Pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini

tentang Sistem Pendidikan Nasional, Indonesia telah memiliki pijakan yang lebih kuat untuk melaksanakan Pendidikan Anak Usia Dini Depdiknas-UPI, 2004

E. Pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini

Layanan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia hingga saat ini baru menjangkau jumlah sasaran yang masih kecil, terlebih lagi bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus. Dengan kata lain, secara kuantitas Layanan Pendidikan Anak Usia Dini di Negara kita masih sangat terbatas. Dalam segi kualitas, kondisinya lebih parah lagi. Dengan demikian, hak anak untuk tumbuh dan berkembang, untuk dilindungi dan untuk difasilitasi tampaknya belum memadai dan belum merefleksikan pemenuhan tuntutan undang-undang serta berbagai peraturan dan kebijakan yang menanganinya. Kondisi Pendidikan Anak Usia Dini yang masih sarat dengan berbagai permasalahan dan tantangan diatas disebabkan oleh keterbatasan kapasitas yang kita miliki dan belum maksimalnya pendayagunaan berbagai potensi yang ada. Misalnya, pada pihak pemerintah telah banyak kebijakan dan program yang ditetapkan dan program yang berkaitan dengan pelayanan perkembangan anak usia dini. Namun masih kurang mantap dan terkoordinasi dalam implementasinya. Akibatnya, berbagai program pelayanan Pendidikan Anak Usia Dini tidak berdampak maksimal terhadap peningkatan kualitas perkembangan anak. Temuan Tim Peneliti PAUD, 1998 Menurut Hasil Perumusan Seminar dan Lokakarya Nasional Pendidikan Anak Usia Dini Tanggal 10-12 September 2004 di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia, secara umum ada sejumlah prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini : Universitas Sumatera Utara 1. Holistik dan terpadu Pendidikan Anak Usia Dini dilakukan dengan terarah ke pengembangan segenap aspek pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak serta dilaksanakan secara terintegrasi dalam suatu kesatuan program utuh dan proporsional. Secara makro, prinsip holistik dan terpadu ini juga mengandung makna bahwa penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini dilakukan secara terintegrasi dengan sistem sosial yang ada di masyarakat sesuai dengan tanggung jawab dan kewenangannya. Dalam hal ini perlu ada keselarasan antara pendidikan yang dilakukan dalam berbagai unit pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat. 2. Berbasis Keilmuan Prinsip ini mengandung arti bahwa praktek Pendidikan Anak Usia Dini yang tepat perlu dikembangkan berdasarkan temuan-temuan mutakhir dalam bidang keilmuan yang relevan. Dalam hal ini, Pendidikan Anak Usia Dini perlu senantiasa menyebarluaskan temuan-temuan ilmiahnya di bidang Pendidikan Anak Usia Dina sehingga dapat diaplikasikan oleh para praktisi Pendidikan Anak Usia Dini baik oleh tenaga professional di lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini maupun oleh tenaga-tenaga non-profesional di masyarakat dan keluarga. 3. Berorientasi pada perkembangan anak Pendidikan Anak Usia Dini dilaksanakan sesuai dengan karakteristik dan tingkat perkembangan anak sehingga proses pendidikannya bersifat tidak terstruktur, informal, dan peka terhadap perbedaan individual anak, serta melalui aktivitas langsung dalam suasana bermain. Universitas Sumatera Utara 4. Berorientasi masyarakat Anak adalah bagian dari masyarakat dan sekaligus sebagai generasi penerus dari masyarakat yang bersangkutan. Dengan demikian, Pendidikan Anak Usia Dini hendaknya berlandaskan dan sekaligus turut mengembangkan nilai-nilai sosio-kultural yang berkembang pada masyarakat yang bersangkutan. Lebih lanjut, prinsip ini juga mempersyaratkan perlunya Pendidikan Anak Usia Dini untuk memanfaatkan potensi lokal baik itu berupa keragaman sosial-budaya maupun berupa sumber-sumber daya potensial yang ada di masyarakat setempat.Depdiknas-UPI, 2004 Secara kelembagaan, pendidikan anak usia dini diselenggarakan melalui tiga jalur, yakni jalur pendidikan formal seperti Taman Kanak-kanak , jalur pendidikan non formal seperti Kelompok Bermain dan Tempat PengasuhanPenitipan Anak , jalur pendidikan informal dalam keluarga dan masyarakat. Namun dari ketiga jalur pendidikan tersebut penulis akan memfokuskan pada jalur pendidikan yang ketiga yaitu jalur informal, dimana peran Petani Perempuan yang menjadi fokus penelitian ini. Universitas Sumatera Utara

F. Konsep Pemikiran