Penyelenggaraan Program peningkatan Infrastruktur Pedesaan (PPIP)

A. Penyelenggaraan Program peningkatan Infrastruktur Pedesaan (PPIP)

1. Struktur Organisasi

Program Peningkatan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) merupakan program yang dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui perbaikan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan infrastruktur dasar pedesaan. Salah satu daerah di Provinsi Jawa Tengah Kabupaten Semarang yang mendapatkan Program Peningkatan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) adalah kecamatan Tengaran, dengan dipilih dua desa didalamnya sebagai lokasi pembangunan yaitu Desa Duren dan Desa Regunung. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan hasil musyawarah dan skala prioritas kebutuhan penduduk miskin, dan dengan Infrastruktur yang dipilih berupa jalan desa sekaligus sebagai jalan usahatani. Penyelenggaraan Program Peningkatan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) didukung dengan struktur organisasi penyelenggara yang menggambarkan pola penanganan program secara menyeluruh dari tingkat pusat sampai dengan tingkat masyarakat dengan melibatkan komponen-komponen pelaksana dan institusi terkait lainnya.

a. Tingkat Kabupaten

1) Pemerintah Kabupaten Pemerintah Kabupaten Semarang dalam hal ini Bupati, sebagai penanggung jawab pelaksanaan program di kabupaten. Tugas dari pemerintah kabupaten adalah Mengkoordinasikan penyelenggaraan Program Peningkatan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) di wilayah kerjanya, dan membentuk Tim Pengarah Kabupaten, DPIU dan Tim Kecamatan.

2) Tim Pengarah Kabupaten (TPK) Tim Pengarah Kabupaten Semarang terdiri dari Ketua Bappeda Kabupaten sebagai Ketua Tim, Kepala Dinas Bidang Pekerjaan 2) Tim Pengarah Kabupaten (TPK) Tim Pengarah Kabupaten Semarang terdiri dari Ketua Bappeda Kabupaten sebagai Ketua Tim, Kepala Dinas Bidang Pekerjaan

3) District Project Implementation Unit (DPIU) DPIU dibentuk di tingkat kabupaten dalam lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan DPIU.

4) Satuan Kerja Tingkat Kabupaten Satuan Kerja Tingkat Kabupaten Semarang adalah pejabat pengelola anggaran, sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang ditunjuk dan diangkat oleh Menteri PU atas usulan Bupati, dan diberi kewenangan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran yang telah ditetapkan dalam DIPA.

b. Tingkat Kecamatan Tim Kecamatan dibentuk berdasarkan/disahkan oleh Bupati, bertugas sebagai Pembina program di wilayah kerja kecamatan. Tim Kecamatan Tengaran terdiri dari unsur-unsur pemberdayaan masyarakat dan aparat kabupaten Semarang yang bertugas di kecamatan.

c. Tingkat Desa

1) Organisasi Masyarakat Setempat (OMS)/Kelompok Masyarakat (Pokmas)/Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) OMS/Pokmas/LKD ditetapkan/dibentuk melalui Musyawarah Desa

I yang difasilitasi oleh Satker Tingkat Kabupaten. Disyaratkan tiap desa dibentuk 1(satu) OMS/Pokmas/LKD dan disahkan oleh Kepala Desa dan diketahui oleh Camat.

2) Kader Desa (KD) KD berasal dari masyarakat setempat yang mampu mendorong masyarakat untuk melaksanakan kegiatan Program Peningkatan Infrastruktur Pedesaan sesuai dengan kriteria dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Di masing-masing lokasi desa sasaran akan

KPP adalah organisasi warga masyarakat yang terdiri dari unsur pemerintahan desa (selain Kepala Desa), perwakilan masyarakat desa yang berkepentingan selaku pengguna/pemanfaat infrastruktur

serta perwakilan masyarakat awam setempat .

4) Konsultan Pendamping Pengendalian dan pengawasan pelaksanaan Program Peningkatan Infrastruktur Pedesaan didukung oleh konsultan yang memberi bantuan teknis dan fasilitasi yang ditempatkan di tingkat Pusat, Propinsi dan Kabupaten. Berikut ini susunan Organisasi Masyarakat Setempat (OMS):

a) Desa Duren Penanggung Jawab : Wahyudi Ketua

: Sukandar

Sekretaris

: Komarul Hadi

Bendahara

: Siti Faisaturrahman

Kader Desa

: Pitoyo

Kader Teknis

: Supriyadi

Anggota

: Chariri, Adib Susilo, Iskandar, Syaifudin,

Sucipto

b) Desa Regunung

Ketua

: Drs. Suwarno

Sekretaris

: Adib Fikri

Bendahara

: H. Slamet Harun, Sutiman

Pelaksana

: Ibnu Umar

2. Mekanisme Penyelenggaraan Program Peningkatan Infrastruktur Pedesaan (PPIP)

a. Kriteria dan mekanisme pemilihan dan penetapan kabupaten dan desa sasaran adalah sebagai berikut:

1) Kabupaten sasaran mengacu pada kriteria kabupaten tertinggal yang

Gubernur dan Bupati, dan mengacu pada kriteria desa tertinggal yang telah ditetapkan oleh Kementerian PDT.

