Peran Indonesia dalam ASEAN Free Trade Agreement AFTA, Asia Pacific

38 contoh yaitu pembedaan jadwal penuruan tarif bagi negara-negara CLMV yang diperpanjang oleh ASEAN. 75 Pemberlakuan pembedaan jadwal penuruan tarif oleh ASEAN disebut Common Effective Preferrential Tariff CEPT . 76 Adapun beberapa perubahan terjadi di negara- negara CLMV, antara lain: Bagi Kamboja, pemberlakukan CEPT turut meningkatkan pendapatannya sebesar 470 juta Dollar AS. Laos mengalami peningkatan pendapatan dari CEPT sebesar 30-70 juta Dollar AS atau meyumbang sebesar 12,9 dari total pendapatannya. Sedangkan Myanmar mendapatkan keuntungan sebesar 67 juta Dollar AS dari pemberlakukan CEPT meski hanya menyumbang sekitar 0,4 - 0,5 dari total pendapatan pemerintah Myanmar. Adapun bagi Vietnam, pemberlakuan CEPT meningkatkan pendapatan sebesar 320 juta Dollar AS atau sekitar 75 dari pendapatannya di ASEAN. Sedangkan dalam bidang liberalisasi jasa, sektor Jasa memegang peranan penting di ASEAN dengan rata-rata 40-50 GDP negara ASEAN berasal dari sektor jasa. 77 Jasa juga berperan penting dalam perekonomian Indonesia dengan porsi 46 total GDP pada tahun 2007. 78 Dalam upaya meningkatkan kerjasama ekonomi melalui liberalisasi perdagangan di bidang jasa, negara-negara ASEAN telah menyepakati dan mengesahkan ASEAN Framework Agreement on Services AFAS pada tanggal 15 Desember 1995 di Bangkok, Thailand. Selanjutnya untuk menindaklanjuti 75 Ibid 76 CLMV Countries Under AFTA: Coping With Revenue Losses. ASEAN One. April. 2005 77 Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Kerjasama Ekonomi ASEAN. Dikutip dari http:www.kemlu.go.idListsASEANDispForm.aspx?ID=6 . Diakses pada Rabu, 21 Januari 2015. Pukul 12.07 WIB 78 Ibid 39 kesepakatan tersebut, telah dibentuk Coordinating Committee on Services CCS yang bertugas menyusun modalitas untuk mengelola negosiasi liberalisasi jasa dalam kerangka AFAS yang mencakup 8 delapan sektor, yaitu: Jasa Angkutan Udara dan Laut, Jasa Bisnis, Jasa Konstruksi, Jasa Telekomunikasi, Jasa Pariwisata, Jasa Keuangan, Jasa Kesehatan dan Jasa Logistik. 79 Indonesia mendorong liberalisasi sektor jasa melalui Badan Kebijakan Fiskal, Departemen Keuangan sebagai koordinator Tim Koordinator Bidang Jasa di semua forum dan sektor, termasuk sebagai pengelola sektor jasa keuangan non-bank dan jasa profesi akuntan dan penilai. 80 Sejak penandatangan AFAS hingga saat ini, negara-negara anggota ASEAN telah menyepakati enam paket komitmen liberalisasi jasa. KTT ASEAN ke-13 di Singapura pada November 2007 telah menyepakati pengesahan paket keenam tersebut sebagai kelanjutan liberalisasi jasa di bawah AFAS. Prinsip, strategi dan modalitas untuk liberalisasi jasa tersebut ditujukan guna mewujudkan realisasi bebasnya arus perdagangan jasa ASEAN dalam rangka pembentukan kawasan ekonomi terintegrasi “Komunitas Ekonomi ASEAN” tahun 2015. Integrasi perdagangan jasa ASEAN akan dilaksanakan dengan mengacu pada Cetak Biru Pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN yang juga telah disepakati pimpinan ASEAN pada kesempatan KTT ASEAN tersebut. 81 79 Ibid 80 Ibid 81 Ibid 40 Dalam bidang investasi, ASEAN Comprehensive Investment Agreement ACIA ditandatangani oleh menteri-menteri ASEAN pada tanggal 26 Februari 2009. ACIA merupakan hasil konsolidasi dan revisi dari dua Perjanjian Investasi ASEAN: the 1987 ASEAN Agreement for the Promotion and Protection of Investments juga dikenal sebagai ASEAN Investment Guarantee Agreement atau ASEAN IGA dan the 1998 Framework Agreement on the ASEAN Investment Area dikenal sebagai “AIA Agreement”, serta protokol-protokol yang terkait. Tujuan penggabungan kedua perjanjian tersebut adalah untuk menghadapi situasi global yang lebih kompetitif dan dengan pandangan menuju peningkatan daya tarik ASEAN sebagai tujuan investasi, menciptakan rejim investasi yang bebas dan terbuka, serta mewujudkan tujuan- tujuan integrasi ekonomi. ACIA merupakan perjanjian investasi yang komprehensif yang mencakup bidang manufaktur, pertanian, perikanan, kehutanan, pertambangan dan penggalian, dan jasa-jasa yang terkait dengan lima sektor tersebut. 82 Di bawah ACIA, liberalisasi investasi akan bersifat progresif dengan tujuan untuk mewujudkan lingkungan investasi yang bebas dan terbuka di kawasan ASEAN sesuai dengan tujuan ASEAN Economic Community. Hal ini juga membuka kesempatan untuk liberalisasi sektor lain di masa yang akan datang. Oleh karena itu 82 Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Informasi Umum: Masyarakat Ekonomi ASEAN. 