Implementasi Kebijakan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) pada Dinas Kebersihan Kota Medan

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Kumorotomo, Wahyudi. 2005. Akuntabilitas Birokrasi Publik. Sketsa pada Masa Transisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama

Mohamad, Ismael, dkk. 2004. Konsep dan Pengukuran Akuntabilitas. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti.

Nawawi, Hadari. 1992. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada Press.

Nugroho, Riant. 2004. Kebijakan Publik; Formulasi, Implementasi dan Evaluasi. Jakarta: Gramedia

Parson, Wayne. 2008. Public Policy; Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Subarsono, AG. 2005. Analisis Kebijakan Publik, Konsep, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Prenada.

Winarno, Budi. 2002. Kebijakan Publik, Teori dan Proses. Yogyakarta: Medpress

Tangkilisan, Hasel Nogi. 2003. Kebijakan Publik yang Membumi. Yogyakarta: YPAPI Lukman Offset.


(2)

_______, Sugiyono. 2009. Metode penelitian Kuntitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

_________, Sedarmayanti. 2003. Good Govenance (Kepemerintahan yang Baik) Dalam Rangka Otonomi Daerah. Bandung: Penerbit Mandar Maju.

_________, 2010. Kapita Selekta Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Laporan Akuntabilitas Dinas Kebersihan Kota Medan Tahun 2009

Laporan Akuntabilitas Dinas Kebersihan Kota Medan Tahun 2010

Sumber Perundang-undangan

UU No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 Tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama Di Lingkungan Instansi Pemerintah

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2010

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011

Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor : 239/1X/6/8/2003 Tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah


(3)

Sumber Internet

http://sampah%20 %20Piala%20Adipura% 20Menghina%20Masyarakat% 20Medan,%20Benarkah %20%20-% 20Harian%20Analisa.htm diakses tanggal 17 Juni 2012

pada tanggal 22 Juli 2012 pukul 12.37 WIB

pukul 12.49 WIB

tanggal 22 Juli 2012

.

pada tanggal 22 Juli 2012 pukul 13.25 WIB


(4)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III.1 Dinas Kebersihan Kota Medan

III.1.1 Sejarah Dinas Kebersihan Kota Medan

Sejalan dengan perkembangan pembangunan Kota Medan, instansi pengelola kebersihan Kota Medan mengalami beberapa kali peningkatan organisasi, dimana pada awalnya merupakan Seksi Kebersihan pada Dinas Pekerjaan Umum sampai dengan tahun 1975, kemudian dibentuk Dinas Kebersihan, Keindahan dan Pertamanan (DKKP) dan DKKP ini beroperasi hanya dalam kurun waktu 3 tahun yaitu dari tahun 1975-1978. Selanjutnya berdasarkan Perda Kodrati II Medan Nomor 11 Tahun 1978 DKKP dipecah menjadi tiga antara lain Dinas Perbengkelan, Dinas Pertamanan, dan Dinas Kebersihan.

Dinas Kebersihan Kodrati II Medan beroperasi sampai dengan tahun 1989 kemudian dengan terbitnya Perda Kodrati II Medan Nomor 2 Tahun 1988, maka dibentuklah Perusahaan Daerah Kebersihan Kodrati II Medan dengan pertimbangan:

1. Sebagai salah satu alternatif untuk pengumpulan dan pencairan dana 2. Perusahaan Daerah miliki sistem akuntansi dan keuangan yang terpisah 3. Pengelolaan lebaga akan lebih profesional dan fleksibel.


(5)

Adapun maksud dan tujuan dibentuknya Perusahaan Daerah Kebersihan Kodati II Medan adalah:

1. Mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum (public service) dalam kebutuhan jasa,sarana dan fasilitas kebersihan.

2. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Namun setelah berjalan dalam kurun waktu dari tahun 1989 sampai dengan 2001 Perusahaan Daerah Kebersihan Kodati II Medan tidak dapat mewujudkan tujuan yang ingin dicapai dan perusahaan terus menerus mengalami rugi, dimana jasa pelayanan (kontribusi) sehingga kualitas kebersihan yang diperoleh tidak dapat mengimbangi biaya operasional perusahaan, sehingga kualitas kebersihan di Kota Medan mengalami penurunan.

Oleh sebab itu melalui Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah dilingkungan Pemko Medan, maka PD. Kebersihan Kodati II Medan dihapuskan dan kemudian dibentuklah Dinas Kebersihan Kota Medan dalam bidang pengelolaan kebersihan Kota Medan.

III.1.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi Dinas Kebersihan Kota Medan disahkan dengan dikeluarkannya Perda Kota Medan No.3 Tahun 2009 tanggal 4 Maret 2009, dengan susunan sebagai berikut.


(6)

WALIKOTA MEDAN

SEKRETARIS INDRA GUNAWAN, S.Sos NIP. 19680911 199002 1 001

KASUBBAG KEUANGAN FAISAL HARAHAP S.STP NIP.19820825 200112 1 003 KEPALA DINAS

H.PARDAMEAN SIREGAR,SH,MAP 19571211 198101 005

KASUBBAG UMUM FAJAR SIREGAR NIP.19591210 198003 1 005

KASUBBAG PENY.PROGRAM Ir. SURAHMAN NIP. 19640101 200604 1 019

KABID RETRIBUSI Drs. ANDI HARAHAP

KASI PENAGIHAN MEDAN I PANYIARAN SIREGAR,S.Sos

KASI PENAGIHAN MEDAN II Dra..NANI RIANI GOKMAULI

KASI PENAGIHAN MEDAN III SYAIPUL AMRI

KABID PERAWATAN Drs. PARLINDUNGAN PULUNGAN, MAP

KASI PERBENGKELAN ZULFAN NASIR BBA

KASI PERTUKANGAN HAIRUL HUSNI, SH

KASI SERVICE POOL NGADIMIN KABID OPERASIONAL

HABIB FADILAH LUBIS, S.Sos

KASI OPS MEDAN I MAULANA

KASI OPS MEDAN II SYAMSUL ALAM

NST,S.ST,MAP

KASI OPS MEDAN III ARMEN RANGKUTI KABID PENGEMBANGAN DAN

PENGAWASAN H.PANANGARAN NASUTION

KASI PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA

Ir. YUSNA IB, MAP

KASI PENGAWASAN Drs. KASIM, SE

KASI PENYULUHAN RIZAL ABDI


(7)

Berdasarkan struktur di atas dan LAKIP Dinas Kebersihan Kota Medan dapat dilihat bahwa untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Dinas Kebersihan Kota Medan didukung oleh SDM sebanyak2.414 orang dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jumlah Pegawai Dinas Kebersihan Kota Medan

No Jabatan Jumlah

1 Kepala Dinas 1 orang

2 Sekretaris 1 orang

3 Kepala Bidang 4 orang

4 Kasi/kasubbag/UPTD 17 orang

5 Tenaga Administrasi 266 orang

6 Petugas lapangan 2.125 orang

TOTAL 2.414 orang

III.1.3 Tugas dan Fungsi Dinas Kebersihan Kota Medan

Dinas Kebersihan Kota Medan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2001 tanggal 26 Juni 2001 Jo Keputusan Walikota Medan Nomor 10 Tahun 2002 tanggal 11 Januari 2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebersihan Kota Medan, diperbaharui dengan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2009 tanggal 4 Maret 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) Dinas Kebersihan Kota Medan. Lalu diperbaharui lagi


(8)

berdasarkan Peraturan Walikota Medan Nomor 14 Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebersihan Kota Medan .

Berdasarkan peraturan tersebut Dinas Kebersihan Kota Medan mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga daerah dalam bidang kebersihan dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya.

Tugas pokok Dinas Kebersihan Kota Medan antara lain:

1. Melaksanakan urusan Pemrintah Daerah di bidang kebersihan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan

2. Perumusan kebijakan teknis di bidang kebersihan

3. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kebersihan

4. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kebersihan.

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikab oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dinas Kebersihan Kota Medan mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang pengelolaan kebersihan dan memberikan bimbingan teknis pengelolaan kebersihan.

2. Melakukan pengelolaan lmbah/ sampah sesuai dengan perkembangan yang ada agar tidak terjadi pencemaran.

3. Menyelenggarakan penelitian dan menyusun program pengembangan sistem pengolahan kebersihan secara efisien dan efektif.

4. Memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap instansi pemerintah, swasta, serta masyarakat dalam usaha meningkatkan bersih, tertib, rapi dan indah


(9)

5. Melakukan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya.

Tugas dan fungsi ini lebih dispesifikkan lagi dalam bagian-bagian atau bidang-bidang urusan, antara lain:

1. Bagian Sekretaris, membantu kepala dinas dalam melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan penyusunan program, dan kerumahtanggaan dinas, pengkoordinasian penyusunan perencanaan program dinas, pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi dan ketatalaksanaan, pelaksanaan koordinasi peneyelenggaraaan tugas-tugas dinas, penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian, pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporam kesekretariatan, pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas yang sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bagian Tata Usaha Dinas Kebersihan dalam pelaksanaan tugas dibantu sub bagian antara lain:

a. Sub Bagian Umum, yang memiliki tugas:

1) Meyusun rencana prpgram dan kegiatan sub bagian\

2) Menyusun bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum

3) Mengelola administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah dinas, penataan kearsipan, perlengkapan, dan penyelenggaraan kerumahtanggaan dinas

4) Menyiapkan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian


(10)

5) Menyiapkan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian

6) Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Sub Bagian Keuangan, yang mimiliki tugas pokok, antara lain: 1) Menyusun rencana program dan kegiatan Sub Bagiab Keuangan 2) Menyusun bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan 3) Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan

penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan verifikasi

4) Menyiapkan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan

5) Meyusun laporan keuangan dinas

6) Menyiapkan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian

7) Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c. Sub Bagian Penyusunan Program, yang memiliki tugas pokok antara lain: 1) Menyusun rencana program dan kegiatan sub bagian penyusunan


(11)

2) Mengumpulkan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan program dinas

3) Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program dinas 4) Menyiapkan bahan pembinaan pengawasan dan pengendalian\

5) Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

6) Melaksanakan tugas lain yang lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas dab fungsinya.