3) Desa sasaran merupakan desa tertinggal yang belum mendapatkan bantuan dana pembangunan infastruktur pedesaan dari program sejenis selama 2 tahun terakhir.

Salah satu daerah di Kabupaten yang ditetapkan menerima PPIP adalah Kecamatan Tengaran tepatnya di Desa Duren dan Regunung. Pertimbangan pemilihan dua desa tersebut adalah Desa Duren dan Regunung merupakan desa tertinggal yang ada di Kecamatan Tengaran yang masih memiliki sarana infrastruktur pedesaan terbatas, serta terdapat masyarakat miskin didalamnya.

b. Pemilihan jenis Infrastruktur di lokasi sasaran dilakukan dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1) Infrastruktur yang mendukung aksesibilitas, berupa jalan dan

jembatan pedesaan

2) Infrastruktur yang mendukung produksi pangan, berupa irigasi

pedesaan

3) Infrastruktur untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat pedesaan, berupa penyediaan air minum dan sanitasi pedesaan .

Infrastruktur yang dipilih di Desa Duren berupa jalan desa utama sepanjang 1059 m dengan lebar 2,5 m, gorong-gorong 0,8 m x 4 m, talut dengan panjang 192 m dan tinggi 1,5 m, serta macadam 2,5 m x 796 m yang mendukung aksesibilitas masyarakat dalam kegiatan perekonomian, terutama bagi para petani yang mengangkut hasil pertanian ke luar desa, membuka jalan isolasi yang menghubungkan antara Desa Duren Kecamatan Tengaran dengan Desa Gondang Kecamatan Ampel untuk mendukung kegiatan sosial, serta mempermudah dalam memperoleh akses kesehatan ke puskesmas yang terletak di luar daerah. Desa Regunung juga memilih infrastruktur yang Infrastruktur yang dipilih di Desa Duren berupa jalan desa utama sepanjang 1059 m dengan lebar 2,5 m, gorong-gorong 0,8 m x 4 m, talut dengan panjang 192 m dan tinggi 1,5 m, serta macadam 2,5 m x 796 m yang mendukung aksesibilitas masyarakat dalam kegiatan perekonomian, terutama bagi para petani yang mengangkut hasil pertanian ke luar desa, membuka jalan isolasi yang menghubungkan antara Desa Duren Kecamatan Tengaran dengan Desa Gondang Kecamatan Ampel untuk mendukung kegiatan sosial, serta mempermudah dalam memperoleh akses kesehatan ke puskesmas yang terletak di luar daerah. Desa Regunung juga memilih infrastruktur yang

c. Mekanisme pencairan dana dalam DIPA Program Peningkatan Infrastruktur Pedesaan dirinci sebagai berikut:

1) Penerima Dana Bantuan Sosial Infrastrukturn Pedesaaan (DBS) untuk rehabilitasi dan peningkatan infrastruktur dan sarana adalah masyarakat desa melalui Organisasi Masyarakat Setempat (OMS) dengan penanggung jawab Ketua OMS yang bersangkutan yang disalurkan ke rekening masing-masing OMS, baik OMS Desa Duren maupun Desa Regunung.

2) Secara khusus ketua OMS dan bendahara diwajibkan membuka rekening bantuan di Bank Umum atas nama Rekening OMS Program Peningkatan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) dan memberitahukan nomor rekeningnya kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satuan kerja Program Peningkatan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) Kabupaten.

3) Penyaluran dana masyarakat dilakukan dalam 3 tahap, tahap I sebesar 40 % (100 juta rupiah) setelah Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM) disetujui, tahap II sebesar 40% (100 juta rupiah) dari dana masyarakat pada saat pencapaian pekerjaan fisik mencapai minimal 36%, dan tahap III sebesar 50 juta.

3. Pelaksanaan

Pelaksanaan Program Peningkatan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) dapat dikelompokkan menjadi:

a. Persiapan Kegiatan persiapan program merupakan bagian dalam tahap pelaksanaan Program Peningkatan Infrastruktur Pedesaan (PPIP), meliputi: Pembentukan tim koordinasi dan tim pengarah, Penyusunan pedoman dan program, Pengadaan konsultan pendamping, Penetapan lokasi dan anggaran.

