Keadaan Alam

A. Keadaan Alam

1. Letak Geografis dan Batas-Batas Administrasi Kecamatan Tengaran merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah yang terletak di kaki gunung Merbabu berbatasan dengan: Utara : Kota Salatiga Timur : Kabupaten Boyolali Selatan : Kecamatan Suruh dan Susukan Barat : Kecamatan Getasan dan kecamatan Ampel, Boyolali

Kecamatan Tengaran memiliki luas wilayah 4.589,74 hektar yang terdiri dari 15 desa didalamnya yaitu: Tengaran, Tegal Rejo, Sruwen, Sugihan, Duren, Regunung, Cukil, Klero, Butuh, Patemon, Karangduren, Bener, Tegalwaton, Barukan, dan Nyamat. Luas wilayah yang dimiliki terbagi atas lahan sawah 852,74 Ha (18,57 %), lahan kering 3.377 Ha (81,43 %), bertopografi datar dan bergelombang dengan bentuk wilayah datar dan bergelombang (60 %), bergelombang sampai berbukit (30 %), berbukit sampai pegunungan (10 %), daerah terendah 590 mdpl dan daerah tertinggi 830 mdpl. Jenis tanah yang ada meliputi tiga jenis yaitu Latosol (44 %), Andosol (45 %), dan Grumosol (11 %). Kecamatan Tengaran beriklim basah. Rata-rata curah hujan mencapai 4.054 mm/tahun dengan penyebarannya sebanyak 128 hari.

2. Tata Guna Lahan Lahan yang berada di Kecamatan Tengaran dengan berbagai bentuk wilayah diantaranya digunakan dan dimanfaatkan untuk sawah, tegal, pekarangan, dan lain-lain dengan perincian sebagai berikut:

No

Penggunaan Lahan

Luas (Ha)

Prosentase (%) 1 2 3 4

Sawah Tegal Pekarangan/bangunan

Sumber: Data Monografi Kecamatan Tengaran Tahun 2011

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa penggunaan lahan di Kecamatan Tengaran paling besar digunakan untuk tegal yaitu seluas 1.886,29 Ha (39,89%). Penggunaan lahan pekarangan dan bangunan sebesar 1.818 Ha (38,46%), dan digunakan untuk lahan sawah sebesar 860,31 Ha (18,19%). Pemanfaatan lahan tegal oleh masyarakat dapat dijadikan usaha untuk menambah penghasilan masyarakat baik melalui bidang pertanian maupun peternakan, selain dengan memanfaatkan potensi penggunaan lahan untuk sawah. Tabel 4.2 Jenis Pengairan di Kecamatan Tengaran Tahun 2011

No

Jenis Pengairan

Luas (Ha)

Prosentase (%) 1 2 3 4

Irigasi teknis Irigasi ½ teknis Irigasi sederhana Tadah hujan

Sumber: Data Monografi Kecamatan Tengaran Tahun 2011

Jenis pengairan untuk lahan sawah berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa petani paling banyak melakukan pengairan dengan jenis pengairan irigasi teknis yaitu seluas 353,6 Ha (41,1%), selanjutnya sawah dengan jenis pengairan tadah hujan yaitu seluas 243,21 Ha (28,27%). Luas lahan sawah yang masih menggunakan jenis pengairan dengan irigrasi sederhana adalah

71 Ha (8,25%). Adanya sistem pengairan teknis yang sudah dilakukan pada sebagian besar lahan sawah di Kecamatan Tengaran dapat membantu peningkatan produktivitas hasil dari lahan sawah, walaupun sebagian lahan masih mengandalkan pada jenis pengairan tadah hujan, irigrasi setengah teknis, dan irigrasi sederhana.

1. Keadaan Penduduk Menurut Umur Keadaan penduduk menurut kelompok umur di Kecamatan Tengaran tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 12 berikut: Tabel 4.3 Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kecamatan

Tengaran Tahun 2011

No

Kelompok umur

Sumber: Data Kecamatan dalam Angka Tahun 2009 Keadaan penduduk menurut umur dapat digunakan untuk mengetahui besarnya penduduk usia produktif dan penduduk usia non produktif dalam kurun waktu tertentu di suatu wilayah . Berdasarkan data di atas dapat diketahui Angka Beban Tanggungan (ABT) yang merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang tidak produktif dengan jumlah penduduk produktif dalam 100 jiwa penduduk, yang berarti bahwa setiap 100 jiwa penduduk usia produktif harus menanggung sejumlah penduduk usia nonproduktif.

