Wawancara dengan Kepala Sub Seksi Pengawasan dan Pengendalian Program.

mata pelajaran yang lagi tren. Dan kegiatan itu sampai saat ini masih terus dilakukan. Kita juga ada melakukan pelatihan kepada para guru-guru dan kegiatan ini dibiayai oleh Pemko Medan. Selama tahun 2007 ini masih beberapa sekolah saja yang ikut melakukan kegiatan itu. Dan ditargetkan tahun depan semua sekolah, baik negeri maupun swasta, harus sudah melakukannya, karena ini merupakan program nasional.” Dari jawaban diatas dapat diketahui bahwa Pemerintah Kota Medan telah membuat strategi untuk meningkatkan kualitas guru yang merupakan tuntutan dalam peningkatan kualitas pendidikan, diantaranya melalui program MGMP dan pelatihan guru-guru. Program ini memang belum berjalan merata ke setiap guru-guru, akan tetapi Pemerintah akan terus berusaha agar kegiatan tersebut dapat terus berjalan dan melibatkan seluruh guru-guru yang ada di Kota Medan.

b. Wawancara dengan Kepala Sub Seksi Pengawasan dan Pengendalian Program.

Wawancara kedua yang dilakukan penulis adalah kepada Kepala Sub Seksi Pengawasan dan Pengendalian Program, dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang mendalam mengenai program-program yang direncanakan dan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kota Medan dalam rangka penyelenggaraan ujian nasional dan peningkatan kualitas pendidikan di Kota Medan. Berikut ini adalah pertanyaan yang diajukan oleh penulis kepada Bpk. Serasih Ginting, S.H. selaku Kepala Sub Seksi Pengawasan dan Pengendalian Program, yaitu program apa saja yang sedang direncanakan oleh Dinas Pendidikan Kota Medan berkaitan dengan penyelenggaraan UN? Dan Beliau menjawab: “Kalau program mengenai penyelenggaraan UN ini yang akan kita siapkan, antara lain: a. Penetapan sub rayon. Pelaksanaan UN ini dibagi berdasarkan sub rayon yang diberlakukan bagi seluruh sekolah negeri. Maksudnya yaitu sekolah Universitas Sumatera Utara negeri dibagi atau terdiri atas beberapa anggota. Tujuannya ialah untuk mempermudah kelancaran proses pengiriman surat-suratdokumen- dokumen ke sekolah-sekolah pelaksana ujian. b. Pengesahan surat keputusan SK. Surat keputusan yang berstrata di kota, yakni mengenai panitia penyelenggarapelaksana ujian ditingkat Kota Medan. Dan data ini sedang dalam proses. c. Meminta data dari Kepala Sekolah dari tiap-tiap sekolah yang ada di Kota Medan mengenai jumlah peserta UN itu sendiri.” Dari jawaban diatas dapat diketahui bahwa pihak Dinas Pendidikan Kota Medan hanya melakukan upaya-upaya yang bersifat pengaturan agar pelaksanaan UN itu nantinya dapat berjalan lancar. Berbagai upaya dilakukan untuk meminimalis permasalahan yang mungkin timbul pada saat UN berlangsung. Kemudian penulis mengajukan pertanyaan tambahan kepada Beliau, yaitu apakah masih ada program yang belum berjalan atau terhambat pelaksanaannya mengenai UN? Dan Beliau menjawab: “Kalau untuk UN semua program telah dilaksanakan. Mulai dari dana telah disiapkan, soal-soal ujian, termasuk juga ijazah, semuanya telah dipersiapkan baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Hanya saja pendistribusiannya agak terlambat ini karena kita menunggu pengiriman dari pusat.” Maka dapat diketahui bahwa pemerintah sudah mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan ujian nasional itu. Hanya saja ada masalah mengenai pendistribusiannya, itu dikarenakan keterlambatan pengiriman dari pusat sebab seluruh daerah di Indonesia melaksanakan program yang sama. Mengingat jawaban-jawaban yang diutarakan sebelumnya merupakan program dari pusat, maka tambahan lagi yang diberikan penulis adalah apakah ada program khusus yang dibuat oleh Dinas Pendidikan Kota Medan sendiri tentang UN? Jawaban Beliau: “Tidak ada. Karena UN ini bersifat