Sosialisasi kegiatan dilaksanakan untuk menyebarluaskan konsep dan menyatukan persepsi dalam pelaksanaan Program Peningkatan Infrastruktur Pedesaan. Sosialisasi dilaksanakan secara berjenjang dari tingkat pusat, propinsi, dan kabupaten. Kegiatan sosialisai tingkat desa dilaksanakan satu kali di Desa Duren dan Regunung pada tanggal 28 Mei 2008 dengan dihadiri fasilitator, tenaga ahli, kepala desa, perangkat desa, tokoh masyarakat, beserta perwakilan dari masyarakat miskin setempat.

c. Perencanaan Perencanaan dilaksanakan sepenuhnya oleh masyarakat dengan difasilitasi oleh konsultan pendamping kegiatan. Pada tahap ini pemerintah berperan sebagai pendorong (enabler) dari seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat. Secara garis besar tahapan pelaksanaan kegiatan di tingkat desa adalah sebagai berikut:

1) Musyawarah Desa I yang dilaksanakan pada tanggal 14 Juni 2008 dengan pembentukan Organisasi Masyarakat Setempat (OMS), serta pembahasan usulan program dan penggalian dana swadaya.

2) Identifikasi Permasalahan, dilakukan dengan pembuatan skala prioritas kebutuhan infrastruktur yang paling mendesak baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun kelembagaan di Desa Duren dan Regunung.

3) Musyawarah Desa II, dilaksanakan pada tanggal 16 Juni 2008 dengan pembahasan penetapan urutan usulan kegiatan di lapang.

4) Pembuatan Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM), Rencana Teknis dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

d. Pelaksanaan Fisik Tahapan pelaksanaan fisik dimulai dengan melaksanakan Musyawarah Desa III, dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2008 dengan pembahasan

mengenai

mekanisme rencana

pembangunan, pembangunan,

pelaksanaan program ini diambil dari masyarakat miskin daerah setempat yang dipilih dari masing-masing RT berdasarkan keadaan ekonomi (memiliki ekonomi lemah dan kemampuan mencukupi

kebutuhan rendah), petani yang memiliki luas lahan < 2500 m 2 dengan pergiliran setiap satu minggu sekali. Dalam pelaksanaan fisik dilakukan pula kegiatan swadaya masyarakat secara keseluruhan yang dilakukan melalui kegiatan pengadaan material (batu kali) dari sungai yang ada di desa tersebut, persiapan badan jalan, perataan sisi jalan yang masih berupa tebing. Kegiatan supervisi terdiri atas pemantauan kegiatan dan pelaporan pertanggungjawaban kegiatan, setelah pelaksanaan fisik infrastruktur selesai dilakukan penyelesaian kegiatan (finalisasi) dan serah terima hasil infrastruktur.

4. Pengendalian

Pengendalian merupakan serangkaian tindakan untuk menjamin kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan dengan peraturan/ketentuan yang berlaku agar dapat dicapai tujuan dan sasaran secara efektif dan efisien. Pengendalian diperlukan agar proses pelaksanaan Program Peningkatan Infrastruktur Pedesaan sesuai dengan prinsip, pendekatan dan mekanisme yang telah ditetapkan.

Ruang lingkup pengendalian program dilakukan mulai dari tahap persiapan, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Pemantauan Internal, dilakukan oleh seluruh unit pelaksana program pelaku di dalam sistem (Aparat Pemerintah/Struktural, Konsultan/Fungsional, serta masyarakat desa sasaran). Program Peningkatan Infrastruktur Pedesaan (PPIP), Ruang lingkup pengendalian program dilakukan mulai dari tahap persiapan, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Pemantauan Internal, dilakukan oleh seluruh unit pelaksana program pelaku di dalam sistem (Aparat Pemerintah/Struktural, Konsultan/Fungsional, serta masyarakat desa sasaran). Program Peningkatan Infrastruktur Pedesaan (PPIP),

5. Pemeliharaan

Operasi dan pemeliharaan adalah upaya pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana dan sarana secara optimal oleh masyarakat, pengguna prasarana dan sarana dengan pembinaan pemerintah daerah secara berkesinambungan. Kegiatan pemeliharaan dalam Program Peningkatan dan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) ini, menjadi tanggung jawab Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) yang dibentuk melalui Musyawarah Desa. Rencana kegiatan pengawasan dan pemeliharaan yang dilaksanakan di Desa Regunung mencakup perawatan jalan dengan kerja bakti, pengadaan iuran sebesar Rp 1.000,00 setiap bulan, dan penarikan retribusi kendaraan roda empat yang masuk sebesar Rp 2.000,00 untuk penambahan dan swadaya masyarakat yang dapat digunakan untuk perawatan dan pemeliharaan jalan bersama, akan tetapi realisasinya belum dapat dilaksanakan secara maksimal, begitu pula di Desa Duren pemeliharaan hanya dilakukan berdasarkan kesadaran masyarakat yang ingin memberikan sumbangan bantuan untuk perbaiakan jalan.