Penentuan total biopolimer bahan pengkapsul Penentuan perbandingan natrium alginatbahan pengisi optimum

14

3.3.1.1 Penentuan total biopolimer bahan pengkapsul

Kegiatan ini dilakukan untuk menentukan total padatan biopolimer optimum. Biopolimer yang digunakan untuk menentukan total padatan optimum adalah natrium alginat. Pembentukan jel kalsium alginat dilakukan dengan metode ekstrusi Krasaekoopt . 2003. Pembuatan suspensi bahan pengkapsul dapat dilihat pada Lampiran 1. Sebanyak 20 gram suspensi natrium alginat 2, 3, 4, dan 5 bb yang telah didinginkan pada suhu ruang diteteskan dalam 60 ml CaCl 2 0,1 M menggunakan berukuran 0,7 mm dengan jarak tetes 1 cm dan diaduk menggunakan dengan kecepatan 150 – 200 rpm. Waktu pengerasan jel dalam larutan CaCl 2 0,1 M dilakukan selama 30 menit, kemudian disaring secara steril dan dibilas dengan NaCl 0,85 lalu ditiriskan selama ± 2 menit. Selanjutnya ditimbang. Parameter yang diamati meliputi rendemen , bentuk dan ukuran . Yield = massa massa larutan natrium alginat 100 Pada tahap ini, analisis statistik yang digunakan adalah rancangan acak lengkap faktor tunggal , yaitu konsentrasi biopolimer natrium alginat. Faktor ini terdiri dari empat taraf perlakuan, yaitu alginat 2 A 1 , alginat 3 A 2 , alginat 4 A 3 , dan alginat 5 A 4 . Pengulangan dilakukan sebanyak dua kali. Model rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut : Y ij = µ + A i + ε ij Y ij = Pengamatan pada faktor A taraf ke i dan ulangan ke j µ = Rataan umum A i = Pengaruh faktor A taraf ke i ε ij = pengaruh galat percobaan Untuk mengetahui pengaruh antar taraf tersebut dilakukan analisis ragam analisis varian menggunakan tingkat kepercayaan 95 α = 0,05. Jika hasilnya berbeda nyata, analisis dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan.