2. Bidang Pengembangan dan Pengawasan, memiliki tugas pokok dan fungsi melaksanakan sebagian tugas di bidang pengembangan sarana dan prasarana, penyuluhan dan pengawasan serta membawahi 3 (tiga) seksi yaitu:

a. Seksi Pengembangan Sarana dan Prasarana yang memiliki tugas pokok antara lain:

1) Mempersiapkan rencana program dan kegiatan Seksi Pengembangan Sarana dan Prasarana

2) Menyusun bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan sarana dan prasarana

3) Mengumpulkan dan pengelola data lingkup pengembangan sarana dan prasarana

4) Menyiapkan bahan dan data pengembangan teknologi yang berdaya guna dan berhasil guna di bidang kebersihan


(12)

5) Menyiapkan bahan dan data pelaksanaan koordinasi dan konsultasi dengan instansi terkait tentang pengembangan sarana dan prasarana kebersihan

6) Menyiapkan dan data untuk menjalin kerjasama di bidang pengembangan sarana dan prasarana kebersihan

b. Seksi Penyuluhan, yang memiliki tugas pokok antara lain:

1) Mempersiapkan rencana program dan kegiatan Seksi Penyuluhan 2) Menyusun bahan petunjuk teknis lingkup penyuluhan kebersihan

3) Mengumpulkan dan mengelola data lingkup materi penyuluhan kebersihan

4) Menyiapkan bahan dan data pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan instasi terkait dalam sosialisasi program kebersihan kota

5) Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c. Seksi Pengawasan yang memiliki tugas pokok, antara lain:

1) Mempersiapkan rencana program dan kegiatan Seksi Pengawasan 2) Menyusun bahan petunjuk teknis lingkup pengawasan kebersihan 3) Mengumpulkan dan mengelola data lingkup pengawasan kebersihan 4) Mengumpulkan bahan dan data pelaksanaan pengawasan rutin, berkala

dan insidentil terhadap penyapuan, pengumpulan, pemilihan, pengangkutan, dan pengelolaan sampah


(13)

5) Mengumpulkan bahan dan data pelaksanaan pengawasan rutin, berkala dan insidentil terhadap pemungutan retribusi sampah operasional dan pemungutan retribusi septic tank dan aset-aset dinas

6) Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. Bidang Operasional melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang operasional lapangan agar proses kegiatan kebersihan dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Tugas Bidang Operasional antara lain:

a. Menyusun rencana, program, dan kegiatan Bidang Operasional b. Menyusun petunjuk teknis lingkup opersional kebersihan

c. Melaksanakan pembinaan, pengendalian dan pengkoordinasian kegiatan Seksi Operasional Medan I, II dan III mulai dari pewadahan, pengumpulan, pemilahan, pengangkutan dan pembuangan akhir.

d. Mengatur tata cara pelayanan kebersihan yang sebaik-baiknya bagi pemakai jasa (masyarakat) serta menyusun kegiatan pembinaan teknik operasional pelayanan kepada penyapu jalan, gerobak / becak sampah, dan supir / kenek truk sampah

e. Melaksanakan kerja sama dengan intansi terkait untuk optimalisasi tugas operasional kebersihan

f. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang operasional


(14)

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya

Bidang Operasional membawahi 3 (tiga) seksi antara lain:

a. Seksi Operasional Wilayah I dengan tugas pokok sebagai berikut:

1) Menyiapkan rencana, program, dan kegiatan Seksi Operasional Wilayah I

2) Menyusun bahan petunjuk teknis lingkup pelaksanaan operasional kebersihan di wilayah I

3) Menyiapkan pelaksanaan pengkoordinasian seluruh kegiatan operasional wilayah I mulai dari penyapuan, pewadahan, pengumpulan, pemilahan, pengangkutan dan pembuangan akhir

4) Menyiapkan bahan kerjasama dengan instansi terkait dalam rangka pelaksanaan tugas operasional kebersihan

5) Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas

b. Seksi Operasional Wilayah II dengan tugas pokok sebagai berikut:

1) Menyiapkan rencana, program, dan kegiatan Seksi Operasional Wilayah II

2) Menyusun bahan petunjuk teknis lingkup pelaksanaan operasional kebersihan di wilayah II

3) Menyiapkan pelaksanaan pengkoordinasian seluruh kegiatan operasional wilayah II mulai dari penyapuan, pewadahan, pengumpulan, pemilahan, pengangkutan dan pembuangan akhir


(15)

4) Menyiapkan bahan kerjasama dengan instansi terkait dalam rangka pelaksanaan tugas operasional kebersihan

5) Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas

c. Seksi Operasional Wilayah III dengan tugas pokok sebagai berikut:

1) Menyiapkan rencana, program, dan kegiatan Seksi Operasional Wilayah III

2) Menyusun bahan petunjuk teknis lingkup pelaksanaan operasional kebersihan di wilayah III

3) Menyiapkan pelaksanaan pengkoordinasian seluruh kegiatan operasional wilayah III mulai dari penyapuan, pewadahan, pengumpulan, pemilahan, pengangkutan dan pembuangan akhir

4) Menyiapkan bahan kerjasama dengan instansi terkait dalam rangka pelaksanaan tugas operasional kebersihan

5) Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas

4. Bidang Retribusi yang memiliki tugas pokok sebagai berikut: a. Menyusun rencana, program, dan kegiatan Bidang Retribusi b. Menyusun petunjuk teknis lingkup retribusi pelayanan kebersihan

c. Melaksanakan pengkoordinasian dan pengawasan pelaksanaan teknik penagihan retribusi pelayanan kebersihan yang ditetapkan di wilayah I, II, dan III


(16)

e. Menyusun target penerimaan hasil penagihan uang retribusi pelayanan kebersihan dari rumah tangga komersial, pasar, perkantoran, industri dan objek lainnya.

f. Menganalisa pendapatan harian dan permasalahan yang dihadapi petugas penagih

g. Memelihara dan mengamankan alat penagian yang belum ataupun yang sudah terpakai

h. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang retribusi i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya

Bidang Retribusi membawahi 3 (tiga) seksi penagihan yang dibagi perwilayah kerja, antara lain:

a.Seksi Penagihan Wilayah I dengan tugas pokok sebagai berikut:

1) Menyiapkan rencana, program dan kegiatan Seksi Penagihan Wilayah I 2) Menyusun bahan petunjuk teknis lingkup pelaksanaan penagihan di

Wilayah I

3) Melaksanakan pendataan potensi Wajib Retribusi Sampah wilayah I 4) Melaksanakan pengawasan pengutipan dan penyetoran retribusi

kebersihan wilayah I

5) Pengarsipan administrasi penagihan dan penyetaraan retribusi wilayah I 6) Membuat laporan harian, mingguan, bulanan, triwulan dan tahunan dan


(17)

7) Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Seksi Penagihan Wilayah II dengan tugas pokok sebagai berikut:

1) Menyiapkan rencana, program dan kegiatan Seksi Penagihan Wilayah II 2) Menyusun bahan petunjuk teknis lingkup pelaksanaan penagihan di

Wilayah II

3) Melaksanakan pendataan potensi Wajib Retribusi Sampah wilayah II 4) Melaksanakan pengawasan pengutipan dan penyetoran retribusi

kebersihan wilayah II

5) Pengarsipan administrasi penagihan dan penyetaraan retribusi wilayah II 6) Membuat laporan harian, mingguan, bulanan, triwulan dan tahunan dan

realisasi hasil pengutipan pelayanan retribusi kebersihan

7) Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c. Seksi Penagihan Wilayah III denga tugas pokok sebagai berikut:

1) Menyiapkan rencana,program dan kegiatan Seksi Penagihan Wilayah III 2) Menyusun bahan petunjuk teknis lingkup pelaksanaan penagihan di

Wilayah III


(18)

4) Melaksanakan pengawasan pengutipan dan penyetoran retribusi kebersihan wilayah III

5) Pengarsipan administrasi penagihan dan penyetaraan retribusi wilayah III

6) Membuat laporan harian, mingguan, bulanan, triwulan dan tahunan dan realisasi hasil pengutipan pelayanan retribusi kebersihan

7) Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5. Bidang Perawatan mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan perawatan antara lain:

a. Menyusun rencana, program dab kegiatan Bidang Perawatan b. Menyusun petunjuk teknis lingkup perawatan sarana dan prasarana

c. Melaksanakan perawatan terhadap kendaraan operasional, truk sampah, becak/gerobak sampah, alat berat dan sarana dan prasarana milik dinas d. Merencanakan penempatan pool kendaraan mobil dinas

e. Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang perawatan

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya

Bidang Perawatan membawahi tiga seksi yaitu:


(19)

1) Menyiapkan recana, program dan kegiatan seksi perbengkelan

2) Menyusun bhan petunjuk teknis lingkup pelaksanaan perawatan sarana dan prasara kebersihan

3) Mengumpulkan dan mengelola data lingkup perbaikan, perawatan sarana dan prasarana kebersihan

4) Melaksanakan perbaikan seluruh alat-alat/ sarana teknik nonkayu baik yang berada di lokasi perbengkelan maupun yang sedang berada di lapangan

5) Melaksanakan pengajuan permintaan barang kebutuhan yang akan diperbaiki

6) Membuat laporan harian kerusakan kendaraan

7) Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya

b. Seksi Pertukangan dengan tugas pokok antara lain:

1) Menyiapkan recana, program dan kegiatan seksi pertukangan 2) Menyusun bahan petunjuk teknis lingkup pertukangan

3) Mengumpulkan dan mengelola data lingkup kerusakan kendaraan dan bak sampah yang akan dilas

4) Melaksanakan perbaikan kereta sorong, becak sampah dan bak sampah 5) Melaksanakan pengerjaan pengelasan bak kendaraan sampah yang ada


(20)

6) Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya

c. Seksi Service Pool dengan tugas pokok sebagai berikut:

1) Menyiapkan rencana, program dan kegiatan Seksi Service Pool 2) Menyusun bahan petunjuk teknis lingkup service pool

3) Melaksanakan pergantian pelumas, pemispotan, pencucian kendaraan, filter saringan

4) Pengaturan pool kendaraan yang masih beroperasi dan yang akan diafkirkan

5) Membuat laporan kendaraan rusak yang akan diperbaiki dan laporan harian kelengkapan kendaraan

6) Membuat laporan harian, mingguan, bulanan, pencatatan dalan kertu kendali pengambilan barang dari gudang dan laporan pemakaiannya 7) Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

tugas.

8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya

6. Unit Pelaksana Teknis. Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok dan fungsi Unit Pelaksana Teknis akan ditetapkan dengan peraturan Walikota.


(21)

III.1.4 Perencanaan Strategis 2006-2010

Perencanaan strategis merupakan keterpaduan (integrated) antara keahlian sumber daya manusia (human resources) dan sumber daya (power resources) dilingkungan dinas, agar mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis, regional, nasional dan global dan berfungsi sebagai penuntun bagi para pelaksana dalam pengambilan keputusan, penyusunan rencana aksi dan implementasinya.

Rencana strategis Dinas Kebersihan Kota Medan disusun guna mewujudkan Visi dan Misi Dinas Kebersihan Kota Medan melalui pelaksanaan program-program bidang kebersihan yang dibuat secara bersama-sama antara pimpinan dan seluruh komponen organisasi. Perencanaan strategis ini bersifat adaptif terhadap perubahan-perubahan baik yang berasal dari lingkungan intern organisasi maupun dari lingkungan ekstenal. Adapun model rencana strategi adalah sebagai berikut:


(22)

Gambar 3.1 Model Renstra Dinas Kebersihan Kota Medan

III.1.5 Visi dan Misi

Visi merupakan cara pandang jauh ke depan tentang kemana Dinas Kebersihan Kota Medan akan diarahlan dan menggambarkan hendak menjadi apa

PROPEDA KOTA MEDAN

RENSTRA KOTA MEDAN

- Visi, Misi, Tujuan, Sasaran

- Strategi dan indikator kinerja

PERNYATAAN VISI DINAS KEBERSIHAN KOTA MEDAN

PERNYATAAN MISI

PENETAPAN TUJUAN

PENETAPAN SASARAN

CARA PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN

1. KEBIJAKAN 2. PROGRAM 3. KEGIATAN DAN

INDIKATOR KINERJA

- NILAI-NILAI

- LINGKUNGAN STRATEGIS PEMKO MEDAN

ANALISIS LINGKUNGAN, ASUMSI-ASUMSI, FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN


(23)

organisasi di masa depan. Penetapan visi Dinas Kebrsihan Kota Medan sangat penting bagi penentu arah pelaksanaan tugas yang diemban oleh seluruh jajaran pimpinan dan karyawan. Visi tersebut digali dengan keyakinan dasar dan nilai-nilai yang dianut seluruh anggota organisasi dengan mempertimbangkan faktor lingkungan sekitarnya dan keselarasannya dengan visi Negara Republik Indoesia dan Visi Pemerintahan Kota Medan.

Visi Dinas Kebersihan Kota Medan adalah “Terwujudnya Pelayanan Kebersihan yang Prima”.

Penjelasan dari visi tersebut adalah sebagai berikut.

