Kondisi Kelembagaan Peternak Kelompok Peternak

33 Tabel 16. Penghasilan Bersih Peternak dari Penjualan Susu Jumlah Kepemilikan Induk ekor Harga Pokok Produksi Rpliter Keuntungan Per Liter Susu Rp Penghasilan Bersih Peternak Rpbulan 6 6-10 10 2.536,74 2.232,22 2.107,57 1.307,57 1.612,09 1.736,74 ≤ 1.618.118 2.176.322 - 3.627.203 ≥ 5.158.118 Ket: = Sumartini 2010 Penghasilan dari usaha peternakan lainnya dapat diperoleh dari penjualan kotoran ternak dan pedet. Harga kotoran ternak yang belum diolah sebesar Rp.100kg sedangkan jika diolah menjadi kompos yang sudah dikemas dapat dijual seharga Rp.2.500kg. Pedet jantan yang dihasilkan oleh peternak umumnya dijual pada saat lepas sapih dengan harga sekitar Rp. 3.000.000ekor sedangkan untuk pedet betina sebagian peternak 68 terus memeliharanya untuk dijadikan induk dan 32 peternak menjualnya saat lepas sapih dengan harga berkisar Rp.4.000.000 – Rp. 4.500.000 ekor.

5.1.3 Kondisi Kelembagaan Peternak Kelompok Peternak

Kelompok peternak dibentuk dalam rangka meningkatkan efisiensi usaha ternak sapi perah rakyat. Hal ini berkaitan dengan karakteristik kepemilikan sapi perah rakyat yang relatif kecil sehingga dengan dibentuknya kelompok maka kegiatan pengembangan dan pendampingan yang diberikan oleh lembagainstansi terkait dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Selain itu pembentukan kelompok ini adalah sebagai wadah untuk menjalin komunikasi dan koordinasi antar sesama anggota kelompok. Kecamatan Cisarua memiliki empat kelompok peternak sapi perah sebagaimana terlihat pada Tabel 17. 34 Tabel 17. Kelompok Peternak Sapi Perah di Kecamatan Cisarua Nama Kelompok Peternak Kelas Jumlah Anggota Alamat Baru Tegal Lanjut 31 Kp. Baru Tegal, Ds.Cibeureum Baru Sireum Pemula 16 Kp. Baru Sireum, Ds. Cibeureum Tirta Kencana Pemula 35 Kp. Sampang, Ds.Tugu Selatan Bina Warga Lanjut 21 Kp.Baru Joglo, Ds.Cibeuerum Sumber: Disnakkan Kab. Bogor 2009 Kelompok peternak sapi perah di Cisarua cukup aktif dalam menjalankan fungsinya. Hal ini dapat terlihat dari prestasi yang telah diraih diantaranya Juara I Lomba Kelompok Agribisnis Peternakan Tingkat Propinsi Jawa Barat Tahun 2009 Kelompok Tirta Kencana, Desa Tugu Selatan dan Juara II Lomba Kelompok Agribisnis Tingkat Propinsi Jawa Barat Tahun 2010 Kelompok Bina Warga, Desa Cibeureum. Selain itu, kelompok peternak yang berdomisili di Desa Cibeureum juga telah menginisiasi terbentuknya Gabungan Kelompok Peternak Sapi Perah Cibeureum “Bale Arminah” pada tanggal 7 Mei 2010. Pembentukan Gapoknak ini dimaksudkan untuk mengakomodir kepentingan kelompok dan meningkatkan posisi tawar kelompok dalam pengembangan peternakan sapi perah di masa mendatang. Koperasi Keberadaan koperasi memiliki peranan penting dalam usaha ternak sapi perah rakyat. Selain sebagai penyedia layanan IB dan keperluan sarana produksi, keberadaan koperasi sangat membantu peternak dalam keperluan pemasaran. Fungsi koperasi ini di Cisarua dijalankan oleh KUD Giri Tani. Pengurus KUD melakukan pencatatan rutin terhadap populasi ternak setiap peternak dengan tujuan mengetahui jumlah akseptor dan mempermudah kendali IB. Keperluan saprodi juga disuplai oleh KUD yang pembeliannya dapat dicicil peternak melalui potongan terhadap penjualan susu. Mengenai pemasaran susu dari anggota kelompok, sejak Tahun 2008 KUD Giri Tani hanya menyalurkan susu kepada satu Industri Pengolahan Susu IPS saja yaitu PT. Cisarua Mountain Dairy Cimory. Hal ini merupakan hasil kesepakatan kerjasama antara KUD Giri Tani dengan PT. Cimory. 35

5.2 Kondisi Keberlanjutan Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat di Cisarua