2011. Hal 35. Dikutip dari: http:ditjenkpi.kemendag.go.idwebsite_kpiUmumSetditjenBuku20Masyarakat20Ekonomi20 ASEANBuku20Informasi20Umum.pdf . Diakses pada Senin, 26 Januari 2015. Pukul11.22 WIB 41 ACIA mencakup: 83 Pertama, ketentuan investasi yang komprehensif pada empat pilar utama yaitu: liberalisasi, perlindungan, fasilitasi dan promosi. Kedua, batas waktu yang jelas untuk liberalisasi investasi. Ketiga, manfaat bagi investor kepemilikan asing yang berbasis di ASEAN. Keempat, mempertahankan perlakuan preferensi AIA. Kelima, penegasan kembali ketentuan yang relevan dari AIA dan ASEAN IGA, seperti national treatment dan most favoured-nation treatment. Dari penjelasan di atas, posisi Indonesia dalam AFTA serta aktivitas perdagangannya dengan negara lain antara lain: Tabel II.2.2.1 Produk Unggulan Ekspor Indonesia ke ASEAN No. Jenis Produk Negara Tujuan 1 Tekstil dan produk tekstil Malaysia, Thailand, dan Vietnam 2 Elektronik Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. 3 Karet Singapura 4 Produk hutan Malaysia, Vietnam, Singapura, Thailand. 5 Alas Kaki Singapura 6 Otomotif Thailand, Filiipina, Malaysia, Singapura, dan Myanmar 7 Udang Vietnam, Singapura, dan Malaysia 83 Ibid 42 8 Coklat Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand 9 Kopi Malaysia dan Singapura 10 Kulit dan produk kulit Vietnam, Malaysia, Thailand, dan Filipina. 11 Peralatan dan instrumen medis Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina. 12 Rempah-rempah untuk obat Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Thailand. 13 Makanan olahan Malaysia, Filipina, Singapura, Kamboja, Thailand, Vietnam. 14 Essential oil Singapura 15 Ikan dan produk ikan Thailand, Vietnam, Singapura, dan Malaysia. 16 Produk Kerajinan Singapura dan Malaysia 17 Perhiasan Singapura, Thailand, dan Malaysia. 18 Bumbu Vietnam, Singapura, Malaysia, dan Thailand. 19 Peralatan tulis selain kertas Malaysia, Thailand, Filipina, dan Singapura. Sumber: Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Tahun 2013 84 84 Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. 2013 43 Tabel di atas menjelaskan mengenai produk-produk unggulan Indonesia yang menjadi komoditas utama. Komoditas-komoditas tersebut dieskpor ke seluruh negara-negara di ASEAN sehingga perdagangan Indonesia dengan negara-negara di ASEAN terfokus kepada daftar komoditas di atas. Dengan diberlakukannya AFTA, beberapa perubahan terjadi dalam perekonomian Indonesia, seperti terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel II.2.2.2 Pengaruh AFTA terhadap Perekonomian Indonesia No. Keterangan Sebelum AFTA 2001-2003 Setelah AFTA 2004-2012 1. Pertumbuhan ekonomi 1,1 6,2 2. Ekspor Rp. Milyar Impor Rp. Milyar: Barang Akhir Barang Antara 95,672 4,721 58,262 245,730 20,028 272,221 3. Ouput Milyar 300,392 1,023,951 4. PDB atau NTB Milyar 160,201 575,415 5. Pendapatan Masyarakat Milyar 30,856 117,936 44 6 Penyerapan Tenaga Kerja Ribu Orang 1,347 5,409 Sumber: Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Tahun 2013 85 Tabel di atas merupakan tabel perbandingan terhadap perekonomian Indonesia sebelum dan sesudah diberlakukannya AFTA. Dari perbandingan tersebut dapat dilihat bahwa keseluruhan aspek dari perekomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Hal tersebut berarti AFTA memberikan dampak positif bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia. Adapun sektor lainnya yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ASEAN yaitu sektor jasa yang memberikan kontribusi sekitar 47 terhadap GDP ASEAN dan 47,2 terhadap GDP Indonesia tahun 2012. 86 Dengan semakin terbukanya kesepakatan di sektor jasa, ditargetkan peningkatan kontribusi sebesar 70 pada tahun 2025. 87 Selain itu, total ekspor jasa ASEAN sebesar 319,7 Milyar Dollar AS dan total impor jasa ASEAN sebesar 306,5 Milyar Dollar AS tahun 2012. Dalam bidang investasi, total investasi Jasa ASEAN sebesar 108, 21 Milyar Dollar AS 2012. 88 Sedangkan aliran investasi intra ASEAN mencapai 26.27 milyar Dollar 85 Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. 2013 86 Ibid 87 Ibid 88 Ibid 45 AS pada tahun 2011 dan sebesar US 5.8 milyar atau 22,23 masuk ke Indonesia. 89 Adapun perkembangan aktivitas perdagangan Indonesia dengan negara- negara ASEAN yaitu ekspor Indonesia ke ASEAN pada bulan Februari 2013 menurun sebesar -2,7 dibandingkan Januari 2013. 