Nuklir untuk Cinta

Nuklir untuk Cinta

Perjalanan ke "markas" Badan Tenaga Nuklir terlalu sulit. Sampai ke pemberhentian terakhir angkutan "P20 Kopaja", jalan kaki lagi kira-kira 500m. Tempatnya terlalu bersih seperti markas militer, tapi rindang seperti kampus. Satpamnya terlalu tegas seperti Brimob. Para pegawainya semua orang ilmu pasti. Logikanya pasti, meski bagi kamu para aktivis yang nitabenenya ilmu Sosial, agak aneh. Misalnya uang transpor mereka berikan pada saat registrasi. Saya berfikir apa mereka tidak khawatir para peserta akan berhilangan sebelum acara usai. Tapi begitulah orang ilmu pasti, cara berfikirnyapun pasti. Mereka menanggung pastinya pemberian dana transpor maka peserta terjamin, jadi peserta akan loyal. Saya kira juga karena mereka berfikir para peserta akan menganggap penting seluruh rangkaian acara, makanya mereka berani memberikan dana transpor di muka. Mereka memberikan bukti bukan janji. Inilah yang diidam-idamkan oleh kami para peserta dan seperti inilah pemerintah harapan rakyat.

Ruangannya sederhana dan menunjukkan gaya lama: AC lama, podium lama, tapi semuanya masih layak pakai. Mereka persis seperti orang militer: ditanggung seadanya oleh pemerintah, namun loyalitas mereka tinggi.Jadi mereka tidak pernah mengeluh dan meminta infrastuktur baru. Mereka, seperti TNI juga, menjaga aset pemberian pemerintah yang sebenarnya milik rakyat, dengan sangat baik, merawatnya dengan cinta. Nasib mereka yang abai dari perhatian serius pemerintah, seperti kata seorang peserta, karena memang pemerintah tidak menjadikan nuklir sebagai prioritas. "Segalanya tergantung political will pemerintah" katanya.

Seorang peserta mengkritik bangsa Indonesia yang dengan mudah mengadopsi segala istilah dan nama-nama asing secara langsung tanpa mau ambil pusing memberikan nama baru yang mencirikan keindonesiaan. "Kanapa kita tidak mengganti nama 'nuklir' dengan istilah-istilah domestik" kritiknya. Dia mengusulkan itu, misalnya, sebab istilah 'nuklir' memang sudah negatif dalam pikiran masyarakat. Masyarakat mengidentikkan 'nuklir' sebagai bom pemusnah massa, perang dan anti perdamaian.

Padahal nuklir adalah energi yang sama seperti minyak dan gas yang dapat memsolusikan sejuta persoalan masyarakat. Dengan nulir kita bisa menciptakan seribu obat, sejuta anti biotik, semilyar energi alternatif dan trilyunan kepentingan kemanusiaan lainnya. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir adalah solusi tepat terhadap krisis listrik yang tidak pernah selesai dihadapi bangsa ini.Jangankan menjadikan nuklir sebagai prioritas, pemerintah, menjadikan nuklir sebagai sumber energi alternatif pun tidak. Pemerintah menganggap Indonesia masih punya banyak cadangan migas Padahal nuklir adalah energi yang sama seperti minyak dan gas yang dapat memsolusikan sejuta persoalan masyarakat. Dengan nulir kita bisa menciptakan seribu obat, sejuta anti biotik, semilyar energi alternatif dan trilyunan kepentingan kemanusiaan lainnya. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir adalah solusi tepat terhadap krisis listrik yang tidak pernah selesai dihadapi bangsa ini.Jangankan menjadikan nuklir sebagai prioritas, pemerintah, menjadikan nuklir sebagai sumber energi alternatif pun tidak. Pemerintah menganggap Indonesia masih punya banyak cadangan migas

Persoalan energi listrik yang tak kunjung usai membuat saya teringat dengan kecerdasan otak yang Allah Swt berikan pada saya (Harap pembaca tidak mencibiri, karena memang cecak di dinding beserta kabel-kabel listik di atas loteng telah mencibir saya terlebih dahulu). Waktu S1 dulu saya membuat sebuah tender "Nuclear for Love" untuk mata kuliah "Business English." Isinya menyangkut proyek kerjasama nuklir antara Pemerintah Aceh dengan Pemerintah Iran. Kerjasama ini memungkinkan melihat status Otonomi Khusus yang dimiliki Aceh memposisikannya hampir sama persis seperti sebuah Negara Bagian di negara yang menganut sistem Federasi.

Reaktor pusatnya terletak di Aceh Tengah. Reaktor ini mampu memenuhi kebutuhan energi listrik bagi seluruh elemen, mulai dari industi besar hingga gardu-gardu desa. Kerjasama ini mudah dijalankan mengingat kedekatan emosional Aceh denga Iran terjalin melalui Islam dan kontribusi Persia di masa lampau bagi kemajuan Samudra Pasai.

Kerjasama ini juga menguntungkan Iran dengan dapat menjadikan dunia tidak lagi curiga dan tidak lagi menganggap Iran akan melakukan pengayaan uranium untuk menciptakan bom.

