95
menekankan target dengan kerangka waktu, yaitu adanya deadline pencapaian target. Target dengan
tenggat waktu akan menjawab pertanyaan 1 kapan? 2 apa yang bisa diselesaikan dalam 6 bulan dari
sekarang? 3 apa yang bisa diselesaikan dalam 6 minggu dari sekarang? 4 apa yang bisa diselesaikan
dari sekarang?
4.2.3. Analisis Faktor Internal dan Eksternal EFIS
dan EFAS SWOT
Analisis SWOT
dilakukan dengan
meng- identifikasi faktor internal, yaitu kekuatan dan
kelemahan serta faktor eksternal, yaitu peluang dan ancaman melalui wawancara, observasi, dan studi
dokumen. Setelah hasil wawancara, obervari, dan studi dokumen
terkumpulkan, berikutnya
dilakukan triangulasi data bersama dengan sumber, yaitu kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, perwakilan guru yang diobservasi, dan komite. Triangulasi data ini dilakukan
untuk memvalidasi data yang diperoleh. Kemudian, setelah di triangulasi, data tersebut di analisis dengan
menggunakan tabel matrix IFAS Internal Factors Analysis Summary dan matrix EFAS External Factors
Analysis Summary. Hasil analisis faktor internal dan eksternal kemudian diberi bobot dan rating atau skor
serta dilakukan perhitungan skor akhir dan diperoleh skor akhir IFAS kekuatan dan ancaman dan EFAS
peluang dan ancaman. Kemudian, hasil analisis ini
96
akan menunjukan
posisi kuadran
kompetensi pedagogik guru, apakah berada pada kuadran SO
Strenght Opportunity, ST Strenght Threat, WO Weakness Opportunity, atau WT Strenght Threat.
Hasil analisis faktor internal dapat dilihat pada matrix IFAS berikut:
Tabel 4.3. Matrix IFAS Internal Factors Analysis Summary Hasil Analisis Faktor Kekuatan dan Kelemahan, 8 Desember
2016 NO.
KEKUATAN BOBOT
RATING BOBOT X
RATING
1 Fasilitas sekolah sudah memadai
0.15 4
0.6 2
Sekurang-kurangnya 80 guru sudah bergelar sarjana
0.1 3
0.3 3
Beberapa guru masih muda dengan jenjang karir yang
panjang 0.15
3 0.45
4 Kesejahteraan guru terjamin
0.1 2
0.2 5
Guru mengajar sesuai dengan bidangnya
0.1 3
0.3 6
Guru akrab dengan murid dan memberikan kesempatan belajar
yang sama terhadap peserta didik 0.1
3 0.3
7 Guru membuat administrasi
pembelajaran dan penilaian serta silabus yang sesuai dengan
kurikulum 0.05
1 0.05
8 Guru-guru mata pelajaran IPA
metode pembelajarannya lebih variatif dan inovatif
0.1 2
0.2 9
Beberapa guru pengampu mata pelajaran UN IPA berhasil
mengajar dan membimbing siswanya dalam persiapan UN
sehingga nilai UN masuk 3 besar kabupaten.
