Ruang Lingkup Dinas Pendidikan Kota Medan. Kondisi Umum Pendidikan Kota Medan.

Untuk mewujudkan visi dan misi Kota Medan dalam bidang pendidikan serta visi dan misi Dinas Pendidikan Kota Medan, maka faktor-faktor yang menjadi kunci keberhasilan adalah sebagai berikut: 1. Dana beasiswa untuk siswa yang kurangtidak mampu harus tersedia dengan jumlah yang ideal. 2. Sarana dan prasarana pendidikan harus ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitas. 3. Terbentuk dan terbinanya kerjasama yang baik antar lembaga, badan, organisasi, dan dunia usahainstansi yang terkait dengan bidang pendidikan. 4. Terbentuk dan terbinanya organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan. 5. Adanya partisipasi masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan. 6. Terpenuhinya kesejahteraan tenaga kependidikan yang mencukupi. 7. Pemberian penghargaan dan hukuman reward dan punishment yang seimbang bagi tenaga kependidikan. 8. Penerapan disiplin dan peraturan yang tegas dan konsisten.

3.2.5. Ruang Lingkup Dinas Pendidikan Kota Medan.

1. Sekolah yang menjadi tanggungjawab Dinas Pendidikan Kota Medan. • TK Negeri : 2 sekolah • TK Swasta : 288 sekolah • SD Negeri : 403 sekolah • SD Swasta : 400 sekolah • SMP Negeri : 45 sekolah Universitas Sumatera Utara • SMP Swasta : 300 sekolah • SMA Negeri : 21 sekolah • SMA Swasta : 176 sekolah • SMK Negeri : 12 sekolah • SMK Swasta : 122 sekolah 2. Ruang Lingkup Renstra. a. Penataan Sistem KelembagaanOrganisasi • Pemberdayaan Komite Sekolah • Pemberdayaan Majelis Pendidikan Kejuruan Daerah. • Penataan sistem rekruitmen Kepala Sekolah • Pembentukan Jaringan Informasi Pendidikan b. Peningkatan Mutu Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia; • Seleksi dan Pelatihan Kepala Sekolah • Pemberdayaan KKG, MKKS, MGMP, dan KKPS. • Menetapkan standar pelayanan minimal sekolah. • Peningkatan Intensitas pengawasan dan teknis supervise. • Peningkatan penyelenggaraan program D2 dan D3 ke jenjang S1 dan S2. • Pelatihan metodologi pembelajaran. • Peningkatan pembinaan kesiswaan. • Penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda bagi SMK • Peningkatan peran SMK menjadi Community College dan PPKT. • Perintisan SMK berstandar Nasional dan Internasional. Universitas Sumatera Utara • Peningkatan APK dan APM penuntasan Wajar 9 tahun. • Pemberian bantuan beasiswa. c. Perluasan dan Pemerataan Memperoleh Kesempatan Pendidikan. • Pemberian beasiswa untuk siswa yang kurangtidak mampu. • Pemerataan guru dan regrouping lembaga sekolah dasar. • Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan. • Rehabilitas sekolah. • Peningkatan produktivitas dan komoditas unggul • Pemberdayaan program PLS. d. Pola Anggaran . • Peningkatan peran masyarakat dalam pembiayaan pendidikan • Peningkatan jumlah anggaran pendidikan dari pemerintah. e. Kesejahteraan Guru dan Pegawai. • Pengadaan dan peningkatan mutu koperasi. • Pengadaan dan peningkatan mutu Unit Produksi di SMK. • Pengadaan insentif guru.