90 Namun secara kumulatif selama periode Januari-Februari 2013, ekspor Indonesia mengalami peningkatan sebesar 9,7 ke ASEAN dibandingkan periode yang sama pada tahun 2012. 91 Negara tujuan dengan pangsa ekspor terbesar Indonesia di ASEAN selama periode ini adalah Singapura, Malaysia dan Thailand, dengan pangsa ekspor masing-masing sebesar 43,3, 25,5 persen dan 14,6 persen. 92 Jika dilihat dari neraca perdagangan total, Indonesia defisit sebesar -2.075,4 juta Dollar AS selama Januari-Februari 2013 dan -1.114,7 juta Dollar AS pada Februari 2013. 93 Selama Januari-Februari 2013, defisit perdagangan terbesar terjadi antara Indonesia dengan Singapura dan Thailand, yaitu sebesar -1.652,3 juta Dollar AS dan -773,4 juta Dollar AS. 94 Sementara pada Februari 2013, defisit 89 Ibid 90 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional. Perkembangan Ekspor Impor dalam Kerangka ASEAN FTA . Hal 66. Dikutip dari http:www.bappenas.go.idfiles531380787636Laporan_Triwulan_I_Tahun_2013_Deputi_Ekonomi _Bappenas.pdf . Diakses pada Seninm 26 Januari 2015. Pukul 11.38 WIB 91 Ibid 92 Ibid 93 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional. Perkemangan Ekonomi Indonesia Triwulan I 2013: Perkembangan Ekspor Impor dalam Kerangka ASEAN FTA . Hal 66. Dikutip dari http:www.bappenas.go.idfiles531380787636Laporan_Triwulan_I_Tahun_2013_Deputi_Ekonomi _Bappenas.pdf . Diakses pada Senin 26 Januari 2015. Pukul 11.38 WIB 94 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional. Perkemangan Ekonomi Indonesia Triwulan I 2013: Perkembangan Ekspor Impor dalam Kerangka ASEAN FTA . Hal 66. Dikutip dari 46 perdagangan terbesar adalah dengan Singapura dan Thailand, yaitu sebesar -741,1 juta Dollar AS dan -472,7 juta Dollar AS. 95 Selain itu, nilai perdagangan Indonesia dengan ASEAN dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Grafik II.2.2 Nilai Perdagangan Indonesia dengan ASEAN USD Juta 2009-2013 Sumber: Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia 96 Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa sebelumnya Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan dengan negara ASEAN, namun 2 dua tahun terakhir 2012 2013 mengalami defisit, sebagai akibat peningkatan impor dari Thailand dan Vietnam yang cukup besar, yakni sekitar 800 juta Dollar AS dari Thailand dan http:www.bappenas.go.idfiles531380787636Laporan_Triwulan_I_Tahun_2013_Deputi_Ekonomi _Bappenas.pdf . Diakses pada Senin 26 Januari 2015. Pukul 11.38 WIB 95 Ibid 96 Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. 2013 47 300 juta Dollar AS dari Vietnam. Impor utama penyumbang defisit adalah sektor otomotif dan gula dari Thailand dan dari Vietnam 97 antara lain sektor besi dan baja, dan termasuk beras. 98 Selain AFTA, di skala regional, Indonesia juga turut berpartisipasi aktif dalam kerjasama ekonomi yaitu Asia Pacific Economic Cooperation APEC. Asia-Pacific Economic Cooperation APEC adalah forum kerja sama ekonomi di kawasan Samudera Pasifik yang didirikan pada tahun 1989. Saat ini terdapat 21 Ekonomi yang menjadi anggota APEC, antara lain Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Cili, Tiongkok, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, New Zealand, Filipina, Peru, Papua Nugini, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, dan Vienam. Kerja sama di APEC merupakan kerja sama non-politis, ditandai dengan keanggotaan Hong Kong dan Taiwan. Anggota APEC disebut “Ekonomi” karena setiap anggota saling berinteraksi sebagai entitas ekonomi, bukan sebagai negara. Selain itu, APEC memiliki tiga pengamat observer, yaitu ASEAN Secretariat, Pacific Economic Cooperation Council PECC, dan Pacific Islands Forum PIF Secretariat. 99 Selain itu, APEC memiliki tujuan yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan di Asia Pasifik. Hal ini dilakukan dengan 97 Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. 2013 98 Ibid 99 Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Asia Pacific Economic Cooperation APEC. Dikutip dari http:www.kemlu.go.idPagesIFPDisplay.aspx?Name=RegionalCooperationIDP=3P=Regionall =id . Diakses pada Rabu, 21 Januari 2015. Pukul 12.03 WIB 48 mendorong dan memfasilitasi perdagangan dan investasi yang lebih bebas dan terbuka di kawasan, serta meningkatkan kerja sama pengembangan kapasitas Ekonomi anggota. Untuk itu, telah ditetapkan suatu target “the Bogor Goals”, sebagai hasil kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi APEC di Bogor pada tahun 1994 dengan komitmen sebagai berikut: “… with the industrialized economies achieving the goal of free and open trade and investment no later than the year 2010 and developing economies no later than the year 2020.” 