nasional, jadi segala kuputusan berasal dari ataspusat. Kita tidak bisa membuat kebijakan sendiri karena sudah ada panduannya sendiri dari pusat.” Universitas Sumatera Utara Dengan demikian dapat diketahui bahwa masalah UN ini sifatnya sentralistik. Segala sesuatu yang berkaitan tentang UN telah diatur oleh Pemerintah Pusat. Pemerintah Daerah hanya meneruskan sesuai dengan panduan yang ada. Itu berarti tidak ada istilah otonomi pendidikan untuk UN ini. Pertanyaan selanjutnya yang diberikan kepada Bpk. Serasih Ginting, S.H. yaitu program yang dibuat dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di Kota Medan. Lalu Beliau menjawab: “Program untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Medan ini baru kita bisa buat kebijakan sendiri, dan yang telah kami rumuskan, yaitu: menyediakan tenaga pendidik yang profesional, pengadaan media pendidikan, peningkatan mutu siswa. Strategi yang dilakukan antara lain melakukan program olympiade mata pelajaran disemua jenjang pendidikan. Kita sudah siapkan hadiah yang menarik bagi siswa-siswa yang berprestasi tersebut. Kita juga ada program pemilihan Kepala Sekolah dan Guru teladan dan berprestasi. Kriteria seleksinya telah disiapkan. Kita akan berikan penghargaan atas prestasi mereka. Selain itu ada beberapa sekoklah yang membuat sistem kuis yang diadakan seminggu sekali oleh tiap-tiap guru bidang studi untuk membuktikan kesungguhan siswanya dalam belajar. Dan tiap-tiap sekolah juga diberi kebebasan untuk membuat suatu program atau kebijakan untuk membangkitkan motivasi belajar para siswanya dan memperbaiki mutu sekolahnya.” Dari jawaban tersebut dapat diketahui bahwa Dinas Pendidikan Kota Medan telah menyusun seperangkat program agar kualitas pendidikan di Kota Medan dapat terus meningkat. Sehingga diharapkan keluaran dari institusi pendidikan di Kota Medan ini benar-benar berkualitas dan siap menhadapai persaingan yang semakin ketat di pasar internasional. Kemudia Beliau menambahkan: “Dan untungnya, sampai sejauh ini Program yang telah direncanakan kami rancang telah dilaksanakan wapaupun hasilnya belum dapat tercapai secara maksimal. Kendalanya yaitu dana. Dana yang disediakan tidak mencukupi untuk menjalankan program pendidikan secara keseluruhan.” Universitas Sumatera Utara Dari jawaban diatas dapat diketahui bahwa pelaksanaan program yang telah dirancang oleh Dinas Pendidikan mengalami hambatan di dana, sehingga hasil yang dicapai pun belum sesuai dengan harapan yang direncanakan. Berdasarkan jawaban diatas penulis memberikan pertanyaan selanjutnya kepada Beliau, yakni apa usaha yang dilakukan Dinas Pendidikan Kota Medan dalam mengatasi permasalahan pendidikan di Kota Medan? Dan Beliau menjawab sebagai berikut: “Masalah yang paling mendasar saat ini adalah dana yang terbatas. Kalau anggaran dana yang dikeluarkan dari APBD untuk pendidikan lebih besar lagi, otomatis seluruh program pendidikan yang direncanakan dan yang telah dilaksanakan akan tercapai secara maksimal pula. Jadi untuk mengatasi masalah tersebut kami mengurangi volume dana pada setiap pos pendidikan, tetapi tetap melihat pada prioritasnya. Dengan begitu program yang telah dirancang tetap dapat terlaksana walaupun dengan dana yang terbatas. Saat ini kami sedang mengagendakan untuk mengajukan permohonan peningkatan persentase anggaran pendidikan. Mudah-mudahan segera mendapat realisasi dari yang diatas.” Dari jawaban diatas terlihat bahwa masalah utama yang dihadapi oleh Dinas Pendidikan Kota Medan adalah dana. Dan sepertinya dana tetap menjadi masalah klasik yang belum dapat terselesaikan sampai saat ini. Pemerintah tetap berusaha agar seluruh program pendidikan terselesaikan dengan baik.

c. Wawancara dengan Kepala Sub Dinas Pendidikan Menengah Umum dan