76 dari anggota-anggota AFTA.
184
Hal ini menunjukkan bahwa daya saing negara-negara anggota AFTA yang juga menjadi anggota TPP masih
memiliki kemampuan GDP yang jauh dari negara-negara TPP meskipun negara-negara tersebut memutuskan untuk bergabung ke TPP.
185
Adapun berdasarkan tingkat pembagian GDP antara negara-negara anggota AFTA dan TPP serta negara lainnya di Asia dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Gambar II 2.3.2.2 Shares of GDP for TPP, AFTA and Other Asia
Sumber: Alan V. Deardorff. 2013
186
184
Ibid. Hal 5
185
Ibid
186
Alan V. Deardorff. Trade Implications of the Trans-Pacific Partnership for ASEAN and Other Asian Countries.
2013. Hal 5
77 Gambar di atas menjelaskan mengenai GDP negara-negara anggota TPP, TPP
dan AFTA serta negara-negara Asia lainnya. Dari keseluruhan perbandingan GDP tersebut negara-negara TPP lah yang memiliki prosentasi tertinggi yaitu 51.
Sedangkan bagi negara-negara yang bergabung dalam AFTA dan juga TPP hanya memperoleh pembagian GDP sebesar 2. Hal ini menunjukkan bahwa TPP masih
menduduki peringkat tertinggi dalam pembagian GDP antar negara-negara anggotanya sedangkan negara lainnya memiliki ketimpangan yang sangat jauh.
187
Selain tingkat GDP, dampak yang terjadi dari TPP bagi negara-negara di Asia Tenggara yaitu adanya keanggotaan yang bersifat tumpang tindih atau overlapping
membership .
188
Artinya, TPP akan membentuk FTA dengan beberapa negara yang sendirinya sudah menjadi bagian dari FTA lain antara negara-negara ASEAN.
Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: pertama, negara-negara anggota TPP sudah menjadi anggota perjanjian perdagangan bebas sebelumnya, yaitu sebagian
besar sudah dilaporkan oleh WTO sebagai Economic Partnership Agreements EPAs. Ada 66 hubungan antar negara yang telah menjalin kerjasama perdagangan,
sedangkan 40 diantaranya adalah perjanjian perdagangan yang telah dilakukan oleh anggota TPP. Kedua, ada enam negara yang menjadi anggota baik TPP maupun
AFTA yang hanya memiliki EPAs yaitu Brunei Darussalam dan Singapura. Sedangkan yang lainnya diprediksi akan membentuk perjanjian kerjasama
187
Ibid
188
Ibid
78 perdagangan yang lebih luas dan komprehensif. Ketiga, telah ada perjanjian
kerjasama yang negosiasinya dilakukan secara berkelompok antara Australia, Jepang dan Selandia Baru sehingga tidak bersinggungan terhadap TPP dan AFTA.
189
Adapun secara lebih spesifik, dampak TPP terhadap negara-negara Asia Tenggara antara lain Laos, Indonesia, Myanmar, Filipina, Thailand yang tergabung
dalam AFTA yaitu semua negara-negara ini memiliki dasarnya konfigurasi yang sama dari FTA, dalam arti bahwa mereka adalah anggota ASEAN, terkait AFTA,
serta FTA ASEAN dan telah melakukan negosiasi dengan negara-negara lain: Australia dan Selandia Baru, Jepang, Tiongkok, India, dan Korea Selatan.
190
Sebagai dampaknya yaitu negara-negara ASEAN akan membentuk sebuah konfigurasi
kerjasama ekonomi di luar TPP yang akan menjadi alternatif baru seperti membentuk FTA dengan Australia, Jepang, Tiongkok, Selandia Baru dan Korea Selatan.
191
Satu-satunya perbedaan antara negara-negara tersebut adalah bahwa perjanjian ASEAN dengan Jepang hanya FTA, sementara beberapa negara-negara
seperti Indonesia, Filipina dan Thailand telah menegosiasikan tambahan perjanjian integrasi ekonomi bilateral.
192
Karena negara-negara ini merupakan bagian dari AFTA tetapi bukan bagian dari TPP. TPP tidak diharapkan untuk memberi
keuntungan bagi negara-negara anggota AFTA, dan sebagai gantinya yaitu
189
Alan V. Deardorff. Trade Implications of the Trans-Pacific Partnership for ASEAN and Other Asian Countries
. The University of Michigan. Hal 7
190
Ibid. Hal 16
191
Brock R. Williams. Trans-Pacific Partnership TPP Countries: Comparative Trade and Economic Analysis.
