Komposisi Udara TINJAUAN PUSTAKA

6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komposisi Udara

Fakta empirik menunjukkan bahwa udara merupakan komponen kehidupan yang sangat penting bagi manusia maupun makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan dan hewan. Tanpa makan dan minum manusia bisa hidup untuk beberapa hari, tetapi tanpa udara manusia hanya dapat hidup untuk beberapa menit saja. Tidak seperti air yang bisa dipilih untuk diminum, sekali udara tercemar susah untuk membersihkannya. Karena manusia tidak dapat memilih udara yang dihirup.Kualitas udara ambien sangat berhubungan dengan tingkat kesehatan masyarakat dan kegiatan pembangunan. Komposisi udara normal terdiri atas gas nitrogen 78,09 , oksigen 20,95 , dan karbondioksida 0,93, sementara selebihnya berupa gas argon, neon, kripton, xenon dan helium sekitar 0,03 BLH Prop.Sumut,2010. Udara juga mengandung uap air, debu, bakteri, spora dan sisa tumbuh-tumbuhan. Kegiatan pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tentunya akan meningkatkan penggunaan energi. Semakin banyak energi yang dibakar pada akhirnya akan meningkatkan pencemaran udara. Udara yang tercemar tidak memenuhi baku mutu udara ambien dapat meningkatkan berbagai jenis penyakit atau bahkan dapat menyebabkan kematian apabila kadarnya di udara tidak sehat atau berbahaya untuk jangka waktu yang panjang. Didalam peraturan Mentri Lingkungan Hidup nomor 28 tahun 2008, di lampiran petunjuk teknis standar pelayanan minimal bidang lingkungan hidup daerah propinsi, penduduk Indonesia diproyeksikan akan meningkat antara tahun 2000 dan 2025 dari sekitar 206 juta menjadi sekitar 274 juta. Pada tahun 2000 kebanyakan penduduk Indonesia masih tinggal di pedesaan, namun lambat laun jumlah penduduk yang tinggal di pedesaan semakin menurun, yang disebabkan oleh perkembangan pedesaan menjadi kota-kota baru serta urbanisasi. Apabila pada tahun 2000 jumlah penduduk perkotaan hanya berjumlah sekitar 47 juta jiwa, pada tahun 2025 jumlah penduduk perkotaan akan meningkat menjadi sekitar 187 juta jiwa atau sekitar 68 dari total penduduk Indonesia pada tahun 7 2025. Oleh karena itu, tingkat pencemaran udara pada masa yang akan datang akan semakin meningkat khususnya di wilayah perkotaan dan industri serta wilayah pemukiman. Pencemaran udara di perkotaan merupakan permasalahan yang serius. Peningkatan penggunaan kendaraan bermotor dan konsumsi energi di perkotaan, jika tidak dikendalikan, akan memperparah pencemaran udara, kemacetan, dan dampak perubahan iklim yang menimbulkan kerugian kesehatan, produktivitas dan ekonomi bagi negara. Berdasarkan penelitian Japan International Cooperation AgencyJICAdan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan BAPEDAL tahun 1995 dan studi Asian Development bank ADB bekerjasama dengan Kementrian Lingkungan Hidup KLH pada tahun 2001, kenderaan bermotor memberikan kontribusi 70 terhadap pencemaran udara di kota-kota besar di Indonesia khusunya Jakarta dan sekitarnya BLH.Prop.Sumut, 2010.

2.2 Komponen Pencemaran Udara