Menurut Mantra (2008), usia nonproduktif adalah usia 0 – 14 tahun dan ≥ 60 tahun sedangkan usia produktif adalah usia 15 – 59 tahun, sehingga besar Angka Beban Tanggungan di Kecamatan Tengaran dapat diketahui sebagai berikut :

Penduduk oduktif

n Pendudukno n

ABT

Berdasarkan analisis perhitungan ABT diatas dapat diketahui bahwa dari 100 penduduk produktif menanggung 88 penduduk non produtif. Adanya angka beban tanggungan yang cukup tinggi tersebut, menuntut penduduk agar mampu memperoleh pendapatan yang lebih guna memenuhi kebutuhannya sendiri maupun kebutuhan bagi usia non produktif yang menjadi tanggungan mereka, baik kebutuhan primer maupun kebutuhan tambahan lainnya.

2. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin Keadaan penduduk menurut jenis kelamin di Kecamatan Tengaran dapat dilihat dari tabel 11 berikut. Tabel 4.4 Kedaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan

Tengaran Tahun 2011

No

Jenis kelamin

Jumlah penduduk

Rasio jenis kelamin 1 2

Laki-laki Perempuan

Sumber: Data Monografi Kecamatan Tengaran Tahun 2011

Kecamatan Tengaran, pada tahun 2011 berdasarkan tabel 4.4 memiliki jumlah penduduk sebesar 61.829 jiwa yang terdiri dari laki-laki 31.220 jiwa (50,49%) dan perempuan 30.009 jiwa (49,51%). Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih besar daripada jumlah penduduk perempuan, dengan perhitungan sex rationya (SR) adalah sebagai berikut:

x 100

Penduduk perempuan

laki Penduduk laki

SR

. 31 . = x

3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian Keadaan penduduk menurut mata pencaharian di Kecamatan Tengaran tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 14 berikut. Tabel 4.5 Kedaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kecamatan

Tengaran Tahun 2011

No

Mata pencaharian

Jumlah (jiwa)

Prosentase (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

PNS TNI POLRI Pegawai Swasta Pensiunan Pengusaha Buruh Bangunan Buruh Industri Buruh Tani Petani Peternak Lain-lain

Sumber: Data Monografi Kecamatan Tengaran Tahun 2011

Beranekaragamnya mata pencaharian yang dimiliki penduduk dapat memberikan gambaran tingkat pendapatan beserta status sosial dalam masyarakat. Penduduk akan berusaha mendapatkan mata pencaharian yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki serta dapat diusahakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk di Kecamatan Tengaran masih bergerak disektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebesar 27,49% terdiri dari petani, buruh tani, maupun peternak yaitu sebesar 6.784 jiwa, 6.836 jiwa, dan 2166 jiwa. Hal tersebut dikarenakan adanya kondisi alam wilayah Kecamatan Tengaran yang masih mendukung untuk kegiatan pertanian, dan keterampilan bertani yang dimiliki penduduk secara turun-

Kecamatan Tengaran seperti sektor industri. Kategori lain-lain yang menduduki prosentase paling besar sebesar 2.871 jiwa (50%) terdiri dari penduduk yang menjadi penatalaksana rumah tangga (pembantu rumah tangga), pekerja tidak tetap, penduduk yang sedang mencari pekerjaan, dan terkena PHK.

4. Keadaan Penduduk Menurut Pendidikan Pendidikan akan memberikan pengaruh yang besar pada pembangunan dan usaha peningkatan sumber daya manusia yang merupakan faktor pelancar pembangunan. Keadaan penduduk menurut pendidikan di Kecamatan Tengaran dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Keadaan Penduduk Menurut Pendidikan di Kecamatan Tengaran

Tahun 2011

No

Mata pencaharian

Jumlah (jiwa)

Prosentase (%) 1 2 3 4 5 6 7 8

Tidak Sekolah Play Group Belum Tamat SD Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Akademi Sarjana

Sumber: Data Monografi Kecamatan Tengaran Tahun 2011

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pendidikan penduduk Kecamatan Tengaran masih tergolong rendah. Sebagian besar penduduk berada dalam kategori tidak sekolah sebesar 16.972 jiwa (31,89%) dan tamat SD sebesar 13.448 jiwa (25,27%), sedangkan jumlah penduduk yang mampu menempuh wajib belajar 9 tahun hanya sebesar 6.972 jiwa (13,10%). Tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Tengaran tergolong rendah karena kurangnya kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan. Tingkat pendidikan digunakan sebagai parameter sumber daya manusia dan kemajuan suatu wilayah. Orang yang berpendidikan cenderung berpikir lebih rasional dan umumnya cenderung menerima adanya pembaharuan.

kurang terbuka terhadap perubahan.