Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian keanekaragaman Plankton dan keterkaitannya dengan kualitas perairan Muara Sungai Asahan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Plankton yang didapatkan terdiri dari 5 kelas fitoplankton yang tergolong dalam 33 famili dan 57 genus dan 7 kelas zooplankton yang tergolong dalam 10 famili dan 19 genus. 2. Total kelimpahan plankton tertinggi berdasarkan stasiun terdapat pada stasiun 3 dengan nilai 93142,857 individul dan terendah pada stasiun 1 dengan nilai 19102,041 individul. 3. Total kelimpahan plankton tertinggi berdasarkan kedalaman terdapat pada kedalaman 1,5 meter dengan nilai 74081,633 individul dan terendah pada kedalaman 0 meter dengan nilai 28081,633 individul. 4. Indeks keanekaragaman tertinggi terdapat pada stasiun 3 sebesar 2,92 dan terendah terdapat pada stasiun 1 sebesar 2,48 dan indeks keseragaman tertinggi terdapat pada stasiun 1 sebesar 0,84 dan terendah terdapat pada stasiun 3 sebesar 0,78. 5. Tidak terdapat perbedaan yang nyata kelimpahan plankton antar stasiun namun berbeda nyata antar kedalaman. 6. Faktor fisik-kimia perairan menunjukkan bahwa suhu, penetrasi cahaya, intensitas cahaya, TDS, pH, salinitas, DO, dan fosfat berkorelasi positif Universitas Sumatera Utara searah terhadap nilai indeks keanekaragaman plankton. Sedangkan TSS, BOD 5, COD dan nitrat berkorelasi negatif berlawanan. Berdasarkan koefisien korelasi hubungan antara faktor fisik-kimia terutama fosfat berkorelasi sangat kuat 0,999 dengan nilai indeks keanekaragaman plankton. 7. Berdasarkan nilai indeks keanekaragaman plankton, bahwa muara Sungai Asahan termasuk kategori tercemar sedang.

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian selanjutnya berdasarkan perbedaan musim antara musim hujan dan musim kemarau dan berdasarkan pasang-surut untuk melihat bagaimana persebaran kelimpahan plankton berdasarkan musim, dan pasang-surut. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Afiati, N., Susilo, Y. S. B., Lumbantobing, Y., dan Susiati, H. 2008. Rona Awal Plankton di Perairan Tapak PLTN Mura. Abstrak. www.batan.go.idppenweb202008rona.pdf Agusnar, H. 2007. Kimia Lingkungan. USU Press. Medan. Akrimi dan Subroto, G. 2002. Teknik Pengamatan Kualitas Air dan Plankton. Di Reservat Danau Arang-Arang Jambi. Buletin Teknik Pertanian. 7: 2-5. www.pustaka- deptan.go.idpublikasiabstractbt72025.pdf Alaerts, G dan Sumestri. S. 1987. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional, Surabaya. Arinardi, 1995. Kisaran Kelimpahan dan Komposisi Plankton Predominan di Sekitar Pulau Sumatera. LIPI, Jakarta. Astirin, O. P., Setyawan, A. D., dan Harini, M. 2002. Keragaman Plankton Sebagai Indikator Kualitas Sungai di Kota Surakarta. Jurusan Biologi FMIPA Surakarta. 557126. Biodiversitas. 3: 236-241 www.unsjournals.com.DD0302pdfD030205.pdf Azwar, E. 2001. Pengaruh Aktivitas Pabrik Semen Andalas Terhada Kelimpahan, Diversitas dan Produktivitas Plankton di Perairan Pantai Lhokn Kabupaten Aceh Besar. Fakultas FMIPA UNSYAH. Barners, M. K., Colombus,S. H., Hulliday,N. C dan Pingree, R. D. 2009. Disribution of Plankton and Hydrography in Relation to Great Sole, Cockburn and Little Sole Banks. Journal of the Marine Biological Association of the United Kingdom. 