Medan sebagai Kota Metropolitan mempunyai luas wilayah 26.510 Ha (265,10 Km²) yang terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan serta 2000 lingkungan dengan jumlah penduduk dari waktu ke waktu terus meningkat dan pada akhir tahun 2010 telah mencapai 2.123.126 jiwa plus commuters 476.210 jiwa/ hari, menghasilkan volume timbunan sampah padat domestik (solid waste) 5.666 m³/ hari (1.417 ton/hari) dengan ratio setiap jiwa menghasilkan 0,60 Kg sampah padat per hari. Adapun jumlah volume timbunan sampah di daerah terbangun sebanyak 5.099 m³/ hari (1.275 ton/hari) atau 90%dari jumlah volume timbunan sampah Kota Medan seluruhnya, sedangkan sisanya 567 m³/hari (142 ton/hari) adalah limbah timbunan sampah dipingiran kota.

Volume timbunan sampah di daerah terbangun belum seluruhnya dapat dilayani pembuangannya oleh Dinas Kebersihan Kota Medan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) setiap harinya dan sampai saat ini jumlah volume timbunan sampah yang terangkut ke TPA Namo Bintang dan TPA Terjun


(24)

mencapai 4.020 m³/hari atau 1.050ton/hari (79%), sedngkan sisa volume timbunan sampah daerah tak terbangun yang tidak terlayani sebanyak 1.079 m³/hari atau 269,8 ton/hari (21%).

Sisa volume timbunan sampah yang tidak dilayani oleh Dinas Kebersihan Kota Medan, ada yang diangkut langsung oleh masyarakat,/swasta ke TPA Namo Bintang maupun TPA Terjun, sebagian terserap oleh alam dan sebagian lagi dikelola masyarakat dengan cara membakar atau menimbun, serta ada juga masyarakat yang membuang ke bantaran/daerah aliran sungai atau parit.

Selain sampah padat domestik (solid waste), penduduk juga menghasilkan limbag tinja (human waste) dengan volume pelayanan pengangkutan 4.800 m³/tahun pada tahun 2010. Dalam melakukan kebijakan pelayanan pengelolaan limbah tinja, Pemerintah Kota Medan melakukan house to house sesuai dengan permintaan masyarakat. Untuk pengangkutan limbah tinja tersebut Pemeringah Kota Medan memiliki 7 mobil tanki tinja, yang terdiri dari 5 unit mobil berkapasitas 4 m³/rit dan 2 unit tanki tinja berkapasitas 2m³/rit. Pembuangan akhir tinja Kota Medan sejak tahun 1999 dibuang ke lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PDAM Tirtanadi di Medan Jalan Cemara Medan.

Sampa merupakan masalah utama yang dihadapi masyarakat Kota Medan karena dapat menyebabkan kotornya lingkungan sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Pada masa-masa yang akan datang volume timbunan sampah akan terus meningkat dibanding dengan sekarang dan peningkatan volume sampah Kota Medan terutama disebabkan oleh:


(25)

1. Meningkatnya volume timbunan sampah dari tahun ke tahun, hal ini terutama disebabkan:

a. Jumlah pertumbuhan penduduk plus commuters yang terus meningkat b. Meningkatnya konsentrasi penduduk di perkotaan atau pusat-pusat

kawasan industri yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk dan urbanisasi .

c. Terjadinya peningkatan tibunan sampah perkapita diakibatkan oleh perubahan pola konsumsi karena meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat.

d. Meningkatnya limbah industri pertanian (agroindustri) maupun industri nonpertanian.

2. Kurangnya kesadaran dan partisipasi serta komitmen dari masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. Hal ini dapat diindikasi dengan masih terlihatnya tumpukan sampah disembarangan tempat atau masyarakat membuang sampah diluar lokasi Tempat Penampungan Sementara (TPS). 3. Berkembangnya areal pemukinan baru namun tidak dilengakpi dengan

fasilitas Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang memenuhi standar sehingga menjadi beban Pemerintah Kota Medan.

Dinas Kebersihan Kota Medan merupakan satu diantara unsur pelaksana teknis Pemko Medan yang bertanggung jawab dalam mengelola kebersihan kota dengan melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

1. Melakukan penyapuan jalan umum, jalan protokol dan kolektor


(26)

3. Pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) 4. Pemusnahan sampah dan pengelolaan TPA

5. Melakukan penyedotan septic tank (human waste)

Visi tersebut didasarkan pada nilai-nilai organisasi yang dianut pada Dinas Kebersihan Kota Medan yaitu : Mari Jadikan Kota Medan Lebih Baik Dari Hari Kemarin dan Lebih Cerah Pada Hari Esok.

Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan sesuai dengan mandat yang diberikan kapada organisasi agar tujuan organisasi tercapai dan visi yang telah ditetapkan berhasil diwujudkan. Dengan adanya misi diharapkan seluruh pegawai dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dapat mengenal Dinas Kebersihan Kota Medan dan mengetahui peran dan program-program serta hasil yang akan diperoleh di masa akan datang.

Misi Dinas Kebersihan Kota Medan, antara lain:

1. Meningkatkan sumber daya aparatur yang profesional dalam pelayanan kebersihan

2. Meningkatkan sarana dan prasarana kebersihan yang berteknologi berdaya guna dan berhasil guna

3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan.

III.1.6 Tujuan dan Sasaran

Tujuan merupakan implementasi atau penjabaran dari misi dan merupakan sesautu yang akan dicapai atau dihasilkan pada kuru waktu 1 (satu) sampai


(27)

dengan 5 (lima) tahun ke depan. Karakteristik tujuan dapat dartikan sebagai berikut:

1. Idealistik: mengandung nilai-nilai keluhuran dan keinginan kuat untuk menjadi baik dan berhasil

2. Jangkauan ke depan dalam waktu 5 tahun atau lebih sebagaimana yang ditetapkan oleh sautu organisasi

3. Abstrak: belum dapat dilihat secara kuantitas karena pencapaian tujuan dapat berlangsung secara berkesinambungan.

Berdasarkan uraian di atas, maka Dinas Kebersihan Kota Medan menetapkan tujuan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Misi dan Tujuan Dinas Kebersihan Kota Medan Misi Tujuan Dinas Kebersihan Kota Medan

1

2 3

Meningkatkan manajemen pengelolaan Dinas Kebersihan Kota Medan dengan mengutamakan pertanggungjawaban publik dan partisipasi aktif masyarakat.

Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kebersihan kepada masyarakat

2.1 meningkatkan sarana dan prasarana kebersihan

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari penerimaan retribusi pelayanan kebersihan


(28)

Sebagai implementasi dari misi dan tujuan ditetapkan sasaran Dinas Kebersihan Kota Medan sebagai berikut:

Tabel 3.3 Tujuan dan Sasaran Dinas Kebersihan Kota Medan

TUJUAN I SASARAN

Meningkatkan manajemen pengelolaan Dinas Kebersihan Kota Medan dengan mengutamakan

pertanggungjawaban publik dan partisipasi masyarakat

meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia Aparatur Dinas Kebersihan Kota Medan

terwujudnya sistem Laporan akuntabilitas Dinas Kebersihan Kota Medan

meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam menciptakan kebersihan lingkungan kota

TUJUAN II SASARAN

Meningkatkan kualitas dan

kuantitas pelayanan kebersihan kepada masyarakat

terwujudnya oengangkutan sampah yan tepat waktu dan termaksimalisasinya ritasi pengangkutan timbunan sampah

meningkatkan cakupan wilayah pelayanan kebersihan dan pengangkutan timbunan sampah

meningkatkan teknologi yang berdaya guna dan berwawasan lingkungan dalam pengelolaan sampah dan limbah tinja

TUJUAN III SASARAN

Meningkatkan sarana dan prasarana kebersihan yang

meningkatkan sarana dan prasarana kebersihan


(29)

berteknologi berdaya guna dan berhasil guna yang berwawasan lingkungan

menciptakan kebersihan kota

TUJUAN IV SASARAN

Meningkatkan Pendapan Asli Daerah (PAD) dari penerimaan retribusi pelayanan kebersihan

adanya data potensial wajib retribusi sampah (WRS) pleayanan kebersihan yang akurat dan valid

terwujudnya manajemen pengelolaan penerimaan retribusi pelayanan kebersihan yang kondusif

meningkatkan penerimaan retribusi pelayanan kebersihan

adanya sumber daya pengelola penerimaan retribusi pelayanan kebersihan yang berkemampuan umum dan khusus

III.2. Pelaksanaan AKIP di Dinas Kebersihan Kota Medan

Kebijakan AKIP dikeluarkan berdasarkan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dan Dinas Kebersihan sendiri sudah mengimplementasikan AKIP sejak tahun 2002 sampai sekarang di tahun 2012. Pelaksanaan kebijakan ini pun dikerjakan secara bertahap oleh Dinas Kebersihan Kota Medan, diawali dengan perencanaan pelaksanaan AKIP meliputi penyusunan rencana strategis (penetapan visi misi,penetapan standar ukuran kerja,


(30)

sasaran dan strategi serta target-target pencapaian kinerja) hingga penyusunan LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) sebagai bukti konkret dan alat ukur pelaksanaan AKIP.

Pertama kali diimplementasikannya AKIP pada tahun 2002, Dinas Kebersihan masih fokus dalam merencanakan dan mempersiapkan segala komponen yang mendukung dimulai dari penetapan rencana strategis 5 (lima) tahunan, penetapan visi dan misi Dinas Kebersihan Kota Medan yang mengacu pada visi dan misi kepala daerah dan rencana strategis yang telah dirancangkan dan kemudian penentuan sasaran tahunan yang dimanifestasikan dalam program dan kegiatan tiap bidangnya. Dan sejak tahun 2002-2008 pengerjaan LAKIP ada di bawah wewenang bagian Umum Dinas Kebersihan yang kemudian diserahkan pada Bagian Penyusunan Program sejak 2009 sampai sekarang. Hal ini dikarenakan adanya kebijakan dalam penyesuaian tugas dan wewenang di lingkungan Dinas Kebersihan. Salah satu tugas pokok dari Subbagian Penyusunan Program adalah menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program dinas, sehingga untuk keefektifan kerja dalam hal evaluasinya pun diserahkan kepada Subbagian Penyusunan Program.

Secara khusus dalam kurun waktu 3 tahun terakhir (2009-2011) pengevaluasian LAKIP Dinas Kebersihan Kota Medan oleh Inspektorat Jendral Medan mendapatkan predikat yang sangat baik yang berartibahwa sampai saat ini Dinas Kebersihan telah mengimplementasikan AKIP dengan baik sesuai dengan amanat Inpres No. 7 Tahun 1999 yaitu adanya sinergitas antara setiap program


(31)

yang direalisasikan dengan visi misi Dinas Kebersihan Kota Medan dan sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan.

Selain itu, Kepala Dinas Kebersihan Kota Medan pun terus berusaha memperbaiki kinerja dalam hal pengimplementasian AKIP, secara khusus dalam penyusunan LAKIP sehingga berdasarkan SK Kepala Dinas Kebersihan Kota Medan mengikuti Surat Edaran Gubernur Sumatera Utara, dibentuklah sebuah tim yang difokuskan untuk mengerjakan LAKIP tersebut yang disebut dengan Tim LAKIP. Keanggotaan tim ini ditentukan oleh setiap bidang dan bagian yang dipercayakan untuk menjadi tim dengan masa kerja kurang lebih 6 bulan terhitung sejak pengangkatan sampai penyelesaian LAKIP dan LAKIP dinyatakan sudah selesai dievaluasi oleh Inspektorat dan direvisi oleh Tim LAKIP sendiri. Tim LAKIP ini diangkat setiap tahunnya dengan jumlah yang disesuaikan dengan kebutuhan Dinas Kebersihan Kota Medan.


