Uraian Tentang Pati TINJAUAN PUSTAKA

18 .4.Rematik. Vitamin, kalsium dan magnesium pada kentang dapat membantu mengurangi rematik. Anonim, 2010 5.Peradangan. Kentang sangat efektif untuk penanganan radang, baik internal maupun eksternal karena sarat akan vitamin C, potassium dan vitamin B6 Anonim, 2010. 6.Fungsi otak. Baik buruknya fungsi kinerja otak sangat tergantung pada kadar glukosa, suplai oksigen, beberapa jenis vitamin B kompleks, beberapa hormon, asam amino dan asam lemak omega 3. Kesemua itu bisa didapatkan dengan mengonsumsi kentang. Umbi kentang berkhasiat sebagai obat luka bakar, terutama pada bagian kulitnya. Selain itu, kentang dijadikan pengganti nasi bagi penderita penyakit kencing manis diabetes melitus. Hal ini disebabkan kentang sebagai sumber karbohidrat dengan kalori yang rendah. Kentang biasanya diolah menjadi perkedel, keripik Anonim, 2010.

2.2 Uraian Tentang Pati

Starch pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, serbuk putih, tidak berasa dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa sebagai produk fotosintesis dalam jangka panjang. Sumber pati utama di Indonesia adalah beras. Disamping itu dijumpai beberapa sumber pati lainnya Universitas Sumatera Utara 19 yaitu : jagung, kentang, tapioka, sagu, gandum, dan lain-lain. Hewan dan manusia juga mejadikan pati sebagai sumber energi penting Whistler, L. Roy. dkk, 1984. Di Indonesia, pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Pati digunakan sebagai bahan yang digunakan untuk memekatkan makanan cair seperti sup dan sebagainya. Dalam industri, pati dipakai sebagai komponen perekat, campuran kertas dan tekstil, dan pada industri kosmetika. Dalam bentuk aslinya secara alami pati merupakan butiran-butiran kecil yang sering disebut granula. Bentuk dan ukuran granula merupakan karakteristik setiap jenis pati, karena itu digunakan untuk identifikasi. Selain ukuran granula karakteristik lain adalah bentuk, keseragaman granula Whistler, L. Roy. dkk, 1984. Pati tersusun paling sedikit oleh tiga komponen utama yaitu amilosa, amilopektin dan material antara seperti, protein dan lemak Bank dan Greenwood, 1975. Umumnya pati mengandung 15 – 30 amilosa, 70 – 85 amilopektin dan 5 – 10 material antara. Struktur dan jenis material antara tiap sumber pati berbeda tergantung sifat-sifat botani sumber pati tersebut. Secara umum dapat dikatakan bahwa pati biji-bijian mengandung bahan antara yang lebih besar dibandingkan pati batang dan pati umbi Whistler, L. Roy.dkk, 1984. Granula pati bervariasi dalam bentuk dan ukuran, ada yang berbentuk bulat, oval, atau bentuk tak beraturan demikian juga ukurannya, mulai kurang dari 1 mikron sampai 150 mikron ini tergantung sumber patinya. Universitas Sumatera Utara 20 Tabel 1. Karakteristik Granul Pati SUMBER Diameter Kisaran µm Rata-rata µm Jagung 21 – 96 15 Kentang 15 – 100 33 Ubi jalar 15 – 55 25 – 50 Tapioka 6 – 36 20 Gandum 2 – 38 20 – 22 Beras 3 – 9 5 Sifat-sifat pati sangat tergantung dari sumber pati itu sendiri. Beberapa sifat dari pati singkong tapioka, jagung, kentang, gandum yaitu : Tabel 2. Sifat Granula Beberapa Jenis Pati Pati Tipe Diameter Bentuk Jagung Biji- bijian 15 µm Melingkar, Poligonal Kentang Umbi-umbian 33 µm Oval, bulat Gandum Biji-bijian 15 µm Melingkar Tapioka Umbi- umbian 33 µm Oval 1.Amilosa Menurut Wikipedia Indonesia, amilosa merupakan polisakarida, polimer yang tersusun dari glukosa sebagai monomernya. Tiap-tiap monomer terhubung dengan ikatan 1,4- glikosidik. Amilosa merupakan polimer tidak bercabang yang bersama-sama dengan amilopektin menjadi komponen penyusun pati. Dalam masakan, amilosa memberi efek keras bagi pati atau tepung Whistler, L. Roy.dkk, 1984. Universitas Sumatera Utara 21 Gambar 1. Rumus Struktur Amilosa 2. Amilopektin Menurut Wikipedia Indonesia, amilopektin merupakan polisakarida yang tersusun dari monomer G-glukosa. Amilopektin merupakan molekul raksasa dan mudah ditemukan karena menjadi satu dari dua senyawa penyusun pati, bersama-sama dengan amilosa. Walaupun tersusun dari monomer yang sama, amilopektin berbeda dengan amilosa, yang terlihat dari karakteristik fisiknya. Secara struktural, amilopektin terbentuk dari rantai glukosa yang terikat dengan ikatan 1,4-glikosidik, sama dengan amilosa. Namun demikian, pada amilopektin terbentuk cabang-cabang sekitar tiap 20 mata rantai glukosa dengan ikatan 1,6- glikosidik. Amilopektin tidak larut dalam air. Dalam produk makanan amilopektin bersifat merangsang terjadinya proses mekar puffing dimana produk makan yang berasal dari pati yang kandungan amilopektinnya tinggi akan bersifat ringan, porus, garing dan renyah. Kebalikannya pati dengan kandungan amilosa tinggi, cenderung menghasilkan produk yang keras, karena proses mekarnya terjadi secara terbatas Whistler, L. Roy.dkk, 1984. Universitas Sumatera Utara 22 Gambar 2. Rumus Struktur Amilopektin 2.3. Uraian Uji Spesifikasi Eksipien Tablet

