Uji Durbin Watson D-W Test Heteroskedastisitas

60

3.5.3 Koefisien Determinasi R-Square

Koefisien determinasi ini dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen memberi penjelasan terhadap variabel dependen. 3.6 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 3.6.1 Multikolinearity Uji multikoliniearitas dengan SPSS dilakukan dengan uji regresi, dengan patokan nilai VIF variance inflation factor dan koefisien korelasi antar variabel bebas. Kriteria yang digunakan adalah jika nilai VIF di sekitar angka 1 atau memiliki tolerance mendekati 1, maka dikatakan tidak terdapat masalah multikolinieritas dalam model regresi.

3.6.2 Uji Durbin Watson D-W Test

   t e e - e hitung - D 2 2 1 - t t Dengan hipotesis sebagai berikut: H = ρ = 0, artinya tidak ada auto korelasi H a = ρ ≠ 0, artinya ada auto korelasi Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independen tertentu diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durbin-Watson untuk berbagai nilai α. Universitas Sumatera Utara 61 Hipotesis yang digunakan adalah: Dimana: H : tidak ada autokorelasi dw dl : tolak H ada korelasi positif dw 4-dl : tolak H ada korelasi negatif du dw 4-du : terima H tidak ada auto krelasi dl ≤ dw ≤ du : pengujian tidak dapat disimpulkan inconclusive 4-du ≤ dw ≤ 4-dl : pengujian tidak dapat disimpulkan inconclusive

3.6.3 Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain. Asumsi ini dapat diditeksi oleh pengujian visual dari sisa-sisa yang distandardisasi residual error oleh prediksi nilai standarisasi regresi. Universitas Sumatera Utara 62 Asumsi homoskedasitas, atau sebaranpenyebaran yang sama. Pelanggaran asumsi homoskedastisitas disebut dengan Heteroskedastisitas yakni kondisi dimana gangguan u i tersebut adalah berbeda-beda untuk setiap i. kondisi dimana gangguan u i tersebut adalah berbeda-beda untuk setiap i. Definisi Operasional 1. Pemakaian Air adalah permintaan konsumen terhadap air dilihat dari besarnya pemakaian air per rumah tangga m 3 . 2. Tingkat Pendapatan adalah pendapatan bersih yang diperoleh konsumen setiap bulan. rupiahbulan. 3. Jumlah Tanggungan Keluarga adalah banyaknya jumlah anggota yang ditanggung dalam satu rumah tangga jiwa. 4. Rata-Rata Cuci Kendaraan per Bulan adalah banyaknya pemakaian air yang digunakan untuk mencuci kendaraan per bulan m 3 . 1. Luas Lantai Rumah adalah luas lantai yang dimiliki konsumen dalam satu rumah tangga m 2 . 2. Luas Pekarangan adalah luas pekarangan yang dimiliki konsumen dalam satu rumah tangga m 2 . 3. Penggunaan Kran Air adalah jumlah kran air yang terpasang dan digunakan konsumen dalam satu rumah tangga buah. Universitas Sumatera Utara 63 Pengolahan Data Untuk memperoleh karakteristik responden dan kuisioner variabel dari model estimasi digunakan komputer dengan program SPSS.17. Universitas Sumatera Utara 64

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

4. Hasil

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian Kota Tanjung Balai

4.1.1 Kondisi Geografis

Kota Tanjung Balai merupakan salah satu daerah yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kota Tanjung Balai berada pada 2 58’00’’ Lintang Utara, 99 48’00” Bujur Timur dan 0 – 3 m dari permukaan laut. Dari tahun ke tahun Kota Tanjung Balai terus berkembang, para pendatang dari berbagai tempat dengan tujuan untuk berdagang, kemudian menetap di Tanjung Balai, sehingga kota ini telah menjadi kota yang berpenduduk padat. Sebelum Kota Tanjung Balai diperluas dari hanya 199 Ha 2 km² menjadi 60 km², kota ini pernah menjadi kota terpadat di Asia Tenggara dengan jumlah penduduk lebih kurang 40.000 orang dengan kepadatan penduduk lebih kurang 20.000 jiwa per km². Akhirnya Kota Tanjung Balai diperluas menjadi ± 60 Km² dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.20 Tahun 1987, tentang perubahan batas wilayah Kota Tanjung Balai dan Kabupaten Asahan, saat ini Kota Tanjung Balai terdiri dari 5 Kecamatan. Berdasarkan SK.Gubsu No.146.13372SK1993 tanggal 28 Oktober 1993 desa dan kelurahan telah dimekarkan menjadi bertambah 5 desa dan 7 kelurahan persiapan sehingga menjadi 19 desa dan 11 kelurahan di Kota Tanjung Balai. Berdasarkan Perda No.23 Tahun 2001 seluruh desa yang ada telah berubah status Universitas Sumatera Utara