a Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja job instruction b Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk
dilaksanakan job retionnale c Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku
procedures and practices d Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
2. Upward communication, yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan subordinate mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari
bawah ke atas ini adalah: a Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang sudah
dilaksanakan b Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas
yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan c Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan
d Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
3. Horizontal communication, yaitu tindak komunikasi ini berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus
komunikasi horisontal ini adalah: a Memperbaiki koordinasi tugas
b Upaya pemecahan masalah c Saling berbagi informasi
d Upaya pemecahan konflik e Membina hubungan melalui kegiatan bersama.
I.5.3 Jaringan Komunikasi dalam Organisasi
Jaringan komunikasi organisasi merupakan suatu struktur saluran dimana informasi melewatinya dari individu satu ke individu lainnya. Jaringan tersebut
mengandung alur informasi, dan ia mencerminkan interaksi formal antar anggota organisasi. Beberapa jaringan yang berbeda beroperasi di dalam organisasi kerja.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Jaringan komunikasi dalam Golghaber, Gerald, M, 1990:56
Jaringan rantai merupakan suatu pola komunikasi yang ada pada birokrasi dan organisasi lain dimana terdapat suatu rantai formal komando. Informasi melintasi
hirarki organisasi baik ke atas maupun ke bawah dengan pertukaran antara satu orang dan dua orang lainnya—satu diatas dan satu dibawah posisi seseorang itu sendiri.
Bergantung pada ukurannya, organisasi mungkin memiliki beberapa rantai komunikasi yang menghubungkan tingkatan-tingkatan organisasi yang lebih tinggi
dan lebih bawah. Meskipun rantai tersebut hanya memiliki kapasitas dua-jalur, ini digunakan terutama untuk komunikasi kebawah. Jaringan roda memasukkan satu
orang yang berkomunikasi dengan masing-masing dari sejumlah orang lainnya. Jaringan Y memasukkan dua orang sentral yang menyampaikan informasi
kepada yang lainnya pada batas luar suatu pengelompokkan. Pada jaringan ini, seperti pada jaringan rantai, sejumlah saluran terbuka dibatasi, dan komunikasi
disentralisasidipusatkan. Orang hanya bisa secara resmi berkomunikasi dengan orang-orang tertentu saja.
Pada jaringan pinwheel, seluruh saluran terbuka. Setiap orang berkomunikasi dengan setiap orang lainnya. Pinwheel ini memberikan contoh suatu struktur
komunikasi yang terdesentralisasi. Jaringan terpusatsentralisasi dan disentralisasi
Universitas Sumatera Utara
memiliki kegunaan yang berbeda. Sebagai contoh, struktur desentralisasi dapat lebih efektif untuk pemecahan masalah secara kreatif, sedangkan strukur desentralisasi
lebih bagus untuk pergerakan informasi yang cepat.
I.5.4 Komunikasi Horizontal dalam Organisasi
Komunikasi horizontal menurut Stewart L. Tubbs-Sylvia Moss 1996:167 terdiri dari penyampaian informasi diantara rekan sejawat dalam unit kerja yang sama.
Unit kerja meliputi individu-individu yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama dalam organisasi dan mempuyai atasan yang sama.
Tujuan dari komunikasi horizontal dalam Stewart L.Tubbs-Sylvia Moss 1996 : 167 adalah :
1. Untuk mengkordinasikan penugasan kerja
2. Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan
3. Untuk memecahkan masalah
4. Untuk memperoleh pemahaman bersama
5. Untuk mendamaikan, berunding, dan menengahi perbedaan
6. Untuk menumbuhkan dukungan antar pesona
Bentuk komunikasi horizontal yang paling umum mencakup semua jenis kontak antar pesona. Bahkan bentuk komunikasi horizontal tertulis cenderung
menjadi lebih lazim. Komunikasi horizontal paling sering terjadi dalam rapat komisi, interaksi pribadi, selama waktu istirahat, obrolan di telepon, memo dan catatan,
kegiatan sosial dan lingkaran kualitas. Mengapa pendelegasian dari atasan ke bawahan seringkali tidak berhasil baik?
Mengapa banyak iklan yang tidak sukses mempromosikan produknya? Mengapa sering kali kesepakatan bisnis terhambat dan gagal? Mengapa seringkali pergaulan
tidak berkembang? Semua hal ini mungkin terjadi karena cara kita berkomunikasi yang tidak jelas, ambigius atau kurang strategis.