Dosen menanyakan sistem pengamanan reaktor. Saya menjawab Aceh menangani persoalan kemanan melalui TNI-nya. Dosen mengusulkan tentara Iran menjadi pengamanan dengan alasan tentara Iran terkenan kuat dan kompeten. Saya menolak sebab operasinya di Indonesia dan TNI harus membuktikan mampu menjaga wilayahnya. Teman-teman sepakat. Dosen murung, artinya belum menerima. Saya katakan kalau tidak dipakai sebaga pengamanan TNI akan membuat intrik-agitasi dan sabotase. Dosen tersenyum, artinya menerima. Nilai saya 'A'. Alhamdulillah, padayal saya baru masuk dua kali mata kuliah tersebut. Dosen tiga kali. Hahaha, Universitas Abulyatama.

Pembicara kedua berbeda pendapat dengan yang pertama. Dia menawarkan agar tidak ambil pusing mengenai urusan istilah. Katanya, yang penting kita harus melakukan penerangan yang intens kepada masyarakat agar pencitraan terhadap nuklir tidak lagi negatif. "Semua kalangan harus dilibatkan, termasuk ulama. Bila perlu kita bentuk 'ulama nuklir' atau 'da'i nuklir' untuk mensoaialisasikan ini" katanya. Dia menambahkan "Kita harus mampu melawan pencitraan buruk atas 'nuklir' oleh Barat. Barat memang sengaja melakukan itu karena tidak ingin negara-negara yang anti padanya Pembicara kedua berbeda pendapat dengan yang pertama. Dia menawarkan agar tidak ambil pusing mengenai urusan istilah. Katanya, yang penting kita harus melakukan penerangan yang intens kepada masyarakat agar pencitraan terhadap nuklir tidak lagi negatif. "Semua kalangan harus dilibatkan, termasuk ulama. Bila perlu kita bentuk 'ulama nuklir' atau 'da'i nuklir' untuk mensoaialisasikan ini" katanya. Dia menambahkan "Kita harus mampu melawan pencitraan buruk atas 'nuklir' oleh Barat. Barat memang sengaja melakukan itu karena tidak ingin negara-negara yang anti padanya

Saya tidak terlalu tertarik dengan paparan pemateri. Saya putuskan keluar sebentar untuk shalat zuhur. Masjid di kompleks Batan sangat indah dan nyaman. Saya melanjutkan mengaji usai shalat. "Menghabiskan waktu" lebih besar sebagai niat daripada "pahala".

Astaughfirullah Al-'Adhim. Kembali dari masjid, makan siang. Menunya banyak, tapi sama

sekali tidak ada rasa, tawar, hambar. "Bagi orang nuklir yang penting steril. Soal rasa belakangan" suara sumbang berbisik.

Usai makan, kami dibimbing dan diberikan penerangan setiap ditunjukkan benda-benda dan gambar-gambar aneh menyangkut nuklir. Uranium seperti emas, dikandung batu-batu tertentu dengan kadar-kadar tak menentu. Australia adalah salahsatu negara penghasil bahan baku uranium terbesar. Jepang, Korea dan Prancis adalah tiga dari beberapa negara yang sebagian besar kebutuhan listriknya dipenuhi dengan pembangkitan listrik tenaga nuklir.

Kami dibawa ke beberapa gedung untuk diperlihatkan bagaimana nuklir berperan di bidang pertanian, kedokteran dan makanan. Gedung- gedungnya terlihat sepi dan pada ruang-ruang tertentu saja anda akan menemukan satu atau dua orang yang sedang bermalas-malasan. Kondisi seperti ini memberi peluang besar untuk praktek seks terselubung antar pegawai dan perselingkuhan. Tapi mudah-mudahan tidak, meski saya saya ragu 'tidak'. Keadaan ini diakibatkan kurangnya perhatian pemerintah pada pengembangan teknologi nuklir. Mungkin inilah akibatnya para pegawai Badan Pengawasan Tenaga Nuklir di Jalan Gajah Mada kerjaannya cuma fesbukan.

Banyak pengetahuan baru tentang nuklir kami dapatkan setiap mengunjungi titik-titik tempat tertentu. Yang membuat tidak nyaman dan risih adalah pengawasan satpamnya yang terlalu berlebihan.

Di bidang kedokteran, nuklir mampu berfungsi sebagai sterilisasi dan efektifitas fungsi penyatuan kulit ari-ari orok bayi untuk mempercepat penyembuhan luka dan melekatkan tulang yang patah dan kangker tulang. Kertas putih berukuran kira-kira 10 kali 10 cm dari ari-ari itu dapat menyatu dengan tulang dan daging atau kulit. "Waktu bencana merapi, kami banyak menyediakan ini bagi korban luka bakar" kata tukang penerang bidang kedokteran.

Nuklir dapat membunuh bakteri pada makanan yang telah dimasak sekalipun. Salah seorang Penelitinya adalah perempuan berusia 45an. Dia Nuklir dapat membunuh bakteri pada makanan yang telah dimasak sekalipun. Salah seorang Penelitinya adalah perempuan berusia 45an. Dia

Nuklir dapat memproduksi bibit padi yang wangi, besar, lebih lezat dan lebih cepat waktu panennya. Teknologi ini juga mulai dikembangkan pada aneka biji-bijian lain dan aneka buah-buahan.

Seminar nuklir itu benar-benar merubah persepsi saya mengenai nuklir. Awalnya ketika menemukan kata 'nuklir' yang tergambarkan dalam otak saya adalah untuk 'bom'. Tapi sekarang persepsi saya berubah. Ternyata nuklir adalah untuk kehidupan, nuklir adalah untuk kesehatan, nuklir untuk kemudahan, nuklir untuk cinta.