0.05 2
0.1
10 Loyalitas guru tinggi
0.1 3
0.3
TOTAL 1
26 2.8
97
NO. KELEMAHAN
BOBOT RATING
BOBOT X RATING
1 Manajemen dalam organisasi
kurang maksimal sehingga program yang disusun belum
nampak pencapaian kompetensinya
0.2 1
0.2 2
Penerimaan guru mengutamakan untuk yang beragama Nasrani,
dan untuk kompetensi pedagogik guru dapat menyusul
0.1 3
0.3 3
Pembinaan guru dalam bidang kompetensi pedagogik dan
profesionalisme kurang 0.15
2 0.3
4 Pekerjaan guru diluar kelas jam
mengajar cukup banyak mengurus kegiatan-kegiatan
sekolah 0.1
4 0.4
5 Guru pengampu mata pelajaran
IPS dan umum masih ada yang mengajarnya standarbiasa saja,
kurang kreatif dan inovasi 0.1
2 0.2
6 Pengembangan kurikulum masih
standar masih sama seperti kurikulum dari pemerintah untuk
mata pelajaran IPS dan umum 0.1
2 0.2
7 Beberapa guru masih minim
dalam penguasaan kelas 0.15
2 0.3
8 Hasil UN mata pelajaran IPS
masih standard dan masih belum maksimal belum stabil dalam
menempati peringkat 5 besar kabupaten
0.1 4
0.4
TOTAL 1
20 2.3
Faktor kekuatan
yang paling
berpengaruh terhadap sekolah dalam meningkatkan kompetensi
pedagogik guru adalah fasilitas sekolah yang memadai dengan bobot 0.15 dan rating 4. Menurut pihak
sekolah, fasilitas yang dimiliki sudah cukup lengkap untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru dan
proses belajar
mengajar. Terlihat
dari hasil
98
reakrediatasi pada bulan September 2016, dimana asesor mengatakan kepada kepala sekolah bahwa
fasilitias yang dimiliki oleh SMA Sedes Sapientiae Jambu sudah lengkap disbanding dengan sekolah-
sekolah lain. Kekuatan lain yang mendukung SMA Sedes
Sapientiae Jambu
dalam meningkatkan
kompetensi pedagogik guru adalah beberapa guru yang masih muda dan memiliki jenjang karir yang masih
panjang dengan bobot 0.15 dan rating 3. Hal tersebut didukung oleh sekurang-kurangnya 80 guru sudah
bergelar sarjana
dan mengajar
sesuai dengan
bidangnya dengan masing-masing bobot 0.1 dengan rating 3. Bagi sekolah jenjang karir yang masih panjang
dengan guru yang sarjana dan mengajar sesuai bidang merupakan komponen penting dalam kompetensi
pedagogik, dan dengan jenjang karir yang masih lama, maka ada harapan untuk regenerasi atau jika nanti ada
pelatihan untuk kompetensi guru maka akan terlihat hasilnya dan memiliki prospek yang masih panjang.
Kemudian, guru-guru di SMA Sedes Sapientiae Jambu, baik yang senior, medior, maupun yang junior
akrab dengan siswa-siswi dengan bobot 0.1 dan rating 3,
sehingga dalam
pembelajaran semua
siswa mendapatkan kesempatan belajar yang sama. Selain
guru-guru akrab dengan para siswa-siswi, dalam FGD Focus Group Discussion pada hari Kamis, 8 Desember
2016 bersama dengan kepala sekolah, wakil kepala
99
sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, dan 2 perwakilan guru, terdapat tambahan
faktor kekuatan yang dimiliki oleh SMA Sedes Sapientiae Jambu dalam meningkatkan kompetensi
pedagogik guru, yaitu loyalitas guru-guru SMA Sedes Sapientiae Jambu dimana teamwork atau kerjasama
yang dimiliki oleh guru-guru SMA Sedes Sapientiae Jambu dalam meningkatkan mutu sekolah cukup
tinggi, dan bobot pada faktor ini adalah 0.1 dengan rating 3. Faktor kekuatan berikutnya ialah guru-guru
mata pelajaran IPA memiliki metode pembelajaran yang lebih variatif dan inovatif dengan bobot 0.1 dan rating
2. Faktor kekuatan ini berhubungan dengan hasil UN mata pelajaran IPA yang selalu masuk 3 besar di
kabupaten dengan
rating 0.05
dan bobot
2. Kesejahteraan guru terjamin memiliki bobot 0.1 dengan
rating 2, dan dalam FGD yang dilakukan pada hari Kamis, 8 Desember 2016, faktor ini tergolong relative,
karena menurut kepala sekolah ukuran terjamin atau tidaknya tergantung dari pribadi masing-masing guru,
namun menurut data tanggal gajian para guru dan tenaga kependidikan lainnya selalu tepat waktu,
adanya tunjangan, dan ketika ada kegiatan-kegitan sekolah
maka yang
terlibat didalamnya
akan mendapatkan insentif tambahan. Faktor kekuatan yang
terkahir adalah kedisiplinan guru dalam membuat administrasi pembelajaran dan penilaian serta silabus
100
yang sesuai dengan kurikulum dengan bobot 0.05 dan rating 1.
