Jaringan SMA 1 Salatiga di Tingkat Internasional

2. Jaringan SMA 1 Salatiga di Tingkat Internasional

Peningkatan kualitas pendidikan di SMA 1 Salatiga memang perlu dilakukan antara lain dengan kunjungan guru yang dilaksanakan pada tahun 2008 ke Islamic International School (IIS) Malaysia yang bertujuan mendapatkan pengalaman yang berguna untuk meningkatkan kompetensi guru-guru dalam menerapkan kurikulum adaptif dari Cambridge dalam proses pembelajaran berbahasa Inggris setelah mereka pulang dari Malaysia (lihat MoU kerjasama pada lampiran). Hal tersebut sesuai yang diungkapkan oleh Bapak Drs. Jaka Agus ,M.Pd selaku Wakasek Program RSBI di SMA N 1 Salatiga :

" …kita kemarin sudah mengirimkan beberapa guru untuk berkunjung sister school kita ke Internasional Islamic School (IIS) Malaysia.." (wawancara, 27-5- 2009)

Pendapat yang sama juga dikatakan oleh Ibu Wahyu T, S.Pd, M.Pd selaku guru Matematika SMA 1 Salatiga, sebagai berkut : "..saat berkunjung di Malaysia, memang jelas…..disana full in

English …kalu disana tes masuknya aja matematika dan English…." (wawancara, 20-6-2009) SMA 1 Salatiga juga melakukan kunjungan dan magang dengan beberapa

siswa dan guru ke Brown Plains State High School (BPHS) Queensland, Australia. Tujuan kunjungan tersebut adalah melihat secara langsung bagaimana pembelajaran di BPHS Queensland tersebut. Dari pengamatan kunjungan diperoleh suatu hasil kesimpulan bahwa untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, perlu adanya berbagai pembenahan. Salah satu gambaran hal diatas adalah bahwa disana lebih menitikberatkan pada kualitas diri pribadi siswa yang dalam pembelajaran tidak hanya dituntut tentang pengetahuan (knowledge) saja, tetapi sikap atau perilaku mereka yang sesuai dengan nilai-nilai sains itu sendiri.

Sedangkan di Indonesia penerapan pengetahuan masih tergantung pada penilaian atau evaluasi guru itu sendiri. Selain itu, pembelajaran di Indonesia kurang menyentuh dalam kehidupan, sehingga sulit untuk diaplikasikannya. Hal tersebut sesuai apa yang dikatakan oleh Bapak Yanuar, Guru Biologi SMA 1 Salatiga yang ikut berkujung ke BPHS Queensland :

“…kami disana melihat secara langsung bagaimana pembelajaran disana,…kami melihat bahwa disana memilih menitik beratkan pada kualitas diri siswa, dimana siswa tidak hanya dibekali pengetahuan/knowledge, tapi juga sikap mereka yang sesuai dengan nilai sains itu sendiri, nah disitu di Indonesia belum dibenahi yang dalam menerapkan pengetahuan dilihat dari evaluasi para guru. Disana itu begitu demokratisnya pemikiran anak yang masing-masing mempunyai kewajiban dan hak yang berbeda sesuai dengan talenta msing-masing. Pembelajaran pun juga menyatu dalam kehidupan, sehingga setelah anak mempelajari bisa langsung diaplikasikan.” (wawancara, 10-6-2009)

Dari adanya pertukaran pelajar dan guru ke BPHS Queensland Australia tersebut akan diperoleh suatu informasi, pengetahuan, dan ide-ide yang nantinya bisa diterapkan/ diadaptasi di SMA 1 Salatiga. Kurikulum IPA yang membumi dan berorientasi pada lingkungan hidup yang kemungkinan cocok diterapkan di Indonesia ini. Selain itu, penerapan kurikulum, proses pembelajaran, sarana prasarana, serta manajemen sekolah disana pun juga diharapkan bisa diadaptasikan di SMA 1 Salatiga, meskipun hal tersebut bukan perkara yang mudah. Hal ini sesuai yang dikatakan oleh Bapak Yanuar, Guru Biologi SMA 1 Salatiga yang ikut berkujung ke BPHS Queensland :