89: 11-18. http:proquest.umi.compqdweb?index=0did1647378041SrchMode. Barus, T. A. 1996. Metode Ekologis Untuk Menilai Kualitas Suatu Perairan Lotik. Fakultas MIPA USU Medan. _________ 2001. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Sungai dan Danau. Fakultas MIPA USU Medan. _________ 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Daratan. USU Press, 2004. Medan. Basmi, J. 1992. Ekologi Pankton. Fakultas Perikanan IPB, Bogor. Universitas Sumatera Utara ________1995. Panktologi: Organisme Penyusun Plankton, Klassifikasi dan Terminologi Hubungan Antara Fitoplankton dan Zooplankton, Siklus Produksi Umumnya di Perairan. Fakultas Perikanan IPB, Bogor Bold, H. C. dan Wayne, M. J. 1985. Introduction to The Algae. Second Edition, Prentice Hal, Inc, Englewood Cliffs, New Jersey 07632, USA. Caraco, N., Tamse, A., Boutros, O dan Valiela, I. 1978. Nutrient Limitation of Phytoplankton Growth in Brack, Fish Coastal Ponds. Canadian Journal Fish Aquatic Science. Diakses Mei 2010. Connel, W. D. dan Miller, G. J. 1995. Kimia dan Ekotoksitologi Pencemaran. Penerbit Universitas Indonesia. Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta ________ 2004. Pengelolaan SDA Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Edisi Revisi. Penerbit PT Pradnya Paramita. Darmono, 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. UI Press. Jakarta. Dianthani, D. 2003. Identifikasi Jenis Plankton di Perairan Muara Badak, Kalimantan Timur. Makalah Falsafah Sains PPs 702 Program Pasca Sarjana S3 Institut Pertanian Bogor. Posted Mei 2003 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Kebudayaan,1994. Analisa Kimia dari Air Limbah Industri. Laporan Pelaksanaan Kursus Analisa Limbah Industri Angkatan II Staf Akademik PTN Indonesia Bagian Timur 7-17 Juli 1994. Edmonson, W. T. 1963. Fresh Water Biologi. Second Edition. Jhon Wiley dan Sons,Inc.New York. Edward, 1995. Kualitas Perairan Waisarisa dan Sumber Daya Perikanan. Jurnal Pusat Studi Lingkungan Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia. 15: 4-7. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta, Penerbit Kanisius. Efrieldi, 1999. Sebaran Spasial Karakteristik Sedimen dan Kualitas Air Muara Sungai Bantan Tengah, Bengkalis Kaitannya Dengan Budidaya KJA Keramba Jaring Apung. Jurnal Natur Indonesia, Unri. 11: 85-88. www.unri.ac.ad.jurnalnaturvol214.pdf Ewise, J. Y. 1990. Pengantar Ekologi Tropika. Penerbit ITB, Bandung. Universitas Sumatera Utara Fahrul, M. F., Haeruman, H., dan Sitepu, L. C. 2005 Komunitas Fitoplankton Sebagai Bio-Indikator Kualitas Perairan Teluk Jakarta. Seminar Nasional MIPA 2005, Universitas Indonesia. Depok. Email: Melatihotmail.com.melatitrisakti.ac.id. Fortner, R. W dan Jenkins, D. B. 1978. Simulated Sampling of Estuary Plankton. Copyright © 2009 Heldref Publications. 46: 26 http:proqueat.umi.compqdweb?index=0did=1647378041SrchMode Haerlina, E. 1987. Komposisi dan Distribusi Vertikal Darian Fitoplankton Pada Siang dan Malam Hari di Perairan Pantai Bojonegoro, Teluk Banten. Fakultas Perikanan, IPB Bogor. Heddy, S. dan Kurniati. M. 1996. Prinsip-prinsip Dasar Ekologi. PT. Raja Grapindo Persada, Jakarta. Hutauruk, S. 1984. Komposisi dan Kelimpahan Fitoplankton Serta Produktivitas Primer di Sungai Anakan Cilacap, Jawa Tengah Fakultas Perikanan IPB, Bogor. Hutabarat, S dan Evans, M. S. 1986. Kunci Identifikasi Plankton. UI Press. Jakarta. Hayanto. S, Irawan. B dan Soedarti. T. 2008. Teori dan Praktek Ekologi. Penerbit Airlangga University Press. Isnansetyo, A., dan Kurniastuty. 