(32)

BAB IV

PENYAJIANDATA

Pada bab ini penulis akan menyajikan data-data hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara dan observasi sehingga dapat menjawab permasalahan utama yang ingin peneliti deskripsikan. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan secara mendalam, ada beberapa tahapan yang dilakukaan yaitu penelitian diawali dengan pengumpulan berbagai dokumen dari Kantor Dinas Kebersihan Kota Medan. Kemudian peneliti melakukan wawancara kepada informan untuk mengetahui lebih dalam tentang pengimpelementasian AKIP yang sedang diteliti. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para informan merupakan pertanyaan yang berasal dari pedoman wawancara yang telah penulis susun sebelumnya, namun dalam pelaksanaan wawancara yang penulis lakukan pertanyaan-pertanyaan tersebut mengalami pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan penelitian.

IV.1 Deskripsi Hasil Wawancara tentang Impelementasi Kebijakan Akuntablitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) pada Dinas Kebersihan Kota Medan

Selama kurang lebih 3 bulan melakukan penelitian ini, secara khusus setelah mewawancarai beberapa orang informan maka diperolehlah informasi akanbeberapa faktor yang diperhatikan dalam pengimplementasian AKIP ini antara lain:


(33)

IV.1.1 Komunikasi

Komunikasi yang diteliti dalam permasalahan ini meliputi transmisi atau kecukupan informasi yang diterima oleh setiap bidang di Dinas Kebersihan Kota Medan, kejelasan informasi serta konsistensi (ketepatan) dalam menyampaikan informasi mengenai pelaksanaan sistem AKIP Dinas Kebersihan Kota Medan. a. Transmisi (Penyaluran Komunikasi Kepada Implementor Tentang

Penyusunan LAKIP)

Pelaksanaan AKIP di Dinas Kebersihan Kota Medan tidak terlepas dari kinerja Bappeda Kota Medan yang memberikan sosialisasi kepada seuruh jajaran SKPD dan lembaga pemerintahan dalam lingkup pemerintahan Kota Medan. Setiap SKPD wajib mengirimkan utusan atau perwakilannya. Dalam sosialisasi ini dijelaskan tentang dasar hukum pemberlakuan sistem AKIP, tujuan dan manfaat yang diharapkan, sekaligus cara dan panduan dalam penyusunan LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah). LAKIP ini merupakan laporan yang berisi keseluruhan pertanggungjawaban realisasi program dan anggaran yang telah disusun oleh setiap SKPD sesuai dengan Rencana Kerja (renja) masing-masing.

Berkenaan dengan hal itu, Bapak Surrahman selaku sekretaris Tim LAKIP dan perwakilan Dinas Kebersihan Kota Medan dalam sosialisasi yang dilakukan oleh Bappeda menyatakan

“Ya, sebelum dilaksanakan di dinas kita itu disosialisasikan dulu sama Bappeda ke seluruh SKPD di Kota Medan, terus setelah itu dikerjakan di dinas. Bappeda yang ngasi arahan dan penjelasan tentang apa-apa aja yang akan dikerjakan. Itu kan perintah dari pusat”


(34)

Sejalan juga dengan pernyataan dari Bapak Erianto Pasaribu, SEselaku Tim LAKIP yang juga ikut serta dalam sosialisasi yang dikerjakan oleh Bappeda,

“Sebagai salah satu dinas di jajaran pemerintahan Kota Medan bersama seluruh SKPD memang diundang dalam sosialisasi LAKIP yang diadakan Bappeda. Disitulah dijelaskan lebih lengkap tentang AKIP dan dinerikan amanah kepada setiap SKPD untuk melaksanakannya”

Setelah menerima sosialisasi dari Bappeda, maka Dinas Kebersihan pun mensosialisasikan kebijakan AKIP ini kepada setiap bidang dan bagian yang ada melalui surat edaran resmi yang dari Kepala Dinas. Surat ini melambangkan perintah dan penugasan kepada setiap bagian untuk bekerja bersama merealisasikan pelaksanaan AKIP, secara khusus penyusunan LAKIP yang menjadi alat ukur dan bukti kongkretnya. Dengan adanya surat edaran ini maka penyampaian informasi tentang pemberlakukan AKIP di Dinas Kebersihan Kota Medan akan diterima oleh setiap bagian, karena setiap bagian atau pun bidang terlibat di dalamnya, dalam hal penyerahan laporan pertanggungjawaban realisasi kinerja dan program yang kemudian nanti akan diakumulasikan dalam LAKIP. Selain itu, Kepala Dinas Kota Medan membentuk Tim LAKIP yang secara khusus dan fokus memperhatikan dan mengerjakan LAKIP Dinas Kebersihan Kota Medan. Untuk tahun 2011 tim diangkat berdasarkan SK Kepala Dinas Kebersihan Kota Medan Nomor 050/37 Tanggal 13 Januari 2012 Tentang Susunan Personil Tim Penyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kebersihan Kota Medan dengan format tim sebagai berikut:


(35)

Tabel 4.1 Format nama-nama Tim LAKIP Dinas Kebersihan Tahun 2011

No Nama

Jabatan dalam Dinas Kebersihan

Jabatan dalam Tim 1 Drs. H.Pardamean Siregar,

SH. MAP

Kepala Dinas Kebersihan Kota Medan

Penanggung jawab

2 Indra Gunawan, S.Sos Sekretaris Ketua

3 Ir. Surrahman Kasubag Penyusunan Program Sekretaris 4 H. Tungar Harahap, SH Kabid Retribusi Anggota 5 H. Pananggaran Nasution,

S.Sos

Kabid pengembangan dan Pengawasan

Anggota

6 Habib Fadillah Lubis, S.Sos Kabid Operasional Anggota

7 Kasim Kasi Pengawasan Anggota

8 Kristina F. Sianipar, ST Staf Bag. Penyusunan Program Anggota 9 Erianto Pasaribu, SE Staf Bag. Penyusunan Program Anggota 10 Ramos Samual Samosir, SE Staf Bag. Penyusunan Program Anggota 11 Zainal Masse Staf Bidang Operasional Anggota 12 Syahrial, Amd Staf Pengembangan dan

Pengawasan

Anggota

13 Sutikno, SE Staf Keuangan Anggota

Tim ini diformat beranggotakan pegawai yang berasal dari setiap bidang dalam lingkup Dinas Kebersihan Kota Medan dengan maksud anggota tim dari setiap bidang ini akan menjadi penyambung informasi bagi seluruh rekan pegawai


(36)

dibidangnya dan menjadi penanggung jawab untuk menyerahkan laporan pertanggungjawaban dari program dan kinerja mereka. Tim LAKIP ini memiliki waktu untuk mengadakan pertemuan secara berkala untuk membahas penyusunan LAKIP sesuai dengan kebutuhan. Pertemuan ini dilakukan dalam durasi sekitar 1 jam dan disesuaikan dengan agenda pertemuan yang akan di bahas. Dalam pertemuan ini lah dilakukan pengumpulan dan penyatuan informasi.

Demikian kutipan pernyataan dari Ibu Kristina Sianipar, ST selaku Tim LAKIP saat ditanya mengenai pemahaman dari pegawai Dinas Kebersihan Kota Medan akan kebijakan AKIP,

“Dalam pelaksanaan AKIP ini, Bapak Kadis kan ngasi surat ke semua bagian supaya mengerjakan Laporan Pertanggungjawaban di bidangnya masing-masing yang nanti akan dimasukkan dalam LAKIP, nah jadi minimal semua bagian pasti tahu tentang LAKIP. Tambah lagi Tim LAKIP pun berasal dari orang-orang di bidang-bidang yang ada, dan biasanya Kepala bidangnya, jadi bisa dipastikan semua pegawai disini tahulah tentang LAKIP, kecuali dia orang yang cuek ama kerjaannya”

.

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa Dinas Kebersihan Kota Medan berupaya untuk menyosialisasikan kebijakan AKIP yang diimplementasikan sesuai dengan Inpres No. 7 Tahun 1999.

b. Kejelasan (Pengetahuan Implementor Tentang Sistem AKIP)

Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa pemahaman akan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai dasar hukum pemberlakukan AKIP dan tahapan-tahapan pelaksanaan AKIP dan penyusunan LAKIP sudah jelas.


(37)

Berikut kutipan wawancara dari Bapak Andi Harahap, Kabid Retribusi Dinas Kebrsihan Kota Medan ketika ditanya pemahamannya tentang AKIP,

“Akuntabilitas itu kan berarti pengukuran atau perhitungan. Dalam konteks pemerintahan pengukuran itu penting sebagai dasar dalam pembuatan target dan program yang realistis sehingga dapat dipertanggungjawabkan dengan benar”

Hal yang sejalan juga dikemukakan oleh Ibu Kristina Sianipar, ST saat ditanya tentang pemahamannya akan AKIP termasuk tujuan dan manfaatnya,

“AKIP yang kemudian dituangkan dalam LAKIP itu ada sebagai media pertangungjawaban sekaligus monitoring dari atasan terhadap kinerja bawahan, termasuk Dinas Kebersihan Kota Medan. Jadi jelas lah semua hal yang direncanakan oleh Dinas Kebersihan dilaporkan sama Bapak Walikota. Dengan adanya LAKIP ini semua hal jadi lebih dipertanggungjawabkan”

Selain itu, dalam pelaksanaan AKIP ini Dinas Kebersihan didampingi oleh Inspektorat Jendral Medan dengan memberikan Draft Isian Penyusunan LAKIP yang menjadi panduan lengkap bagi Dinas kebersihan Kota Medan.Dengan adanya draft LAKIP tersebut karena draft itu berisikan secara detail informasi dan data-data apa saja yang diperlukan sehingga setiap anggota Tim LAKIP dapat dengan tepat mengumpulkan data yang dibutuhkan dan memahami dengan jelas setiap poinnya. Draft ini pun selalu disempurnakan tiap-tiap tahunnya sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan dari perubahan yang pasti terjadi dalam pemerintahan Kota Medan. Dengan kata lain, Tim LAKIP dapat langsung membagi beban kerja dengan menjadi penanggung jawab di bidangnya masing-masing. Selain draft isian LAKIP, Inspektorat pun memberikan batasan waktu yang jelas bagi seluruh SKPD untuk mengerjakan LAKIP nya, yaitu selama 2


(38)

bulan dan akan diberikan surat peringatan bila tidak menyelesaikannya tepat waktu. Demikian Bapak Erianto Pasaribu, SE menuturkan,

“Untuk nyusun LAKIP ini udah cukup jelas kok semuanya, mulai dari data apa yang perlu dan apa yang harus ada karena dalam penyusunannya kita punya draft yang dikasi dari Inspektorat jadi tinggal ngisi aja. Trus, ketetapan waktunya juga ada, itu dikasi waktu 2 bulan untuk menyelesaikan sampai akhir kemudian diserahkan ke Inspektorat”

c. Konsistensi (KetepatanDalamPelaksanaanPengimplementasian Sistem AKIP)

Diberlakukannyasistem AKIP memiliki tujuan dan manfaat yang diharapkan akan dicapai, termasuk oleh DinasKebersihan Kota Medan, salah satunya adalah menjadi bentuk pertanggungjawaban dan monitoring bagi realisasi program dan rencana kerja sehingga dapat dilihat sinergitas antara program serta visi dan misi yang telah ditetapkan. AKIP ini pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas dan sekaligus meningkatkan kinerja yang berorientasi pada hasil (result oriented government) dari seluruh instansi pemerintah. Hal ini juga yang menjadi esensi dari LAKIP yang menjadi pertanggungjawaban nyata implementasi AKIP. Hal yang harus dipahami secara benar oleh seluruh bagian dari Dinas Kebersihan Kota Medan. Dapat dilihat bahwa Renstra Dinas Kebersihan yang disusun sesuai dengan Visi Misi Walikota Medan kemudian diturunkan dalam rencana dan program tahunan yang kemudian dipertanggungjawabkan dalam LAKIP.