“ Adaptasi kurikulum dari luar negeri memang butuh waktu, kita harus melihat bagaimana situasi dan kondisi , dari apa yang diamati , menurut saya yang bisa

diadaptasikan adalah pembelajaran IPA yang membumi, dan berorientasi pada lingkungan hidup dipahami bahwa lingkungan hidup di Indonesia banyak yang rusak dan hancur, maka salah satu lini terdepannya adalah pendidikan, yang pembenahan dan pengadaptasian luar negeri yang berorientasi pada lingkungan hidup..” (wawancara, 10-6-2009)

Selama ini, upaya SMA 1 Salatiga untuk mengadaptasikan kurikulum dengan luar negeri memang sudah mulai dicoba dan diterapkan. Adaptasi kurikulum juga sudah dilakukan dengan sister school SMA 1 Salatiga yakni, International Islamic School (IIS) Malaysia dan BPHS Queensland yang telah banyak mewarnai pembelajaran di SMA 1 Salatiga. Hal ini dikatakan oleh Bapak Yanuar, selaku Guru Biologi SMA 1 Salatiga sebagai berikut ini :

“upaya selama ini sudah kami lakukan dengan mengdopsi kurikulum dasar yang harus ada nilai plus-nya bagi kita, kurikulum tersebut adalah kurikulum luar negeri hasil kunjungan ..” (wawancara, 10-6-2009)

Pendapat yang sama dengan hal diatas juga dikemukakan oleh Ibu Dra. Nur Hayani, Wakasek Urusan Kesiswaan : “ Seperti halnya dengan bagaimana pihak sekolah SMA 1 Salatiga menjalin

hubungan sister school dengan Internasional Islamic School ( IIS), Malaysia, yang hal tersebut sedikit banyak telah mewarnai kurikulum pembelajaran disini…” (wawancara, 3-6-2009)

Dalam upaya pengadaptasian kurikulum dengan membentuk suatu sistem jaringan sister school luar negeri, tentunya banyak hal yang harus dipersiapkan lagi bagi SMA 1 Salatiga seperti sarana prasarana yang bertaraf internasional, peningkatan kemampuan dan pemahaman pembelajaran dengan bahasa Inggris dan juga pemanfaatan teknologi. Hal ini juga dibenarkan oleh Bapak Yanuar, selaku Guru Biologi SMA 1 Salatiga sebagai berikut ini :

“..Memang persiapan RSBI ini di SMA 1 Salatiga ini , banyak hal yang perlu sekali dibenahi antara lain sarana prasarana, peningkatan penguasaan bahasa Inggris dan TI walaupun sekolah sudah melakukan pelatihan, tapi masih perlu ditingkatkan…” (wawancara, 10-6-2009)

Berkaitan dengan peningkatan dan penguasaan bahasa Inggris bagi guru dan siswa di SMA 1 Salatiga, pihak sekolah juga menjalin hubungan dengan Mountain International School yang mendatangkan Miss Rushy sebagai native speaker dalam pembelajaran selama 9 bulan. Hal tersebut juga disampaikan oleh Ibu Dra. Nur Hayani, selaku guru bahasa Inggris SMA 1 Salatiga :

“… sekolah juga mengundang para guru untuk mengaktifkan bahasa Inggris kembali dengan mendatangkan native speaker selama 9 bulan untuk memanfaatkan moment ini dengan sebaik-baiknya….” (wawancara, 3-6-2009)

Selain hal diatas, turut serta berpartisipasinya SMA 1 Salatiga dalam kejuaraan, olimpiade, atau berbagai event internasional baik yang bersifat akademik/non akademik, secara tidak langsung juga menunjukkan bahwa SMA 1 Salatiga selalu membuat strategi tersendiri untuk membangun system jaringan (network) dengan pihak luar (lihat foto pada lampiran). Hal ini juga dikatakan oleh Bapak Drs.Jaka Agus , MPd selaku Wakasek RSBI sebagai berikut :

“keberhasilan implementasi RSBI ini juga bisa dilihat dari pencapaian indikator prestasi dalam tingkat internasional, kalau dengan begitu kita bisa dipercaya oleh luar negeri…jadi kepercayaan itu bisa dipublikasikan ke negara OECD sebagai sekolah internasional yang diterima…” (wawancara, 27-5-2009)

Dari berbagai uraian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa dalam pengembangan program RSBI, SMA 1 Salatiga juga membentuk sistem jaringan dengan pihak luar, baik di tingkat lokal maupun internasional. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan/ mengakses pengetahuan, pengalaman, dan informasi yang bisa mendukung program, sehingga bisa dirasakan kemanfaatannya oleh pihak SMA 1 Salatiga.