1995. Teknik Kultur Phytoplankton dan Zooplankton. Penerbit Kaninus, Yogyakarta. Kendeigh, S. C. 1980. Ecology With Special Reference to Animals and Man. Prentice Hall of India, New Delhi. Kimbal, J. W. 1999. Biologi. Penerbit Erlangga, Jakarta. Krebs, C. J. 1985. Experimental Analysis of Distribution of Abudance. Third Edition. Harper Row Publisher, New York. Kristanto, P. 2002. Ekologi Industri, Yogyakarta. Penerbit Andi. Marshall, H. G. 1985. Phytoplankton Assesment of the Duplin Riper, Georgia Costanea. Michael, P. 1984. Metode Ekologi untuk Penelitian Lapangan dan Laboratorium. Penerjemah:Yanti R, Koestoer. UI Press Jakarta. Universitas Sumatera Utara Muksin.,I.K. 2008. Keanekaragaman Jenis Plankton di Danau Bayan Buleleng Bali. Universitas Udayana, Abstrak. Website: ejournal.unud.ac.id.abstrakplangton.pdf Nurdahlanti, L. 2008. Struktur Komunitas. FMIPA Unuversitas Indonesia 2008 Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekat Ekologis Penerjemah H. Muhammad Eidman, PT. Gramedia. Jakarta. Odum, E. P. 1994. Dasar-dasar Ekologi. Penerjemah: Tjahjono Samingan, Edisi Ketiga, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Pennak, R. W. 1978. The Freshwater Invertebrates of the United States. New York Jhon Wiley dan Sons. Pitt, K. A., Welsh, D. T dan Condon, R .H. Influence of Jellyfish Blooms on Carbon, Nitrogen and Phosphorus Cycling and Plankton Produktion. Hydrobiologia. 616: 133-137. Purnomo, K., Kantamiharja, E. S. dan Sunarno,T. D. 2004. Pengaruh Pencemaran Das Way Seputih di Lampung Tengah Terhadap Sumber Daya Perikanan. Jurnal Ilmu-Ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan, 2: 13-16. Raimond, J. E. G. 1963. Plankton and Productivity in the Osean. Mc. Millan Co. New York. Sabo, E., Roy. D., Hamilton. P. B., Hehanussa.P. E., McNeely. R dan Haffner.G.D. 2008. The Plankton Community of Lake Matano: Factors regulating Plankton Composition and Relative Abundance in an Ancient,Tropical Lake of Indonesia. Hydrobiologia. 615: 225-229. http:proquest.umi.compqdweb?index=0did=1896403851SrchMode Sanusi, H.2004. Karakteristik Kimiawi dan Kesuburan Perairan Teluk Pelabuhan Ratu pada Musim Barat dan Timur. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. Departemen Sumber Daya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB-Bogor. Sarwono, 2006. Metode Penelitian Kualitatif Mengenal Analisis Korelasi. diakses Mei 2010. Sastrawijaya, A. T. 1991. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta, Jakartaa. Soemarwoto, O. 2001. Atur Diri Sendiri. Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup. Gadjah Mada University Press. Soeriaatmadja, R. E. 1977. Ilmu Lingkungan Hidup. Penerbit: ITB Bandung Universitas Sumatera Utara Sokal, R. R. dan James. F. 1992. Pengantar Biostatistik, Edisi 2. Yogyakarta. Gadjah Mada, University Press. Streble, H, dan Krauter, D. 1988. Das Leben Im Wassertropfen. Germani: Franckh’sche Verlagshandlung, W. Keller Co. Sugiyono 2005. Analisis Statistik Korelasi Sederhana. diakses Mei 2010. Suin, N. M, 2002 Metoda Ekologi. Penerbit:Universitas Andalas. Padang. Thoha, H. 2003. Pengaruh Musim terhadap Plankton di Perairan Riau Kepulauan dan Sekitarnya. Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta, Indonesia. Makara Sains. 7: 59-61. E. mail: ahwgandadnet.net.id. _________2007. Kelimpahan Plankton di Ekosistem Perairan Teluk Gilimanuk, Taman Nasional, Bali Barat. Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta, Indonesia. Makara Sains. 11: 44-48. Wardhana, W. A. 1994. Dampak Pencemaran Lingkungan. Edisi Revisi, Penerbit Andi Yogykarta. Zar, J. H. 1999. Biostatistical Analysis. Prentice Hall. Inc. New. Jersey. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen DO Sampel Air 1 ml MnSO 4 Lampiran 2. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur BOD 5 Dihitung volume Na 2 S 2 O 3 yang terpakai = nilai DO akhir 1 ml H 2 SO 4 ditambahkan 5 tetes amilum 1 ml KOH – KI dikocok didiamkan Sampel Dengan Endapan PutihCoklat didiamkan dikocok Larutan Sampel Berwarna Coklat diambil sebanyak 100 ml ditetesi Na 2 S 2 O 3 0,0125 N Sampel Berwarna Kuning Pucat Sampel Berwarna Biru dititrasi dengan Na 2 S 2 O 3 0,0125 N Sampel Bening Suin, 2002 Hasil Universitas Sumatera Utara dihitung nilai DO akhir diinkubasi selama 5 hari pada temperatur 20°C dihitung nilai DO awal DO Awal DO Akhir Sampel Air Sampel Air Sampel Air Keterangan :  Penghitungan nilai DO awal dan DO akhir sama dengan penghitungan Nilai DO  Nilai BOD = Nilai awal – Nilai DO akhir Suin, 2002 Universitas Sumatera Utara Lampiran 3. Bagan Kerja Pengukuran COD dengan Metode Refluks 10 ml sampel air dimasukkan ke dalam erlenmeyer ditambah 5 ml K 2 Cr 2 O 7 dan 0,2 gr HgSO dimasukkan 2 batu didih ditambah 5 ml H 2 SO 4 p direfluks selama 45 menit dibiarkan sampai dingin dan dilepas dari rangkaian k i ditambah 30 ml akuades diteteskan indikator feroin dititrasi dengan Ferro Amonium Sulfat 0,025 N dicatat volume peniternya Hasil Merah Kecoklatan Suin, 2002 Universitas Sumatera Utara Lampiran 4. Bagan Kerja Pengukuran Kadar Organik Substrat Dikeringkan dalam oven 45 Ԩ Dihaluskandigerus dengan lumpang Dikeringkan dalam oven 45 Ԩ selama 1 jam Ditimbang sebanyak 5 gram Dibakar di dalam tungku pembakar pada suhu 600 Ԩ selama 3 jam 100 gram substrat dasar Berat konstan tanah 5 gram tanah Dihomogenkan Substrat dasar pada titik pengamatan Universitas Sumatera Utara Abu Hasil Barus, 2004 Universitas Sumatera Utara Lampiran 5. Bagan Kerja Pengukuran Kandungan Nitrat NO 3 Larutan Larutan Hasil 5 ml H 2 SO 4 75 Didinginkan Diukur dengan spektrofotometer pada λ = 410 nm Dipanaskan selama 25 menit 4 tetes Brucine Sulfat Sulfanic Acid 1 ml NaCl dengan pipet volum 5 ml sampel air Michael, 1984 ; Suin, 2002 Universitas Sumatera Utara Lampian 6. Bagan Kerja Analisis Fosfat PO 4 Larutan Diukur dengan spektrofotometer pada λ = 880 nm Dibiarkan selama 20 menit 1 ml Amstrong Reagen 1 ml Ascorbic Acid Hasil 5 ml sampel air Michael, 1984 ; Suin2002 Universitas Sumatera Utara Lampiran 7. Peta Lokasi Penelitian Stasiun 1 Daerah Mangrove 02 ; 59’ ; 30,2” LU dan 99 ; 51’ ; 43,7” BT Stasiun 2 Daerah Pemukiman dan Pelabuhan 03 ; 01’; 20,8” LU dan 99 ; 51’; 37,6” BT Stasiun 3 Daerah Muara 03 ; 03’; 33,8” LU dan 99 ; 51’; 22,3” BT Universitas Sumatera Utara Lampiran 8. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Lampiran 9. Data mentah Plankton No Stasiun 1,2 dan 3 Stasiun 1,2 dan 3 Stasiun 1,2 dan 3 Taksa 0 m 0 m 0 m 0,5 m 1,2 m 1,5 m 0,5 m 1,2 m 1,5 m Universitas Sumatera Utara U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3 U1 U2 U3 FITOPLANKTON I Bacillariophyceae A Achnanthaceae 1 Achnanthes 2 2 1 B Biddulphiaceae 2 Biddulphia 2 2 3 1 7 3 46 19 3 9 2 25 15 17 3 Triceratium 3 1 1 2 C Chaetoceraceae 4 Chaetoceros 1 4 5 15 19 1 6 1 1 7 9 1 15 38 40 3 3 37 9 14 29 45 48 D Corethronaceae 5 Thalassiosira 26 10 5 17 6 E Coscinodiscaceae 6 Actinocyclus 1 7 Arachnoidiscus 1 8 Coscinodiscus 1 4 7 20 18 20 30 21 14 8 28 30 10 30 61 42 11 11 16 66 13 44 54 47 28 9 Stephanodiscus 2 F Cymbellaceae 10 Cymbella 1 1 G Epithemaceae 11 Denticula 1 3 H Fragilariaceae 12 Asterionella 1 2 6 9 2 1 1 18 20 5 2 6 23 5 5 13 Diatoma 4 2 14 Fragilaria 1 5 15 Plagiogramma 2 16 Tabellaria 1 4 1 2 17 Thalassionema 6 2 13 20 10 10 2 4 7 4 6 55 19 36 1 3 15 19 21 53 18 Thalassiothrix 5 4 14 17 2 13 3 1 3 7 13 2 10 68 4 5 15 22 3 26 43 85 I Naviculaceae 19 Amphiprora 2 1 20 Cocconeis 4 21 Diatomella 1 22 Diploneis 1 23 Gyrogsima 1 24 Navicula 2 1 3 1 2 1 2 3 1 25 Pinnularia 2 26 Pleurosigma 3 5 1 1 6 12 2 1 3 2 9 2 11 16 27 1 1 1 30 5 32 28 35 J Nitzschiaceae 27 Amphora 3 2 7 3 1 5 28 Bellerochea 2 29 Ditylum 2 30 Nitzchia 1 6 7 1 10 1 5 K Rhizosoleniaceae 31 Rhizosolenia 7 1 1 2 7 1 12 4 2 4 L Skeletonemaceae 32 Skeletonema 13 5 5 1 5 19 22 M Surirellaceae 33 Surirella 1 1 II Chlorophyceae O Cladophoraceae 34 Rizoclonium 1 2 5 P Desmidiaceae 35 Closterium 2 2 2 1 5 7 36 Staurastrum 1 37 Penium 1 Q Halosphaeraceae 38 Dislephanus 4 2 12 2 5 2 6 11 7 11 5 2 12 22 40 R Hydrodictyaceae 39 Pediastrum 1 2 S Mesotaeniaceae 40 Cylindrocystis 2 T Microsporaceae 41 Microspora 1 U Oocystaceae Universitas Sumatera Utara 42 Chadotella 2 43 Closteriopsis 1 4 44 Tetraedron 1 3 V Protococcaceae 45 Protococcus 1 2 W Scenedesmaceae 46 Scenedesmus 2 1 X Schizogoniaceae 47 Schizogonium 1 2 2 2 2 5 2 1 2 6 Y Sphaeropleaceae 48 Sphaeroplea 1 6 2 2 1 7 2 2 16 Z Ulothrichascaceae 49 Binuclearia 1 1 50 Ulothrix 2 3 4 1 3 10 16 3 6 4 8 A’ Zygnemataceae 51 Spyrogira 2 III Chrysophyceae B’ Chrysocapsaceae 52 Phaeoplaca 6 3 9 3 2 2 4 C’ Malmonadaceae 53 Chrysosphaerella 1 4 1 9 2 IV Myxophyceae D’ Oscilatoriaceae 54 Oscilatoria 1 V Xanthophyceae E’ Chlorosaccaceae 55 Chlorobotrys 13 20 F’ Pleurochloridaceae 56 Goniochloris 2 5 1 G’ Tribonemataceae 57 Tribonema 2 ZOOPLANKTON VI Ciliophora H’ Lichomolgidae 1 Pachysoma 1 I’ Rhabdonellidae 2 Rhabdonella 2 VII Cladocera J’ Bosminidae 3 Bosmina 6 3 VIII Copepoda K’ Calanoidae 4 Nauplius 1 1 3 2 2 11 1 5 5 3 2 4 1 4 IX Crustaceae L’ Acartiidae 5 Acartia 2 1 5 3 16 25 4 18 18 3 21 12 8 2 9 M’ Cyclopidae 6 Cyclops 2 4 6 8 20 16 10 8 14 11 7 Diacyclops 11 10 6 7 7 12 5 8 Eucyclops 3 14 5 7 46 3 46 10 6 33 62 9 Macrocyclops 3 23 13 10 Megacyclops 2 14 2 4 6 2 4 8 11 Merocyclops 2 12 Paracyclops 4 4 2 3 2 37 16 17 N’ Diaptomidae 13 Diaptomus 1 12 12 8 14 Eudiaptomus 6 8 11 7 15 22 10 29 1 3 26 15 4 X Monogononta O’ Brachionidae 15 Brachionus 4 4 16 Keratella 1 3 1 2 X1 Ostracoda P’ Cypridae 17 Cyclocypris 2 Universitas Sumatera Utara XII Rhizopoda Q’ Microgromidae 18 Acanthocystis 2 19 Rhaphidiophrys 2 Universitas Sumatera Utara Lampiran 10 . Contoh Perhitungan K, KR, FK, H, E dan IS a. Kelimpahan Plankton K Biddulphia pada Stasiun 1 K= l ind. W 0.0196 PV = l ind. 25 x 0.0196 60 x 1 = 122,449 indl

b. Kelimpahan Relatif KF Biddulphia pada Stasiun 1