CRS Report for Congress Prepared for Members and Committees of Congress Trans-Pacific Partnership TPP Countries. 2013. Hal 8
192
Ibid
79 dibentuknya perjanjian perdagangan yang berbeda sebagai strategi negara-negara
AFTA yang mencari mitra impor yang lebih murah dari pada mitra TPP.
193
193
Ibid
80
BAB III POSISI INDONESIA MENGHADAPI PEMBENTUKAN
REGIONAL COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP RCEP TAHUN 2011 DAN
PEMBENTUKAN TRANS-PACIFIC PARTNERSHIP TPP TAHUN 2013
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai mengenai posisi Indonesia menghadapi pembentukan RCEP tahun 2011 dan pembentukan TPP tahun 2013 yang
akan mencakup mengenai pembahasan mempertahankan ASEAN Centrality melalui ASEAN Economic Commuity 2015, mendukung RCEP, dan menolak pembentukan
TPP.
3.1 Mempertahankan ASEAN Centrality melalui ASEAN Economic Community
AEC 2015
Sebagai salah satu negara pendiri dan penggerak Association of Southeast Asia Nations ASEAN
, Indonesia memiliki peran penting dalam melakukan berbagai kegiatan di dalam kerjasama multilateral ini. Berbagai aspek yang ada di
dalamnya seperti politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan dan keamanan turut memberikan pengaruh bagi pelaksaan politik luar negeri Indonesia. Terkait
dengan aspek-aspek tersebut, ASEAN memutuskan untuk membentuk sebuah komunitas yang disebut ASEAN Community. Komunitas ini selanjutnya
membentuk tiga pilar kerjasama, antara lain: ASEAN Political Security
81 Community, ASEAN Economic Community
dan ASEAN Socio Cultural Community.
Pada Oktober 2003, telah diselenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi KTT ASEAN di Bali yang dihadiri oleh para pemimpin ASEAN. KTT ini
merupakan deklarasi dari para pemimpin ASEAN yang menyatakan bahwa ASEAN Economic Community AEC
merupakan tujuan integrasi ekonomi regional Bali Concord II pada tahun 2020. Selanjutnya, pada KTT ASEAN ke-
12, para pemimpin ASEAN menegaskan komitmen yang kuat untuk melakukan percepatan dalam pembentukan Komunitas ASEAN menjadi tahun 2015.
194
Hal ini sejalan dengan Visi ASEAN 2012 dan Bali Concord II serta penandatanganan
Cebu Declaration on Acceleration of the Establishment of an ASEAN Community by 2015
. Para pemimpin ASEAN secara khusus sepakat untuk mempercepat pembentukan AEC dan mentransformasikan Kawasan ASEAN menjadi suatu
kawasan dimana terdapat aliran bebas barang, jasa, investasi dan tenaga kerja terampil serta aliran modal yang lebih bebas.
195
Dalam rangka mengintegrasi Kawasan Asia Tenggara melalui ASEAN dalam bidang kerjasama ekonomi, ASEAN membentuk sebuah inisiatif yang
disebut ASEAN Economic Community AEC. AEC dibentuk berdasarkan tujuan akhir integrasi ekonomi sesuai dengan visi ASEAN pada tahun 2020. Adapun
dalam pembentukan AEC, ASEAN harus melaksanakan prinsip-prinsip yang
194
Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN Departemen Luar Negeri RI. Cetak Biru Komunitas Ekonomi ASEAN ASEAN Economic Community Blueprint
. 2009. Hal 6
195
Ibid
82 sesuai dengan ekonomi terbuka, berwawasan keluar, inklusif dan berorientasi pada
pasar yang sesuai dengan peraturan dalam sebuah kerjasama multilateral.
196
Selain itu, ASEAN juga harus mematuhi sistem yang berdasarkan aturan hukum agar
implementasi komitmen-komitmen dalam kerjasama ekonomi ini dapat berjalan efektif.
