tulisan. Namun ia tidak dapat sepenuhnya menutupi apa yang sedang terjadi pada dirinya karena hal itu tercermin dalam ekspresi wajahnya.
Komunikasi nonverbal penting artinya bagi pengirim dan penerima pesan karena sifatnya yang efisien. Suatu pesan nonverbal dapat disampaikan tanpa
harus berfikir panjang, dan pihak audiens juga dapat menangkap artinya dengan cepat.
Menurut John V. Thil dan Courtland Bovee dalam Excellence In Business Communications komunikasi nonverbal mempunyai enam tujuan yaitu :
1 Menyediakan memberikan informasi.
2 Mengatur alur suatu percakapan.
3 Memberi sifat melengkapi, menentang, atau mengembangkan pesan-pesan
verbal. 4
Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain. 5
Mempermudah tugas-tugas khusus.
E. Faktor Penghambat Dalam Komunikasi
Seringkali dalam proses komunikasi terjadi kegagalan ataupun tidak mendapat sambutan dari pihak lawan. Hal ini bisa timbul karena kurangnya
pengetahuan dan ketrampilan dalam berkomunikasi. Di samping itu peralatan yang digunakan dapat mengakibatkan kegagalan dalam berkomunikasi.
Hambatan-hambatan dalam berkomunikasi adalah : 1
Pesan yang disampaikan kurang baik 2
Perbedaan level
Universitas Sumatera Utara
3 Perbedaan persepsi
4 Kurang perhatian
5 Emosi
Pada Balai Pelatihan Kesehatan Medan ditemukan adanya hambatan dalam berkomunikasi. Hambatan di dalam berkomunikasi itu terjadi pada bentuk
komunikasi verbal yaitu melalui komunikasi tulisan contohnya surat dimana prosesnya cenderung lambat, hal ini terjadi karena faktor pribadi dari karyawan
itu sendiri, seperti proses mengkonsep surat dan mengetik surat yang lambat. Selain itu persetujuan surat dari atasan adakalanya terlambat karena atasan sulit
ditemui misalnya atasan tidak ada ditempat karena rapat hal ini disebabkan karena kesibukan pekerjaan dari atasan itu sendiri.
F. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi dapat didefenisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antar unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu
organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hirearki antar yang satu dengan yang lain dan berfungsi
dalam suatu lingkungan.
Jaringan Komunikasi
Arus informasi perlu diatur supaya penyampaian informasi dapat efektif, untuk itu harus ditentukan adanya jaringan komunikasi yang berkaitan dengan
bagaimana perusahaan menyampaikan informasinya baik di dalam perusahaan maupun keluar perusahaan . Adapun jaringan tersebut dapat melalui :
Universitas Sumatera Utara
1 Saluran Formal
Saluran formal merupakan aliran informasi yang mengikuti rantai komando dalam struktur organisasi. Dengan demikian saluran formal ini dapat
dilihat melalui bagimana struktur organisasi yang ada dalam perusahaan tersebut. Suatu struktur organisasi itu mengambarkan hubungan hirarki di antara bagian-
bagian atau devisi-devisi yang ada dalam perusahaan, komunikasi dapat terjadi secara vertikal, dari atas ke bawah, dari bawah ke atas, dan dapat terjadi secara
horizontal di antara mereka yang mempunyai tingkatan dan posisi yang sama. Di dalam organisasi terdapat empat arah aliran informasi yaitu :
a Komunikasi dari Atas Ke bawah Top Downward Communicatio
Komunikasi dari atas ke bawah top downward communication dalam sebuah organisasi, dimana aliran komunikasi berasal dari manajer ke bawahannya
tersebut. Umumnya terkait dengan tanggung jawab dan kewenangannya dalam suatu organisasi. Seorang manajer yang menggunakan jalur komunikasi ke bawah
memiliki tujuan untuk menyampaikan informasi, merngarahkan, mengkoordinasikan, memotivasi, memimpin, mengevaluasi, dan mengendalikan
berbagai kegiatan yang ada di level bawah. Oleh karena berbentuk perintah, instruksi, maupun prosedur untuk
dijalankan para bawahannya, maka perlu penggunaan satu bahasa yang sama, sederhana, tidak bertele-tele, dan mudah untuk dipahami. Komunikasi
dari atas ke bawah tersebut dapat berbentuk lisan maupun tulisan. Komunikasi secara lisan dapat berupa percakapan biasa, wawancara formal
antara supervisor dengan karyawan, atau dapat juga dalam bentuk
Universitas Sumatera Utara
pertemuan kelompok. Disamping itu komunikasi dari atas ke bawah dapat berbentuk tulisan seperti memo, manual, pelatihan, kotak informasi, surat kabar,
majalah, papan pengumuman, buku petunjuk karyawan, maupun buletin. Menurut Katz dan Kahn dalam Haryani, 2001, komunikasi ke bawah
mempunyai tujuan pokok sebagai berikut : 1.
Untuk memberikan pengarahan atau instruksi kerja tertentu. 2.
Untuk memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan.
3. Untuk memberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional.
4. Untuk memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan.
5. Untuk menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam membentuk
organisasi, menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai. Salah satu kelemahan dalam saluran ini adalah kemungkinan terjadinya
penyaringan ataupun sensor informasi penting yang ditujukan kepada karyawannya. Dengan kata lain, informasi yang diterima para bawahan bisa jadi
tidak selengkapnya.
b Komunikasi Dari Bawah Ke Atas Bottom Up Upward Communication
Dalam struktur organisasi komunikasi dari bawah ke atas bottom up upward communicationmerupakan kebalikan komunikasi dari atas ke bawah
yaitu bawahan menyampaikan informasi kepada atasan. Bentuk informasi yang disampaikan dapat berupa laporan, penyajian dan pengajuan usul.
Untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam organisasi dan mengambil keputusan secara tepat, sudah sepantasnya manajer memperhatikan
Universitas Sumatera Utara
aspirasi dari bawahan. Dengan kata lain, partisipasi bawahan dalam proses pengambilan keputusan akan sangat membantu dalam pencapaian tujuan
organisasi. Untuk mencapai keberhasilan komunikasi dari bawah ke atas manajer
harus benar-benar memiliki rasa percaya kepada para bawahan, kalau tidak informasi sebagus apapun dari bawahan tidak akan bermanfaat baginya, karena
yang muncul adalah rasa curiga atau ketidakpercayaan terhadap informasi tersebut.
Salah satu kelemahan komunikasi dari bawah ke atas adalah adanya penciutan atau distori dimana informasi yang terjadi di bawah disampaikan
kepada atasannya. Kemungkinan bawahan hanya menyampaikan informasi yang baik-baik saja sedangkan informasi yang agak mempunyai kesan negatif atau
tidak disenangi oleh pimpinan cenderung disimpan dan tidak disampaikan. Mengapa demikian? Ini disebabkan karena para bawahan beranggapan bahwa
dengan melaporkan hal-hal yang baik-baik saja dia dapat menjaga atau menyelamatkan posisinya, serta mendapatkan rasa aman dalam suatu organisasi
tersebut. Kalau seseorang bawahan memberikan informasi yang negatif terhadap
bidang yang digelutinya maka kinerja atau prestasi kerja yang ada di bagian atau bidang tersebut jelas tidak baik karena bawahan umumnya tidak ingin prestasi
kerjanya dinilai tidak berhasil atau gagal total, sehingga mereka memilih tidak melaporkan kegagalan tersebut sama sekali.
Universitas Sumatera Utara
c Komunikasi Horizontal Horizontal,Communication
Komunikasi horizontal horizontal communication atau sering juga disebut dengan istilah lateral communication adalah komunikasi yang terjadi
antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajarsederajat dalam organisasi. Tujuan organisasi lateralhorizontal antar lain untuk melakukan persuasi,
mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada bagian atau departermen yang memiliki kedudukan yang sejajar.
Kebanyakan manajer suka melakukan tukar menukar informasi dengan teman-temannya di departemen yang berbeda. Terutama apabila muncul masalah-
masalah khusus dalam suatu organisasi perusahaan. Komunikasi horizontal bersifat koordinatif di antara mereka yang
memiliki posisi sederajat, baik dalam suatu departemen maupun di antar beberapa depatermen, dimana komunikasi ke samping mampu meningkatkan koordinasi
antar bagian, meningkatkan nilai-nilai yang dianut karyawan, meningkatkan kekompakkan karyawan, dan selanjutnya akan meningkatkan kinerja perusahaan
atau lembaga secara umum. Komunikasi secara horizontal memang menjadi penting artinya manakala
masing-masing bagian atau departemen dalam suatu organisasi memiliki tingkat saling ketergantungan yang besar tetapi jika masing-masing bagian dapat bekerja
sendiri tanpa harus tergantung dengan bagian lainnya, maka komunikasi horizontal akan minim atau jarang dipakai. Komunikasi horizontal dapat
menciptakan konflik jika para karyawan tidak memberitahu manajernya tentang keputusan yang mereka buat atau tindakan yang mereka ambil.
Universitas Sumatera Utara
d Komunikasi Diagonal Diagonal Communication
Komunikasi diagonal diagonal communications melibatkan komunikasi antar dua tingkat level organisasi yang berbeda. Bentuk komunikasi diagonal
memang menyimpang dari bentuk komunikasi tradisional yag ada seperti komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Suatu studi pernah
menunjukkan bahwa baik komunikasi lateral maupun komunikasi diagonal lebih banyak diterapkan dalam organisasi yang berskala besar manakala terdapat saling
ketergantungan antar bagian atau antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut.
Bentuk komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan diantaranya adalah :
1. Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat ketimbang bentuk
komunikasi tradisional. 2.
Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi.
Namun komunikasi diagonal juga memiliki kelemahan salah satu kelemahannya yaitu bahwa komunikasi diagonal juga dapat menggangu
komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal, di samping itu komunikasi diagonal dalam suatu organisasi besar juga sulit untuk dikendalikan secara efektif.
2. Saluran Informal
Saluran komunikasi informal hadir di luar otoritas formal dan tidak melekat pada hirarki otoritas organisasi. Keberadaan saluran komunikasi informal
dalam suatu organisasi tidak dapat dielakkan meskipun di dalam komunikasi
Universitas Sumatera Utara
informal hal-hal yang dibicarakan bersifat umum namun kadangkala mereka juga membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan situasi kerja yang ada di dalam
organisasinya. Komunikasi informal hadir bersama komuniksai formal, tapi dapat melewati tingkatan hirarki, memotong garis vertikal dari rantai komando untuk
menghubungi siapa pun secara virtual dalam organisasi.
G. Pelaksanaan Komunikasi Antara Pimpinan Dengan Karyawan Pada Balai Pelatihan Kesehatan.