GAMBARAN UMUM IKAN TINJAUAN PUSTAKA

4 Gambar 1. Morfologi udang Keterangan: a: alat pembantu rahang g: kaki jalan b: kerucut kepala h: kaki renang c: mata i: anus d: cangkang kepala j: telson e: sungut kecil k: ekor kipas f: sungut besar Sifat udang windu Penaeus monodon yang perlu diketahui antara lain adalah nocturnal yaitu secara alami udang merupakan hewan yang aktif pada malam hari untuk mencari makan, sedangkan pada siang hari sebagian dari udang bersembunyi di dalam substrat atau lumpur. Namun di tambak budidaya dapat dilakukan feeding dengan frekuensi yang lebih banyak untuk memacu pertumbuhannya. Selain itu udang windu suka menyerang sesamanya, udang sehat akan menyerang udang yang lemah terutama pada saat molting atau udang sakit. Sifat kanibal akan muncul terutama bila udang tersebut dalam keadaan kurang pakan dan padat tebar tinggi. Sifat berikutnya dari udang adalah berupa kebiasaan makan Feeding behaviour. Udang hidup dan mencari makan di dasar perairan benthic. Udang merupakan hewan pemakan lambat dan terus- menerusdan digolongkan ke dalam hewan pemakan segala macam bangkai omnivorous scavenger atau pemakan detritus dan karnivora yang memakan crustacea kecil, amphipoda dan polychaeta. Mujiman dan Suyanto 2005 menyatakan bahwa mutu udang ditentukan oleh beberapa kriteria yaitu ukuran besar, kulit keras, licin, bersinar, dan masih dalam keadaan hidup serta tidak cacat. Ciri- ciri udang segar dapat dilihat dari bagian kulit permukaannya yang masih tampak basah dan mengkilap. Penampakan secara umum menunjukkan bahwa udang segar memiliki konsistensi antara rongga badan yang sangat baik, badan tampak mengkilap dan kelihatan basah.

2.2 GAMBARAN UMUM IKAN

Ikan merupakan salah satu mahluk hidup bertulang belakang vertebrata yang termasuk ke dalam kelompok poiklilotermik berdarah dingin, hidup di dalam air dan pergerakan serta keseimbangan tubuh di dalam air diatur oleh sirip. Sebagian besar ikan bernafas dengan menggunakan insang namun pada beberapa spesies ikan, alat pernafasannya dibantu oleh organ pernafasan lain seperti labirin. Ikan dapat dibagi menjadi ke dalam beberapa golongan berdasarkan lokasi budidayanya, yaitu ikan air tawar, ikan air payau, dan ikan air laut. Berdasarkan klasifikasi 5 taksonominya ikan dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu Ciprinid, Siklid, Salmonid, dan Klaridid. Biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang kelas Agnatha, ikan bertulang rawan kelas Chondrichthyes, dan sisanya tergolong ikan bertulang keras kelas Osteichthyes. Pengetahuan tentang tingkah laku ikan sangat menunjang untuk penangkapannya. Tingkah laku yang menunjang tersebut antara lain adalah tingkah laku berkelompok schooling behaviour, kebiasaan renang, kebiasaan makan, pola penyelamatan diri, serta berbagai pola tingkah laku lainnya yang memungkinkan ikan dapat tertangkap maupun meloloskan diri dari alat tangkap. Dalam setiap aktivitas hidupnya, ikan tidak terlepas dari kemampuan gerak. Kemampuan ikan melakukan gerak menyebabkan ikan dapat berenang untuk bermigrasi baik untuk mencari makan ataupun untuk menghindari predator. Setiap jenis ikan memiliki kemampuan renang yang berbeda-beda, tergantung dari bentuk tubuh dan pola renangnya. Pola tingkah laku renang ikan adalah gambaran gerakan ikan ketika berenang yang dipengaruhi oleh sirip dan bentuk tubuh ikan. Kecepatan dan ketahanan renang ikan merupakan faktor mendasar yang perlu diketahui baik untuk meningkatkan efisiensi ataupun untuk mendapatkan hasil tangkapan yang selektif terhadap spesies dan ukurannya. Purbayanto 2010 mengemukan bahwa kebanyakan ikan bertulang rawan elasmobranchii serta ikan bertulang sejati teleostei, ternyata lebih aktif berenang pada malam hari daripada siang hari. Kecepatan renang dari udang berkisar antara 0.54 – 1.14 mdet. Sedangkan untuk kecepatan renang ikan dari jenis Thunnidae seperti cakalang dan tuna sirip biru, memiliki kecepatan renang antara 0.8 - 25 mdetik. Selain itu tuna jenis Euthyunus affinis berenang dengan keceparan rata-rata 80 cmdetik pada siang hari dan 83 cmdetik pada malam hari. Pada saat tersedia makanan aktivitasnya renangnnya meningkat menjadi 108 cmdetik pada siang hari dan 93 cmdetik pada malam hari. Sedangkan untuk kuat renangnya dapat mencapai 35 km12 jam. Sedangkan untuk ikan herring, akan membentuk kelompok bergerak menuju daerah pemijahan dengan kecepatan rata-rata 6- 10 mil24 jam dan apabila sudah mendekati daerah yang dituju maka kecepatannya akan meningkat menjadi sekitar 24-40 mil24jam Gunarso, 1985 dalam Purbayanto, 2010. Brainbrigde 1958 dalam Purbayanto 2010 telah mengukur kecepatan renang ikan dengan parameter terkait lainnya secara sistematis. Dia yang pertama kali menemukan hubungan linear antara kecepatan renang ikan dengan frekuensi kibasan ekornya. Dikatakannya bahwa jarak yang ditempuh ke depan dalam satu kibasan ekor, yaitu panjang langkah stridelength adalah proporsional terhadap panjang tubuh ikan pada kecepatan yang lebih tinggi 0.6 sampai 0.8 panjang tubuh. Persamaan matematis yang disarankan untuk memprediksi atau menghitung kecepatan renang ikan U dari frekuensi kibasan ekor F adalah: U = L 0.75 F – 1, dimana L adalah panjang tubuh ikan. Secara lebih rinci, kecepatan beberapa jenis ikan disajikan pada Lampiran 1, Lampiran 2, dan Lampiran 3.

2.3 PENGERTIAN TAMBAK