Seperti yang telah dipaparkan di atas tadi oleh Ibu Kristina Sianipar, ST saat ditanya tentang pemahamannya akan AKIP termasuk tujuan dan manfaatnya


(39)

“AKIP yang kemudian dituangkan dalam LAKIP itu ada sebagai media pertangungjawaban sekaligus monitoring dari atasan terhadap kinerja bawahan, termasuk Dinas Kebersihan Kota Medan. Jadi jelas lah semua hal yang direncanakan oleh Dinas Kebersihan dilaporkan sama Bapak Walikota. Dengan adanya LAKIP ini semua hal jadi lebih dipertanggungjawabkan”

Konsistensi ini juga dapat dilihat dari ketepatan dalam penyusunan LAKIP sebagai bukti pengimplementasian sistem AKIP ini memiliki standar yang jelas dalam hal waktu penyusunan yang tersedia. Sejak diadakannya sosialisasi oleh Bappeda tentang AKIP ini, setiap SKPD diberikan waktu selama 2 bulan untuk segera menyerahkan LAKIP nya untuk diaudit dan diperiksa oleh Inspektorat Jendral Medan. Dan sampai saat ini, Dinas Kebersihan selalu memberikan LAKIP nya tepat waktu sebagai bentuk komitmen terhadap aturan yang telah ditetapkan. Bapak Erianto Pasaribu, SE dalam hal ini menyatakan,

“Yah, bersyukur sampai sekarang Dinas Kebersihan Kota Medan selalu menyerahkan LAKIP tepat pada waktunya dan belum pernah melewati batas waktu yang diberikan. Tim LAKIP selalu berupaya supaya jangan sampe jadi jajaran SKPD yang tidak taat dan tidak disiplin”

IV.1.2 Sumber Daya a. Staf / Pegawai

Berdasarkan LAKIP Dinas Kebersihan Kota Medan tahun 2011, jumlah tenaga administrasi dinas ini mencapai 265 orang. Jikalau dipandang dari segi kuantitas untuk beban kerja yang ditanggung oleh Dinas Kebersihan Kota Medan sebenarnya sudah melebihi kapasitas. Hal ini menyebabkan kerancuan dalam pembagian kerja, misalnya beban itu menumpuk di satu orang pegawai dan 3 pegawai lainnya tidak memiliki pekerjaan. Akhirnya hal ini berdampak pada


(40)

kehadiran dari pegawai Dinas Kebesihan Kota Medan yang sering tidak tepat waktu, bahkan jarang berada di kantor pada jam kerja.

Menurut penuturan Bapak Ir. Surrahman saat ditanya mengenai jumlah pegawai yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan Kota Medan menyatakan bahwa,

“Yah, namanya juga PNS, sudah tahu sama tahu lah kita di dalamnya. Kalo mau jujur sebenarnya sekarang kita sudah kelebihan tenaga kerja. Kalau diilustrasikan bisa dibilang beban kerja satu orang itu lah dibagi sama empat orang. Ujung-ujungnya ya ada yang kerja dan ada yang gak kerja lah”

Hal ini pun sebenarnya terlihat dari hasil observasi peneliti di lapangan ketika mengadakan penelitian di Dinas Kebersihan Kota Medan. Dalam beberapa kali kunjungan terlihat bangku-bangku dan meja yang kosong pada hal masih dalam jam kerja. Ketika ditanyakan kepada informan yang lain, hal yang serupa menjadi jawaban,

“Kalo PNS ini kan gini nya dek. Adalah yang capk-capek sendiri. Kami berdua ini aja lah (bersama seorang rekan di bagiannya– penulis) yang selalu jadi penghuni kantor ini”

Jika ditinjau dari segi kulitas berdasarkan tingkat pendidikan, para pejabat struktural dan pegawai administrasi yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan Kota Medan sudah memenuhi syarat dengan komposisi, 3 (tiga) orang berpendidikan S2, 44 orang berpendidikan S-1 dan sebanyak 4 orang berpendidikan D-III. Selain itu, softskillyang dimiliki oleh pegawai Dinas Kebersihan untuk mendukung pelaksanaan tugasnya sudah cukup baik, misalnya mampu mengoperasikan komputer secara sederhana menggunakan jaringan internet untuk keperluan tugas dan tanggung jawab. Namun untuk keahlian yang khusus di bidangnya masih


(41)

perlu untuk dilatih lagi untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional. Hal ini disebabkan karena proses penerimaan PNS yang bersifat umum dan keseluruhan dalam artian tidak dipersiapkan untuk satu keterampilan khusus. Memandang hal itu, Dinas Kebersihan selalu mengarahkan pegawainya untuk mengikuti diklat-diklat dan pelatihan-pelatihan kepemimpinan dan manajerial yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian dari bidang yang ditanganinya. Beberapa pelatihan dan diklat yang pernah diikuti oleh pegawai Dinas kebesihan antara lain; Disomempo ( pelatihan komputer dan jaringan), Diklat tentang LAKIP, Diklat Penyusunan Renja, dsb.

Masih menurut Ir. Surrahman, ketika ditanyakan tentang kualitas dari PNS di lingkungan Dinas Kebersihan Kota Medan,

“Mereka yang muda-muda ini secara khusus banyak kok yang pintar-pintar, lulusan dari PTN nya rata-rata. Tapi gak bisa dibantah juga kalau untuk tugas yang khusus dan spesifik misalnya nyusun rencana kerja dan lain-lainnya masih terus belajar lah. Karena kan penerimaan PNS itu bersifat keseluruhan jadi gak ada penekanan kemampuan tertentu. Nah, jadi kalo ada diklat gitu, ya mereka ikut lah. Kalo ditanya sepulang diklat ya banyak lah pengetahuan yang bertambah”

Informan lain, yaitu Bapak Erianto Pasaribu, SE dan Ibu Kristina, ST yang juga pernah mengikuti diklat menyatakan,

“Sangat banyak lah pengetahuan yang didapat kalo misalnya rajin ikut diklat dan pasti selalu ada pelajaran/ pemahaman baru untuk diterapkan dalam kerjaan di bidangnya masing-masing, misalnya jadi tahu program komputer yang baru, semakin tahu cara dan kiat nyusun program dan perencanaan dan dalam penyusunan LAKIP”

Namun hal yang bertentangan juga terjadi pada beberapa pegawai pada Dinas Kebersihan Kota Medan. Ada juga pegawai yang cenderung cuek dan tidak mau mencari pengembangan dirinya dan kurang giat untuk belajar dari


(42)

teman-teman satu bidangnya yang cukup punya potensial. Hal ini disampaikan oleh seorang Informan, yaitu Bapak Marisi Sumantri Sinaga, MM; staf Subbagian Peny. Program yang merupakan lulusan S1 Manajemen Unpad dan S2 Manajemen USU, ketika ditanyai tentang kondisi kualitas pegawai Dinas Kebersihan Kota Medan

“Sebenarnya banyaknya diluar diklat itu yang bisa dijadikan pengembangan diri sama pegawai. Misalnya aku lah, cukup baiknya bahasa Inggrisku, tapi gak mau rekan-rekan ku ini belajar sama-sama, ntah mulai dari percakapan singkat aja pun kan, ini malah jadi aneh aku di liat. Jadinya aku pun tidak berkembang disini, belum lagi kurangnya tantangan pekerjaan kalo jadi PNS ini. hal yang sama selalu yang dikerjkan, ya diterima aja lah apa adanya”

Selain dari segi kuantitas dan kualitas, kondisi motivasi kerja pegawai Dinas Kebersihan Kota Medan pun merupakan hal yang perlu untuk diperhatikan. Sebagai pelayanan publik yang memberikan pelayanan sangat dituntut komitmen untuk mengerjakan kewajibannya. Namun di Dinas Kebersihan sendiri motivasi kerja pegawai masih kurang baik, sehingga senantiasa harus terus didorong. Hal utama yang menyebabkan ini adalah minimnya gaji atau pendapatan mereka,kurangnya tantangan kerja dan rancunya pembagian tugas antar pegawai dalam satu bidang. Maka terjadilah kondisi seperti pernyataan beberapa informan diatas tentang kurangnya kemauan belajar dari pegawai dan ketidakdisiplinan dalam hal waktu bahkan ada juga PNS yang cenderung melakukan pekerjaan lain untuk menambah uang masuk mereka. Untuk menyikapi hal tersebut, Bapak Andi Harahap selaku kepala bidang menyatakan solusi yang pernah dikerjakannya untuk memotivasi pegawinya, yaitu:

“Tidak dapat dipungkiri bahwa kebutuhan sangat banyak yang harus dipenuhi sehinga PNS ini kadang suka nyari kerjaan lain di luar.


(43)

Nah,dari pada mereka jadi tidak taat aturan dan malas akhirnya datang ke kantor semakin kita libatkan lah mereka dalam mengejakan proyek-proyek di sini. Yah, lumayanlah untuk nambah-nambah uang masuk dan mereka pun semakin semangat kerjanya”

Berbeda dengan pegawai secara umum, Tim LAKIP sendiri dirasakan sudah memenuhi kebutuhan baik dari segi kuantitas dan kualitas. Untuk tahun 2011 diangkat 13 orang yang menjadi Tim LAKIP yang menjadi perwakilan dari tiap bidang di lingkup Dinas Kebersihan Kota Medan. Pemilihan Tim LAKIP ini didasarkan pada keterampilan dan pemahaman masing-masing terhadap beban tugas dan tanggung jawab dari bidangnya. Untuk semakin meningkatkan pemahaman dari tim ini maka diadakanlah Seminar dan pembekalan serta pembinaan dari Inspektorat Jenderal Kota Medan. Seorang informan yang merupakan anggota Tim LAKIP, yaitu Ibu Kristina Sianipar, ST menyatakan,

“Kalo untuk Tim LAKIP sendiri kan anggotanya rata-rata kapala bidangnya masing-masing, jadi untuk pemahaman bagian kerjanya sudah baiklah. Karena mereka pun orang-orang yang berpengalaman di bidangnya masing-masing”

b. Fasilitas

Fasilitas yang diperhatikan dalam hal ini dapat dibagi dalam 2 kategori yaitu fasilitas kantor dan fasilitas lapangan. Jika dilihat dari segi fasilitas kantor, sarana perkantoran di Dinas Kebersihan Kota Medan sudah cukup baik. Hal ini meliputi ruangan yang nyaman dan kondusif dan beberapa ruangan dilengkapi dengan Air Conditioner (AC), seperangkat komputer dan printer untuk tiap bidang, telepon, lemari dan alat tulis kantor yang mendukung kinerja dari pegawai. Dalam waktu ini pun sedang dilakukan renovasi bangunan kantor Dinas kebersihan Kota Medan


(44)

untuk meningkatkan kualitas ruangan dan fasilitas yang mendukung kinerja pegawai. Berkenaan dengan fasilitas kantor ini, Ir. Surrahman memberikan pendapat ketika ditanya tentang kelengkapan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah, yaitu,

“Sejauh ini masih baiklah fasilitas yang ada, masih sesuai dengan kebutuhan kerja, tidak menjadi permasalahan. Komputer untuk ngetik aman, printernya juga, telepon untuk komunikasi juga seperti itu. Kita juga nyaman karena tiap bagian dan bidang sudah punya kantor masing-masing. Ya, kebutuhan kan pasti meningkat lah tiap tahun, tapi sejauh kita cermat memprediksi kebutuhan dan dimasukkah ke dalam rencana pengadaan fasilitas, selalu dipenuhi kok sejauh ini”

Memang ada beberapa keperluan lagi yang belum dimiliki oleh setiap bagian misalnya mesin fotocopi, namun tidak lah menjadi kendala bagi pelaksanaan tugas setiap harinya. Mereka pun menyiasatinya dengan memijam atau menumpang pada mesin fotocopi di bagian lain.

