Pelaksanaan Komunikasi Antara Pimpinan Dengan Karyawan Pada Balai Pelatihan Kesehatan.

informal hal-hal yang dibicarakan bersifat umum namun kadangkala mereka juga membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan situasi kerja yang ada di dalam organisasinya. Komunikasi informal hadir bersama komuniksai formal, tapi dapat melewati tingkatan hirarki, memotong garis vertikal dari rantai komando untuk menghubungi siapa pun secara virtual dalam organisasi.

G. Pelaksanaan Komunikasi Antara Pimpinan Dengan Karyawan Pada Balai Pelatihan Kesehatan.

Sesuai dengan teori yang telah dikemukakan, di dalam Balai pelatihan kesehatan Propinsi Sumatera Utara tentulah berlangsung komunikasi ke bawah, ke atas, horizontal, dan diagonal. Pada komunikasi ke bawah kita akan melihat Kepala BAPELKES merupakan sumber awal pesan, sebagai top manajer beliaulah yang menetapkan kebijakan-kebijakan dan perintah-perintah, dimana kebijakan-kebijakan dan perintah-perintah itu harus sampai ke karyawan yang paling bawah karena dialah pelaksana akhir perintah itu. Sebaliknya karyawan tersebut akan mengirimkan pesan berupa feed back, feed back itu berupa pelaksana atas perintah yang diberikan atasan kepadanya, feed back itu perlu sampai kepada Kepala BAPELKES dan diiturunkan kepada Widyaiswara dan seterusnya. Dengan demikian terjadilah proses komunikasi ke atas dan kebawah. Dalam peristilahan lain komunikasi ke bawah dan komunikasi ke atas disebut juga komunikasi vertikal. Universitas Sumatera Utara

1. Komunikasi Dari Atas Ke Bawah Top Downward Communication

Komunikasi dari atas ke bawah merupakan aliran komunikasi dari pimpinan ke bawahan. Aliran komunikasi dari atas ke bawah tersebut umumnya terkait dengan tanggung jawab dan kewenangannya dalam suatu organisasi. Dimana komunikasi dari atas ke bawah biasanya berupa penyampaian informasi yang memiliki tujuan untuk mengarahkan, mengkoordinasikan, memotivasi, pelatihan kerja, evaluasi, perintah dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada di level bawah. Oleh karena itu, bentuk pengarahan perintah, instruksi maupun prosedur untuk dijalankan para bawahannya maka penyampaiannya harus sederhana, tidak bertele-tele, dan mudah dipahami. Komunikasi dari atas ke bawah dapat berbentuk lisan maupun tulisan. Pada Balai Pelatihan Kesehatan Propinsi Sumatera Utara proses penyampaian pesan dari atasan ke bawahan dilakukan secara lisan dan tulisan yaitu melalui rapat, surat edaran dan perintah langsung. Contoh komunikasi dari atasan ke bawahan pada Balai Pelatihan Kesehatan sehubungan dengan diadakannya diklat dan seminar secepatnya maka, Kepala Pimpinan membuat surat edaran kepada semua unit bahwa akan di adakan pelatihan maupun seminar dari Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara pada minggu ini. Selain itu contoh komunikasi dari atasan ke bawahan adalah Kepala Bapelkes memberikan perintah kepada kepala bagian keuangan untuk membuat laporan keuangan Balai Pelatihan Kesehatan yang akan digunakan sebagai laporan Universitas Sumatera Utara akhir tahun. Maka dari itu bawahan dalam hal ini kepala bagian keuangan harus mengerjakan perintah pimpinan itu untuk membuat laporan keuangan tersebut.

2. Komunikasi Dari Bawah Ke Atas Bottom Up Upward Communication

Komunikasi dari bawah ke atas dimana bawahan menyampaikan informasi kepada atasan. Bentuk informasi yang disampaikan dapat berupa laporan, pengaduan, dan pengajuan usul. Untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi di dalam suatu organisasi dan untuk pengambilan keputusan secara tepat dan cepat sudah sepantasnya bila pimpinan memperhatikan usulan-usulan yang berasal dari bawahan. Untuk mencapai keberhasilan komunikasi dari bawah ke atas yaitu dengan meningkatkan kepercayaan kepada bawahannya. Pelaksanaan komunikasi dari bawah ke atas pada Balai Pelatihan Kesehatan dilakukan secara lisan dan tulisan dalam bentuk laporan, dan telaah staf Contoh komunikasi dari bawah ke atas pada Bagian Perpustakaan memerlukan internet untuk menunjang pekerjaan, kemudian Bagian Perlengkapan harus melapor keperluan mereka tersebut langsung kepada Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang terkait, lalu Bagian Tata Usaha tersebut melaporkannya kepada Kepala Pimpinan BAPELKES.