197
Sementara itu, Indonesia kini tengah bersaing dalam menyambut AEC yang akan dimulai pada tahun 2015. Beberapa sektor perdagangan yang telah
disepakati meliputi sektor barang industri yang terdiri atas produk berbasis perikanan, elektronik, pertanian, produk berbasis karet, tekstil, otomotif dan
produk berbasis kayu.
198
Sedangkan lima sektor lainnya antara lain pelayanan kesehatan, e-ASEAN, transportasi udara, pariwisata dan jasa logistik.
199
Pembentukan AEC juga memiliki pendorong dari faktor internal dan eksternal. Berdasarkan faktor internal, kekuatan ekonomi ASEAN hingga tahun
2013 telah mencapai GDP sebesar 3,36 triliun Dollar AS dengan laju pertumbuhan sebesar 5,6 disertai jumlah penduduk 617, 68 juta jiwa.
200
Sedangkan berdasarkan faktor eksternal, Asia diprediksi akan menjadi kekuatan ekonomi baru
yang didukung oleh India, Tiongkok dan negara-negara di ASEAN.
201
196
Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN Departemen Luar Negeri RI. Cetak Biru Komunitas Ekonomi ASEAN ASEAN Economic Community Blueprint
. 2009. Hal 7
197
Ibid
198
Humphrey Wangke. Peluang Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Info Singkat Hubungan Internasional Vol. VI, No. 10IIP3DIMei2014. Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan
Informasi P3DI Sekretariat Jenderal DPR RI. Hal 5
199
Ibid
200
Ibid. Hal 5-6
201
Ibid.
83 Selain itu, sejak Indonesia menjadi ketua ASEAN pada tahun 2011,
Indonesia sudah memberikan gagasan yang tertuang dalam pilar ASEAN Economic Community
yaitu mewujudkan ASEAN Framework on Equitable Economic Development FED
. Framework ini merupakan sebuah penegasan mengenai bagaimana komitmen yang harus diwujudkan oleh ASEAN dalam mencapai
kesetaraan dalam pembangunan ekonomi dengan mengedepankan upaya-upaya seperti menjembatani kesenjangan pembangunan, peningkatan kualitas sumber
daya manusia, peningkatan kesejahteraan sosial serta membuka ruang partisipasi yang lebih luas dalam proses integrasi ASEAN Economic Community.
202
Adapun upaya Indonesia dalam mewujudkan FED tersebut adalah meluncurkan Program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia MP3EI pada 27 Mei 2011, Indonesia telah melakukan sejumlah persiapan dalam menghadapi AEC 2015. Persiapan tersebut antara
lain:
203
Pertama, memperkuat Daya Saing Ekonomi. MP3EI merupakan salah satu program yang dilucurkan pada masa kepemimpian Susilo Bambang Yudhoyono
yang bertujuan untuk meningkatkan dan mentransformasi ekonomi Indonesia yang berbasis pada kuat, inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan. Adapun daya saing
Indonesia dengan negara-negara ASEAN lainnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
202
Peningkatan Peran Indonesia dalam ASEAN Framework On Equitable Economic Development EED dalam rangka Ketahanan Nasional
. Jurnal Kajian Lemhanas Edisi 16 November 2013. Hal 57
203
Sholeh. Persiapan Indonesia dalam Menghadapi ASEAN Economic Community AEC 2015. eJournal Hubungan Internasional, 2013, 1 2: 509-522. Hal 9
84 Tabel 3.2 Daya Saing Negara-negara ASEAN Tahun 2012 - 2013
Negara Ranking
Daya Saing Bahan
Dasar Industri
Penunjang Efisiensi
Inovasi dan Perkembangan
Tekonologi Indonesia
50 58
58 40
Malaysia 25
27 23
23 Singapura
2 1
1 11
Thailand 38
45 47
55 Filipina
65 80
65 64
Brunei Darussalam
28 21
68 62
Kamboja 85
97 85
72 Laos
- -
- -
Myanmar -
- -
- Vietnam
75 91
71 90
Diterjemahkan dari: Jurnal Kajian Lemhanas Edisi 16 November 2013
Tabel di atas memaparkan daya saing negara-negara ASEAN. Dari tabel tersebut terlihat bahwa negara-negara ASEAN memiliki daya saing yang sangat
baik. Misalnya Singapura yang menduduki peringkat dua di dunia. Namun di sisi