37
4.2.2 Metode Peramalan Penjualan Tahu Kita pada Outlet Pastellia
Metode  Time  Series  yang  digunakan  untuk  menentukan  metode peramalan  produk  Tahu  Kita  pada  Outlet  Pastellia  adalah  Trend  Linear,
Trend  Quadratic,  Moving  Average,  Single  Exponential  Smoothing,  Double Exponential  Smoothing  Holt,  Decomposition  Additive,  Decompotition
Multiplicative  dan  ARIMA.  Berdasarkan  hasil  perhitungan,  pada  Tabel  6 disajikan susunan metode peramalan yang didapat berdasarkan besaran nilai
MSE.
Tabel 6. Nilai MSE metode peramalan time series pada Outlet Pastellia
No. Metode Peramalan
α Β
γ MSE
1 Decomposition Additive
642,832 2
Decompositon Multiplicative 659,549
3 Single Exponential Smoothing
0,883 737,331
4 Double Exponential Smoothing
0,945  0,068 796,233
5 ARIMA 1,1,0
819,6 6
Moving Average 2 921,286
7 Trend Quadratic
944,485 8
Trend Linear 1033,15
Berdasarkan Tabel 6, penjualan produk Tahu Kita pada outlet Pastellia yang dianalisis dengan Minitab 14 dengan metode peramalan Decomposition
Aditif  memiliki  nilai  MSE  terkecil  642,832  dibandingkan  dengan  metode peramalan lainnya. Sedangkan untuk metode peramalan terbaik kedua adalah
metode  Decompotition  Multiplicative  dengan  memiliki  nilai  MSE  659,549. Hasil  metode  Decompotition  Aditif    terdapat  pada  Lampiran  10  dan  hasil
output  komputer  metode  Decomposition  Multiplicative  terdapat  pada Lampiran 11.
38
Tabel 7. Ramalan penjualan Tahu Kita bulan Januari 2011 – Maret 2012 dengan metode
Decompotision Additive Periode
Bulan Peramalan Penjualan
pack
31 Januari 2011
107,383 32
Februari 2011 88,512
33 Maret 2011
49,849 34
April 2011 49,540
35 Mei 2011
21,085 36
Juni 2011 22,214
37 Juli 2011
42,530 38
Agustus 2011 9,012
39 September 2011
63,037 40
Oktober 2011 96,728
41 November 2011
57,502 42
Desember 2011 104,068
43 Januari 2012
104,176 44
Februari 2012 85,305
45 Maret 2012
46,641
Dari  tabel  di  atas,  ternyata  hasil  peramalan  yang  diperoleh  dari  jumlah penjualan  setiap  bulannya  sangat  berfluktuasi  tidak  beraturan.  Mulai  dari  hasil
peramalan bulan Januari 2011 yang sangat tinggi bila dibandingkan dengan penjualan sebelumnya, tetapi menurun sangat drastis hingga bulan Juni 2011. Mulai bulan Juli
2011 hingga Maret 2012, hasil peramalan yang dihasilkan sangat berfluktuasi, tetapi menunjukkan  hasil  penjualan  cukup  baik,  karena  masih  ada    penjualan.  Hasil
penjualan di outlet Pastellia terbilang sangat baik, disebabkan faktor tempat Pastellia yang sangat dekat dengan pabrik Tahu Kita, sehingga cukup mudah dan cepat untuk
memperoleh  maupun  memesan,  serta  Pastellia  terletak  di  Pasar  Modern  yang  setiap harinya  cukup  banyak  didatangi  oleh  masyarakat  sekitar.  Dari  metode  ini  diperoleh
39
persamaan Ŷt  =  69,0443  –  0,267288t.  Persamaan  tersebut  menunjukkan  arah
negatif,  yang  berarti  setiap  periode  bulan  ada  penurunan  penjualan  0,267288  unit. Misalnya saat periode 31 t=31
Ŷt = 69,0443 – 0,26728831 = 60,758, saat periode 32  t=32
Ŷt  =  69,0443  –  0,26728832  =  60,491.  Hasil  penjualan  Tahu  Kita  pada periode  31  dan  32  mengalami  penurunan  penjualan  0,267  unit,  sesuai  dengan
persamaan di atas. Sebagai altenatif lain dipilih metode Decomposition Multiplicative sebagai  metode  terbaik  kedua  yang  memiliki  nilai  MSE  terkecil  setelah  metode
Decomposition  Additive.  Dari  metode  ini  diperoleh  persamaan Ŷt  =  79,7356  –
0,765873t.  Persamaan  tersebut  menunjukkan  arah  negatif,  yang  berarti  setiap periode  bulan  ada  penurunan  penjualan  0,765873  unit.  Misalnya  saat  periode  31
t=31 Ŷt = 79,7356 – 0,76587331 = 55,993, saat periode 32 t=32 Ŷt = 79,7356 –
0,76587332 = 55,228. Hasil penjualan Tahu Kita pasa periode 31 dan 32 mengalami penurunan  penjualan  0,765  unit,  sesuai  dengan  persamaan  di  atas.  Dari  dua  metode
terbaik,  didapatkan  hasil  yang  sama  yaitu  terjadi  sedikit  penurunan  penjualan  Tahu Kita pada outlet Pastellia.
4.3 Metode Peramalan Time Series pada Outlet Joyo Swalayan