3. Komunikasi Horizontal Horizontal Communication

Komunikasi horizontal horizontal communication atau sering juga disebut dengan istilah lateral communication adalah komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajarsederajat dalam organisasi. Universitas Sumatera Utara Tujuan organisasi lateralhorizontal antar lain untuk melakukan persuasi, mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada bagian atau departermen yang memiliki kedudukan yang sejajar. Komunikasi horizontal bersifat koordinatif di antara mereka yang memiliki posisi sederajat, baik dalam suatu departemen maupun di antar beberapa departemen, dimana komunikasi ke samping mampu meningkatkan koordinasi antar bagian, meningkatkan nilai-nilai yang dianut karyawan, meningkatkan kekompakkan karyawan, dan selanjutnya akan meningkatkan kinerja perusahaan atau lembaga secara umum. Komunikasi horizontal di Balai Pelatihan Kesehatan terselenggara dalam berbagai bentuk kegiatan. Pada suatu ketika komunikasi itu terlaksana dalam suatu rapat dimana dilibatkan setiap anggota dari bidang Sub bagian yang terkait, pada kesempatan lain, staf yang memerlukan koordinasi itu mendatangi sejawatnya dan terjadi diskusi dan pertukaran informasi antar mereka. Apabila informasi yang diperlukan tidak terlalu rumit atau kebutuhan sangat mendadak koordinasi dapat dilakukan dengan perangkat telekomunikasi seperti telepon, faximile dan lain-lain. Pada Balai Pelatihan Kesehatan Medan komunikasi horizontal dicontohkan sebagai berikut, misalnya Bagian kasubag Tata Usaha berkoordinasi dengan Bagian Koordinator atau Perencaaan Informasi. Komunikasi horizontal yang terjadi antar sesama karyawan dalam suatu bagian komunikasi antar karyawan ini selain membicarakan masalah perencanaan Program penyelenggaraan pelatihan kesehatan yang akan dilaksanakan Dan pekerjaan tidak jarang juga mereka menjurus kepada kepentingan masalah pribadi Universitas Sumatera Utara terhadap Balai pelatihan, misalnya berupa jaminan kesejahteraan, fasilitas yang mereka terima dan beban pekerjaan yang mereka pikul.

4. Komunikasi Diagonal Diagonal Communication

Komunikasi Diagonal diagonal communications melibatkan komuniksai antar dua level yang berbeda. Bentuk komunikasi diagonal menyimpang dari bentuk komunikasi tradisional yang ada, seperti komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Komunikasi diagonal lebih banyak diterapkan pada dalam suatu organisasi yang berskala besar, manakala terdapat saling ketergantungan diantara bagian atau departemen-departemen yang ada dalam organisasi tersebut. Bentuk komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan diantaranya adalah :  Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat ketimbang bentuk komunikasi tradisional .  Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi. Selain memiliki kelebihan komunikasi ini juga memiliki kekurangan yaitu komunikasi diagonal dapat menggangu komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal. Di samping itu, komunikasi diagonal dalam suatu organisasi besar sulit untuk dikendalikan secara efektif. Contoh pelaksanaan komunikasi diagonal pada Balai Pelatihan Kesehatan Medan adalah sebagai berikut misalnya, antara Diklat Instalansi dengan Bagian Universitas Sumatera Utara Perencanaan Informasi. Dimana Diklat Instalansi memberikan data kepada Kepala Bagian Perencanaan Informasi untuk membuat laporan tahunan.

