Cocoa Butter CB TINJAUAN PUSTAKA

7 Deodorisasi merupakan tahap pemurnian minyak yang dapat menghilangkan senyawa-senyawa yang menghasilkan bau pada minyak antara lain aldehida dan keton Ketaren, 1986. Teknik ini dapat dilakukan dengan uap panas dalam chamber vakum untuk menghilangkan senyawa penyebab bau yang memiliki bobot molekul rendah Murano, 2003. Setelah melalui beberapa tahap pemurnian di atas, diperoleh RBDPO yang dapat digunakan atau diolah lebih lanjut sesuai kebutuhan industri. Tahapan pemurnian CPO menjadi RBDPO, yang menurut Gee 2007 memiliki titik leleh 33-39°C, dapat dilihat pada Gambar 3. Bloomer et al. 1990 menyebutkan bahwa minyak sawit RBDPO merupakan substrat penting yang dapat digunakan dalam produksi cocoa butter-like fats. Gambar RBDPO disajikan pada Gambar 4. Gambar 4 . Refined Bleached Deodorized Palm Oil RBDPO

B. Cocoa Butter CB

Cocoa butter adalah lemak yang diperoleh dari biji cokelat cocoa bean dan berkontribusi besar terhadap pemberian kalori lemak pada produk cokelat Murano, 2003. Kualitas makan yang unik serta sifat-sifat tekstural dan sensori yang diinginkan pada produk cokelat menjadikan CB sebagai salah satu bahan baku utama industri confectionery. Liu et al. 1997 menyebutkan bahwa jumlah CB pada produk akhir cokelat yang berkisar antara 25-36 berpengaruh terhadap tekstur yang lembut, pelepasan flavor, dan daya kilap produk yang baik. Hal tersebut karena CB merupakan lemak yang sangat unik secara fisik dan kimia. Sifat fisik CB antara lain keras dan rapuh pada suhu ruang, meleleh sempurna dalam mulut pada suhu tubuh, dan memberikan sensasi sejuk setelahnya Wainwright 1999; Willis Marangoni 2002. Selain itu CB 8 memberikan kualitas umur simpan yang baik long self life pada cokelat Fuji Oil Europe, 2007. Gambar CB disajikan pada Gambar 5. Gambar 5 . Cocoa Butter Sifat-sifat fisik unik CB disebabkan komposisi kimianya yang mengandung ±80 TAG simetrik SCI, 2000, yaitu TAG dengan tiga jenis asam lemak urutan jenuh-tidak jenuh-jenuh. Contoh TAG simetrik yaitu POS 13-palmitoyl-31-stearoyl-2-monoolein; SOS 1,3-distearoyl-2- monoolein; dan POP 1,3-dipalmitoyl-2-monoolein. Karakteristik CB disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 . Karakteristik CB Karakteristik CB Nilai Komposisi TAG POS SOS POP Wainwright 1999 Komposisi Asam Lemak Asam stearat C 18:0 Asam oleat C 18:1 Asam palmitat C 16:0 Asam kaprat C 10:0 Asam miristat C 14:0 Asam arakhidat C 20:0 Asam laurat C 12:0 Titik leleh °C Wainwright 1999, Willis dan Marangoni 2002 36-42 23-29 13-19 36 34 25 0-10 0-4 1 0-1 34-38 Sifat-sifat tersebut juga berkontribusi pada pembentukan kristal CB sehingga membentuk kompleks susunan polimorfik. Wainwright 1999 menjelaskan bahwa enam bentuk umum kristal telah diketahui dari yang 9 paling tidak stabil bentuk I dengan titik leleh ~17 C, sampai ke yang paling stabil bentuk VI dengan titik leleh ~36 C. Menurut Wainwright 1999 kristal β bentuk VI merupakan bentuk stabil yang diinginkan dan dapat dihasilkan melalui proses tempering. Tempering merupakan proses manipulasi suhu untuk memanaskan dan mendinginkan sampel CB hingga terbentuk kristal stabil β yang diinginkan. Tahap ini merupakan kunci dalam pengolahan CB lebih lanjut dalam pabrik cokelat Murano, 2003. Pembentukan kristal β bertujuan dalam pencapaian kualitas produk akhir yang diinginkan, antara lain daya kilap, gloss retention, snap, kontraksi, dan tekstur Wainwright, 1999. Proses tempering CB yang kurang sesuai dapat menyebabkan blooming. Blooming merupakan kerusakan visual yang ditandai bintik putih kabur pada permukaan cokelat. Blooming dapat disebabkan oleh terdapatnya TAG yang tidak saling kompatibel karena memiliki sifat-sifat yang berbeda sehingga TAG tersebut tidak dapat bercampur secara sempurna dan muncul ke permukaan sebagai kristal putih. Adanya bloom dapat mengurangi daya kilap, sehingga proses tempering CB harus dilakukan dengan hati-hati Idris dan Dian, 2005. Selain itu CB memiliki beberapa kelemahan. Karakteristik CB sangat dipengaruhi oleh geografi dan kondisi iklim. Brazilian butters cenderung lebih lembut dan CB Malaysia lebih keras dibandingkan dengan CB asal Afrika Barat. Kondisi iklim juga mempengaruhi, karena CB sensitif terhadap fluktuasi suhu dan meleleh pada iklim panas Fuji Oil Europe, 2007. Suplai CB tidak konstan, sehingga harga CB relatif mahal dan berfluktuatif Idris dan Dian, 2005.

C. Cocoa Butter Alternative CBA