3.2.6. Kondisi Umum Pendidikan Kota Medan.

Pendidikan merupakan milik semua bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan yang mampu memperbaiki kesejahteraan masyarakat atau penduduk baik secara perorangan maupun sebagai kelompok. Oleh sebab itu aspek-aspek kependudukan, dinamika penduduk yang ditemui dalam masyarakat yang berhubungan dengan Universitas Sumatera Utara permasalahan pendidikan harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan perencanaan pembangunan pendidikan. Jumlah sarana pendidikan tingkat TKRA di kota Medan pada tahun 2004 sebanyak 241 2 sekolah negeri dan 239 sekolah swasta dengan daya tampung diperkirakan mencapai 21.303 siswa. Namun demikian, oleh karena jumlah anak usia dini di Kota Medan diperkirakan mencapai 117.725 orang dalam tahun 2004, maka daya tampung sarana pendidikan yang ada masih relatif kecil jika dibandingkan dengan banyaknya anak usia dini yang membutuhkan pendidikan ditingkat TKRA. Jumlah penduduk kota Medan usia 7-12 tahun saat ini mencapai 237.795 orang. Sedangkan jumlah siswa SDMI yang tersebar di 838 SDMI dan 6.238 kelas, mencapai 267.283 siswa, dengan ratio rata-rata 319 siswasekolah atau 34 siswakelas. Masalah lain dibidang pendidikan dasar adalah terjadinya penurunan kondisi fisik fasilitas pendidikan. Diperkirakan sebanyak 1.205 ruangan kelas 19,32 rusak ringan, dan 642 ruangan 10 rusak berat. Sementara masih terbatasnya anggaran yang dapat dialokasikan, setiap tahunnya hanya dapat dilakukan rehabilitasi terhadap 30 sd 50 ruangan kelas, oleh karena itu masih diperlukan dukungan luas masyarakat. Masyarakat peduli pendidikan lewat Komite Sekolah dan bentuk partisipasi masyarakat lainnya, dalam rehabilitasi sarana fisik pendidikan. Untuk tingkat SMPMTS tahun ajaran 2004, APK = 100,61 dan APM = 74,83, dengan jumlah SMP Negeri sebanyak 45 sekolah, SMP Swasta sebanyak 293 sekolah, MTs Negeri sebanyak 3 sekolah, MTs Swasta sebanyak 64 sekolah, dengan jumlah keseluruhan sebanyak 405 unit sekolah, dan jumlah siswa mencapai 131.067 siswa. Masalah utama pada jenjang pendidikan ini adalah tingkat kelayakan mengajar, yang bila mengacu pada Universitas Sumatera Utara indikator nasional maka dari 9.622 guru SMPMTs yang tersedia, yang layak mengajar hanya 69,06 dan yang tidak layak ada sebanyak 30,94. Indikator nasional pendidikan guru SMPMTs minimal D-3. Adapun kualifikasi guru SMPMTs menurut tingkat pendidikan sebagai berikut: 1. D-2 = 10,93 2. D-2 = 5.24 3. D-3 = 18.15 non keguruan kejuruan 4. S-1 = 64,90 non keguruan kejuruan 5. S-1 = 0.78 Untuk tingkat SMUMASMK tahun ajaran 2004, APK = 91,12, APM = 66,46 dari 359 sekolah yang terdiri dari 21 SMU Negeri, 172 SMU Swasta, 12 SMK Negeri, 126 SMK Swasta, 3 MAN, dan 25 MAS. Bila dibandingkan dengan jumlah SMU yang ada, maka setiap tahun ajaran muncul kendala berupa kekurangan daya tampung siswa, sehingga kebijaksanaan sekolah dengan menambah kelas baru, dimana biaya pembangunannya dibebankan kepada orang tua siswa. Kendala lainnya adalah manajemen sekolah yang kualitas pengelolaannya masih relatif rendah. Masalah penyelenggaraan pendidikan lainnya yang masih dirasakan adalah masyarakat miskin menilai bahwa pendidikan terlalu mahal. Oleh karena itu bagi masyarakat kelas menengah kebawah pendidikan belum menjadi pilihan investasi. Meskipun SPP secara resmi telah dihapuskan oleh Pemerintah, tetapi kenyataannya masyarakat kerap harus membayar iuran sekolah. Pengeluaran lain diluar iuran sekolah seperti pembelian buku, alat tulis, seragam, uang transport, dan uang saku menjadi faktor penghambat bagi masyarakat miskin untuk menyekolahkan anaknya. Universitas Sumatera Utara

3.2.7. Kondisi Yang Diinginkan dan Proyeksi ke Depan.