Universitas Sumatera Utara
Yang dimaksud dengan komunikasi horizontal disini adalah komunikasi yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kedudukan yang sama, posisi yang sama,
jabatan se-level, eselon yang sama, dll. Untuk berkomunikasi dengan baik antar sesama rekan kerja atau teman yang notabene-nya memiliki tingkat, latar belakang
pengetahuan dan pengalaman yang relatif sama dengan kita, ada beberapa hal yang harus diingat.
Pertama, tentang pemilihan dan penggunanaan diksi yang sesuai dengan orang yang tengah kita ajak bicara. Jangan menggunakan kata-kata teknis yang kerap kita
gunakan di bidangdepartemen yang kita geluti. Hal ini bukan hanya menimbulkan ketidakmengertian orang-orang dari lintas departemen yang kita ajak bicara,
melainkan juga bisa menuai rasa antipati karena dianggap terlalu menyombongkan diri dengan penggunaan kata-kata tersebut walaupun hal itu tidak diniatkan.
Kedua, yang harus diperhatikan dalam komunikasi di level yang sama ini adalah faktor psikologis orang yang kita ajak bicara. Artinya, jangan memberikan
sebuah informasi dengan cara ’menggurui’ seolah-olah orang yang kita ajak bicara itu tidak mengerti. Pemahaman situasi psikologis ini akan menyebabkan kita memilah
dan memilih kata-kata yang tidak menyinggung perasaan orang sejajar tersebut. Ketiga, bahasa tubuh yang digunakan tidak boleh yang bersifat agresif dan
invasif. Setiap gerak tubuh harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga tidak ada pihak yang merasa tersenggol ’ego’-nya secara negatif dan destruktif. Ketiga faktor
berkomunikasi secara horizontal ini akan memberikan hasil yang lebih maksimal kepada penuturnya jika dicamkan dan dilaksanakan dengan baik pada saat
berkomunikasi dengan pihak manapun yang kita anggap paralel, apakah itu dalam hal
Universitas Sumatera Utara
status ekonomi, posisi kerja, pengalaman dan pengetahuan, dll. Stewart L.Tubbs- Sylvia Moss 1996 : 168
Lateral atau horizontal communication mengambil tempat satu level dalam organisasi. Sebagai contoh, di dalam tim, diantara kepala departemen dan diantara
pengkoordiansi dan peranan penghubung. Terkadang, semakin cepat dan semakin efektif sebuah pesan terkirim secara horizontal daripada upward maupun downward.
Horizontal communication yang bagus sering menghalangi persaingan, perilaku teritorial, dan spesialisasi fungsi pekerjaan yang berlebihan, yang dapat
semakin mempertegas batas in groupout group, penggunaan jargon ataupun meniadakan kode-kode dan keseganan untuk membagi informasi.
Komunikasi lateral atau horisontal terjadi antar rekan kerja. Anggota tim dan
departemen harus berkomunikasi untuk memperluas hubungan kerja mereka. Karena jalur otoritas tidak berseberangan, maka komunikasi lateral ini lebih cepat daripada
komunikasi ke atas atau ke bawah secara hirarkis. Komunikasi horisontal terjadi antara orang-orang yang pada tingkat yang sama atau orang-orang yang pada tingkat
yang berhubungan pada divisi yang berbeda dalam suatu organisasi. Komunikasi horisontal yang efektif dapat membantu orang-orang untuk
mengkoordinasikan proyek menyelesaikan masalah, memberikan pemeriksaan informasi, memecahkan konflik-konflik dan membuka jalan bagi terciptanya
hubungan-hubungan bisnis. Seringkali komunikasi horisontal terhalang karena kecemburuan, hambatan spesialisasi teknis, atau lokasi yang terpisah dan terlalu
banyak arus informasi yang diterima pegawai untuk memproses data secara tepat. Sebagi contoh, orang-orang pada suatu unit mungkin merasa bahwa mereka bersaing
dengan staf produksi untuk semua jenis „rembesan“ bonus, informasi, posisi baru, dan
Universitas Sumatera Utara
sebagainyap dan mungkin berupaya membatasi jumlah informasi yang dibagikan. Oleh karena itu manajer yang berwawasan luas akan menciptakan suatu lingkungan
yang lebih menghargai suatu bentuk kerjasama daripada persaingan jadi. Mereka berupaaya meningkatkan lingkungan komunikasi seluruh organisasi. Pengenalan dan
penghargaan terhadap suatu kelompok-suatu tim- pegawai adalah satu cara untuk mendorong rasa jiwa kerja sama.
1.5.5 Efektivitas kerja