5. Komunikasi Eksternal

Selain komunikasi yang berlangsung di dalam Balai Pelatihan Kesehatan Propinsi Sumatera Utara juga menjalin komunikasi dengan pihak luar dimana komunikasi ini disebut dengan komunikasi eksternal. Komunikasi eksternal ini terjadi dengan berbagai pihak Balai Pelatihan Kesehatan Wilayah Depatermen Kesehatan Propinsi Sumatera Utara. Serta Kepala Balai Pelatiahan Propinsi Suamatera Utara membantu Kepala Dinas Propinsi Sumatera maupun antar Rumah sakit yaitu RSUP H. Adam Malik Medan dan lembaga-lembaga Pendidikan lainnya.

6. Penggunaan Alat-Alat Komunikasi

Penggunaan alat-alat komunikasi sangat penting di dalam berkomunikasi karena alat-alat komunikasi merupakan media komunikasi yang digunakan bila komunikasi berada di tempat jarak jauh dari komunikator. Alat-alat komunikasi yang diggunakan Balai Pelatihan Kesehatan Propinsi Suamatera Utara anata lain : • Telepon Telepon merupakan media komunikasi lisan yang digunakan untuk komunikasi antar bagian tanpa bertatap muka. Telepon digunakan bila ada masalah penting yang harus segera diselesaikan, tetapi komunikator dan komunikan berada ditempat yang berjauhan. Universitas Sumatera Utara Pimpinan menggunakan telepon, apabila pimpinan ingin menyampaikan suatu perintah atau kebijakan pada saat itu juga kepada bawahannya, sedangkan bawahan berada jauh atau tidak sedang bersama pimpinan, atau pimpinan meminta karyawan untuk segera menemuinya. Penggunaan telepon oleh bawahan seperti apabila bawahan memerlukan suatu keputusan saat itu juga dari pimpinan atas permasalahan yang terjadi di kantor, atau karyawan ingin melaporkan sesuatu yang sangat penting dimana pimpinan harus segera mengetahuinya. • Faximile Faximile adalah pengiriman berita copy salinan jarak jauh. Pesawat faximile merupakan kombinasi dari pesawat telepon dan komputer. • Surat Surat merupakan pemuat berita yang ditulis dalam selembar kertas atau lebih untuk disampaikan kepada orang yang sama dalam kantor dan badan-badan atau instansi-insatansi pemerintah, swasta dan sebagainya yang mempunyai hubungan atau kepentingan denga Balai pelatihan ini. Penggunaan surat lebih sering dilaksanakan untuk pelaksanaan tugas-tugas yang sulit dikomunikasikan secara lisan, dan dengan surat tersebut merupakan bukti atas pelaksanaan suatu pekerjaan seperti surat keterangan, surat masuk, surat keluar, laporan keputusan pekerjaan dan surat-surat lainnya yang berhubungan dengan kegiatan pekerjaan Balai Pelatihan. Komunikasi melalui surat ini menjadi landasan atas pelaksanaan pekerjaan. Universitas Sumatera Utara • Pertemuan Pertemuan yaitu mengundang pihak-pihak atau orang-orang untuk melaksanakan suatu pembicaraan. Dalam pertemuan ini diharapkan agar para pesertanya mampu untuk memberikan masukan-masukan terhadap masalah- masalah yang sedang dibicarakan misalnya melalui rapat. H. Peranan Komunikasi Dalam Usaha Meningkatkan Efisiensi Kerja Pada Balai Pelatihan Kesehatan Propinsi Sumatera Utara. Perusahaaan adalah sebuah organisasi dimana pemilik, pemimpin, staf dan karyawan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Pemilik dan pemimpin perusahaan tentulah mengkomunikasikan keinginan dan kebijaksanaannya kepada staf dan karyawan. Oleh karena itu komunikasi sangat penting dalam manajemen organisasi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, komunikasi mempunyai pesan yang sangat penting peranannya dalam rangka mencapai tujuan suatu perusahaan atau organisasi. Apabila tidak ada komunikasi maka akan terjadi keterlambatan dan kesimpangsiuran dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Suatu pekerjaan dapat dikatakan efisien apabila suatu pekerjaan tersebut dilakukan dengan pengorbanan tertentu dapat memberikan hasil yang semaksimal mungkin di bidang mutu maupun jumlah satuan hasil. Jadi hasil yang maksimal dalam setiap pekerjaan tergantung pada cara kerja yang efisien dimana komunikasi yang efektif sekaligus dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja. Universitas Sumatera Utara Dalam kehidupan bisnis, perusahaan tidak terlepas dari hubungannya dengan pihak internal maupun pihak eksternal. Karena adanya hubungan ini, maka kehidupan perusahaan akan tergantung dari bagimana komunikasi yang terjadi baik komunikasi yang bersifat internal maupun eksternal. Komunikasi tidak dapat diabaikan, dan tidak ada ketentuan bahwa yang satu lebih penting dari yang lain.

