Pengetahuan Seksual Remaja Sikap Seksual Remaja

24 diperoleh remaja dimungkinkan juga mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja terhadap seksual pranikah. Berikut distribusi sumber informasi responden tentang seks pranikah: Tabel 6. Sumber informasi responden tentang seks pranikah No. Sumber informasi responden tentang seks pranikah Jumlah Persentase 1 Televisi 4 4,2 2 Petugas kesehatan 5 5,2 3 Guru 15 15,6 4 Orangtua 5 5,2 5 Televisi petugas kesehatan 15 15,6 6 Televisi majalahkoran 14 14,6 7 Televisi teman sebaya 10 10,4 8 Petugas kesehatan guru 18 18,8 9 Guru orangtua 10 10,4 Jumlah 96 100,0 Sumber: analisis data, 2016 Tabel 6 menunjukkan bahwa sumber informasi responden tentang seks pranikah bervariasi. Sumber informasi responden paling banyak adalah petugas kesehatan guru, yaitu sebesar 18,8, diikuti guru serta televisi petugas kesehatan 15,6, televisi majalahkoran 14,6, televisi teman sebaya 10,4, petugas kesehatan serta orangtua 5,2, dan paling sedikit dari televisi 4,2. Petugas kesehatan guru menjadi salah satu sumber informasi penting bagi remaja untuk meningkatkan pengetahuan seks pranikah, selain sumber informasi lain, seperti televisi media elektronik, majalahkoran media massa, teman sebaya, dan orangtua.

2. Pengetahuan Seksual Remaja

Perhitungan tingkat pengetahuan seksual responden dapat dilihat pada Lampiran 2. Setiap jawaban pengetahuan seks pranikah yang dijawab dengan benar oleh responden diberikan nilai 1, sedangkan jika salah diberikan nilai 0. Pengetahuan seksual responden dinilai “kurang” jika memiliki skor 0-4, “cukup” jika memiliki skor 5-9, dan “baik” jika memiliki skor 10-13. Distribusi pengetahuan seksual responden sebagai berikut: 25 Tabel 7. Pengetahuan seksual responden No. Pengetahuan seksual responden Jumlah Persentase 1 Baik 45 40,5 2 Cukup 62 55,9 3 Kurang 4 3,6 Jumlah 111 100,0 Sumber: analisis data, 2016 Tabel 7 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan seksual responden sebagian besar adalah pengetahuan “cukup” yaitu sebesar 55,9, diikuti pengetahuan “baik” 40,5, dan sisanya pengetahuan “kurang” 3,6. Pengetahuan responden didominasi tingkat pengetahuan “cukup” dikarenakan secara umum remaja kelas X dan XI telah memperoleh pendidikan seksual dalam pembelajaran di sekolah pada tingkatan sekolah sebelumnya SMP, salah satunya melalui kurikulum mata pelajaran IPA, melalui materi organ reproduksi, proses kehamilan, dan kesehatan reproduksi. Beberapa responden yang menjadi sampel penelitian juga memperoleh pendidikan seksual melalui kurikulum mata pelajaran biologi, khususnya untuk responden yang dari kelas X IPA 7 dan XI IPA 6 .

3. Sikap Seksual Remaja

Perhitungan sikap seksual responden dapat dilihat pada Lampiran 3. Ada 2 dua model penilaian untuk jawaban responden. Pernyataan positif dengan jawaban “sangat setuju = 4”, “setuju = 3”, “tidak setuju = 2”, dan “sangat tidak setuju = 1”, sedangkan untuk pernyataan negatif dengan jawaban “sangat setuju = 1”, “setuju = 2”, “tidak setuju = 3”, dan “sangat tidak setuju = 4 ”. Sikap seksual responden dinilai “positif” jika memiliki skor 15-37 dan sikap “negatif” jika memiliki skor 38-60. Dari hasil perhitungan sikap seksual responden pada Lampiran 3 diketahui bahwa semua responden 100 memiliki sikap seksual “negatif”. Sikap seksual “negatif” dapat diartikan ada kecenderungan dari responden untuk menghindari, menjauhi, bahkan membenci hal-hal yang berkaitan 26 dengan seks pranikah. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pengetahuan, agama, pengalaman pribadi, orangtua, guru, informasi media massa dan media elektronik, kebudayaan, dan diri sendiri.

4. Perilaku Seksual Remaja