100 Sedangkan prinsip-prinsip dalam kerjasama APEC, antara lain: prinsip perdagangan dan investasi bebas, prinsip kerjasama internasional, prinsip solidaritas regional, prinsip manfaat yang sama, prinsip saling menghormati dan egaliterisme, prinsip pragmatisme, prinsip pengambilan keputusan berdasarkan konsensus dan implementasi yang fleksibel, dan rinsip “open regionalism” regionalisme terbuka 101 Kedelapan prinsip tersebut merupakan landasan fundamental untuk setiap bentuk kerjasama APEC. Indonesia sebagai anggota dan penggerak lahirnya Bogor Goals menerima sepenuhnya kedelapan prinsip tersebut sebagai landasan kerjasama dengan anggota lainnya. 102 Selain itu, menurut Awani Erawati, seorang peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI, APEC membawa manfaat bagi Indonesia, antara lain: 100 Ibid 101 Awani Irewati, et al. Indonesia dan APEC: Dalam Perkembangan Ekonomi Politik Internasional. PPW-LIPI. 1997. Hal 33 102 Ibid 49 Pertama, Sebagai sarana untuk membangun kepercayaan dan hubungan yang saling menguntungkan dengan negaraekonomi mitra strategis Indonesia di kawasan Asia Pasifik. Kedua, sebagai sarana untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing Indonesia, melalui proyek-proyek pelatihan teknis dan capacity building serta sharing of best practices . Ketiga, sebagai sarana untuk memastikan bahwa pasar Asia-Pasifik tetap terbuka bagi produk ekspor unggulan Indonesia. 103 Terkait dengan aktivitas perdagangan Indonesia dengan negara-negara APEC terjadi peningkatan total perdagangan yaitu sebesar 276,589.1 Milyar Dollar AS pada tahun 2013 dibandingkan 29,9 Milyar Dollar AS pada tahun 1989 pada saat Indonesia turut mendirikan APEC. Keempat, sebagai sarana peningkatan investasi. Selanjutnya pada tahun 2012 tercatat total investasi portofolio yang masuk ke Indonesia dari anggota APEC lainnya adalah sebesar 245,200.5 Milyar Dollar AS dibandingkan 45,7 milyar Dollar AS pada tahun 2001. 104 APEC merupakan lapisan terbesar dalam arsitektur Kawasan Asia Pasifik dan memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi salah satu pilar utama Arsitektur Kawasan. Beberapa modalitas utama APEC, yang bermanfaat bagi efektifitas Arsitektur Kawasan secara umum, antara lain: Pertama, sembilan negara anggota APEC adalah anggota G-20 sehingga APEC yang juga merupakan Arsitektur Kawasan memiliki relevansi untuk membahas isu-isu global strategis; Kedua, 103 Awani Irewati, et al. Indonesia dan APEC: Dalam Perkembangan Ekonomi Politik Internasional. PPW-LIPI. 1997. Hal 47-54 104 Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Asia Pacific Economic Cooperation APEC. Dikutip dari http:www.kemlu.go.idPagesIFPDisplay.aspx?Name=RegionalCooperationIDP=3P=Regionall =id . Diakses pada Rabu, 21 Januari 2015. Pukul 12.03 WIB 50 beberapa ekonomi APEC telah bergabung dalam P-4TPP-4 yang dalam waktu dekat akan ada kemungkinan akan berkembang menjadi P-8TPP-8 dimana AS dan Australia akan ada di dalamnya, sehingga memiliki potensi menjadi basis Free Trade Area of Asia Pacific FTAAP. Ketiga, APEC memiliki modalitas diplomasi yang relatif kuat karena berdasar pada Leader Summit. Secara de facto Kawasan Asia Pasifik telah terintegrasi secara ekonomi dalam lingkup APEC. 105 Dalam perundingannya, mekanisme kerja APEC bermuara pada para Pemimpin Ekonomi APEC yang melakukan pertemuan setahun sekali dalam APEC Economic Leaders‟ Meeting AELM. Sebelumnya, para Menteri Luar Negeri dan Menteri Perdagangan APEC menghadiri pertemuan bersama dalam APEC Ministerial Meeting AMM. Lalu hasil kesepakatan para Pemimpin Ekonomi dan Menteri APEC tersebut ditindaklanjuti oleh para Pejabat Tinggi Senior Officials APEC yang bertemu lazimnya tiga kali dalam setahun. Pada tingkatan teknis, hasil-hasil pertemuan Senior Officials Meeting SOM akan dilaksanakan oleh Komite, Working Groups , Fora dan Subfora. 