1. Sudut Angkat

Metode sudut angkat telah digunakan sebagai metode tidak langsung untuk mengukur kemampuan alir serbuk karena hubunganya dengan kohesi partikel. Banyak metode sering digunakan untuk menetapkan sudut angkat dan salah satunya sering digunakan adalah metode corong. Serbuk seberat 100 g dilewatkan melalui corong, dan jatuh ke atas sehelai kertas grafik. Setelah onggokan serbuk membentuk kerucut stabil, sudut angkat di ukur. Metode ini desebut “uji sudut angkat”. Untuk kebanyakan serbuk farmasetik massa tablet, nilai sudut angkat bberkisar dari 25 sampai 45 , dengan nilai yang rendah menunjukkan karakteristik yang lebih baik. Sudut serbuk yang tidak kohesif mengalir baik, menyebar, membentuk timbunan yang rendah. Bahan yang lebih kohesif membentuk timbunan yang Universitas Sumatera Utara 23 lebih tinggi yang kurang menyebar. Defenisi sudut istirahat adalah sudut permukaan bebas dari tumpukkan serbuk dengan bidang horizontal Siregar, Charles J.P. dan Wikarsa, S., 2010.

2. Bobot Jenis Nyata

Bobot jenis nyata ditetapkan sebagai massa suatu serbuk dibagi dengan volume. Bobot jenis nyat diperoleh dari pembagian bobot jenis sampel dalam gram dengan volume akhir sampel dalam cm 3 yang berada dalam gelas takar. Bobot jenis nyata suatu serbuk terutama tergantung pada distribusi ukuran partikel, bentuk partikel, dan kecendrunagn partikel menempel satu dengan yang lain. Partikel dapat dipadatkan untuk menghilangkan celah besar di antara permukaan – permukaanya, sehingga menghasilakan serbuk yang ringan atau serbuk dengan bobot jenis rendah. Partikel – partikel yang kecil dapat berpindah di antara partikel yang besar untuk membentuk serbuk berat atau serbuk dengan bobot jenis tertinggi Siregar, Charles J.P. dan Wikarsa,S., 2010.

3. Bobot Jenis Benar

Bobot jenis benar adalah suatu karakteristik bahan penting, yang digunakan untuk pengujian identitas dan kemurnian. Penetuan bobot jenis benar berlangsung dengan Piknometer. Untuk serbuk yang memiliki pori dan ruang rongga, maka bobot jenis tidak lagi terdefenisi jelas, lebih banyak harus dibedakan antara bobot jenis benar dengan bobot jenis nyata Voight, 1994 .

4. Bobot Jenis Mampat

Bobot jenis mampat diperoleh melalui timbunan serbuk yang diisikan dalam keadaan longgar setelah berulang kali diketuk. Ini dilakukan didalam gelas ukur. Universitas Sumatera Utara 24 Dinyatakan dalam LKg. Jumlah ketukan dicatat melalui suatu alat penghitung. Contoh diketuk sebanyak 1250 kali yang diperoleh dari pernyataan 100 gr sebuk menempati suatu gelas ukur sebesar 50 ml, maka volume nyata sebesar 0,80 mlg. Bobot mampat sebesar 100 g80 ml= 1,25 gml. Hasil ketukan dibaca pada skala gelas ukur Voight, 1994.

5. Faktor Hausner

Metode Hausner dinyatakan dengan membagi bobot mampat nyata dan bobot jenis benar. Tabel 3. Hubungan Faktor Hausner dan Mampu Alir Serbuk Semakin tinggi faktor Hausner, maka semakin buru sifat aliran serbuk Siregar, Charles J.P. dan Wikarsa,S., 2010.

6. Porositas

Porositas adalah celah suatu serbuk atau granul berpori – pori yang diperoleh dari volume antarcelah yang berhubungan dengan volume bobot jenis nyata, tidak termasuk pori – pori interpartikel. Porositas total serbuk berpori terdiri atas celah antarpartikel, dan juga pori – pori di dalam partikel Siregar, Charles J.P. dan Wikarsa,S., 2010. Faktor Hausner Sifat Aliran 5 – 15 Baik sekali 12 – 16 Baik 18 – 21 Agak baik 25 – 32 Buruk 33 – 38 Sangat buruk 40 Sangat – sangat buruk Universitas Sumatera Utara 25

7. Uji Kompressibilitas

Uji kompresibilitas dilakukan untuk menentukan apakah tablet dapat dicetak dengan metode cetak langsung dan pengaruh kekerasan daripada tablet apabila dilakukan dengan metode cetak langsung. 8. Uji Distribusi Partikel Uji distribusi partikel ini dilakukan untuk menentukan seberapa besar dari serbuk tersebut yang apabila dicetak menjadi tablet dapat terdistribusi didalam tubuh.Dan dalam hal ini mempengaruhi daripada farmakodinamika dan Farmakokinetika obat didalam tubuh.

9. Uji Sudut Angkat

Uji Sudut angkat merupakan sudut yang terbentuk dari serbuk uji. Serbuk diuji dengan menggunakan corong, bidang datar dan kertas saring yang nantinya akan menentukan seberapa lebar dari diameter serbuk dan tinggi tumpukan dari tersebut. Dalam hal ini dapat menentukan eksipien tersebut sebagai pelicin dari tablet.

10. Uji Viskositas

Uji viskositas menetukan dalam waktu dan suhu berapa serbuk yang diuji membentuk gelatin. Ini dilakukan berdasarkan hukum Stoke’s : n x = n air x ρ x x t x ρ air x t air. Universitas Sumatera Utara 26

2.4. Bahan Tambahan Pada Tablet