e Uji Korelasi Konsentrasi Hara N, P, dan K Daun dengan Produksi Senyawa Bioaktif Kemuning (Murraya paniculata (L ) Jack) Akibat Aplikasi Pupuk Kandang Ayam
periode 34-38 BST memiliki bulan kering lebih banyak dibanding periode 30-34 BST Gambar 5.
Hasil uji t-student menunjukkan bahwa kadar flavonoid total yang relatif berbeda nyata pada panen bulan Juli dan November yaitu pada daun muda ke-1
dibandingkan dengan daun muda ke-5 dan daun dewasa ke-5. Selain itu, terdapat pula pada daun muda ke-3 dibandingkan dengan daun muda ke-5, dewasa ke-1,
dan dewasa ke-5 Gambar 16.
Gambar 16 Kadar flavonoid total daun kemuning pada posisi daun muda ke-1, muda
ke-3, muda ke-5, dewasa ke-1, dewasa ke-3 dan dewasa ke-5 pada panen bulan Juli 34 BST dan bulan November 38 BST; garis-garis
menunjukkan hasil uji t-student antar pasangan perlakuan; : berpengaruh sangat nyata; : berpengaruh nyata; tn: berpengaruh tidak nyata.
Antosianin
Kadar antosianin tanaman kemuning pada panen bulan Juli lebih rendah dibandingkan bulan November, dengan kadar antosianin tertinggi terjadi pada
bulan November adalah sebesar 0.1723 µmol g
-1
BB yang terdapat pada daun dewasa ke-5, dengan peningkatan kadar antosianin sebesar 86.99. Berdasarkan
uji t-student menunjukkan nilai yang cenderung berbeda nyata pada bulan Juli dan November yaitu pada daun muda ke-3 dibandingkan dengan daun dewasa ke-1,
dewasa ke-3 dan dewasa ke-5 Gambar 17.
Gambar 17 Kadar antosianin daun kemuning pada posisi daun muda ke-1, muda ke-3, muda ke-5, dewasa ke-1, dewasa ke-3 dan dewasa ke-5 pada panen bulan
Juli 34 BST dan bulan November 38 BST; garis-garis menunjukkan hasil uji t-student antar pasangan perlakuan; : berpengaruh sangat nyata; :
berpengaruh nyata; tn: berpengaruh tidak nyata.
Aktivitas antioksidan
Hasil uji t-student terhadap aktivitas antioksidan pada berbagai posisi daun tanaman kemuning menunjukkan aktivitas yang cenderung berbeda nyata pada
panen bulan Juli dan November yaitu pada posisi daun muda ke-1 dibandingkan dengan daun dewasa ke-1, dewasa ke-3 dan dewasa ke-5 serta daun muda ke-5
dibandingkan dengan daun dewasa ke-3 dan ke-5. Selain itu, aktivitas antioksidan pada bulan Juli relatif sama dengan bulan November dengan perbedaan sebesar
8.22, dengan aktivitas antioksidan tertinggi terdapat pada daun muda ke-1 pada bulan Juli 34 BST Gambar 18.
Gambar 18 Aktivitas antioksidan daun kemuning pada posisi daun muda ke-1, muda
ke-3, muda ke-5, dewasa ke-1, dewasa ke-3 dan dewasa ke-5 pada panen bulan Juli 34 BST dan bulan November 38 BST; garis-garis
menunjukkan hasil uji t-student antar pasangan perlakuan; : berpengaruh sangat nyata; : berpengaruh nyata; tn: berpengaruh tidak nyata.
4.2.4 Korelasi konsentrasi hara N, P dan K daun kemuning umur 34 dan 38 BST dengan bobot kering daun dan kadar metabolit
Terdapat perbedaan jenis korelasi antara konsentrasi hara dan peubah yang terkait dengan posisi daun. Konsentrasi hara K pada setiap posisi dan umur daun
berkorelasi positif dengan bobot kering daun P0.01, tetapi konsentrasi K berkorelasi negatif dengan kadar flavonoid total P0.01. Hal ini menunjukkan
bahwa peningkatan konsentrasi K maka akan meningkatkan produksi biomassa daun tanaman, namun menurunkan kadar flavonoid total Tabel 12.