Selain memiliki faktor kekutan, SMA Sedes Sapientiae Jambu dalam meningkatkan kompetensi
pedagogik memiliki beberapa faktor kelemahan. Faktor kelemahan yang paling tinggi ialah manajemen dalam
organisasi kurang maksimal sehingga program yang disusun belum nampak pencapaiannya dengan bobot
0.2 dengan rating 1. Faktor ini didapat dalam FGD 8 Desember 2016, dimana menurut pernyataan wakil
kepala sekolah, manajemen organisasi yang dimiliki sekolah masih belum maksimal, perlakuan terhadap
guru junior, medior, dan senior sama sehingga hasil pencapaian belum terlihat maksimal. Faktor kelemahan
berikutnya adalah kurangnya pembinaan guru dalam bidang pedagogik dengan bobot 0.15 dan rating 2, hal
ini seperti pernyataan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah pada studi pendahuluan dimana sekolah
mengikuti kegiatan dari yayasan untuk meningkatkan spiritualitasnya, namun untuk kompotensi pedagogik
belum terdapat kegiatan yang jelas dan terperinci. Kurangnya pembinaan guru dalam bidang kompetensi
pedagogik guru ini mempengaruhi beberapa guru yang terlihat masih minim dalam penguasaan kelas dengan
bobot 0.12 dan rating 2, serta guru pengampu mata pelajaran IPS dan umum masih ada yang proses
belajar-mengajarnya biasa saja atau kurang kreatif dan
101
inovasi dengan bobot 0.1 dan rating 2. Selain itu, pengembangan
kurikulum yang
dilakukan oleh
beberapa guru masih standar kurikulum yang dipakai masih sama degan kurikulum dari pemerintah untuk
guru mata pelajaran IPS dan umum dengan bobot 0.1 dan rating 2. Faktor tersebut cukup mempengaruhi
hasil UN mata pelajaran IPS yang masih belum stabil untuk menempati peringkat 5 besar di kabupaten,
faktor kelemahan ini memiliki bobot 0.1 dengan rating 4. Faktor lain yang menjadi kelemahan SMA Sedes
Sapientiae Jambu adalah dalam penerimaan guru mengutamakan yang beragama Nasrani Katolik atau
Kristen karena
SMA Sedes
Sapientiae Jambu
merupakan sekolah swasta Katolik, faktor ini memiliki bobot 0.1 dengan rating 3, dimana faktor ini tidak
terlalu bermasalah untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Faktor terakhir adalah pekerjaan guru
diluar kelas cukup banyak mengikuti kegiatan- kegiatan sekolah, tentunya kegitan-kegitan yang
diikuti guru merupakan kegiatan yang postif bagi sekolah, seperti kegiatan promosi sekolah yang cukup
banyak seperti safari koor, presentasi ke sekolah- sekolah, atau mengadakan tes potensial akademik atau
tes masuk SMA Sedes Sapientiae Jambu ke sekolah- sekolah. Faktor ini memiliki bobot 0.1 dengan rating 4.
Dari matrix IFAS tersebut dapat disimpulkan bahwa total bobot dikalikan rating pada faktor
102
kekuatan adalah 2,8 sedangkan total bobot dikalikan rating pada faktor kelemahan adalah 2,3 sehingga skor
akhit IFAS yaitu total skor faktor kekuatan dikurangi total skor kelemahan adalah 0,5. Hal ini menunjukan
bahwa faktor kekuatan merupakan faktor dominan dibandingkan dengan faktor kelemahan. Oleh karena
itu sekolah dapat mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang
ada.
Tabel 4.4. Matrix EFAS External Factors Analysis Summary Hasil Analisis Faktor Kekuatan dan Kelemahan, 8 Desember
