BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Tinjauan Teoritis
2.1.1. Agency Theory
Perspektif teori agensi merupakan dasar yang digunakan untuk memahami isu corporate governance. Adanya pemisahan kepemilikan
oleh principal dengan pengendalian oleh agen dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan di antara principal dan agen.
Jensen dan Meckling 1976 dalam Herawaty 2008:99 menyatakan bahwa laporan keuangan yang dibuat dengan angka-angka akuntansi
diharapkan dapat meminimalkan konflik diantara pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan laporan keuangan yang dilaporkan oleh agen
sebagai pertanggung jawaban kinerjanya, principal dapat menilai, mengukur dan mengawasi sampai sejauh mana agen tersebut bekerja untuk
meningkatkan kesejahteraan serta sebagai dasar pemberian kompensasi kepada agen.
Corporate governance yang merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberi
keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang mereka investasikan. Corporate governance berkaitan dengan
bagaimana investor yakin bahwa manajer akan memberi keuntungan bagi investor, yakin bahwa manajer tidak akan mencurimenggelapkan atau
menginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan
Universitas Sumatera Utara
berkaitan dengan danacapital yang telah ditanamkan oleh investor dan berkaitan dengan bagaimana para investor mengendalikan para manajer.
2.1.2. Nilai Perusahaan
Peningkatan nilai perusahaan dapat memberikan sinyal positif kepada investor untuk berinvestasi pada suatu perusahaan. Nilai
perusahaan yang tinggi akan membuat pasar investor percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di
masa depan Susanto dan Subekti, 2013:2
Semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi nilai perusahaan. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai
perusahaan. Fama 1978 dalam Wahyudi dan Pawestri 2006:2 menyatakan nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar
sahamnya. Harga saham mencerminkan kondisi perusahaan di masa yang akan datang. Bila dihubungkan dengan corporate governance,
apabila perusahaan memiliki struktur corporate governance yang baik, maka kegiatan operasional perusahaan akan berjalan baik dan
kredibilitas perusahaan di mata publik juga akan baik sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin dalam harga saham.
Weston dan Copelan 2008 dalam Pratiwi 2013:10 menyatakan pengukuran nilai perusahaan dapat dilakukan dengan
menggunakan rasio-rasio penilaian. Rasio penilaian merupakan ukuran kinerja yang paling menyeluruh untuk suatu perusahaan,
rasio penilaian tersebut terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara
a. Price to Book Value PBV yaitu perbandingan antara harga saham
dengan nilai buku saham. Umumnya PBV digunakan untuk penelitian di Indonesia.
b. Market to Book Ratio MBR yaitu perbandingan antara harga pasar
saham dengan nilai buku saham. c.
Market to Book Asset Ratio yaitu ekspektasi pasar tentang nilai dari peluang investasi dan pertumbuhan perusahaan yaitu perbandingan
antara nilai pasar asset dengan nilai buku aset. d.
Market Value of Equity MVE yaitu nilai pasar ekuitas perusahaan menurut penilaian para pelaku pasar. Nilai pasar ekuitas adalah
jumlah ekuitas saham beredar dikali dengan harga per lembar ekuitas.
e. Enterprise Value EV yaitu nilai kapitalisasi market yang dihitung
sebagai nilai kapitalisasi pasar ditambah total kewajiban ditambah minority interest dan saham preferen dikurangi total kas dan ekuivalen
kas.
f. Price Earnings Ratio PER yaitu harga yang bersedia dibayar oleh
pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. PER dapat dirumuskan sebagai PER = Price per Share Earnings per Share.
g. Tobin’s Q yaitu nilai pasar dari suatu perusahaan dengan
membandingkan nilai pasar suatu perusahaan yang terdaftar di pasar keuangan dengan nilai pengganti asset asset replacement
perusahaan.
Indikator rasio yang dipakai untuk mengukur nilai perusahaan dalam penelitian ini adalah Tobin’s Q. Rasio Tobin’s Q
dikembangkan oleh James Tobin pada tahun 1967. Sukamalja 2004 dalam Irnila 2012:9 menyatakan bahwa Tobin’s Q dinilai dapat
memberikan informasi yang paling baik karena dapat menjelaskan berbagai fenomena dalam kegiatan perusahaan seperti terjadinya
perbedaan crossectional dalam pengambilan keputusan investasi dan diversifikasi, hubungan antar kepemilikan saham manajemen dan
nilai perusahaan. Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil
pengembalian dari setiap dolar investasi Herawaty, 2008:100. Darmawati 2004 dalam Pratiwi 2013:11 mengatakan bahwa
Universitas Sumatera Utara
“rasio ini memberikan informasi yang baik, karena memasukkan unsur hutang, modal saham perusahaan dan seluruh aset perusahaan
karena rasio ini menjelaskan bahwa nilai perusahaan yang baik dapat dilihat dari sisi pemegang saham ataupun kreditor”.
Semakin besar nilai rasio Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat
terjadi karena semakin besar nilai pasar aset perusahaan, maka investor akan semakin rela mengeluarkan pengorbanan yang lebih
untuk memiliki perusahaan tersebut.
2.1.3. Corporate Governance