47
menyebabkan ketidakseragaman bobot tablet. Menurut Voigt 1994, sudut diam antara 25° dan 45° memiliki aliran yang baik pada waktu pencetakan tablet.
4.1.2 Uji Waktu Alir
Berdasarkan tabel 5. dapat dilihat bahwa waktu alir pati kentang lebih cepat bila dibandingkan dengan cornstarch yang digunakan sebagai bahan pengembang. Hal
ini disebabkan karena pati kentang yang digunakan dapat meningkatkan kelinciran, sehingga waktu yang dibutuhkan granul untuk mengalir dari corong
akan semakin kecil. Menurut Cartensen 1977, partikel yang lebih besar memiliki waktu alir yang lebih kecil, dan akan menghasilkan tablet yang baik dalam hal
keseragaman bentuk dan bobot
4.1.3 Uji Indeks Tap
Indeks tap dipengaruhi oleh bentuk, ukuran dan kekerasan granul. Dari tabel 4 di atas. diperoleh data indeks tap dari F1 dan F2 adalah sebesar 14,54
dan 11,68. Indeks tap berperan penting dalam menentukan granul tersebut layak dicetak menjadi tablet atau tidak, di mana indeks tap menunjukkan daya tahan
granul terhadap daya kompressi dari alat pencetak tablet. Menurut Guyot 1978, granul yang memiliki sifat alir yang baik mempunyai indeks tap
≤ 20.
Tabel 10.Tabel Evaluasi Tablet
Formula Evaluasi Tablet
Kekerasan Tablet kg
Friabilitas Waktu Hancur
Menit F1
5,5 0,2351
5,07 F2
4,5 0,3957
9,39
4.2.1. Kekerasan Tablet
Universitas Sumatera Utara
48
Hasil uji kekerasan seperti yang terlihat pada tabel 6. menunjukkan bahwa kekerasan besar terdapat pada pati kentang bila dibandingkan dengan Cornstarch.
Hal ini disebabkan karena kuatnya ikatan granul membentuk tablet sehingga tablet menjadi keras pada pati kentang dan sangat rapuh pada Cornstarch. Pada uji
kekerasan yang dilakukan pada pati kentang, hasil yang diperoleh adalah 5,5 sedangkan pada Cornstarch sebesar 4,5, karena menurut Parrot 1971, kekerasan
tablet akan memenuhi syarat pada rentang 4-8 kg. Kekerasan tablet yang diperoleh tidak lah sama, hal ini terjadi karena kandunagan pati dari amilum
solanit dan Cornstarch tidaklah sama.
4.2.4 Waktu Hancur
Berdasarkan data dari tabel 6, maka hasil pengujian waktu hancur terhadap tablet dapat diketahui di mana pada pati kentang dari amilum solani lebih mudah larut
karena mengandung amilosa yang paling besar sekitar 97-98, sedangkan Cornstach hanya mengandung amilosa sebesar 81-88. Pada grafik terlihat
bahwa waktu hancur dari F1 dan F2 memiliki nilai yang tidak sama, F1 memiliki kekerasan 5,5 dan F2 memiliki kekerasan 4,5 dimana keduanya memiliki
kekerasan yang hampir sama. Hal ini terjadi karena tablet dengan bahan pengembang amilum solani akan segera pecah menjadi partikel kasar sedangkan
dengan bahan pengembang Cornstarch akan terkikis sedikit demi sedikit pada waktu pengujian dan selanjutnya melarut. Menurut Parrot 1971, waktu hancur
tablet dipengaruhi oleh sifat fisik dan kimia dari bahan tambahan yang digunakan, kekerasan dan porositas dari tablet.
Universitas Sumatera Utara
49
4.2.5 Friabilitas