Utara yang jelas tentang posisi relatif individu peserta didik dalam populasinya. Standar tersebut dapat membantu pemerintah daerah untuk mengetahui posisi relatifnya terhadap capaian di tingkat nasional. 1.5.1.2.Ujian Nasional Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 34 tahun 2007 tentang Ujian Nasional Tahun Pelajaran 20072008, pasal 1 ayat 1, bahwa ujian nasional UN adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dalam pasal 2 disebutkan bahwa ujian nasional bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran yang ditentukan dari kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam rangka pencapaian standar nasional pendidikan. Di dalam pasal 3 dikatakan bahwa hasil ujian nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk: a. Pemetaan mutu satuan danatau program pendidikan; b. Seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; c. Penentuan kelulusan peserta didik dari program danatau satuan pendidikan; d. Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pedidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Dalam pasal 4 diutarakan mengenai persyaratan mengikuti UN, yaitu: 1. Setiap peserta didik yang belajar pada tahun akhir SMP, MTs, SMPLB, SMA, MA, SMALB, dan SMK berhak mengikuti UN. 2. Untuk mengikuti UN, peserta didik harus memehuhi persyaratan: a. Memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar pada satuan pendidikan mulai semester I tahun pertama hingga semester I tahun terakhir; dan b. Memiliki ijazah atau surat keterangan lain yang setara, atau berpenghargaan sama dengan ijazah dari satuan pendidikan yang setingkat lebih rendah, atau memiliki bukti kenaikan kelas dari kelas III ke kelas IV untuk siswa Universitas Sumatera Utara Kulliyatul-Mu’alimin Al-Islamiyah KMITarbiyatul-Mu’alimin Al- Islamiyah TMI yang pindah ke SMA, MA, dan SMK. 3. Peserta didik yang karena alasan tertentu dan disertai bukti yang sah tidak dapat mengikuti UN di satuan pendidikan yang bersangkutan, dapat mengikuti UN di satuan pendidikan lain pada jenjang dan jenis yang sama. 4. Peserta didik yang karena alasan tertentu dan disertai bukti yang sah tidak dapat mengikuti UN utama dapat mengikuti UN susulan. 5. Peserta didik yang belum lulus UN berhak mengikuti UN pada tahun berikutnya. Dari data diatas dapat diketehui bahwa UN susulan hanya diberikan pada peserta didik yang kebetulan berhalangan sehingga tidak dapat mengikuti UN pada jadwal yang telah ditetapkan dengan memberikan bukti yang sah. Dan UN susulan tersebut dilaksanakan satu minggu setelah UN utama. Sedangkan bagi peserta UN yang gagal tidak ada UN susulan, tapi dapat mengikuti UN pada tahun berikutnya.. Dalam pasal 15 Permendiknas RI No. 34 tahun 2007 tentang UN dinyatakan bahwa: 1. Peserta UN dinyatakan lulus jika memenuhi standar kelulusan UN sebagai berikut: a. Memiliki nilai rata-rata minimal 5,25 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan tidak ada nilai dibawah 4,25 dan khusus untuk SMK, nilai mata pelajaran Kompetensi Keahlian Kejuruan minimun 7,00 dan digunakan untuk menghitung rata-rata UN; atau b. Memiliki nilai minimal 4,00 pada salah satu mata pelajaran dan nilai mata pelajaran lainnya minimal 6,00, dan khusus untuk SMK, nilai mata pelajaran Kompetensi Keahlian Kejuruan minimum 7,00 dan digunakan untuk menghitung rata-rata UN. 2. Pemerintah daerah danatau satuan pendidikan dapat menetapkan batas kelulusan di atas nilai sebagaimana dimaksud pada ayat 1. 3. Peserta UN diberi Surat Keputusan Ujian Hasil Ujian Nasional SKHUN yang diterbitkan oleh sekolahmadrasah penyelenggara. Selain itu diatur juga mengenai ketentuan tindakan pelanggaran yang dilakukan oleh individu, kelompok, danatau lembaga yang berkaitan dalam penyelenggaraan UN, yang diatur dalam pasal 17, sebagai berikut: 1. Perorangan, kelompok, danatau lembaga yang terlibat dalam penyelenggaraan UN wajib menjaga kerahasiaan, kejujuran, keamanan, dan kelancaran penyelenggaraan UN. Universitas Sumatera Utara 2. Perorangan, kelompok, danatau lembaga yang melakukan pelanggaran atau penyimpangan dalam penyelenggaraan UN dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 3. Peserta didik yang terbukti melakukan kecurangan dalam mengerjakan soal UN dinyatakan gagal dalam UN oleh satuan pendidikan penyelenggara UN, duta besar RI, bupatiwalikota, gubernur, Kepala BSNP, atau Menteri. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa Standarisasi Ujian Nasional berarti pembakuan kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peseta didik secara nasional untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah dalam rangka pencapaian standar nasional pendidikan.

1.5.2. Implementasi Kebijakan Publik