106 Seiring dengan semakin kompleksnya isu-isu perdagangan dan investasi di kawasan, kerja sama sektoral di APEC juga semakin luas dan kompleks. Tidak kurang dari 34 kelompok kerja, fora dan subfora yang menyelenggarakan pertemuan 105 Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan BPPK Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Kertas Kebijakan Prospek Perkembangan Strategis Arsitektur Kawasan Asia Pasifik 2010- 2020: Implikasinya Bagi Politik Luar Negeri RI. 2009-2010. Hal 66 106 Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Asia Pacific Economic Cooperation APEC. Dikutip dari http:www.kemlu.go.idPagesIFPDisplay.aspx?Name=RegionalCooperationIDP=3P=Regionall =id . Diakses pada Rabu, 21 Januari 2015. Pukul 12.03 WIB 51 secara rutin. Dalam periode Indonesia menjadi ketua dan tuan rumah di APEC pada tahun 2013, sebanyak 182 pertemuan untuk berbagai tingkatan telah dilaksanakan. 107 Sedangkan posisi Indonesia di APEC pada tahun 2013 adalah melalui keketuaan Indonesia pada APEC 2013, peran dan posisi Indonesia dalam kancah internasional akan semakin strategis. Posisi Indonesia sebagai salah satu di antara sembilan negara APEC yang tergabung dalam G-20 sangatlah strategis dalam menjaga stabilitas kawasan sekaligus sebagai motor penggerak ekonomi kawasan. 108 Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2011 merupakan salah satu yang tertinggi di Asia Pasifik. Pada 2011, aktivitas perdagangan Indonesia-APEC mencapai 76 dari total perdagangan Indonesia-dunia. Terlebih masuknya sejumlah negara Amerika Latin seperti Meksiko, Cili, dan Peru memberikan alternatif ekspor produk nasional di tengah semakin lemahnya ekonomi sejumlah negara yang menjadi pasar tradisional Indonesia. 109 Sedangkan pada 2012 tren ini juga masih menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara sentral dalam menjaga pertumbuhan ekonomi kawasan. Dengan produk domestik bruto PDB berdasarkan purchasing power parity PPP lebih dari 1 triliun Dollar AS dan meningkatnya kelas menengah. Hal ini pada akhirnya 107 Ibid 108 Wawancara dengan Reza Pahlevi Chairul. Deputy Director of ASEAN Cooperation. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Selasa, 14 April 2015 109 Ibid 52 memberikan keuntungan tersendiri bagi Indonesia yaitu menjadi salah satu tujuan investasi di Asia Pasifik. 110 Sedangkan peran Indonesia di APEC pada tahun 2013 yaitu meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak seperti pebisnis dan universitas melalui konsep „Academic, Business Government‟. 111 Industri memiliki peranan penting sebagai rumah produksi. Adapun dalam bidang industri, Indonesia bekerjasama dengan APEC Business Advisory Council ABAC. 112 Melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No 79M Tahun 2012 tanggal 31 Agustus 2012, telah ditetapkan tiga anggota ABAC Indonesia, yaitu Wishnu Wardhana, Group Co-CEO dan Vice President Director PT Indika Energy Tbk; Anindya Bakrie, Chairman PT Bakrie Global Ventura; dan Karen Agustiawan, President Director dan CEO PT Pertamina Persero, dengan Wishnu Wardhana sebagai Chairman ABAC 2013. 113 Para anggota ABAC ini memiliki peran untuk mengidentifikasi permasalahan dan memberikan rekomendasi di sektor bisnis agar dapat mencapai kebijakan yang lebih efektif dan kerjasama ekonomi yang lebih erat di kawasan Asia Pasifik. Selain itu, pemerintah juga memiliki peran penting sebagai sumber penghubung yang memastikan pertukaran barang dan jasa yang stabil. Sedangkan universitas memiliki peran dalam 110 Ibid 111 Peran Pemerintah dan Sektor Bisnis Indonesia dalam Memanfaatkan Peluang APEC 2013 bagi Pembangunan Ekonomi di Kawasan Asia Pasifik. Dikutip dari http:www.apec2013ceosummit.compressperan-pemerintah-dan-sektor-bisnis-indonesia-dalam- memanfaatkan-peluang-apec-2013-bagi-pembangunan-ekonomi-di-kawasan-asia-pasifik.html . Diakses pada Senin, 8 Juni 2015. Pukul 11.06 WIB 112 Ibid 113 Ibid 53 menciptakan inovasi dalam bidang keilmuan dan teknologi serta pengimplementasian kewirausahaan. Sinergi antar ketiga pihak tersebut sangat diperlukan agar menciptakan pembangunan ekonomi yang berbasis pengetahuan serta tercapainya integrasi ekonomi yang erat di kawasan Asia Pasifik. 114 Selain AFTA dan APEC, Indonesia juga merupakan anggota kerjasama ekonomi tingkat global yaitu World Trade Organization WTO. WTO merupakan satu-satunya organisasi internasional yang mengatur perdagangan internasional. WTO terbentuk sejak tahun 1995 dan berjalan berdasarkan serangkaian perjanjian yang dinegosiasikan dan disepakati oleh sejumlah besar negara di dunia dan diratifikasi melalui parlemen yaitu DPR atau House of Representative. Tujuan dari perjanjian-perjanjian WTO adalah untuk membantu produsen barang dan jasa, eksportir dan importir dalam melakukan kegiatannya. 