Tabel 12
Koefisien korelasi antara konsentrasi hara N, P dan K pada variasi posisi dan umur daun dengan bobot kering daun, kadar antosianin,
kadar klorofil total, kadar flavonoid total, aktivitas antioksidan, kandungan protein dan aktivitas PAL pada 34 BST
Posisi daun
KH Bobot
kering daun
kadar antosianin
Kadar klorofil
total Kadar
flavonoid total
Aktivitas antioksidan
Protein Aktivitas
PAL
daun muda Ke-1
N -0.28
-0.29 -0.34
0.14 0.39
-0.27 0.38
P -0.29
0.04 0.10
0.17 0.49
0.14 0.20
K 0.74
0.28 -0.31
-0.71 -0.28
-0.07 -0.32
Ke-3 N
0.04 0.05
0.07 -0.00
-0.30 -0.45
-0.25 P
-0.30 0.29
0.12 0.02
0.05 -0.16
-0.10 K
0.71 0.41
-0.27 -0.74
-0.52 -0.26
-0.54 Ke-5
N -0.17
-0.31 0.02
0.22 0.26
-0.20 0.18
P -0.42
-0.02 -0.00
0.25 0.50
0.002 0.39
K 0.84
0.08 -0.42
-0.68 -0.23
-0.15 -0.16
daun dewasa Ke-1
N -0.14
-0.15 0.19
0.12 -0.08
-0.06 0.08
P -0.43
0.17 0.30
0.16 0.33
0.23 0.22
K 0.70
0.28 -0.35
-0.67 -0.31
-0.002 -0.12
Ke-3 N
0.21 -0.33
0.07 0.18
0.09 -0.25
0.38 P
-0.33 0.18
0.20 0.08
0.27 0.28
0.11 K
0.76 0.22
-0.36 -0.70
-0.28 0.12
-0.29 Ke-5
N 0.08
-0.52 -0.21
0.31 0.28
-0.04 0.38
P -0.43
0.17 0.14
0.20 0.32
0.20 0.09
K 0.79
0.27 -0.49
-0.63 -0.30
-0.02 -0.23
P 0.01, P 0.05, +- : tanda arah hubungan, BST : bulan setelah tanam, KH: konsentrasi hara
Berbeda dengan pengamatan pada 34 BST, konsentrasi hara P berkorelasi negatif dengan bobot kering daun yang ditunjukkan oleh daun muda posisi ke-5
dan semua posisi daun dewasa pada pengamatan umur 38 BST Tabel 13. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi hara P maka semakin
menurunkan produksi biomassa daun tanaman kemuning.
