Habitat Tumbuhan Paku Distribusi Tumbuhan Paku Siklus Hidup Tumbuhan Paku Penggunaan Tradisional Tumbuhan Paku

4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TUMBUHAN PAKU

Secara taksonomi tmbuhan paku berada diantara tumbuhan tingkat tinggi gymnosperma dan angiosperma dan tumbuhan lumut bryophyte. Berbeda dengan alga dan lumut, tumbuhan paku telah memiliki jaringan pengangkut seperti xilem dan floem tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksi seksualnya Pooja, 2004.

2.1.1 Habitat Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku dapat tumbuh pada berbagai jenis habitat. Tumbuhan paku termasuk jenis tumbuhan teresterial dan akan banyak ditempat lembab dan tertutup Pooja, 2004.

2.1.2 Distribusi Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku dapat ditemukan pada dataran rendah daerah tropis sampai lingkungan dibawah pegunungan, begitu juga didaerah sub tropis dan bagian selatan hemister hutan sedang. Biasa terdapat pada hutan lembab di daerah Karibia. Amerika Tengah dan Selatan, Afrika, Asia dan Papua nugini, Pulau Oseania dan Selandia baru Large and braggins, 2004.

2.1.3 Siklus Hidup Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku memiliki siklus hidup yang kompleks. Daun tumbuhan paku yang biasa kita lihat menghasilkan spora dalam bentuk bungkusan kecil yang biasa disebut sporangia. Tumbuhan ini disebut fase sporofit karena menghasilkan spora. Spora merupakan diplois, dan tiap sel mengandung 2 set kromosom didalam inti. Spora akan berkecambah menjadi tumbuhan hijau yang baru yang kecil, tipis dan berbentuk hati. Spora yang telah tumbuh disebut sebagai gametofit dan akan memproduksi organ seksual. Semua sel dan gametofit merupakan haploid yang berkecambah dengan cepat UIN SYARIF HIDAYATULLAH dan membutuhkan air untuk berenang menuju telur, sehingga gametofit harus hidup dalam lingkungan yang lembab. Pembuahan sperma dan telur akan menghasikan zigot, dimana zigot itu sendiri sekarang sudah diploid. Zigot selanjutnya menjadi bentuk sporofit yang baru Large and Braggins. 2004.

2.1.4 Penggunaan Tradisional Tumbuhan Paku

Terdapat beberapa tumbuhan paku yang dapat digunakan dalam pengobatan secara tradisional antara lain seperti terlihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Penggunaan Tradisional Tumbuhan Paku Ho, R. et al., 2011 Nama Tumbuhan Kegunaan sebagai obat Acrostichum aureum Pteridaceae Sinus , sakit tenggorokan, untuk kehamilan yang sehat, sembelit, obat penurun panas, nyeri dada, luka Adiantum ceneatum Penghilang rasa sakit Adiantum capillus-veneris Di Peru : Bronkhitis dan batuk Di Yunani: Dermatitis dan Cystitis Adiantum incisum Antitusif, antidiabetes Adiantum lunulatum Kontrasepsi Cheilantes farinosa Gangguan inflamasi pada kulit Asplenium indicum Gonorrhoea Asplenium lacinatum Leukorea Asplenium nidus Antipiretik pengobatan elephantiasis UIN SYARIF HIDAYATULLAH Asplenium polydon Antikanker Asplenium trichomonas Antitusif, laksatif, ekspektorant Blechnum oscidentale Antiimflamasi, infeksi saluran urin Blechnum orientale Di tahiti : tonik Di Himalaya : Antihelmentik, hepatitis dan thipoid Alsophila costularis Pengobatan hepatitis Chytea affinis Homeostatik Chytea medullaris Homeostatik Davalia fijinensis Pengobatan patah tulang Equisetum ramosissimum Meningkatkan fertilitas wanita Polistichum pungens Pengobatan luka Dicranopteris linearis India : Pengobatan sterilitas Kumaun, Himalaya: Laksatif, asma, dan infertilitas pada wanita Gliechenia linearis Pengobatan gonorrhoea dan hernia Helminthostachys zeilanica Antidiabetik UIN SYARIF HIDAYATULLAH

2.2 Nephrolepis falcata Cav. C. Chr.