penanaman, perawatan, keuntungan serta kerugian menanam kelapa sawit, dan proses pasca produksi atau pasca kebun kelapa sawit. Perubahan produksi
pertanian masyarakat dilihat dari dua hal yakni keputusan untuk membuka kebun kelapa sawit dan keberlanjutannya. Seiring dengan berlangsungnya proses
perubahan komoditas pertanian masyarakat, berlangsung pula gerak perubahan dalam bidang struktur agraria masyarakat. Hal tersebut seperti di gambarkan pada
kerangka pemikiran Gambar 1.
2.3 HIPOTESIS PENELITIAN
1. faktor internal memiliki hubungan positif dengan perubahan produksi pertanian;
2. faktor eksternal masyarakat memiliki hubungan positif dengan perubahan produksi pertanian masyarakat; dan
3. dinamika struktur agraria memiliki hubungan dengan perubahan produksi pertanian masyarakat.
2.4 Definisi Operasional dan Konseptual
1. Perubahan produksi pertanian adalah proses perubahan komoditas pertanian
masyarakat menjadi kelapa sawit. Pengukuran:
a. tinggi skor 3 jika responden memutuskan untuk membuka kebun kelapa sawit dan kebunnya bertahan sampai sekarang;
b. sedang skor 2 jika responden memutuskan membuka kebun tetapi kebunnya tidak bertahan sampai sekarang; dan
c. rendah skor 1 jika responden memutuskan untuk tidak membuka kebun kelapa sawit.
2. Faktor internal masyarakat adalah keadaan responden yang mempengaruhi
keputusan responden membuka kebun kelapa sawit dan keberlanjutan kebunnya. Faktor internal terdiri dari:
- tingkat pengetahuan adalah pengetahuan responden yang terdiri dari pengetahuan tentang tata cara pembangunan kebun, perawatan kebun,
pengetahuan tentang pasca kebun pasca produksi dan keuntungan serta kerugian dari kebun kelapa sawit,
Pengukuran: a. tinggi skor 3 jika responden dapat menjawab dan menjelaskan
jawaban dengan sangat baik dan memiliki pandangan positif terhadap kebun dan komoditas kelapa sawit;
b. sedang skor 2 jika responden dapat menjawab dan menjelaskan jawaban dengan baik dan memiliki pandangan negatif terhadap kebun
kelapa sawit atau responden memiliki pandangan positif tentang kebun kelapa sawit namun tidak dapat menjawab pertanyaan tentang
pengetahuan tatacara pembukaan dan perawatan kebun dengan baik; dan
c. rendah skor 1 jika responden tidak dapat menjawab pertanyaan terkait pengetahuan tatacara pembukaan dan perawatan kebun kelapa sawit
serta memiliki pandangan negatif tentang kebun kelapa sawit. - tingkat kepemilikan modal adalah jumlah uang yang dimiliki dan
dialokasikan responden baik untuk membuka maupun merewat kebun kelapa sawit.
Pengukuran: a. tinggi skor 3 jika responden memiliki modal untuk membuka dan
merawat kebun kelapa sawit; b. sedang skor 2 jika responden hanya memiliki modal untuk membuka
kebun kelapa sawit; dan c. rendah skor 1 jika responden tidak memiliki modal untuk membuka
maupun merawat kebun kelapa sawit.
3 Faktor eksternal masyarakat adalah faktor yang memengaruhi keputusan
masyarakat untuk membangun kebun kelapa sawit yang berasal dari luar masyarakat. Faktor tersebut ditinjau dari kebijakan pemerintah yang
memengaruhi keputusan masyarakat. 4.
Dinamika adalah gerak atau aktivitas. Gerak menjadi suatu pola pergeseran dan perubahan dari waktu ke waktu hubungannya dengan pola hidup
manusia yang ditandai dengan momentum tertentu. -
Struktur agraria adalah pola hubungan secara teknis dengan objek agraria lahan dan pola hubungan sosialantar subjek agraria. Struktur agraria di
sini dimaknai sebagai pola hubungan dalam pemilikan, penguasaan dan pemanfaatan lahan. Dinamika struktur agraria akan dilihat dari:
a. tingkat perubahan penguasaan lahan adalah perbandingan penguasaan lahan
sebelum dan sesudah masuknya perkebunan kelapa sawit .Penguasaan lahan adalah penguasaan dan atau pemilikan atas dasar milik yang hanya terbatas
pada akses terhadap lahan berupa lahan pribadi, sewa,bagi hasil, dan gadai; b.
tingkat perubahan kepemilikan adalah perbandingan pemilikan lahan sebelum dan sesudah masuknya perkebunan kelapa sawit. Pemilikan lahan
adalah penguasaan dan atau pemilikan lahan meliputi kemampuan akses dan kontrol secara formal meliputi lahan pribadi, sewa, bagi hasil dan gadai; dan
c. tingkat perubahan pemanfaatan lahan adalah perbandingan pemanfaatan
lahan sebelum dan sesudah masuknya perkebunan kelapa sawit. Status dan bentuk pemanfaatan adalah berupa pemanfaatan sendiri dan dimanfaatkan
orang lain. Bentuk pemanfaatan lahan diantaranya berupa budidaya tanaman pangan, budidaya holtikultura, budidaya tanaman buah,dan lainnya.
BAB III PENDEKATAN LAPANG
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian longitudinal yaitu penelitian yang dirancang untuk mengumpulkan data atas fenomena yang sama dalam beberapa
titik waktu. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang mampu
memberikan pemahaman mendalam dan rinci mengenai suatu peristiwa atau gejala sosial, serta mampu menggali realitas dan proses sosial maupun makna
yang didasarkan pada pemahaman yang berkembang dari subyek yang diteliti Sitorus 2008. Pendekatan ini digunakan untuk menggali informasi tentang
proses masuknya komoditas kelapa sawit dan proses perubahan struktur agraria. Pendekatan ini juga digunakan untuk mendapatkan informasi tentang kebijakan
yang terkait dengan pengembangan perkebunan kelapa sawit dan mengatahui pengaruh kebijakan tersebut terhadap pembukaan perkebunan kelapa sawit
masyarakat. Sedangkan pendekatan kuantitatif digunakan untuk mencari informasi faktual secara mendetail yang sedang menggejala dan mengidentifikasi
masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan kegiatan- kegiatan yang sedang berjalan Wahyuni dan Mulyono 2006. Pendekatan ini
ditujukan untuk melihat struktur agraria masyarakat yang ada sekaligus dinamika yang terjadi di masyarakat.
3.2 Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di UPT Unit Pemukiman Transmigran Desa Simpang Nungki, Kecamatan Cerbon, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan
Selatan. Pemilihan lokasi tersebut sebagai lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. merupakan daerah sekitar perusahaan kelapa sawit yang menjadi wilayah plasma perusahaan. Selain itu, masyarakat sudah memulai mengenal dan
menanam komoditas sawit sebelum menjadi plasma perusahaan yang akan di bangun pada akhir 2011;