sulung yang disebabkan oleh penggunaan susu botol atau cairan lainnya termasuk karbohidrat dalam jangka waktu yang panjang.
1,5
American Academy of Pediatric Dentistry AAPD mendefinisikan ECC
sebagai kerusakan yang terjadi pada satu atau lebih gigi berupa lesi kavitas atau non- kavitas, gigi yang dicabut karena karies atau tambalan pada permukaan gigi sulung
pada anak di bawah usia 71 bulan.
1,3-6
Sedangkan S-ECC didefinisikan sebagai pola kerusakan pada permukaan gigi berupa lesi kavitas atau non-kavitas pada anak di
bawah usia 3 tahun.
1,3-5
Seorang anak di antara usia 3-5 tahun juga dikatakan mengalami S-ECC jika skor dmf-t decayed, missed, and filled teeth index 4 untuk
anak usia 3 tahun, 5 untuk anak usia 4 tahun dan 6 untuk anak usia 5 tahun pada gigi sulung anterior maksila.
3,5,13,14
Lesi S-ECC biasanya muncul secara tiba-tiba, menyebar dengan luas dan cepat mengenai pulpa.
13,14
Menurut Drury
et al cit. Cvetkovic, banyak ahli menerima definisi ECC dan
S-ECC sebagai jenis karies gigi sulung yang paling sering terjadi pada bayi dan anak usia pra-sekolah.
6
ECC dan S-ECC dikenal juga sebagai gabungan penyakit dan kebiasaan, karena sering terjadi pada anak kecil yang menggunakan botol berisi
cairan yang mengandung gula agar bayi menjadi tenang dan mudah tidur.
15
2.2 Gambaran Klinis
ECC dapat berkembang dengan cepat dan biasanya terjadi segera setelah gigi erupsi.
6,16
ECC sering dimulai pada gigi insisivus maksila dan menyebar dengan cepat ke gigi sulung maksila yang lain, sebelum berlanjut ke gigi mandibula.
6
Gambaran klinis ECC terdiri dari 4 tahap, yaitu: 1.
Tahap satuinisial Tahap inisial terjadi pada anak usia antara 10-20 bulan atau lebih muda.
Gambaran klinisnya berupa lesi berbentuk garis berwarna putih seperti kapur, opak white spot
pada permukaan gigi insisivus maksila, yaitu gigi yang pertama erupsi di rahang atas dan merupakan gigi yang paling sedikit dilindungi oleh saliva.
14,16
Pada tahap ini, hanya email yang mengalami demineralisasi.
5
Lesi berupa garis putih ini dapat terlihat jelas pada regio servikal permukaan vestibular dan palatal gigi insisivus
Universitas Sumatera Utara
maksila. Biasanya pada tahap ini, orang tua tidak menyadarinya karena tiadanya
keluhan dari anak.
14
Jika tidak dirawat, area putih tersebut akan berubah dengan cepat menjadi kavitas kuning-coklat dan menyebar ke gigi posterior.
16
Gambar 1. Gambaran tahap inisial ECC
16
2. Tahap dua
Tahap dua terjadi ketika anak berusia 16-24 bulan. Lesi putih pada gigi insisivus berkembang dengan cepat dan menyebabkan demineralisasi email sehingga
mengenai dan terbukanya dentin. Ketika lesi berkembang, lesi putih pada email tersebut berpigmentasi menjadi kuning terang, coklat kemudian hitam, dan pada
kasus yang lebih parah, lesi juga dapat mengenai tepi insisal.
14
Perubahan warna email disebabkan oleh pigmen yang berasal dari saliva coklat dan hitam, makanan
serta akibat penetrasi dari bakteri.
6
Gigi molar pertama maksila pula mulai terkena tahap inisial pada regio servikal, proksimal dan oklusal. Pada tahap ini, anak mulai
mengeluh karena sensitif terhadap rasa dingin dan orang tua juga sudah mulai menyadari perubahan warna pada gigi anaknya.
14
Gambar 2. Gambaran tahap kedua ECC
6
Universitas Sumatera Utara
3. Tahap tiga
Tahap tiga terjadi ketika anak berusia 20-36 bulan. Pada tahap ini, lesi sudah meluas hingga terjadi iritasi pulpa. Lesi pada gigi molar pertama maksila sudah
berada pada tahap dua, sedangkan pada gigi molar pertama mandibula dan kaninus mandibula berada pada tahap inisial. Gejala yang timbul pada tahap tiga ini adalah
anak mengeluh sakit ketika mengunyah makanan dan ketika menyikat gigi, serta sakit spontan pada waktu malam.
14
Gambar 3. Gambaran tahap ketiga ECC
16
4. Tahap empat
Tahap empat terjadi ketika anak berusia 30-48 bulan. Tahap ini ditandai dengan lesi yang meluas dengan cepat ke seluruh permukaan email, mengelilingi
regio servikal dan mengenai dentin dalam waktu yang singkat, serta terjadi kerusakan yang parah di seluruh mahkota gigi hingga terjadi fraktur dan hanya akar yang
tersisa.
6,14
Pada tahap ini gigi insisivus maksila biasanya mengalami nekrosis dan gigi molar pertama maksila berada pada tahap tiga, sedang gigi molar dua maksila, gigi
kaninus maksila dan molar pertama mandibula berada pada tahap dua. Biasanya anak-anak menderita namun tidak dapat mengekspresikan rasa sakitnya, selain
mengalami kesukaran tidur dan menolak untuk makan.
14
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. Gambaran tahap keempat ECC
16
ECC memiliki pola yang khas.
17
Proses ECC selalu dimulai pada gigi insisivus lateral maksila, menyebar dengan cepat ke gigi lain di rahang atas sebelum
menyebar ke gigi geligi di rahang bawah.
6,17
ECC jarang mengenai gigi insisivus sentral dan lateral serta kaninus mandibula, karena pada saat pemberian susu ibu atau
susu botol, puting susu akan bersandar pada palatum selama waktu penghisapan, sedangkan gigi anterior mandibula akan terlindung oleh lidah. Susu ataupun cairan
lainnya kemudian akan tergenang di sekitar gigi insisivus maksila, mengalir ke sekitar bagian tengah lidah dan membasahi permukaan oklusal dan lingual gigi
posterior.
15
ECC yang tidak dirawat dapat menyebabkan kehilangan dini gigi sulung dan mempengaruhi pertumbuhan serta pematangan gigi permanen, di samping
mempengaruhi artikulasi berbicara, praktek diet dan pertumbuhan. Pada kasus yang lebih ekstrim, ECC dapat menyebabkan rampant decay, infeksi, nyeri, abses, masalah
pengunyahan, malnutrisi, gangguan pencernaan dan mempengaruhi rasa rendah diri anak. Selain itu, anak-anak dengan ECC juga memiliki peningkatan risiko untuk
mendapat lesi baru ketika usia mereka bertambah, baik ketika fase gigi sulung maupun gigi permanen.
5,14,15
2.3 Faktor Etiologi