Identifikasi Pola Data Penjualan Tahu Kita Pada Outlet Joyo Swalayan Metode Peramalan Penjualan Tahu Kita pada Outlet Joyo Swalayan

39 persamaan Ŷt = 69,0443 – 0,267288t. Persamaan tersebut menunjukkan arah negatif, yang berarti setiap periode bulan ada penurunan penjualan 0,267288 unit. Misalnya saat periode 31 t=31 Ŷt = 69,0443 – 0,26728831 = 60,758, saat periode 32 t=32 Ŷt = 69,0443 – 0,26728832 = 60,491. Hasil penjualan Tahu Kita pada periode 31 dan 32 mengalami penurunan penjualan 0,267 unit, sesuai dengan persamaan di atas. Sebagai altenatif lain dipilih metode Decomposition Multiplicative sebagai metode terbaik kedua yang memiliki nilai MSE terkecil setelah metode Decomposition Additive. Dari metode ini diperoleh persamaan Ŷt = 79,7356 – 0,765873t. Persamaan tersebut menunjukkan arah negatif, yang berarti setiap periode bulan ada penurunan penjualan 0,765873 unit. Misalnya saat periode 31 t=31 Ŷt = 79,7356 – 0,76587331 = 55,993, saat periode 32 t=32 Ŷt = 79,7356 – 0,76587332 = 55,228. Hasil penjualan Tahu Kita pasa periode 31 dan 32 mengalami penurunan penjualan 0,765 unit, sesuai dengan persamaan di atas. Dari dua metode terbaik, didapatkan hasil yang sama yaitu terjadi sedikit penurunan penjualan Tahu Kita pada outlet Pastellia.

4.3 Metode Peramalan Time Series pada Outlet Joyo Swalayan

4.3.1 Identifikasi Pola Data Penjualan Tahu Kita Pada Outlet Joyo Swalayan

Joyo Swalayan menyediakan berbagai macam kebutuhan rumah tangga dengan harga murah dan melayani pesan antar, dengan alamat di jalan Ciputat Raya 254, Kebayoran Lama. Sebagai ilustrasi, data Penjualan Tahu Kita pada outlet Joyo Swalayan dengan menggunakan bantuan program Minitab 14 menunjukkan bahwa data stasioner. Penjualan produk Tahu Kita pada outlet Joyo Swalayan cukup baik karena pada awal penjualan saja yaitu bulan Oktober 2008 meningkat sangat drastis 78 pack yang merupakan penjualan tertinggi di outlet Joyo Swalayan, walaupun setelah itu penjualannya mengalami fluktuasi yang tidak beraturan. 40 30 27 24 21 18 15 12 9 6 3 80 70 60 50 40 30 20 10 I ndex Jo y o Gambar 3. Pola data penjualan Tahu Kita pada Outlet Joyo Swalayan Dapat dilihat mulai bulan Juni 2009, penjualannya mengalami penurunan yang berlangsung cukup lama hingga bulan Mei 2010 yang memang pada bulan tersebut, PT. Kitagama sedang tidak melakukan produksi. Tetapi mengalami peningkatan kembali hingga bulan Desember 2010. Fungsi autokorelasi untuk outlet Joyo Swalayan menunjukkan kesemua lag berada dibawah gratis kritis yang berarti tidak adanya trend dan tidak ada autokorelasi. Plot ACF untuk outlet Joyo Swalayan dapat dilihat pada Lampiran 6.

4.3.2 Metode Peramalan Penjualan Tahu Kita pada Outlet Joyo Swalayan

Metode Time Series yang digunakan untuk menentukan metode peramalan produk Tahu Kita pada Outlet Joyo Swalayan adalah Trend Linear, Trend Quadratic, Moving Average, Single Exponential Smoothing, Double Exponential Smoothing Holt, Decomposition Additive, Decompotition Multiplicative dan ARIMA. Hasil perhitungan berikut ini 41 adalah susunan metode peramalan yang didapatkan berdasarkan besaran nilai MSE. Tabel 8. Nilai MSE metode peramalan time series pada Outlet Joyo Swalayan No. Metode Peramalan Α Β Γ MSE 1 Moving Average 4 232,579 2 Decompositon Additive 287,047 3 Decompotition Multiplicative 290,021 4 Trend Quadratic 319,085 5 Trend Linear 324,868 6 Single Exponential Smoothing 0,303 345,607 7 ARIMA 0,0,1 352,868 8 Double Exponential Smoothing 0,427 0,072 441,367 Untuk outlet Joyo Swalayan, dengan Minitab 14 diperoleh metode peramalan terbaik adalah Moving Average 4, karena menghasilkan MSE paling kecil 232,579. Metode peramalan terbaik kedua adalah Decompotition Additive yaitu menghasilkan MSE 287,047. Hasil output komputer metode Moving Average 4 terdapat pada Lampiran 12 dan untuk metode Decomposition Additive terdapat pada Lampiran 13. 42 Tabel 9. Ramalan penjualan Tahu Kita bulan Januari 2011 – Maret 2012 dengan Metode Moving Average 4 Periode Bulan Peramalan Penjualan pack 31 Januari 2011 18,5 32 Februari 2011 18,5 33 Maret 2011 18,5 34 April 2011 18,5 35 Mei 2011 18,5 36 Juni 2011 18,5 37 Juli 2011 18,5 38 Agustus 2011 18,5 39 September 2011 18,5 40 Oktober 2011 18,5 41 November 2011 18,5 42 Desember 2011 18,5 43 Januari 2012 18,5 44 Februari 2012 18,5 45 Maret 2012 18,5 Dari tabel di atas ternyata hasil peramalan yang diperoleh dari jumlah penjualan setiap bulannya stabil 18,5 pack. Hasil penjualan di outlet Joyo Swalayan cukup baik karena mungkin disebabkan oleh faktor salah satunya outlet Joyo Swalayan berafiliasi dengan PT. Kitagama, sehingga harga yang didapatkan lebih murah dibandingkan outlet lain, selain itu outlet Joyo Swalayan juga memiliki tempat yang sangat strategis yang berada di pinggir jalan Kebayoran Lama yang cukup ramai dilewati orang. Sebagai alternatif lain, dipilih metode Decomposition Additive, karena merupakan metode terbaik kedua yang memiliki nilai MSE terkecil setelah metode Moving Average 4. 43 Dari metode ini diperoleh persaman Ŷt = 38,1280 – 0,657341t. Persamaan tersebut menunjukkan arah negatif, maka setiap periode bulan ada penurunan penjualan 0,657341 unit. Misalnya saat periode 31 t=31 Ŷt = 38,1280 – 0,65734131 = 17,750, saat periode 32 t=32 Ŷt = 38,1280 – 0,65734132 = 17,093. Hasil peramalan penjualan Tahu Kita periode 31 dan 32 mengalami penurunan penjualan 0,657, sesuai dengan persamaan di atas.

4.4 Metode Peramalan Time Series pada Outlet Pasar Bintaro Mas