115 Dengan diterbitkannya Undang-Undang No.7 Tahun 1994 tanggal 2 November 1994 tentang pengesahan ratifikasi “Agreement Establising the World Trade Organization ”, maka secara resmi Indonesia telah menjadi anggota WTO dan semua persetujuan yang ada didalamnya telah sah menjadi bagian dari legislasi nasional. 116 Menjadi anggota WTO berarti terikat dengan hak dan kewajiban. 114 Ibid 115 Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Kerjasama Multilateral: World Trade Organization. Dikutip dari http:kemlu.go.idPagesIFPDisplay.aspx?Name=MultilateralCooperationIDP=13P=Multilateral l=id . Diakses pada Rabu, 21 Januari 2015. Pukul 11.50 WIB 116 Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. WTO dan Sistem Perdagangan Dunia. Dikutip dari http:ditjenkpi.kemendag.go.idwebsite_kpiindex.php?module=news_detailnews_category_id=4n ews_sub_category_id=1 . Diakses pada Rabu, 21 Januari 2015. Pukul 11.54WIB 54 Disamping itu pula, WTO bukan hanya menciptakan peluang opportunity tetapi juga ancaman threat. 117 Peluang Indonesia di WTO yaitu dapat memperluas pasar dan meningkatkan pendapatan, sedangkan yang menjadi ancaman yaitu karena Indonesia masih memproteksi sektor pertaniannya. Hal tersebut dikatakan ancaman karena di WTO sektor pertanian merupakan sektor yang masuk ke dalam daftar sektor yang diliberalisasi. 118 Pendirian WTO berawal dari negosiasi “Uruguay Round” yang berlangsung pada 1986 - 1994 serta perundingan sebelumnya di bawah “General Agreement on Tariffs and Trade ” GATT. Saat ini anggota WTO berjumlah 154 negara, di mana 117 di antaranya merupakan negara berkembang atau wilayah kepabeanan terpisah. Saat ini, WTO menjadi wadah negosiasi sejumlah perjanjian baru di bawah “Doha Development Agenda ” DDA yang dimulai tahun 2001. 119 Mekanisme pengambilan keputusan, di WTO umumnya dilakukan berdasarkan konsensus oleh seluruh negara anggota. Badan tertinggi di WTO adalah Konferensi Tingkat Menteri KTM yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali. Di antara KTM, kegiatan-kegiatan pengambilan keputusan WTO dilakukan oleh General Council yang membawahi badan-badan subsider yang meliputi dewan, komite, dan 117 Ibid 118 Erwidodo dan Deny Wachyudi Kurnia. Tata Perdagangan Dunia dan Upaya Indoensia Memacu Ekspor Hasil Pertanian . Dikutip dari http:pse.litbang.pertanian.go.idindpdffilesPros_2012_01_MU_Erwidodo.pdf . Diakses pada Jumat, 5 Juni 2015. Pukul 14.43 WIB 119 Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Kerjasama Multilateral: World Trade Organization. Dikutip dari http:kemlu.go.idPagesIFPDisplay.aspx?Name=MultilateralCooperationIDP=13P=Multilateral l=id . Diakses pada Rabu, 21 Januari 2015. Pukul 11.50 WIB 55 sub-komite yang bertugas untuk melaksanakan dan mengawasi penerapan perjanjian- perjanjian WTO oleh negara anggota. 120 Sedangkan prinsip pembentukan dan dasar WTO adalah untuk mengupayakan keterbukaan batas wilayah, memberikan jaminan atas Most-Favored-Nation principle MFN dan perlakuan non-diskriminasi oleh dan di antara negara anggota, serta komitmen terhadap transparansi dalam semua kegiatannya. 121 Terbukanya pasar nasional terhadap perdagangan internasional dengan pengecualian yang patut atau fleksibilitas yang memadai, berpotensi akan mendorong dan membantu pembangunan yang berkesinambungan, meningkatkan kesejahteraan, mengurangi kemiskinan, dan membangun perdamaian dan stabilitas. Pada saat yang bersamaan, keterbukaan pasar juga harus disertai dengan kebijakan nasional dan internasional yang sesuai dan yang dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi setiap negara anggota. 122 Sebagai contoh adalah kebijakan Indonesia melalui pemangkasan biaya-biaya di pelabuhan, penyederhanaan prosedur dan perizinan, penerapan National Single Window, peningkatan transparansi dan perbaikan fasilitas pelabuhan internasional. 123 120 Ibid 121 Ibid 122 Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Kerjasama Multilateral: World Trade Organization. Dikutip dari http:kemlu.go.idPagesIFPDisplay.aspx?Name=MultilateralCooperationIDP=13P=Multilateral l=id . Diakses pada Rabu, 21 Januari 2015. Pukul 11.50 WIB 123 Hasil Kesepakatan Bali: WTO yang Seimbang dan Inklusif. Tabloid Diplomasi Media Komunikasi dan Interaksi No. 72 Tahun VII 15 Januari – 14 Februari 2014. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Hal 8 56 Selain itu, Indonesia juga memiliki peran yang cukup berpengaruh signifikan terhadap perdagangan internasional di WTO. Keterlibatan dan posisi Indonesia dalam proses perundingan Doha Development Agenda DDA didasarkan pada kepentingan nasional dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. 124 Terkait hal tersebut, untuk memperkuat posisi runding Indonesia bergabung dengan beberapa koalisi. Koalisi-koalisi tersebut antara lain Government 33 G-33, Government 20 G-20, Non-Agricultural Market Access NAMA-11, yang kurang lebih memiliki kepentingan yang sama. 125 Indonesia terlibat aktif dalam kelompok-kelompok tersebut dalam merumuskan posisi bersama yang mengedepankan pencapaian development objectives dari DDA. Indonesia juga senantiasa terlibat aktif di isu-isu yang menjadi kepentingan utama Indonesia, seperti pembangunan, kekayaan intelektual, lingkungan hidup, dan pembentukan aturan WTO yang mengatur perdagangan multilateral. 126 Sebagai koordinator multiateral di G-33, Indonesia juga terus melaksanakan komitmen dan peran kepemimpinannya dengan mengadakan serangkaian pertemuan tingkat pejabat teknis dan Duta BesarHead of Delegations, Senior Official Meeting 124 Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Kerjasama Multilateral: World Trade Organization. Dikutip dari http:kemlu.go.idPagesIFPDisplay.aspx?Name=MultilateralCooperationIDP=13P=Multilateral l=id . Diakses pada Rabu, 21 Januari 2015. Pukul 11.50 WIB 125 Ibid 126 Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Kerjasama Multilateral: World Trade Organization. Dikutip dari http:kemlu.go.idPagesIFPDisplay.aspx?Name=MultilateralCooperationIDP=13P=Multilateral l=id . Diakses pada Rabu, 21 Januari 2015. Pukul 11.50 WIB 57 dan Pertemuan Tingkat Menteri, baik secara rutin di Jenewa maupun di luar Jenewa. Hal ini bertujuan demi tercapainya kesepakatan yang memberikan ruang bagi negara berkembang untuk melindungi petani kecil dan miskin. Sebagai koalisi negara berkembang, G-33 tumbuh menjadi kelompok yang memiliki pengaruh besar dalam perundingan pertanian dan anggotanya saat ini bertambah menjadi 46 negara. 127 Dalam upaya melindungi petani dan sektor pertanian dalam negeri, Indonesia masih terus memperjuangkan proposal di G33 yaitu dengan mengajukan usulan untuk dapat memberikan subsidi sebesar 15 terhadap sektor pertanian dari yang telah ditetapkan WTO sebesar 10. 128 Hal ini dilakukan agar dapat mencapai ketahanan pangan atau food security dan membantu petani miskin. 129

2.3 Pembentukan Regional Comprehensive Economic Partnership RCEP

Regional Comprehensive Economic Partnership RCEP merupakan salah satu perjanjian perdagangan bebas yang dicetuskan oleh ASEAN. RCEP mencakup perdagangan intra kawasan ASEAN dan di luar kawasan tersebut. 130 127 Ibid 128 Sri Mas Sri. RI Akan Pertahankan Proposal G33. Dikutip dari http:industri.bisnis.comread2013112612188993ri-akan-pertahankan-proposal-g33 . Diakses pada Jumat, 5 Juni 2015. Pukul 15.14 WIB 129 Rika Febriani. Paket Bali WTO: Menggugat Tanggung Jawab Pemerintah Indonesia. Diktuip dari http:www.beritamoneter.compaket-bali-wto-menggugat-tanggung-jawab-pemerintah-indonesia . Diakses pada Jumat, 5 Juni 2015. Pukul 15.20 WIB 130 TPP Summary Document. The Australia Malaysia Business Council AMBC 58 RCEP dibentuk oleh para pemimpin ASEAN pada 19th ASEAN Summit pada November 2011. 131 Kerjasama perdagangan bebas ini berpusat di ASEAN dan akan mencakup kerjasama dengan mitra FTA ASEAN yang sebelumnya sudah melakukan hubungan dagang dengan ASEAN antara lain Australia, New Zealand, Jepang, Tiongkok, Korea Selatan dan India ASEAN+6. RCEP memiliki 16 negara anggota yang memiliki kinerja perdagangan yang signifikan karena menyumbang sekitar 30 GDP global. 132 Selain itu, RCEP juga dikatakan sebagai perdagangan bebas yang memiliki inisiatif yang ambisius untuk meningkatkan integrasi ekonomi dan kerjasama antar anggota ASEAN+6. RCEP memiliki target yang harus dicapai pada tahun 2015 yaitu menyumbang 26,2 triliun Dollar AS bagi GDP global atau sekitar 32. 133 RCEP telah melakukan putaran negosiasi sejak tahun 2013 dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2015. Negosiasi RCEP yang diketuai oleh Indonesia bertujuan untuk membentuk suatu perjanjian perdagangan bebas yang komprehensif 134 yang artinya kerjasama ini akan bersifat mengikat dan terintegrasi. 