BUMD sebenarnya juga merupakan salah satu potensi sumber keuangan bagi daerah yang perlu terus ditingkatkan guna mendukung pelaksanaan otonomi
daerah . Besarnya kontribusi laba BUMD dalam Pendapatan Asli Daerah dapat menjadi indikator kuat dan lemahnya BUMD dalam suatu daerah.
d Lain-lain PAD yang sah Menurut Yani 2008 : 74, “Lain-lain PAD yang sah merupakan
penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan”.
Kewenangan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan kebijakannya sebagai daerah otonomi sangat dipengaruhi oleh kemampuan daerah tersebut
dalam menghasilkan pendapatan daerah. Semakin besar Pendapatan Asli Daerah yang diterima, maka semakin besar pula kewenangan pemerintah daerah tersebut
dalam melaksanakan kebijakannya. Dalam rangka melaksanakan wewenang sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, maka daerah harus
melakukan maksimalisasi Pendapatan Asli Daerah. Maksimalisasi Pendapatan Asli Daerah dalam pengertian bahwa keleluasaan yang dimiliki oleh daerah dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah maupun untuk menggali sumber-sumber penerimaan yang baru.
4. Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah
Menurut Halim 2007:232, “Kemandirian Keuangan Daerah otonomi fiskal menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai sendiri
kegiatan pemerintah, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan
Universitas Sumatera Utara
daerah.” Dalam pelaksanaan otonomi daerah, setiap daerah kabupatenkota ditekankan pada kemampuannya dalam membiayai sendiri segala kegiatan
daerahnya. Dimana pembiayaan itu diperoleh dari Pendapatan Asli Daerah masing-masing. Maka menjadi suatu tugas yang sangat penting bagi masing-
masing PemkabPemko untuk menggali sumber keuangan daerahnya agar dapat menghasilkan Pendapatan Asli Daerah PAD dalam jumlah yang maksimum
guna menanggulangi semua aktivitas ataupun kegiatan pada setiap daerah, sehingga tingkat ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat
dalam pembiayaan daerahnya semakin kecil. Dengan semakin kecilnya tingkat ketergantungan tersebut, maka suatu daerah dapat dikatakan mandiri.
Menurut Halim 2007:234, “Rasio efektivitas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan Pendapatan Asli Daerah
yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah”, dengan rumus:
Realisasi Penerimaan PAD Efektivitas = X 100
Target Penerimaan PAD
Menurut Mahsun 2006 : 191, “Efektivitas hasil guna adalah suatu keberhasilan suatu organisasi dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan,” Efektivitas juga menggambarkan tingkat kinerja pemerintah daerah
dalam merealisasikan anggaran yang tersusun dalam APBD agar mencapai target yang diharapkan atau bahkan melebihi target yang ada. Sebagaimana disebutkan
dalam Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006, “Kinerja adalah hasil
Universitas Sumatera Utara
keluaranhasil kegiatanprogram yang hendak atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas terukur.”
5. Dana Perimbangan