Untuk kondisi fasilitas lapangan, berdasarkan LAKIP tahun 2011Dinas Kebersihan Kota Medan dilengkapi dengan fasilitas seperti di bawah ini.

Tabel 4.2 Daftar Fasilitas Lapangan Dinas Kebersihan Kota Medan

No Nama Alat Jumlah Kondisi

1 Truk angkutan sampah 154 unit Baik

2 Truk tinja 10 unit Baik

3 Pick up angkutan sampah 8 unit Baik

4 Alat berat 5 unit (4 unit sudah tua sehinga tidak layak pakai lagi)

5 Minibus 5 unit Baik


(45)

7 TPA 2 lokasi

Dalam melaksanakan tugas sesuai dengan visinya, Dinas Kebersihan Kota Medan masih sangat membutuhkan penambahan unit di tiap jenisnya dengan pertimbangan beban kerja yang tiap saat bertambah sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk Kota Medan. Untuk pemenuhan kebutuhan fasilitas itu, Dinas kebersihan pun setiap tahun selalu memasukkan anggaran dana untuk pembelian alat yang baru, misalnya yang telah direalisasikan dalam tahun ini adalah truk penyiram tanaman dan penyapu jalan, truk pengangkut tinja dan gerobak sampah.

Dana operasional Dinas Kebersihan Kota Medan berasal dari PAD Dinas kebersihan Kota Medan yang dikumpul dalam bentuk retribusi sampah dari masyarakat senilai Rp. 5000,- (lima ribu rupiah) per rumah tangga dan juga berasal dari APBD Kota Medan. Berdasarkan pengukuran rasional yang telah disusun selama ini, dilihat dana operasional yang ada demi mewujudkan kebersihan Kota Medan sesuai dengan pernyataan Visi dan Misi Walikota Medan masih sangatlah kurang. Dengan beban hanya Rp.5000,- saja per rumah tangga per bulannya dibandingkan dengan jumlah sampah yang harus diangkut tiap harinya sangat tidak sesuai. Bapak Andi Harahap selaku Kabid Retribusi, ketika ditanyakan tentang kemampuan Dinas Kebersihan dalam menjaga kebersihan Kota Medan sesuai dengan mandat visi dari Walikota Medan menyatakan masih sangat kurang maksimal dikerjakan dengan uraian sebagai berikut,

“Tugas untuk menjaga kebersihan Kota Medan sebenarnya bukan semata-mata tugas Dinas Kebersihan, namun sebagai SKPD pelaksana teknis adalah tanggung jawab yang secara legal diserahkan pada kami. Dalam mengerjakan hal itu sebenarnya


(46)

dibutuhkan dana dan upaya yang sangat besar. Kalau dibandingkan antara tuntutan dan kemampuan dinas masih 1:3 secara pengukuran rasionalnya. Untuk menjaga tetap bersih dibutuhkan tenaga kerja yang siap beroperasi setiap hari di seluruh daerah kota Medan, namun biaya operasional tidak mencukupi hanya dengan retribusi Rp.5000,-/bulan/rumah tangga. Sehingga perhatian harus difokuskan pada tempat-tempat tertentu yaitu kawasan jalan kota, sementara daerah lainnya harus terima dengan frekuensi 2-3x/minggu dilewati oleh truk pengangkut sampah”

Oleh sebab itu, Dinas Kebersihan Kota Medan akan lebih gencar lagi dalam upaya pemenuhan dana tersebut dan sampai saat ini solusi yang dipikirkan adalah dengan memperbaiki sistem pengutipan retribusi sampah pada masyarakat dan mempertimbangkan untuk menaikkan nilai retribusi tersebut.

Dalam pelaksanaan AKIP sendiri secara khusus penyusunan LAKIP, tim didukung dengan fasilitas yang diberikan yaitu berupa anggaran penyusunan dari APBD yang diturunkan berdasarkan SK Kepala Dinas tentang Anggaran Dana Penyusunan LAKIP. Anggaran ini diperuntukkan sebagai honor tim, pembelian alat tulis kantor, penggandaan LAKIP yang telah selesai dikerjakan dan biaya makan serta minum tim. Anggaran ini mutlak dibutuhkan untuk mendukung pengerjaan LAKIP Dinas Kebersihan. Kendala yang dirasakan oleh Tim LAKIP yaitu keterlambatan pencairan dana yang pada ujungnya mempengaruhi kinerja. Sebagai contoh pada tahun 2011, LAKIP Dinas Kebersihan Kota Medan harus diserahkan dalam bentuk softcopy kepada Inspektorat Medan karena belum adanya dana pencetakan dan penggandaannya, seperti yang dinyatakan oleh informan ketika ditanya tentang fasilitas anggaran AKIP yang diberikan oleh pemerintah,


(47)

“Kalo fasilitas untuk LAKIP ini bentuknya anggaran, bukan peralatan keras. Jadi segala sesuatu yang berhubungan dengan LAKIP ya duitnya dari anggaran itu, untuk makan dan minum, ATK dan semuanyalah. Tapi itulah juga agak jadi masalah, misalnya terlambat lah pencairannya berdampak ke semua juga. Kayak tahun ini contohnya, jadi bentuk softcopy lah kami kasi LAKIP ke Inspektorat daripada terlambat”

c.Wewenang

Menurut beberapa informan batasan wewenang Dinas Kebersihan Kota Medan sudah jelas dijabarkan dalam Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2001 tanggal 26 Juni 2001 Jo Keputusan Walikota Medan Nomor 10 Tahun 2002 tanggal 11 Januari 2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebersihan Kota Medan, diperbaharui dengan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2009 tanggal 4 Maret 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) Dinas Kebersihan Kota Medan. Lalu diperbaharui lagi berdasarkan Peraturan Walikota Medan Nomor 14 Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebersihan Kota Medan.

Setiap bagian dan bidang pun punya barisan tugas dan fungsi yang jelas sehingga sudah ada pembagian tugas yang jelas juga. Informan pun dengan yakin menyatakan bahwa tidak terjadi tumpang tindih atau rebutan beban kerja antarbagian atau antarbidang.

IV.1.3 Struktur Birokrasi

a. Standart Operasional Prosedur (SOP)

Dalam mengimpelementasikan AKIP ini Dinas Kebersihan Kota Medan belum memiliki Standard Operasi Prosedur yang resmi. Jadi selama ini Dinas


(48)

Kebersihan mengikuti tahapan proses sesuai dengan Inpres No. 7 Tahun 1999 tentang sistem AKIP dan dalam proses penyusunan LAKIP ini masih didasarkan pada draft isian yang diberikan oleh Inspektorat Jendral Medan dan pedoman penyusunan pelaporan AKIP yang dikeluarkan oleh Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN). Jadi sejak diberlakukannya AKIP tahun 2002 belum ada SOP yang baku dalam penyusunannya. Hal ini dirasakan karena sejauh ini draft isian LAKIP yang diberikan oleh Inspektorat sudah cukup jelas, seperti yang dinyatakan oleh Bapak Erianto Pasaribu,SE

“Pendampingan Inspektorat sampai saat ini sangat baik lah dalam pelaksanaan LAKIP ini. Proses dan data-data yang diminta pun jelas jadi masih dirasakan belum prioritaslah membuat SOP LAKIP. Yang lebih mendesak saat ini adalah SOP pengutipan retribusi sampah sehingga bisa menambah biaya operasional kita. Sampai saat ini pun dari hasil evaluasi Inspektorat tidak terlalu banyak perbaikan atau revisi yang memaksa Dinas Kebersihan untuk segera menyusun SOP LAKIP”

. Senada dengan hal tersebut, Bapak Andi Harahap selaku Kabid retribusi menyatakan bahwa kebutuhan mendesak saat ini adalah cara untuk memaksimalkan retribusi dari masyarakat untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan.

b. Fragmentasi

Tentang fragmentasi atau penyebaran tanggung jawab pada Dinas Kebersihan Kota Medan informan menyatakan bahwa sudah ada pembagian tugas dan beban kerja yang diatur dan disesuaikan dengan merata berdasarkan bidang atau bagian yang menanganinya seperti yang tertera dalam Peraturan Walikota Medan Nomor 14 Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebersihan Kota


(49)

Medan. Secara khusus dalam penyusunan LAKIP telah diberikan tugas dan tanggung jawab kepada Tim LAKIP. Dalam tim ini setiap anggota memiliki beban tugas dan saling bekerja sama untuk mengumpulkan data dari setiap bidang dan bagian. Jadi masing-masing bidang yang ada merencanakan, merealisasikan dan mengevaluasi kinerjanya yang kemudian diserahkan kepada Tim LAKIP untuk diakumulasikan dalam LAKIP Dinas Kebersihan Kota Medan. Tim LAKIP lah yang akan berkoordinasi langsung dengan tiap bagian dan bidang. Dengan kata lain penyusunan LAKIP ini secara khusus memang dikerjakan oleh Tim LAKIP, namun dalam semua prosesnya setiap bidang dan bagian di Dinas Kebersihan Kota Medan bertanggung jawab sehingga harus ada koordinasi yang baik diantara semuanya. Ketika ditanya tentang kerjasama dan koordinasi antara Tim LAKIP dan tiap bidang dalam Dinas Kebersihan informan menyatakan sudah cukup baik walau tidak dapat dipungkiri tidak adanya kesesuaian waktu membuat agak sulit untuk bertemu dan berdampak juga pada keterlambatan masuknya laporan pertanggungjawaban dari tiap bagian. Seperti yang juga dinyatakan oleh Bapak Ir. Surrahman,

“Semua orang kan punya tugas dan kesibukan masing-masing jadi gak mungkin juga dipaksakan untuk segera. Kadang waktu kami (Tim LAKIP-Penulis) bisa ya mereka yang gak bisa, atau kebalikannyatapi ya selalu kok diusahan cepat”

Lamanya proses pengerjaan LAKIP ini sekitar 2 bulan dan harus diselesaikan sebelum Dinas Kebersihan Kota Medan mulai menyusun kembali rencana kerja dan tahun anggaran periode kerja berikutnya. Sejauh ini ketidaksesuaian waktu


(50)

yang terjadi antara Tim LAKIP dan tiap bidang masih dapat diatasi dan tidak membawa dampak yang fatal dalam proses pengerjaan LAKIP.

