Dari jawaban diatas dapat diketahui bahwa pelaksanaan program yang telah dirancang oleh Dinas Pendidikan mengalami hambatan di dana, sehingga hasil yang dicapai
pun belum sesuai dengan harapan yang direncanakan. Berdasarkan jawaban diatas penulis memberikan pertanyaan selanjutnya kepada
Beliau, yakni apa usaha yang dilakukan Dinas Pendidikan Kota Medan dalam mengatasi permasalahan pendidikan di Kota Medan? Dan Beliau menjawab sebagai berikut:
“Masalah yang paling mendasar saat ini adalah dana yang terbatas. Kalau anggaran dana yang dikeluarkan dari APBD untuk pendidikan lebih besar lagi,
otomatis seluruh program pendidikan yang direncanakan dan yang telah dilaksanakan akan tercapai secara maksimal pula. Jadi untuk mengatasi masalah
tersebut kami mengurangi volume dana pada setiap pos pendidikan, tetapi tetap melihat pada prioritasnya. Dengan begitu program yang telah dirancang tetap
dapat terlaksana walaupun dengan dana yang terbatas. Saat ini kami sedang mengagendakan untuk mengajukan permohonan peningkatan persentase anggaran
pendidikan. Mudah-mudahan segera mendapat realisasi dari yang diatas.”
Dari jawaban diatas terlihat bahwa masalah utama yang dihadapi oleh Dinas Pendidikan Kota Medan adalah dana. Dan sepertinya dana tetap menjadi masalah klasik
yang belum dapat terselesaikan sampai saat ini. Pemerintah tetap berusaha agar seluruh program pendidikan terselesaikan dengan baik.
c. Wawancara dengan Kepala Sub Dinas Pendidikan Menengah Umum dan
Kejuruan.
Wawancara ketiga dilakukan dengan Kepala Sub Dinas Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan, Bpk. Drs. Zulkarnaen Lubis, M.Sc. dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi yang lebih mendalam lagi mengenai kebijakan Pemko Medan tentang pelaksanaan UN di tingkat SMU.
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini adalah pertanyaan pertama yang diajukan penulis kepada informan yang bersangkutan, yaitu bagaimana pelaksanaan UN di tingkat SMU selama ini? Beliau
menjawab: “Tidak ada masalah sama sekali. Peserta UN tingkat SMU di Kota Medan cukup
siap dalam menghadapi ujian tersebut. Pada awal program ini diimplementasikan memang ada sedikit masalah ketidaksiapan siswa, guru, dan orang tua. Tapi lama-
kelamaan masalah tersebut dapat teratasi, hingga saat ini semuanya baik-baik saja.”
Jawaban diatas sama dengan jawaban yang diutarakan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota
Medan, bahwa pelaksanaan UN di Kota Medan berjalan dengan lancar. Konflik yang timbul pada tahap awal implementasi kebijakan tersebut pada saat ini telah dapat diatasi
dengan baik. Penulis melanjutkan pertanyaan kedua kepada informan, yakni bagaimana
kebijakan Pemerintah Kota Medan mengenai kurikulum pelajaran? Dan Beliau menjawab: “Mengenai kurikulum sepenuhnya diserahkan kepada tiap-tiap sekolah. Kita
memberikan kebebasan kepada sekolah untuk menentukan sendiri kurikulumnya. Karena pada dasarnya walaupun penerbitnya berbeda tapi isimateri studinya
sama saja. Tinggal saja tergantung kepada tenaga pendidiknya bagaimana cara penyampaiannya kepada siswa. Oleh sebab itu profesionalisme sangat dituntut saat
ini.”
Dari jawaban diatas dapat diketahui bahwa pemerintah memberikan otoritas penuh kepada
tiap-tiap sekolah untuk menentukan kurikulum yang hendak dipakai, karena pada dasarnya materi pelajarannya sama. Oleh karena itu, guru-guru harus dapat menyampaikan materi
pelajaran tersebut kepada peserta didik dengan jelas dan benar. Itu berarti jenis dan sumber buku yang dipakai di tiap-tiap sekolah yang ada di Kota Medan banyak yang berbeda.
Demikianlah wawancara yang telah dilakukan oleh penulis kepada para key informan yang berada di Kantor Dinas Pendidikan di Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
d. Wawancara dengan informan biasa.