3.3.1.2 Penentuan perbandingan natrium alginatbahan pengisi optimum

Kegiatan ini dilakukan untuk menentukan perbandingan alginat bahan pengisi yang optimum pada masing masing bahan pengisi. Tahap ini diawali dengan meyiapkan sebanyak 20 gram suspensi bahan pengkapsul yang terdiri atas alginat bahan pengisi dengan perbandingan 1:1, 2:1, dan 3:1 bb dari masing masing bahan pengisi dengan jumlah total padatan adalah total padatan optimum yang didapat dari tahap 3.3.1.1. Penyiapan atau pembuatan suspensi bahan enkapsulasi dapat dilihat pada Lampiran 1. Selanjutnya dilakukan kegiatan seperti tahap 3.3.1.1. Pada tahap ini, analisis statistik yang digunakan adalah rancangan acak lengkap faktor tunggal , yaitu komposisi bahan pengkapsul yang terdiri dari natrium alginat dan bahan pengisi. Faktor ini terdiri dari 10 taraf perlakuan, yaitu alginat tanpa bahan pengisi B 1 , alginat 1:1 B 2 , alginat 2:1 B 3 , alginat 3:1 B 4 , alginat 1:1 B 5 , alginat 2:1 B 6 , alginat 3:1 B 7 , alginat skim 1:1 B 8 , alginat skim 2:1 B 9 , alginat skim 3:1 B 10 . Pengulangan dilakukan sebanyak dua kali. Model rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut : Y ij = µ + B i + ε ij Y ij = Pengamatan pada faktor B taraf ke i dan ulangan ke j µ = Rataan umum 15 B i = Pengaruh faktor B taraf ke i ε ij = pengaruh galat percobaan Untuk mengetahui pengaruh antar taraf tersebut dilakukan analisis ragam analisis varian menggunakan tingkat kepercayaan 95 α = 0,05. Jika hasilnya berbeda nyata, analisis dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan. 3.3.1.3 Pengujian efektivitas enkapsulasi dan aktivitas metabolisme probiotik terenkapsulasi jel kalsium alginat Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui viabilitas dan efisiensi enkapsulasi serta aktivitas metabolisme terenkapsulasi. Komposisi bahan pengkapsul yang digunakan adalah komposisi optimum yang didapat dari tahap 3.3.1.2. Proses enkapsulasi diawali dengan menyiapkan suspensi sel . di dalam media MRS broth kemudian dilanjutkan dengan proses enkapsulasi. Aktivitas metabolisme probiotik terenkapsulasi dapat diukur melalui kemampuannya mengasamkan susu dengan melihat perubahan pH media fermentasi yang dibandingkan dengan probiotik yang tidak dienkapsulasi sel bebas Sultana . 2000. Preparasi . isolat terlebih dahulu diaktivasi dalam 10 ml MRS broth sebanyak 2 – 3 kali dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. Suspensi kultur disimpan dalam pada suhu 4 o C sebagai kultur stok. Suspensi sel yang akan digunakan untuk enkapsulasi merupakan kultur berumur 18 jam dalam MRS broth Homayouni . 2008a. Enkapsulasi . Suspensi biopolimer steril yang telah didinginkan kemudian ditambahkan suspensi sel sebanyak 0,1 Homayouni . 2008a atau dengan perbandingan 9:1 Castilla . 2010 lalu dikocok hingga homogen. Suspensi biopolimer sel dimasukan ke dalam steril dan diteteskan ke dalam larutan CaCl 2 0,1 M steril perbandingan suspensi biopolimer sel dan CaCl 2 0,1 M adalah 1:3 dengan jarak tetes 1 cm dan dilakukan pengadukan 150 – 200 rpm menggunakan . Pengerasan jel dilakukan selama 30 menit. kemudian disaring dan dibilas menggunakan NaCl 0,85 yang telah disterilisasi. basah kemudian dimasukan ke dalam wadah atau botol steril. Jumlah sel yang terenkapsulasi di dalam dihutung dengan metode yang digunakan Sheu dan Marshal 1993 Lampiran 2. Gambar 6. Prosedur enkapsulasi dengan metode ekstrusi Krasaekoopt . 2003 MRS broth, 18 jam, 37 o C Jarak tetes 1 cm CaCl 2 0,1 M 16 Viabilitas = Efisiensi enkapsulasi = P = populasi per gram cfugram Q = massa yang dihasilkan dari total suspensi biopolimer sel yang digunakan gram R = total didalam suspensi biopolimer sel cfu Pada tahap ini, analisis statistik yang digunakan adalah rancangan acak lengkap faktor tunggal , yaitu komposisi bahan pengkapsul terbaik C dari masing masing bahan pengisi yang didapat dari tahap 3.3.1.2. Y ij = µ + C i + ε ij Y ij = Pengamatan pada faktor C taraf ke i dan ulangan ke j µ = Rataan umum C i = Pengaruh faktor C taraf ke i ε ij = pengaruh galat percobaan Untuk mengetahui pengaruh antar taraf tersebut dilakukan analisis ragam analisis varian menggunakan tingkat kepercayaan 95 α = 0,05. Jika hasilnya berbeda nyata, analisis dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan. Kinetika pengasaman. Pengujian kinetika pengasaman dilakukan untuk mengetahui aktivitas metabolisme probiotik terenkapsulasi serta mengetahui perlakuan yang memiliki kemampuan mengasamkan susu yang baik dengan parameter perubahan pH media fermentasi. Perlakuan yang memiliki kemampuan mengasamkan susu yang lebih cepat akan diaplikasikan sebagai dadih susu sapi. Pengujian kinetika pengasaman mengacu pada metode yang dilakukan Sultana . 2000. Media yang digunakan adalah RSM: 9,5 , 0,5 , dan 2 glukosa. Sebanyak 1 gram 5 diinokulasikan ke dalam 20 ml RSM steril 121 o C, 2 menit sedangkan bebas diinokulasikan sebanyak 0,01 ml 8,8 log cfuml ke dalam 20 ml RSM steril. Inkubasi dilakukan pada suhu 37 o C. Perubahan pH RSM diukur selama periode 48 jam. Pada akhir inkubasi dilakukan pengukuran jumlah yang ada di dalam media RSM di luar .

3.3.2 Pengeringan Jel KalsiumAlginat