PENYIAPAN BAHAN EKSTRAKSI HASIL DAN PEMBAHASAN

36 UIN SYARIF HIDAYATULLAH

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. PENYIAPAN BAHAN

Tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Nephrolepis falcata Cav. C. Chr. sebanyak 10 kg yang diperoleh di wilayah kampus FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan dideterminasi di herbarium bogoriense LIPI, Cibinong, Bogor Lampiran 1. Daun dipisahkan dari batangnya dan dicuci dengan air untuk menghilangkan kotoran, lalu dikeringkan dengan cara diangin- anginkan pada suhu kamar. Oleh karena senyawa yang akan diisolasi adalah senyawa yang memiliki aktifitas antioksidan , maka pengeringan dilakukan dengan cara diangin-anginkan, tidak dijemur dibawah sinar matahari langsung karena akan merusak fisik dan kandungannya. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kerusakan senyawa akibat pemanasan dan meminimalisir terjadinya kehilangan senyawa yang mudah menguap atsiri apabila kemungkinan dalam tanaman tersebut mengandung senyawa minyak atsiri. Simplisia yang telah kering disortasi kembali dari kotoran-kotoran yang tertinggal. Simplisia yang telah disortir, kemudian dihaluskan dengan blender sampai halus dan diayak dengan ayakan mesh no. 40 sehingga diperoleh simplisia berbentuk serbuk dengan ukuran yang seragam sebanyak 1,256 kg. Penghalusan ini bertujuan untuk memperbesar luas permukaan simplisia sehingga kontak antara pelarut dengan partikel tanaman semakin besar dan proses ekstraksi pun dapat berjalan lebih maksimal. Simplisia yang telah halus disimpan dalam wadah bersih, kering dan terlindung dari cahaya untuk mencegah kerusakan bahan atau mutu simplisia.

4.2. EKSTRAKSI

Sejumlah 1,256 kg sebuk kering daun Nephrolepis falcata Cav. C. Chr. diekstraksi dengan 18 L pelarut n-heksana selama 2 hari. Proses ini diulangi 10 kali untuk mendapatkan hasil ekstraksi yang maksimal. Penggunaan teknik UIN SYARIF HIDAYATULLAH ekstraksi bertingkat ini bertujuan untuk memaksimalkan proses ekstraksi dimana senyawa akan terekstraksi berdasarkan sifat kepolarannya. Ekstraksi ini dilakukan pertama dengan menggunakan pelarut n-heksana yang bersifat non polar untuk mengekstraksi senyawa yang bersifat non polar, selanjutnya dengan pelarut etil asetat yang bersifat semi polar utnuk mengekstraksi senyawa yang bersifat semi polar dan terakhir dengan menggunakan pelarut metanol yang bersifat polar untuk menarik senyawa yang bersifat polar. Selain itu teknik ini juga memiliki keuntungan yaitu pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana. Masing-masing tahap ekstraksi dilakukan hingga pelarut yang digunakan untuk ekstraksi berwarna bening. Hal tersebut menandakan bahwa senyawa telah terekstraksi seluruhnya. Hasil maserasi disaring dan filtrat yang diperoleh kemudian diuapkan pelarutnya dengan rottary evaporator pada suhu lebih kurang 30 o C, sehingga diperoleh ekstrak kental n-heksana. Dari proses maserasi diperoleh 2 ekstrak kental, yaitu ekstrak pelarut n- heksana yang memiliki bobot 20 gram dan ekstrak dengan pelarut etil asetat yang memiliki bobot 40 gram. Namun, pada penelitian ini proses isolasi dan uji aktivitas antioksidan dilakukan hanya pada ekstrak n-heksana. Tabel 4.1 Data rendemen ekstrak daun Nephrolepis falcata No Nama Simplisia Bobot ekstrak g Rendemen ekstrak 1 Ekstrak n-heksana 20 gram 1,59 2 Ekstrak etil asetat 40 gram. 3,18

4.3. UJI ANTIOKSIDAN EKSTRAK