Perekonomian Indonesia Tahun 2013 KETERLIBATAN INDONESIA DALAM PERDAGANGAN

28 PDB, dengan sumber pertumbuhan sebesar 1,42 . 50 Selanjutnya diikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang memberikan sumber pertumbuhan masing-masing 1,07 dan 1,03 . 51 Tabel II.2.1.1 PDB dan Laju Pertumbuhan Sumber: Badan Pusat Statistik. Tahun 2013 52 50 Ibid 51 Ibid Hal. 2 52 Badan Pusat Statistik. Berita Resmi Statistik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Pertumbuhan PDB 2013 Mencapai 5,78 . Dikutip dari http:www.bps.go.idbrs_filepdb_05feb14.pdf . Diakses pada Rabu, 21 Januari 2015. Pukul 10.24 WIB. Hal 1 29 Sementara itu, aktivitas perekonomian Indonesia dalam perdagangan internasional juga mengalami dinamika. Kinerja neraca perdagangan Indonesia mengalami pertumbuhan meskipun sedikit yaitu Januari 2013 dibandingkan dengan Desember 2012. Defisit neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2012 sebesar 0,17 milyar Dollar AS menurun dibandingkan pada defisit neraca perdagangan pada Desember 2012 yaitu 0,19 milyar Dollar AS. 53 Penurunan defisit neraca perdagangan pada Januari 2013 ini disebabkan oleh penurunan nilai impor dari 15,58 milyar Dollar AS pada Desember 2012 menjadi 15,55 milyar Dollar AS pada Januari 2013. 54 Jika dibandingkan dengan bulan Januari tahun 2012, maka kinerja neraca perdagangan Indonesia bulan Januari 2013 mengalami penurunan. Neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2012 surplus 1,02 milyar Dollar AS, menurun menjadi defisit 0,17 milyar Dollar AS pada Januari 2013. 55 Defisit neraca perdagangan pada Januari 2013 disebabkan oleh nilai impor yang meningkat dari 14,55 milyar Dollar AS pada Januari 2012 menjadi 15,55 milyar Dollar AS pada Januari 2013, disamping kinerja ekspor pada Januari 2013 yang menurun sebesar 1,24 dibanding Januari 2012. Hal ini menunjukkan bahwa pelemahan perekonomian global masih berdampak negatif bagi ekspor Indonesia. 56 Hal serupa juga terjadi dalam kurun Januari-April 2013 dimana kinerja ekspor migas maupun non-migas Indonesia semakin memburuk. Dibandingkan dengan 53 Perkembangan Internasional 2013: 1. Indonesian Economic Review and Outlook Macroeconomic Dashboard FEB UGM. Dikutip dari http:macroeconomicdashboard.comindex.phpinternasional106- perkembangan-internasional-2013-i Diakses pada Rabu, 21 Januari 2015. Pukul 10.33 WIB 54 Ibid 55 Ibid 56 Ibid 30 April 2012, neraca perdagangan Indonesia memburuk pada April 2013. Defisit neraca perdagangan meningkat dari 0,8 miliar Dollar AS menjadi 1,6 miliar Dollar AS. 57 Memburuknya kinerja neraca perdagangan disebabkan oleh penurunan ekspor sebesar 9,1 yang ditopang oleh penurunan ekspor migas sebesar 32,9 dan ekspor non migas sebesar 2,4. 58 Secara keseluruhan kinerja neraca perdagangan pada periode Januari - April 2013 mengalami penurunan dibandingkan periode Januari - April 2012. Neraca perdagangan yang semula surplus 2 miliar Dollar AS pada Januari – April 2012 turun menjadi defisit 1,9 miliar Dollar AS pada Januari – April 2013. 59 Penurunan neraca perdagangan masih disebabkan oleh menurunnya nilai ekspor dari 64,7 miliar Dollar AS pada Januari – April 2012 menjadi 60,1 miliar Dollar AS pada periode yang sama tahun 2013. Penurunan nilai ekspor ini menunjukkan bahwa rendahnya daya saing internasional dan pelemahan perekonomian global masih berpengaruh negatif terhadap ekspor Indonesia. 60 Hal ini dapat dilihat pada grafik di bawah ini: 57 Ibid 58 Neraca Perdagangan Indonesia Kembali Defisit. Indonesian Economic Review and Outlook Macroeconomic Dashboard FEB UGM. Dikutip dari http:macroeconomicdashboard.comindex.phpinternasional122-perkembangan-internasional-2013- ii . Diakses pada Rabu, 21 Januari 2015. Pukul 10.38 WIB 59 Ibid 60 Ibid 31 Grafik II.2.1.2. Neraca Perdagangan Migas Indonesia, Januari 2008 – April 2013 Selain itu, defisit juga terjadi pada sektor perdagangan non-migas. Neraca perdagangan non migas tercatat defisit 0,41 miliar Dollar AS pada April 2013, memburuk setelah sebelumnya surplus 1,1 miliar Dollar AS pada Maret 2013. 61 Penurunan neraca perdagangan non migas ini ditopang oleh meningkatnya impor non migas sebesar 15,8, meskipun pada bulan yang sama ekspor non migas juga meningkat sebesar 1,7 . 