Tabel 13 Koefisien korelasi antara konsentrasi hara N, P dan K pada variasi posisi dan umur daun dengan bobot kering daun, kadar antosianin,
kadar klorofil total, kadar flavonoid total, aktivitas antioksidan, kandungan protein dan aktivitas PAL pada 38 BST
Posisi daun
KH Bobot
kering daun
kadar antosianin
Kadar klorofil
total Kadar
flavonoid total
Aktivitas antioksidan
Protein Aktivitas
PAL
daun muda Ke-1
N 0.24
-0.30 0.06
0.09 0.31
0.41 0.25
P -0.47
-0.17 -0.10
0.40 0.44
0.22 0.23
K 0.34
-0.02 0.20
0.24 0.15
0.18 0.12
Ke-3 N
0.40 -0.18
0.48 0.05
0.03 0.36
0.24 P
-0.49 -0.20
-0.31 0.30
0.55 0.02
0.08 K
0.22 -0.16
0.05 0.10
0.40 0.01
0.04 Ke-5
N 0.40
-0.23 0.51
0.18 -0.18
0.39 0.21
P -0.60
-0.10 -0.27
0.44 0.47
0.07 0.11
K 0.23
0.05 0.20
0.19 0.13
0.03 -0.04
daun dewasa Ke-1
N 0.62
-0.43 -0.07
-0.42 0.03
0.01 -0.14
P -0.52
-0.04 -0.10
0.46 0.43
0.13 0.05
K 0.25
-0.20 -0.06
-0.24 0.28
0.07 0.07
Ke-3 N
0.22 -0.18
-0.02 -0.26
0.42 -0.20
-0.30 P
-0.57 -0.15
-0.07 0.44
0.46 0.11
0.08 K
0.01 -0.13
0.01 0.05
0.19 0.32
0.30 Ke-5
N 0.08
-0.04 -0.27
-0.34 0.09
-0.25 -0.35
P -0.68 -0.25
-0.25 0.21
0.62 0.04
0.01 K
0.33 -0.15
0.09 -0.12
0.18 0.27
0.19
P 0.01, P 0.05, +- : tanda arah hubungan, BST : bulan setelah tanam, KH: konsentrasi hara
5 PEMBAHASAN
5.1 Produksi, kadar senyawa bioaktif dan konsentrasi hara N, P dan K berdasarkan dosis pupuk kandang ayam
Ketersediaan hara untuk pembentukan biomassa tanaman dapat berasal dari tanah dan aplikasi pupuk kandang ayam. Ketersediaan hara yang berasal dari
pupuk kandang ayam dan tanah untuk panen pada 34 BST masih cukup bagi tanaman sehingga pembentukan biomassa meningkat secara kuadratik, sedangkan
peningkatan dosis pupuk kandang pada 38 BST menyebabkan terbentuknya kurva secara linear karena kemungkinan sumber hara telah termanfaatkan bagi tanaman
sehingga tidak cukup untuk pertumbuhan tanaman sampai 38 BST. Oleh karena itu, pemupukan pada tanaman sebaiknya tidak hanya dilakukan sekali pada awal
pemangkasan namun perlu dilakukan secara berulang yaitu tiap kali dilakukan pemangkasan maka bersamaan dengan pemupukan.
Peningkatan bobot basah daun seiring dengan peningkatan dosis pupuk kandang ayam. Bobot basah daun tertinggi diperoleh pada pengamatan 38 BST
yaitu sebesar 703.25 g per tanaman pada dosis 7.5 kg per tanaman Gambar 6. Bobot basah daun juga menunjukkan tingkat absorbsi cahaya dan mengandung
informasi mengenai ketebalan daun sebagai organ fotosintesis Sitompul dan Guritno 1995. Pupuk kandang ayam mempengaruhi ketebalan daun muda posisi
ke-1 pada dosis tertinggi yaitu 5 kg per tanaman Tabel 6. Selain itu, pertumbuhan tanaman pada periode 34-38 BST juga dipengaruhi oleh pola
sebaran curah hujan yang memiliki 2 bulan dengan kategori kurang dari 200 mm bulan Gambar 5a dan intesitas matahari yang tinggi Lampiran 10.
Tanaman kemuning dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional bagi kesehatan manusia baik dalam bentuk daun segar maupun kering. Pengamatan
mengenai bobot basah dan bobot kering pada 34 dan 38 BST dapat ditujukan untuk mengetahui peruntukan pemanfaatan kemuning tersebut. Umumnya daun
kemuning segar dapat dimanfaatkan sebagai obat memar, pelangsing badan, radang buah zakar, infeksi saluran kencing, haid tidak teratur dan penghalus kulit
Sulaksana dan Jayusman 2005. Sedangkan, daun kemuning kering dimanfaatkan sebagai bahan baku obat tradisional simplisia dan ekstrak untuk ramuan jamu.