2016 NO.
PELUANG BOBOT RATING
BOBOT X RATING
1 Animo masyarakat terhadap
sekolah tinggi 0.2
3 0.6
2 Jumlah murid meningkat setiap
tahunnya 0.2
3 0.6
3 Sekolah berasrama
0.3 4
1.2 4
Hubungan dengan gereja dan beberapa SMP swasta baik
0.1 1
0.1 5
Adanya program sertifikasi guru dari pemerintah
0.1 2
0.2 6
Dukungan dari pemerintah 0.1
2 0.2
TOTAL 1
13 2.9
NO. ANCAMAN
BOBOT RATING BOBOT X
RATING
1 Sekolah Negeri yang semakin
baik 0.3
3 0.9
2 Munculnya sekolah-sekolah
berasrama di sekitar SMA Sedes Sapietiae Jambu
0.4 1
0.4 3
Jumlah murid yang berasal dari sekitar SMA Sedes Sapientiae
Jambu menurun 0.2
2 0.4
4 Program KB Keluarga
Berencana dari pemerintah 0.1
4 0.4
TOTAL 1
10 2.1
103
Pada matrix EFAS External Factors Analysis Summary dapat dilihat bahwa dalam meningkatkan
kompetensi pedagogik guru, SMA Sedes Sapientiae Jambu memiliki 6 peluang, dan peluang yang paling
tinggi adalah sekolah berasrama dengan boot 0.3 dan rating 4. Dengan sekolah berasrama, SMA Sedes
Sapientiae Jambu selama ini menjadi jawaban atas keinginan orang tua dan siswa untuk melatih
kemandirian anak,
sehingga sekolah
berasrama merupakan peluang yang tinggi bagi SMA Sedes
Sapientiae Jambu, sehingga murid di SMA Sedes Sapientiae Jambu menjadi beragam. Peluang kedua
yang memiliki bobot dan rating tinggi adalah animo masyarakat terhadap sekolah tinggi dan jumlah murid
yang semakin meningkat dari tahun ke tahun dengan masing-masing bobot 0.2 dan rating 3. Faktor peluang
tersebut mengidentifikasi
bahwa kepercayaan
masyarakat dan orang tua terhadap SMA Sedes Sapientiae Jambu cukup tinggi dan baik, sehingga
semakin banyak orang tua yang mempercayakan putra- putrinya bersekolah di SMA Sedes Sapientiae Jambu.
Peluang beriktnya adalah adanya program sertifikasi guru dari pemerintah dengan bobot 0.1 dan rating 2,
dimana dengan adanya sertifikasi ini guru dituntut untuk menjadi lebih baik lagi. Kemudian, adanya
dukungan dari pemerintah untuk kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh SMA Sedes Sapientiae Jambu
104
dengan bobot 0.1 dan rating 2. Peluang yang terakhir adalah adanya hubungan baik antara sekolah dan
gereja dan sekolah-sekolah menengah pertama swasta dengan bobot 0.1 dan rating 1.
Selain memiliki 6 peluang, SMA Sedes Sapientiae Jambu memiliki 4 ancaman, dan ancaman yang
memiliki bobot tertinggi adalah munculnya sekolah- sekolah berasrama di sekitar SMA Sedes Sapientiae
Jambu dengan bobot 0.4 dan rating 1. Karena kekuatan paling tinggi yang dimiliki oleh SMA Sedes
Sapientiae Jambu adalah sekolah berasrama, sehingga dengan munculnya sekolah-sekolah berasrama lainnya
menjadi ancaman utama yang dapat mempengaruhi jumlah murid di SMA Sedes Sapientiae Jambu
nantinya. Ancaman kedua adalah sekolah negeri yang semakin baik dengan bobot 0.3 dan rating 3, sekolah-
sekolah Negeri saat ini infrastrukturnya semakin baik, dan dari segi guru juga semakin disiplin, sehingga hal
tersebut menjadi ancaman bagi SMA Sedes Sapientiae Jambu dalam meningkatkan kompetensi pedagogik
guru dan mutu sekolah. Ancaman ketiga dengan bobot 0.2 dan rating 2 adalah jumlah murid dari sekitar SMA
Sedes Sapientiae Jambu menurun, dan ancaman terakhir adalah program KB Keluarga Berencana dari
pemerintah dengan bobot 0.1 dan rating 4. Dari tabel EFAS tersebut dapat disimpulkan
bahwa total bobot dikalikan rating pada faktor peluang
105
adalah 2,9 sedangkan total bobot dikalikan rating pada faktor ancaman adalah 2,1 sehingga skor akhir EFAS
yaitu total skor peluang dikurangi total skor ancaman adalah 0,8. Dari hasil analisa faktor eksternal tersebut
diketahui sekolah memiliki beberapa peluang yang dapat dioptimalkan oleh sekolah dalam meningkatkan
kompetensi pedagogik guru untuk meningkatkan mutu sekolah.
4.2.4. Matriks SWOT Strenght, Weakness,