62 Jika dibandingkan dengan neraca perdagangan non migas pada April tahun sebelumnya, maka defisit neraca perdagangan non migas meningkat dari 0,2 miliar 61 Ibid 62 Ibid 32 Dollar AS pada April 2012 menjadi 0,4 miliar Dollar AS pada April 2013. 63 Memburuknya kinerja neraca perdagangan non migas tersebut disebabkan oleh penurunan kinerja ekspor sebesar 2,4 dalam kurun waktu April 2012 hingga April 2013. 64 Secara keseluruhan, kinerja neraca perdagangan non migas pada April 2013 mengalami penurunan dibandingkan kinerja neraca perdagangan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada Januari-April 2013, neraca perdagangan non migas tercatat surplus 2,7 miliar Dollar AS, menurun dari neraca perdagangan non migas pada Januari-April 2012 yaitu surplus 3,1 miliar Dollar AS. 65 Penurunan surplus tersebut didukung oleh penurunan ekspor non migas sebesar 3 dibandingkan nilai ekspor pada Januari-April 2012. 66 Selama Januari – April 2013, ekspor dari 10 golongan barang yang terdiri dari bahan bakar minyak, lemak dan minyak nabati, mesinperalatan listrik, karet dan barang dari karet, mesin-mesin pesawat mekanik, bijih, kerak dan abu logam, kendaraan dan bagiannya, pakaian jadi bukan rajutan, alas kaki, dan kayu, barang dari kayu memberikan kontribusi sebesar 62,10 terhadap total ekspor non migas. 67 Hal ini dapat diihat pada grafik di bawah ini: 63 Ibid 64 Ibid 65 Neraca Perdagangan Indonesia Kembali Defisit. Indonesian Economic Review and Outlook Macroeconomic Dashboard FEB UGM. Dikutip dari http:macroeconomicdashboard.comindex.phpinternasional122-perkembangan-internasional-2013- ii . Diakses pada Rabu, 21 Januari 2015. Pukul 10.38 WIB 66 Ibid 67 Ibid 33 Grafik II.2.1.3 Neraca Perdagangan Non-Migas Indonesia, Januari 2008 – April 2013 34

2.2 Peran Indonesia dalam ASEAN Free Trade Agreement AFTA, Asia Pacific

Economic Cooperation APEC dan World Trade Organization WTO Gambar II.2.2 Peta Asia Pasifik Setelah sebelumnya telah dibahas mengenai kondisi perekonomian Indonesia serta potensi ekonomi yang dimiliki Indonesia dalam perdagangan internasional, maka sub bab ini akan membahas mengenai keaktifan serta peran Indonesia di beberapa kerjasama ekonomi internasional seperti AFTA, APEC dan WTO. 35 Dengan menganut asas politik luar negeri Bebas Aktif, Indonesia telah melibatkan diri secara aktif dalam berbagai forum dan kerjasama internasional di berbagai bidang baik politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan serta sosial budaya. Dalam bidang ekonomi Indonesia telah bergabung dan berperan secara aktif di dalam kerjasama mulai dari skala sub regional seperti ASEAN Free Trade Area AFTA, skala regional yaitu Asia Pacific Economic Cooperation APEC hingga skala global yaitu World Trade Organization WTO. Indonesia telah aktif di dalam Association of Southeast Asia Nations ASEAN karena Indonesia merupakan salah satu pendirinya. ASEAN didirikan pada 8 Agustus 1967 atas prakarsa lima negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina dan Thailand. Adapun salah satu tujuan didirikannya ASEAN adalah menciptakan kerja sama di bidang perdagangan, penanaman modal, ketenagakerjaan, pengentasan masyarakat dari kemiskinan, dan pengurangan kesenjangan pembangunan di kawasan. 68 Sejak dibentuknya ASEAN sebagai organisasi regional pada tahun 1967, negara-negara anggota telah menjadikan kerjasama ekonomi sebagai salah satu agenda utama yang perlu dikembangkan. Pada awalnya kerjasama ekonomi difokuskan pada program-program pemberian preferensi perdagangan preferential trade , usaha patungan joint ventures, dan skema saling melengkapi 68 Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Ayo Kita Kenali ASEAN . Dikutip dari http:www.kemlu.go.idDocumentsTentang20ASEANBuku20Ayo20Kita20Kenali20ASE AN.pdf . Diakses pada Minggu, 25 Januari 2015. Pukul 22.04 WIB 36 complementation scheme antar pemerintah negara-negara anggota maupun pihak swasta di kawasan ASEAN, seperti ASEAN Industrial Projects Plan 1976, Preferential Trading Arrangement 1977, ASEAN Industrial Complementation scheme 1981, ASEAN Industrial Joint-Ventures scheme 1983, dan Enhanced Preferential Trading arrangement 1987. 