Pengembangan bahan baku obat tradisional daun kemuning baru sampai pada prioritas lembaga berupa Saintifikasi Jamu Permenkes 2013. Dengan adanya
program pemerintah ini sehingga dapat dikatakan bahwa daun kemuning kering lebih menguntungkan untuk dikembangkan bagi petani obat tradisional.
Peningkatan produksi daun kemuning kering dapat dilakukan dengan pemberian dosis optimum pupuk kandang ayam pada 34 BST yaitu 6.5 kg per tanaman
dengan produksi bobot kering sebesar 328.25 g per tanaman dan untuk kadar flavonoid tertinggi pada dosis 7.5 kg per tanaman dengan kadar 1.66 mg SK g
-1
BK. Tanaman kemuning memiliki senyawa flavonoid yang dapat berperan
sebagai antioksidan. Kandungan flavonoid yang berhasil diisolasi dari ekstrak metanol daun kemuning yaitu
3‟,4‟,5,5‟,7,8-hexamethoxyflavone dan 3,3‟, 4‟,5,5‟,7,8-heptamethoxyflavone Silva et al. 1980. Senyawa flavonoid yang
dominan pada daun kemuning tergolong flavone Sayar et al. 2014. Dalam
pengujian ini menggunakan metode aluminium chloride colorimetric dengan standar kuersetin. Senyawa kuersetin merupakan turunan dari flavonol Markham
1988, sehingga dapat dikatakan bahwa senyawa flavonoid dalam kemuning dalam penelitian ini dinyatakan dalam miligram ekuivalen kuersetin per gram
bobot kering.
Pola penurunan aktivitas antioksidan selaras dengan pola penurunan kadar enzim PAL dan kadar flavonoid total, kecuali kadar antosianin dan aktivitas
antioksidan pada dosis 7.5 kg per tanaman mengalami peningkatan seiring bertambahnya umur tanaman. Hal ini menunjukkan adanya korelasi positif antara
aktivitas antioksidan dan kadar flavonoid total dengan kadar enzim PAL P0.01, Tabel 12 sehingga diduga kadar enzim ini menandakan tanaman kemuning dapat
berperan sebagai antioksidan. Enzim PAL merupakan enzim kunci dalam metabolisme setelah lintasan asam shikimat untuk memasuki lintasan
fenilpropanoid Gambar 3.
Konsentrasi hara nitrogen dengan dosis pupuk kandang ayam menunjukkan kategori yang rendah hingga optimum dan sangat rendah masing-
masing pada 34 dan 38 BST. Konsentrasi hara kalium menunjukkan kategori sangat tinggi dan tinggi masing-masing pada 34 dan 38 BST. Sedangkan
konsentrasi hara fosfor tertinggi pada tanpa perlakuan pada 34 BST dan dosis 2.5 kg per tanaman pada 38 BST. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh dosis pupuk
kandang ayam meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi hara nitrogen dan kalium, kecuali fosfor baik pada 34 dan 38 BST. Status hara pada jaringan
tanaman merupakan status hara dalam tanah. Berdasarkan hasil analisis tanah pada awal penelitian 30 BST menunjukkan bahwa pH agak masam, hara
nitrogen rendah, hara fosfor sangat tinggi dan hara kalium sangat rendah Tabel 3. Setelah aplikasi pupuk kandang ayam kondisi tanah 38 BST mengalami
perubahan yang baik yaitu pH menjadi netral, hara nitrogen rendah hingga sedang, hara fosfor sangat tinggi dan hara kalium rendah hingga sangat tinggi
Tabel 4. Selain itu, konsentrasi hara jaringan dipengaruhi oleh adanya perbedaan pola sebaran curah hujan Gambar 5a. Pupuk kandang ayam memiliki kandungan
unsur hara yang paling tinggi yaitu 1.70 N, 1.90 P
2
O
5
, dan 1.50 K
2
O Hardjowigeno 2007. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa konsentrasi suatu
unsur hara di dalam tanaman merupakan hasil interaksi dari semua faktor yang mempengaruhi penyerapan unsur tersebut dari dalam tanah Wijaya 2008.