IV.1.4 Disposisi Implementor

Kebijakan yang diterapkan oleh suatu instansi pasti ditanggapi berbeda oleh masing-masing pegawai, cenderung sepakat menerimanya sebagai suatu hal yang baik atau tidak sepakat dan menolaknya. Pegawai Dinas Kebersihan Kota Medan menyadari bahwa memang diperlukan suatu sarana untuk memonitoring dan mengawasi pelaksanaan kinerja yang dilakukan sehingga memacu setiap pegawai untuk bertanggung jawab mengerjakan tugas dan fungsinya. Dengan diberlakukannya AKIP ini maka setiap bidang dituntut untuk lebih aktif, realistis dan bertanggung jawab dalam merencanakan dan merealisasikan rencana kerja misalnya dalam hal ketepatan dalam penggunaan anggaran, fasilitas sampai pada disiplin kerja pegawai. Menurut keterangan informan sebenarnya tetap terdapat respon yang saling bertolakbelakang dari para pegawai. Sebagian pegawai menganggap bahwa kebijakan AKIP memang merupakan kebutuhan dari setiap Instansi termasuk Dinas Kebersihan untuk lebih meningkatkan lagi kualitas pelayanan kebersihan Kota Medan dan meningkatkan disiplin kerja dari pegawai yang dilihat semakin longgar. Walaupun pesimis bahwa kebijakan ini akan membawa dampak yang signifikan terhadap tujuan yang diharapkan, namun mereka menerima dan mendukung. Pegawai yang lainnya memandang bahw AKIP ini adalah warning bagi mereka dalam artian menjadi suatu kebijakan yang harus dikerjakan karena kewajiban, oleh karena peraturan belaka. Respon ini


(51)

muncul karena adanya ketetapan-ketetapan dan aturan baru yang harus mereka kerjakan, misalnya laporan tambahan untuk kelengkapan AKIP bahkan sampai pada masalah disiplin dan aturan jam kerja. Sama seperti pernyataan dari Bapak Ir. Surrahkan ketika ditanya bagaimana taggapan dan penerimaan pegawai Dinas Kebersihan Kota Medan terhadap pemberlakukan AKIP ini,

“Tiap pegawai kan maunya beda-beda, cara kerjanya pun beda-beda, jadi respon tuk AKIP ini pun beda-beda. PNS-PNS yang rajin masuk dan rajin kerja ya dukung aja, bagus malah katanya. Nah kalo PNS yang lain menganggap ini sebagai warning lah untuk mereka. Warning dalam arti jadi satu peringatan untuk semankin hati-hati dan giat ngerjakan tugasnya. “

Jadi dapat dikatakan bahwa kecenderungan atau disposisi implementor terhadap kebijakan ini dipengaruhi juga dari motivasi dan semangat kerja mereka.

VI.2 Kendala dalam Impelementasi Sistem AKIP Pada Dinas Kebersihan Kota Medan

Implementasi kebijakan memang merupakan suatu proses yang kompleks yang juga melibatkan banyak faktor dan pihak-pihak berkaitan sehingga tahapan ini menjadi sangat krusial dan penting untuk diperhatikan. Demikian pula yang dialami oleh Dinas Kebersihan Kota Medan dalam pelaksanaan AKIP sebagai upaya membentuk instansi yang akuntabel. Jika diperhatikan dari beberapa faktor diatas yang mempengaruhi implementasi kebijakan, ada beberapa kendala yang dirasakan dalam pengimplementasian AKIP, secara khusus penyusunan LAKIP di Dinas Kebersihan Kota Medan antara lain koordinasi antar Tim LAKIP dan tiap bidang di ruang lingkup Dinas Kebersihan Kota Medan, motivasi kerja pegawai yang rendah dan keterlambatan dalam pencairan anggaran.


(52)

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa pengimplementasian AKIP melibatkan komitmen seluruh komponen dari instansi pemerintah yang bersangkutan karena merupakan kebijakan yang diterapkan sebagai bentuk pertanggungjawaban internal atau organisasional. Oleh karena itu dibutuhkan koordinasi yang baik dan pembagian tugas yang jelas untuk setiap bagiannya.Dalam penyusunan LAKIP Dinas Kebersihan Kota Medan dibutuhkan kerjasama dan inisiatif dari Tim LAKIP dengan seluruh bidang dan bagian yang ada karena diterapkan secara internal dan menyangkut kinerja dari keseluruhan komponen. Dengan kata kualitas LAKIP yang disusun ditentukan oleh Tim LAKIP dan semua individu yang melaksanakan tugasnya dalam hal merencanakan, merealisasikan dan mengevaluasi setiap program dan kegiatan. Kenyataannya pada Dinas Kebersihan Kota Medan sering tiap bidang tidak memberikan laporannya pada waktu yang telah ditetapkan sehingga pengerjaan LAKIP harus diundur dan waktunya semakin singkat membuat tim harus eksta tenaga menyelesaikannya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh Inspektorat Jendral Medan. Hal ini dikarenakan kesibukan dari masing-masing individu yang terlibat di dalamnya.

Jika dilihat dari kondisi pegawai Dinas Kebersihan Kota Medan secara kuantitas dan kualitas pun masih sangat perlu untuk diperbaiki. Jumlah pegawai yang sangat besar, bahkan mencapai perbandingan 4:1 dengan beban kerja yang


(53)

ada telah membentuk kebiasaan pegawai untuk malas masuk kerja., rendahnya motivasi kerja pegawai yang lebih suka mengikuti kebiasaaan tanpa inovasi apa pun dalam pemyelesaian tugasnya, ditambah lagi dengan kurangnya keterampilan khusus yang dimiliki oleh pegawai untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Selanjutnya, penyusunan LAKIP ini pun melibatkan masalah dana atau anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya yang berasal dari dana APBD. Anggaran inilah yang digunakan untuk membiayai seluruh proses pengerjaan LAKIP antara lain penyediaan ATK, biaya makan dan minum tim danbiaya duplikasi LAKIP untuk kemudian diserahkan kepada lembaga yang berwenang.Fakta yang ditemukan dilapangan menyatakan banhwa seringkali dana yang telah disepakati itu terlambat sampai kepada Tim LAKIP yang kemudian mempengaruhi kinerja dan berdampak pada penyelesaiannya juga. LAKIP yang telah disusun tersebut haruslah segera dicetak kemudian di duplikatkan untuk diserahkan kepada lembaga yang berwenang untuk mengevaluasi dan mengauditnya, antara lain Inspektoran dan BPKP. Karena keterlambatan dana, maka penyerahan hasil LAKIP pun terkendala, hingga di tahun 2012 ini LAKIP tahun 2011 Dinas Kebersihan Kota Medan harus diserahkan dalam bentuk softcopy pada Inspektorat.

Sampai saat ini Pemenpan dan RB memang belum membuat aturan yang menegaskan sanksi bagi setiap instansi yang terlambat atau bahkan tidak menyerahkan LAKIP nya, sehingga menyebabkan kebijakan AKIP ini seakan tidak memiliki kakuatan kewajiban untuk segera dikerjakan, padahal keberadaan


(54)

LAKIP ini pada dasarnya menjadi acuan bagi seluruh instansi pemerintah termasuk Dinas Kebersihan Kota Medan untuk semakin memperbaiki kinerjanya dalam mewujudkan visi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dari hasil wawancara yang didapat oleh penulis, Inspektorat Jendral Medan pada dasarnya tetap mendampingi dan mengawasi pengerjaan LAKIP setiap SKPD di jajaran Kota Medan sejak mulai pengerjaan sampai kepada perbaikan atau revisi LAKIP. Setiap LAKIP yang dianggap tidak memenuhi persayaratan akan ditolak dan dikembalikan untuk segera diperbaiki. Untuk semakin menegaskan kembali pentingnya AKIP ini dilaksanakan oleh setiap SKPD maka Inspektorat menetapkan semacam hukuman (punishment). Kepada SKPD yang terlambat meberikan LAKIP akan diberikan surat peringatan untuk segera memberikannya dan apabila tidak mengerjakan LAKIP sama sekali akan berdampak kepada pemberian sanksi yaitu dengan tidak disetujuinya anggaran kinerja pada tahun berikutnya. Dinas Kebersihan sendiri selalu berupaya memberikan LAKIP tepat pada waktunya. Informan menyatakan, dari hasil evaluasi Inspektorat Medan LAKIP Dinas Kebersihan sudah memenuhi syarat dan ketentuan yang ditetapkan dan mendapat nilai atau predikat yang baik, namun pernah juga LAKIP ini dikembalikan untuk diperbaiki karena format yang tidak sesuai.


(55)

BAB V ANALISIS DATA

Dalam bab ini penulis menyajikan analisis data, yaitu penyusunan secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkannya ke dalam unit-unit dan menyusunnnya ke dalam pola sehingga dapat dipahami baik oleh peneliti sendiri maupun orang lain sampai akhirnya melahirkan kesimpulan akan fenomena yang sedang diamati.

Pada penelitian ini, penulis melihat pelaksanaan AKIP di Dinas Kebersihan Kota Medan dari 4 (empat) variabel yang menjadi sorotan, antara lain: komunikasi, sumber daya, struktur organisasi, serta disposisi. Variabel-variabel ini memberikan dampak yang sangat berpengaruh terhadap efektifitas suatu implementasi kebijakan publik.

V.1 Implementasi Kebijakan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Pada Dinas Kebersihan Kota Medan.

Untuk pembahasan dalam penelitian ini, peneliti memakai defenisi implementasi dari George Edwards III yang mengatakan implementasi kebijakan adalah tahap yang menentukan keberhasilan pelaksanaan kebijakan diperhatikan


(56)

dari isi kebijakan tersebut dan konsekuensi atau dampak apa yang diberikan kepada masyarakat yang dipengaruhinya serta bagaimana keseluruhan faktor yang ada di dalamnya (komunikasi, sumberdaya, stuktur birokrasi dan disposisi) saling berinteraksi dalam pelaksanaannya karena menurut Edward tidak ada faktor tunggal dalam implementasi kebijakan. Satu kondisi akan dipengaruhi oleh kondisi lain yang disebabka oleh faktor-faktor yang saling beriteraksi. Jika suatu kebijakan tidak tepat atau tidak bisa mengurangi masalah yang merupakan sasaran dari kebijakan, maka kebijakan itu mungkin akan mengalami kegagalan sekalipun kebijakan tersebut diimplementasikan dengan sangat baik. Sementara itu suatu kebijakan yang cemerlang mungkin juga akan mengalami kegagalan jika kurang diimplementasikan dengan baik oleh para pelaksana kebijakan.

Berikut hasil analisis faktor atau variabel yang mempengaruhi pelaksanaan Sistem AKIP di Kantor Dinas Kebersihan Kota Medan.

V.1.1 Komunikasi

Salah satu faktor terpenting dalam implementasi sebuah kebijakan adalah sosialisasi kepada pihak-pihak yang melaksanakan maupun yang dikenakan kebijakan tersebut. Hal itu diperlukan agar mereka mengetahui kegiatan apa yang akan dilaksanakan dan bagaimana kegiatan itu dilakukan serta apa tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Komunikasi ini dapat dilihat dari penyaluran informasi kepada implementor tentang kebijakan AKIP, kejelasan informasi dan konsistensi kebijakan yang dipahami oleh Dinas kebersihan Kota Medan.


(57)

Penyaluran komunikasi yang baik akan menghasilkan suatu implementasi yang baik pula, karena persyaratan utama bagi implementasi kebijakan adalah bahwa para implementor harus memahami apa yang harus mereka kerjakan, kegiatan apa yang akan dilaksanakan, bagaimana mengerjakannya serta apa tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

Dengan kata lain bahwa sesungguhnya seluruh pegawai di Dinas Kebersihan Kota Medan haruslah sudah memahami sistem AKIP, mulai dari tahapan pengerjaannya sampai pada tujuan dan mandat yang didapatkan. Jika dilihat dari cara penyampaian informasi yang dikerjakan yaitu melalui surat edaran oleh Kepala Dinas Kota Medan dipastikan bahwa setiap bidang sudah pernah mendengat tentang AKIP. Namun untuk memahami secara rinci keseluruhan AKIP masih kurang, hal ini disebabkan karena kurangnya mereka dalam mengerjakan LAKIP yang fokus ditangani oleh Tim LAKIP saja. Memang dalam penyusunan LAKIP melibatkan tiap bidang, namun hanya secara tidak yaitu dengan menyusun laporan pertanggungjawaban tiap bidang yang akan diserahkan kepada Tim LAKIP. Dari hal di atas peneliti melihat bahwa transmisi (penyaluran informasi) kepada seluruh pegawai Dinas Kebersihan Kota Medan dirasakan sudah baik, akan tetapi dalam hal pemahaman yang mendalam dari setiap pegawai masih kurang karena memang hal tersebut tidak berkenaan dengan spesifikasi tugas dan tanggung jawab mereka. Seluruh informan yang merupakan Tim LAKIP berpendapat bahwa informasi yang disampaikan sudah cukup untuk memahami dan melaksanakan kebijakan AKIP. Para pegawai menyatakan bahwa mereka sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai Inpres No. 7 Tahun 1999


(58)

tentang Akuntablitas Kinerja Instansi Pemerintah dan mengenai Draft isian LAKIP yang diserahkan oleh Inspetorat Jendral Medan. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa penerimaan informasi seputar kebijakan AKIP sudah baik.