69 Berkaitan dengan AFTA, pada pertemuan ke-21 AFTA Council tanggal 23 Agustus 2007, kemajuan yang cukup signifikan telah dicapai mengenai implementasi Work Programme on Elimination of Non-Tariff Barries NTBs serta dalam melakukan revisi mengenai Common Effective Preferential Tarrif CEPT AFTA Rules of Origin , yang diharapkan akan mengurangi biaya transaksi perdagangan serta memfasilitasi perdagangan di kawasan. 70 Terkait dengan liberalisasi perdagangan ini, ASEAN juga berhasil menyelesaikan pembahasan substantif mengenai ASEAN Trade in Goods Agreement ATIGA , yang diharapkan akan ditandatangani pada bulan Desember 2008. ATIGA mengintegrasikan semua inisiatif ASEAN yang berkaitan dengan perdagangan barang ke dalam suatu comprehensive framework, menjamin sinergi dan konsistensi di antara berbagai inisiatif. ATIGA akan meningkatkan transparansi, kepastian dan 69 Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Kerjasama Ekonomi ASEAN. Dikutip dari http:www.kemlu.go.idListsASEANDispForm.aspx?ID=6 . Diakses pada Rabu, 21 Januari 2015. Pukul 12.07 WIB 70 Ibid. 37 meningkatkan AFTA-rules-based system yang merupakan hal yang sangat penting bagi komunitas bisnis ASEAN. 71 ASEAN Trade in Goods Agreement ATIGA merupakan capaian penting yang mengkodifikasi dan menyempurnakan kesepakatan ASEAN di bidang perdagangan barang, yakni Agreement on Common Effective Preferential Tariff Scheme for the ASEAN Free Trade Area CEPT-AFTA,1992, Mutual Recognition Arrangement MRA, 1998, e-ASEAN 2000, Sektor Prioritas Integrasi 2004, dan perjanjian ASEAN Single Window ASW, 2005. Khusus untuk pengurangan penghapusan tarif dan hambatan non-tarif internal ASEAN, ATIGA menegaskan kembali kesepakatan yang telah dicapai sebelumnya, yakni penghapusan seluruh tarif atas produk dalam kategori Inclusion List IL pada 1 Januari 2010 bagi ASEAN-6, dan 2015-2018 bagi ASEAN-4 Cambodia, Laos, Myanmar dan Vietnam – CLMV, serta penghapusan hambatan non tarif pada 1 Januari 2010 bagi ASEAN-5, 1 Januari 2012 bagi Philippines, dan 2015 bagi CLMV Cambodia-Laos-Myanmar-Vietnam. 72 Adapun ASEAN memberikan pembedaan perlakuan atau treatment bagi negara-negara yang tergabung dalam CLMV. 73 Pembedaan tersebut didasarkan pada perbedaan kemampuan negara-negara CLMV dalam meliberalisasi produk-produknya yang masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lainnya di ASEAN. 74 Sebagai 71 Ibid 72 Ibid 73 Wawancara dengan Jedut S Sutoyo. Kepala Seksi Perdagangan Direktorat Kerja Sama Ekonomi ASEAN. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Senin, 22 Juni 2015. 74 Ibid 38 contoh yaitu pembedaan jadwal penuruan tarif bagi negara-negara CLMV yang diperpanjang oleh ASEAN. 75 Pemberlakuan pembedaan jadwal penuruan tarif oleh ASEAN disebut Common Effective Preferrential Tariff CEPT . 76 Adapun beberapa perubahan terjadi di negara- negara CLMV, antara lain: Bagi Kamboja, pemberlakukan CEPT turut meningkatkan pendapatannya sebesar 470 juta Dollar AS. Laos mengalami peningkatan pendapatan dari CEPT sebesar 30-70 juta Dollar AS atau meyumbang sebesar 12,9 dari total pendapatannya. Sedangkan Myanmar mendapatkan keuntungan sebesar 67 juta Dollar AS dari pemberlakukan CEPT meski hanya menyumbang sekitar 0,4 - 0,5 dari total pendapatan pemerintah Myanmar. Adapun bagi Vietnam, pemberlakuan CEPT meningkatkan pendapatan sebesar 320 juta Dollar AS atau sekitar 75 dari pendapatannya di ASEAN. Sedangkan dalam bidang liberalisasi jasa, sektor Jasa memegang peranan penting di ASEAN dengan rata-rata 40-50 GDP negara ASEAN berasal dari sektor jasa. 77 Jasa juga berperan penting dalam perekonomian Indonesia dengan porsi 46 total GDP pada tahun 2007. 78 Dalam upaya meningkatkan kerjasama ekonomi melalui liberalisasi perdagangan di bidang jasa, negara-negara ASEAN telah menyepakati dan mengesahkan ASEAN Framework Agreement on Services AFAS pada tanggal 15 Desember 1995 di Bangkok, Thailand. Selanjutnya untuk menindaklanjuti 75 Ibid 76 CLMV Countries Under AFTA: Coping With Revenue Losses. ASEAN One. April. 2005 77 Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Kerjasama Ekonomi ASEAN. Dikutip dari http:www.kemlu.go.idListsASEANDispForm.aspx?ID=6 . Diakses pada Rabu, 21 Januari 2015. Pukul 12.07 WIB 78 Ibid