1. Komunikasi Internal

Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi di dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dengan demikian komunikasi ini akan mencakup aliran informasi di antara karyawan yang ada dalam perusahaan. Aliran komunikasi internal dapat dibedakan menjadi empat, yaitu aliran ke bawah, aliran ke atas, aliran mendatar dan diagonal. Komunikasi yang telah diterapkan pada Balai Pelatihan Kesehatan Propinsi Sumatera Utara sudah efektif sehingga para karyawan merasa terlindungi oleh pimpinan. Apabila sewaktu-waktu ada masalah yang tidak terpecahkan, maka karyawan dapat bertanya langsung kepada pimpinannya, dan pimpinan akan memberikan penjelasan atau bimbingan sehingga karyawan akan mendapat arahan secara langsung. Selain memberikan perintah-perintah pimpinan juga harus mengusahakan agar setiap karyawan dapat bekerjasama dengan sebaik-baiknya. Demikian juga untuk memecahkan persoalan-persoalan di dalam organisasi. Oleh karena itu, komunikasi yang baik dan harmonis sangat perlu dijaga baik oleh pemimpin maupun oleh karyawan karena komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting untuk mencapai tujuan perusahaan. Universitas Sumatera Utara Pada Balai Pelatihan Kesehatan mempunyai struktur organisasi garis lini dan staf berdasarkan fungsi dimana jenjang, wewenang dan tanggung jawab mengalir dari bawah ke atas dan dari atas ke bawah maksudnya adalah komunikasi yang mengalir dari atas ke bawah dapat berbentuk perintah, instruksi, dan prosedur yang harus dijalankan oleh para bawahan baik secara lisan maupun tulisan diwujudkan melalui rapat, surat edaran dan lain-lain sedangkan komunikasi yang mengalir dari bawah ke atas sebagian besar diwujudkan dalam bentuk laporan baik secara lisan maupun tulisan. Bentuk tertulis misalnya berupa permintaan usulan atau keluhan secara tertulis. Dalam suatu organisasi yang baik hendaknya pada waktu tertentu, para bawahan menyampaikan laporan mengenai pelaksanaan tugas-tugasnya. Dari laporan itu pihak pemimpin dapat mengetahui apakah organisasi atau perusahaan berjalan menuju tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi secara horizontal di antara para karyawan sendiri juga harus dipelihara oleh pemimpin dengan cara mengadakan pertemuan-pertemuan berkala, dimana di dalam pertemuan tersebut akan dibahas kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh masing-masing bagian. Dengan adanya komuniksi yang baik pada Balai Pelatihan Kesehatan maka efisiensi kerja Balai Pelatihan dapat berjalan dengan lancar, karena efisiensi kerja tidak hanya berupa kegiatan hasil tetapi juga meliputi mutu dan kulitas kerja karyawan dan juga dapat meningkatkan prestasi kerja para karyawannya. Universitas Sumatera Utara 2 Komunikasi Eksternal Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang terjadi antara pihak perusahaan dengan pihak luar perusahaan. Selain komunikasi yang berlangsung di dalam, Balai Pelatihan Kesehatan juga menjalin komunikasi ke luar. Komuniasi antara lain dilakukan dengan berbagai pihak luar seperti Kantor Wilayah Depatermen Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, Komunikasi eksternal ini terjadi dengan berbagai pihak. Serta Kepala Balai Pelatihan Propinsi Suamatera Utara membantu Kepala Dinas Propinsi Sumatera maupun antar Rumah sakit yaitu RSUP H. Adam Malik Medan dan lembaga-lembaga Pendidikan lainnya. Komunikasi ke luar bertujuan untuk menjalin hubungan yang baik antara pihak Balai Pelatihan dengan pihak luar. Hal ini diwujudkan melalui telepon, pembicaraan langsung dan pengiriman surat. Universitas Sumatera Utara

BAB III ANALISA DAN EVALUASI