135 131 Ministry of Trade and Industry Singapore. Press Release Factsheet on The Regional Comprehensive Economic Partnership RCEP . 2012. Hal 1 132 Ibid 133 Sanchita Basu Das. Challenges in Negotiating the Regional Comprehensive Economic Partership RCEP. Singapore’s Institute of Southeast Asian Studies ISEAS. Hal 3 134 Ibid 135 Benny Gunawan Ardiansyah. Siapkah Indonesia Menghadapi Liberalisasi Perdagangan?. Dikutip dari 59 Beberapa agenda utama di dalam negosiasi RCEP mencakup perdagangan barang dan jasa, investasi, kerjasama teknik dan ekonomi serta penyelesaian sengketa wilayah. 136 Berdasarkan putaran negosiasinya, RCEP telah membahas beberapa agenda. Putaran 1 dilaksanakan pada tanggal 9-13 Mei 2013 di Brunei Darussalam. Pertemuan berlangsung dalam suasana yang positif dan konstruktif. Tiga kelompok kerja dibentuk antara lain Barang, Jasa dan Investasi. Diskusi membahas mengenai bagaimana merencanakan jalan ke depan di tiga bidang tersebut. Negara anggota juga bertukar pandangan mengenai bidang lain yang selanjutnya akan menjadi Guiding Priciples untuk RCEP. 137 Putaran 2 dilaksanakan di Brisbane pada 23-27 September 2013. Diskusi berlanjut pada struktur dan unsur-unsur dari pasal jasa. Hal-hal yang dibahas yaitu mengenai kemungkinan komitmen akses pasar di berbagai bidang yang menarik bagi para anggota RCEP. Dalam bidang perdagangan barang, negosiasi terjadi pada prosedur kepabeanan, ketentuan asal yang berguna pada modalitas untuk negosiasi tarif dan hambatan non-tarif untuk akses pasar. Sedangkan kelompok kerja yang lain membahas mengenai Tatalaksana Kepabeanan dan Ketentuan Asal khususnya dalam bidang investasi. Negosiasi juga berlangsung mengenai kebijakan persaingan, kekayaan intelektual, kerjasama ekonomi dan teknis dan penyelesaian sengketa. 138 http:www.kemenkeu.go.idsitesdefaultfilesSiapkah20Indonesia20Menghadapi20Liberalisasi 20Perdagangan.pdf . Diakses pada Minggu, 7 Juni 2015. Pukul 23.18 WIB 136 Sanchita Basu Das. Challenges in Negotiating the Regional Comprehensive Economic Partership RCEP. Singapore’s Institute of Southeast Asian Studies ISEAS. Hal 3 137 TU Thuy Anh and CHU Thi Mai Phuong. On the border effect in the Regional Comprehensive Economic Partnership RCEP. Foreign Trade University Vietnam. Agustus 2014 138 Ibid 60

2.4 Pembentukan Trans Pacific Partnership TPP

Setelah membahas mengenai kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2013 serta peran Indonesia dalam beberapa kerjasama ekonomi internasional seperti AFTA, APEC dan WTO, selajutnya bab ini akan membahas mengenai pembentukan Trans Pacific Partnership TPP. Pada tahun 2005, empat negara di kawasan Pasifik yaitu New Zealand, Chili, Singapura dan Brunei Darussalam yang dikenal dengan Pacific Four P4 menandatangani sebuah kerjasama perdagangan bebas bernama Trans Pacific Economic Partnership TSEP. Kerjasama ini mulai berlaku pada tahun 2009. 139 TPP juga diprediksi akan menjadi perdagangan bebas percontohan di abad 21 dengan standar tinggi serta potensi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi perdagangan dan investasi. 140 Saat ini TPP telah memiliki 12 negara anggota. Adapun kronologi masuknya negara- negara di Kawasan Pasifik ke dalam TPP bisa dilihat dalam tabel berikut ini: 139 Normaliza Abdul Manaf, et al. The Trans-Pacific Partnership Agreement TPPA: Impact on health in Malaysia . International Journal of Innovation and Applied Studies ISSN 2028-9324 Vol. 7 No. 3 Agustus 2014. Hal 1156 140 Ibid 61 Tabel II.2.3 Kronologi Pembentukan TPP Waktu Anggota Baru Keterangan 2005 Chili, Singapura, New Zealand, Brunei Darussalam P4Pacific Four Awalnya bernama Trans- Pacific Stategic Economic Partnership TPSEP September 2008 Amerika Serikat TPSEP mulai mendapat perhatian global November 2008 Australia, Vietnam dan Peru Oktober 2010 Malaysia TPESP berganti nama menjadi TPP Juni 2012 Kanada dan Meksiko Disebut sebagai TPP-11 11 anggota Total Anggota 12 Negara Diolah dari: Jurnal Kajian Lemhanas RI. Edisi 16. November 2013 Sedangkan berdasarkan tujuannya, TPP membaginya menjadi tiga wilayah utama antara lain: 141 Pertama, melanjutkan liberalisasi perdagangan dan 141 Normaliza Abdul Manaf, et al. The Trans-Pacific Partnership Agreement TPPA: Impact on health in Malaysia . International Journal of Innovation and Applied Studies ISSN 2028-9324 Vol. 7 No. 3 Agustus 2014. Hal 1158