Dalam hal kejelasan bahwa komunikasi yang diterima oleh pelaksana kebijakan harus jelas dan tidak membingungkan atau tidak ambigu. Kurangnya kejelasan memberikan para implementor ruang untuk memberikan makna baru terhadap kebijakan, artinya terkadang berlawanan dengan maksud sebenarnya dari kebijakan tersebut. Jika komunikasi tidak jelas, maka para implementor akan mendapatkan diskresi yang lebih banyak didalam menginterpretasikan kebijakan. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa para informan memiliki pemahaman yang jelas tentang AKIP serta tahapan-tahapan pelaksanaannya. Oleh sebab itu, seluruh komponen dari sistem AKIP dilaksanakan sesuai dengan permintaan Inpres No. 7 Tahun 1999 tentang AKIP.

Dimulai dari penyusunan rencana strategis Dinas Kebersihan Kota Medan yang diturunkan dari visi dan misi Walikota Medan. Selanjutnya dituangkan dalam pernyataan visi dan misi Dinas Kebersihan Kota Medan, penetapan tujuan dan sasaran dan penentuan penetapan indikator kinerja. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa pegawai Dinas Kebersihan Kota Medan telah dengan jelas memahami kebijakan AKIP sesuai dengan Inpres No 7 Tahun 1999.

Aspek lain dari komunikasi adalah konsistensinya. Perintah yang diberikan dalam pelaksanaan suatu komunikasi harus konsisten dan jelas untuk ditetapkan atau dijalankan. Jika ditinjau dari segi konsistensinya, dapat dilihat bahwa pengimplementasian AKIP ini bertujuan menjadi satu bentuk monitoring yang


(59)

dilakukan agar setiap instansi pemerintah berjalan sesuai dengan visi misi dan rencana kerjanya. Dalam hal ini, Dinas Kebersihan telah menjadikan AKIP sebagai sebuah laporan pertanggungjawaban secara menyeluruh atas setiap hal yang direncakan dan dikerjakan setiap tahun anggaran.

V.1.2 Struktur Birokrasi

Implementasi kebijakan yang bersifat kompleks menuntut adanya kerjasama banyak pihak. Ketika struktur birokrasi tidak kondusif terhadap implementasi suatu kebijakan, maka hal ini akan menyebabkan ketidakefektivan dan menghambat jalannya pelaksanaan kebijakan. Struktur organisasi yang mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh signifikan dalam implementasi.

Salah satu dari aspek struktur paling mendasar dari organisasi apapun adalah prosedur organisasi standard. SOP merupakan perkembangan dari tuntutan internal dari kepastian waktu, sumber daya serta kebutuhan penyeragaman dalam organisasi kerja yang kompleks dan luas. Dengan menggunakan SOP, para pelaksana dapat mengoptimalkan waktu yang tersedia dan dapat berfungsi untuk menyeragamkan tindakan-tindakan pejabat dalam organisasi yang kompleks dan tersebar luas, sehingga dapat menimbulkan fleksibilitas yang besar dan kesamaan yang besar dalam penerapan peraturan.

Dalam pengimplementasian AKIP Dinas Kebersihan Kota Medan tidak memiliki SOP yang baku, sehingga masih melaksanakannya berdasarkan petunjuk dari Inspektorat Medan dan berdasarkan pengalaman yang pernah dikerjakan di


(60)

tahun sebelumnya. Ketiadaan SOP ini tidak menjadi penghalang yang cukup besar untuk mengimplementasikan AKIP bagi Dinas Kebersihan Kota Medan karena keberadaan panduan dari Inspektorat selama ini dipandang cukup jelas dan membantu. Selain Inpres No.7 Tahun 1999, tidak ada jujlak dan juknis yang dikeluarkan oleh pemerintah sehubungan dengan AKIP. Jadi pendampingan dan panduan dari Inspektorat itu lah yang menjadi pegangan dalam pelaksanaannya. Dan berdasarkan keterangan dari informan, proses pelaksanaannya masih tetap terarah dan berjalan dengan teratur.

Sifat kedua dari struktur birokrasi yang berpengaruh dalam pelaksanaan kebijakan adalah fragmentasi. Fragmentasi merupakan penyebaran tanggung jawab suatu kebijakan kepada beberapa badan yang berbeda sehingga memerlukan koordinasi. Koordinasi dalam pelaksanaan sistem AKIP ini hanya dijalin dalam internal Dinas Kebersihan Kota Medan saja, dengan kata lain mencakup seluruh bidang yang ada. Dan sejauh ini dalam pelaksanaannya, secara khusus dalam penyusunan LAKIP yang membutuhkan laporan pertangungjawaban dari tiap bidang masih dapat berkoordinasi dengan baik. Walau dalam beberapa kondisi terjadi misscomunicationdalam hal waktu dan kesibukan masing-masing pihak, namun masih dirasa cukup baik.

V.1.3 Sumber Daya

Jika para implementor kekurangan sumber daya yang perlu untuk menjalankan kebijakan, implementasi mungkin menjadi tidak efektif. Sumber daya bisa menjadi faktor kritis di dalam mengimplementasikan kebijakan publik.


(1)

IMPLEMENTASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI

PEMERINTAH (AKIP)

PADA DINAS KEBERSIHAN KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disusun oleh:

080903027

ROSMERI SIMARMATA

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ABSTRAK

Implementasi Kebijakan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) pada Dinas Kebersihan Kota Medan

Nama : Rosmeri Simarmata

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dosen Pembimbing : Dra. Februati Trimurni, M.Si

Akuntabilitas adalah salah satu dari 3 pilar utama dari pemerintahan yang

baik (good governance) yang mewajibkan pemegang amanah

mempertanggungjawabkan kewenangan yang diberikan padanya baik dalam hal keberhasilan maupun kegagalan dari hasil yang dicapai. Untuk mewujudkan tujuan itu maka dikeluarkanlah Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dengan Laporan AKIP sebagai media pertanggungjawaban secara periodik. Dinas Kebersihan Kota Medan sebagai instansi yang berkewenangan memberikan layanan kebersihan prima terhadap masyarakat berkewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban kinerjanya dalam pencapaian visi dan misi yang telah dirumuskan.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat penerapan AKIP dan mengetahui kendala-kendala apa saja yang ditemukan dalam pelaksanaannya pada Dinas Kebersihan Kota Medan.

Teknik penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan wawancara dan observasi. Teknik pengambilan subyek penelitian secara

purposive sampling. Dari teknik ini diperoleh 8 orang informan yang terdiri dari Tim LAKIP dan Pegawai Dinas Kebersihan Kota Medan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diketahui Dinas Kebersihan Kota Medan harus berupaya lebih maksimal untuk mengimplementasikan AKIP secara khusus dalam penyusunan LAKIP setiap tahun. Hal ini dilihat dari koordinasi antara Tim LAKIP dan tiap bidang di Dinas Kebersihan, kualitas dan kuantitas pegawai, kecenderungan sikap pegawai dan struktur birokrasi yang ada.

Kata kunci: Implementasi, Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), Dinas Kebersihan Kota Medan


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis nyatakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena berkat dan pertolonganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Implementasi Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (AKIP) Pada Dinas Kebersihan Kota Medan” sebagai salah satu

syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosial, Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara

Hasil penelitian ini menjelaskan tentang penerapan AKIP pada Dinas Kebersihan Kota Medan berdasarkan teori implementasi George Edwards III. Dengan mengetahui pelaksanaannya diharapkan mampu menjadi bahan referensi untuk perbaikan ke depannya.

Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing, Ibu Dra. Februati Trimurni, M.Si yang sangat banyak membantu dalam proses pengerjaannya juga kepada seluruh pihak yang membantu dalam penyelesaian tugas ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan, maka dengan kerendahan hati penulis mohon maaf dan menerima kritik saran yang membangun dalam penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara, Medan


(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ... 1

I.2Fokus Masalahan ... 6

I.3 Perumusan Masalah ... 7

I.4 Tujuan Penelitian ... 7

I.5 Manfaat Penelitian ... 8

I.6 Kerangka Teori I.6.1 Kebijakan Publik I.6.1.1 Pengertian Kebijakan Publik ... 8

I.6.1.2 Tahapan Kebijakan Publik ... 11

I.6.2 Implementasi Kebijakan I.6.2.1 Pengertian Implementasi Kebijakan ... 14

I.6.2.2. Model Implementasi George Edward III ... 15

I.6.3 Akuntabilitas ... 33

I.6.4 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) I.6.4.1 Latar Belakang dan Ruang Lingkup AKIP ... 37

I.6.4.2 Pedoman Penyusunan dan Pelaksanaan AKIP ... 41

I.7 Definisi Konsep ... 45

I.8 SistematikaPenulisan ... 47

BAB II METODE PENELITIAN II.1 Bentuk Penelitian ... 48

II.2 Lokasi Penelitian ... 48

II.3 Informan Penelitian ... 48


(5)

II.5 Teknik Analisa Data ... 51

II.6 Pengujian Keabsahan Data ... 53

II.7 Etika Penelitian ... 54

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN III.1 Dinas Kebersihan Kota Medan III.1.1 Sejarah Dinas Kebersihan Kota Medan ... 56

III.1.2 Struktur Organisasi Dinas Kebersihan Kota Medan ... 57

III.1.3 Tugas dan Fungsi Dinas Kebersihan Kota Medan ... 59

III.2 Komponen AKIP Dinas Kebersihan Kota Medan III.2.1 Perencanaan Strategis 2006-2010 ... 73

III.2.2 Visi dan Misi Dinas Kebersihan Kota Medan ... 75

III.2.3Tujuan dan Sasaran Dinas Kebersihan Kota Medan ... 79

III.3 Pelaksanaan AKIP di Dinas Kebersihan Kota Medan ... 81

BAB IV PENYAJIAN DATA IV.1 Deskripsi Hasil Wawancara tentang Impelementasi Kebijakan (AKIP) pada Dinas Kebersihan Kota Medan ... 84

IV.1.1 Komunikasi ... 85

IV.1.2 Sumber Daya ... 91

IV.1.3 Struktur Birokrasi ... 99

VI.1.4 Disposisi Implementor ... 102

VI.2 Kendala dalam Implementasi sistem AKIP pada Dinas Kebersihan Kota Medan ... 103

BAB V ANALISIS DATA V.1 Implementasi Kebijakan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) pada Dinas Kebersihan Kota Medan ... 107

V.1.1 Komunikasi ... 108

V.1.2 Struktur Birokrasi ... 111


(6)

V.1.4 Disposisi... 116 V.2 Analisis Hubungan Semua Variabel dalam Impelementasi

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada Dinas

Kebersihan Kota Medan ... 117

BAB VI PENUTUP

VI.1 Kesimpulan ... 121 VI.2 Saran ... 123