Klasifikasi Tari Melayu SENI TARI MELAYU DELI SEBAGAI ATRAKSI WISATA

Sejalan dengan pendapat Sheppard yang banyak mengkaji keberadaan tari di Semenanjung Malaysia, maka Tengku Lah Husni dari Sumatera Utara, mengemukakan bahwa secara taksonomis, tari Melayu Timur, dapat diklasifikasikan ke dalam tiga konsep gerak : 1 tari, yaitu gerak yang dilakukan oleh lengah dan jari tangan; 2 tandak, yaitu gerak yang dilakukan oleh wajah, leher, lengan, jari tangan, dan kaki; 3 lenggang yang berupa gerakan lengok atau liuk pinggang dan badan yang disertai ayunan tangan dan jari. Dengan melihat konsep-konsep tentang tari dalam budaya Melayu seperti tersebut di atas, maka ditemui berbagai persamaan dan perbedaan.Konsep tari yang dikemukakan Sheppard sama dengan dikemukakan Husny. Lenggang yang dikemukakan Husny pengertiannya mencakup igal dan liuk yang dikemukakan Shappard.Tandak yang dikemukakan Husny pengertiannya lebih luas dari dikemukakan Sheppard, mencakup gerak wajah, leher, lengan, jari tangan, dan kaki. Namun demikian, dari kedua pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam budaya tari Melayu Sumatra Timur dikenal beberapa konsep tentang tari yang maknanya menekankan pada gerakan anggota tubuh tertentu serta teknik gerak.Konsep-konsep tari seperti itu, dipergunakan dalam konteks tari-tari Melayu, yang maknanya menekankan kepada gerakan lengan, tangan, dan jari-jari tangan.Gerak tandak berarti menekankan kepada gerakan kaki terutama sering dikaitkan dengan tari lagu dua atau joget dan zapin yang mengutamakan gerakan kaki.Begitu juga dengan liuk yang berarti melayahkan badan ke bawah pada saat penari bertukar posisi.

4.2 Klasifikasi Tari Melayu

Tari-tarian Melayu Sumatera Timur menurut Sheppard dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok, yaitu: 1. Tari ashek yang sangat terkenal, Universitas Sumatera Utara 2. Tari yang terdapat dalam drama tari makyong dengan pola lantai berbentuk lingkaran dan gerakan tarinya yang lambat, 3. Tarian yang selalu dikaitkan dengan panen padi atau panen hasil pertanian lainnya yang sifatnya adalah musiman. Jenis tarian ketiga ini populer hampir di seluruh Semenanjung Malaysia, tetapi sekarang hanya mampu bertahan dibagian utara saja. 4. Ronggeng, yiatu tarian yang awalnya dari Melaka pada abad ke-16, yang kemudian menyebar dan populer di mana-mana. Tari ini di-perkirakan berkembang selama pendudukan Portugis di Melaka, dan strukturnya memperlihat pengaruh budaya Portugis, yang dapat bertahan terus selama lebih dari empat abad.Tari ini disebut juga sebagai tari nasional Malaysia. 5. Tari-tarian yang berasal dari Arab, yaitu zapin, rodat, dan hadrah, yang diperkenalkan oleh orang-orang Arab. 6. Tari yang awalnya berkembang di Perlis tahun 1945, yang kemudian menyebar ke seluruh Semenanjung Malaysia. Tari ini disajikan oleh sekelompok penari dengan iringan musik khusus. Klasifikasi tari yang dilakukan oleh Sheppard seperti di atas adalah klasifikasi yang terdapat di Semenanjung Malaysia. Di Sumatera Timur, tari- tarian Melayu berdasarkan akar budaya dan fungsinya, dapat dikalsifikasikan sebagai berikut: 1 Tari-tarian Melayu yang mengekspresikan kegiatan yang berhubungan dengan pertanian, contohnya tari ahoi mengirik padi, mulaka ngerban menebang hutan, mula nukal menanam benih padi, mulaka pertanian. 2 Tari-tarian Melayu yang mengekspresikan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan nelayan, contohnya tari lukah menari mempergunakan properti jalan untuk menangkap ikan, tari jala membuat jala, gubang tarian yang mengekpresikan nelayan yang memohon kepada Tuhan agar angin diturunkan supaya mereka dapat berlayar kembali, pada saat mengalami mati angin di lautan, maka dayu tarian yang mengekpresikan hubungan nelayan dengan kehidupan ikan-ikan di laut. Universitas Sumatera Utara 3 Tari-tarian yang menirukan atau memisis kegiatans alam sekitar, misalnya ula-ula lembing menirukan gerakan-gerakan ular. 4 Tarian-tarian yang berkaitan dengan kekebalan contohnya dabus. 5 Tari-tarian yang fungsi utamanya hiburan, dan mengadopsi berbagai unsur budaya, seperti Barat, Timur Tengah, India, China, dan lain-lain. Misalnya ronggeng dan joget, yang repertoarnya terdiri dari senandung, Mak Inang, dan juga lagu dua, ditambah berbagai unsur tari etnik Nusantara dan Barat, termasuk juga tari-tari yang dikembangkan dari gerrc ronggeng seperti persembahan dan sembilan tari wajib dimana gerak dari pada kesembilan tari wajib ini sudah baku, yaitu: • Tari Lenggang Patah Sembilan • Tari Mak Inang • Tari Tanjung Katung • Tari Hitam Manis • Tari Anak Kala • Tari Seri Langkat • Tari Mak Inang Pak Malco • Tari Cek Minah Sayang • Tari Serampang Dua Belas Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2.1 Tari Lenggang Patah Sumber : www.Google.com Gambar 4.2.2 Tari Serampang Dua Belas Sumber : www.Google.com Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2.3 Tari Zapin 6 Tari yang berkaitan dengan olah raga, misalnya pencak silat atau tari silat. 7 Tari-tarian yang berkaitan dengan upacara perkawinan atau khitanan, yaitu tari ini disebut juga tari piring atau lilin. 8 Tari-tarian gerapan baru, yaitu tari-tari yang diciptakan oleh para pencipta tari Melayu pada masa-masa lebih akhir dalam sejarah Tari Melayu yang berdasarkan kepada perbendaharaan tari tradisional, misalnya tari : ulah rentak angguk terbina, zapin mak inang, zapin menjelang menghrib, zapin deli, zapin serdang, daun semalu, rentak semenda, ceracap, lenggang makinang, senandung makinang, tampi, makinang selendang, zapin kasih dan budi, demam puyoh, dan lain-lain. 9 Tari-tarian yang berkaitan dengan kegiatan agama Islam, contohnya Hadrah puji-pujian terhadap Allah dan Nabi-nabi, dan Zapin yaitu tarian yang diserap dari Arab dengan pengutamaan. Menurut sejarah, tarian Zapin pada mulanya merupakan tarian hiburan di kalangan raja-raja di istana setelah dibawah dari Yaman oleh para pedagang-pedagang di awal abad ke-16.Masyarakat Melayu termasuk seniman dan budayawahnnya memiliki daya kreasi yang tinggi.Hal ini dapat dilihat dari perkembangan Universitas Sumatera Utara kreasi tari Zapin yang identik dengan budaya Melayu maupun dalam hal berpantun.Seniman dan budayawannya mampu membuat seni tradisinya, tidak mandek tapi penuh dinamika yang selalu dapat diterima dalam setiap keadaan.Tarian tradisional ini bersifat edukatif dan sekaligus menghicur, digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair lagu-lagu zapin yang didendangkan.

4.3 Tata Susila Melayu