PENJAMINAN MUTU RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMAN 1 SALATIGA

B. PENJAMINAN MUTU RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMAN 1 SALATIGA

1. Pengertian Sekolah Bertaraf Internasional

Sekolah Bertaraf Internasional adalah satuan pendidikan yang diselenggarakan dengan menggunakan Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan diperkaya dengan standard salah satu negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan/ atau negara maju lainnya. Sedangkan untuk menyiapkan Sekolah Bertaraf Internasional, maka dibentuk strategi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional.

2. Landasan kebijakan

1. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 50

2. UU Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025

3. PP No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

4. Rencana Strategis Depdiknas tahun 2005-2009

3. Konsepsi

Memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan. Diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara OECD atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam pendidikan (Adaptasi dan Adopsi). Daya saing siswa lulusan SBI dapat; Melanjutkan pendidikan pada satuan pendidikan bertaraf internasional di dalam/luar negeri; Mengikuti sertifikasi bertaraf internasional; Meraih medali tingkat internasional pada berbagai kompetisi sains; Bekerja pada lembaga internasional dan / atau negara lain.

4. Karakteristik

Pengakuan internasional terhadap proses dan hasil atau keluaran yang berkualitas dan teruji dalam berbagai aspek . Pengakuan internasional : dengan penggunaan standar pendidikan internasional. Bukti : hasil sertifikasi Pengakuan internasional terhadap proses dan hasil atau keluaran yang berkualitas dan teruji dalam berbagai aspek . Pengakuan internasional : dengan penggunaan standar pendidikan internasional. Bukti : hasil sertifikasi

5. Penjaminan Mutu Sekolah Bertaraf Internasional

Untuk menuju sekolah bertaraf Internasional, maka bagi sekolah yang sedang dalam rintisan perlu dijamin mutunya dengan mengacu pada 9 aspek yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Kurikulum

2. Akreditasi

3. Proses Pembelajaran

4. Penilaian

5. Pendidik

6. Tenaga Kependidikan

7. Sarana dan Prasarana

Mutu SBI dijamin dengan keberhasilan melaksanakan kurikulum secara tuntas. Pencapaian Indikator kerja kunci minimal : Menerapkan KTSP ; Menerapkan system SKS di SMA; Memenuhi Standar Isi; Memenuhi Standar Kompetisi Lulusan. Sedangkan untuk pencapaian Indikator kinerja kunci tambahan adalah : Sistem administrasi berbasis TIK dimana setiap saat siswa Mutu SBI dijamin dengan keberhasilan melaksanakan kurikulum secara tuntas. Pencapaian Indikator kerja kunci minimal : Menerapkan KTSP ; Menerapkan system SKS di SMA; Memenuhi Standar Isi; Memenuhi Standar Kompetisi Lulusan. Sedangkan untuk pencapaian Indikator kinerja kunci tambahan adalah : Sistem administrasi berbasis TIK dimana setiap saat siswa

Dalam pencapaian indikator kunci minimal, SMA N 1 Salatiga sudah bisa melaksanakannya/ mencapainya, tetapi untuk pencapaian indikator tambahan bisa dikatakan masih dalam proses penyempurnaan, seperti system administrasi sekolah berbasiskan TIK, sehingga semua siswa dapat mengakses transkip nilainya. Untuk muatan kurikulum belum bisa 100% setara dengan kurikulum dari Negara-negara OECD. Kenyataan yang jelas terjadi di SMAN

1 Salatiga ini sudah berusaha untuk mensejajarkan kurikulum tersebut dengan adaptasi/ adopsi kurikulum dengan International Islamic School (IIS) Malaysia dan Brown Plains High School (BPHS) Australia. Tetapi, belum tersedianya kurikulum dalam bahasa inggris yang memacu ke Cambridge sehingga dalam membuat silabus guru belum dapat secara pasti menyusun silabus yang sesuai dengan standard Cambridge.

5.2 Akreditasi

Mutu SBI dijamin dengan keberhasilan dengan memperoleh akreditasi yang sangat baik. Pencapaian indicator kerja kunci minimal,yaitu memperoleh sertifikat akreditasi minimal “predikat A” dari badan Akreditasi Nasional Sekolah / madrasah . Pencapain indicator kinerja kunci tambahan , yaitu hasil akreditasi yang baik dari salah satu negara anggota Organization for Economic

Cooperation and Development ( OECD ) dan / atau negara maju lain yang mempunyai keunggulan tertentu bidang pendidikan .

Selama dua tahun terakhir ini sejak tahun 2006, SMA N 1 Salatiga sudah mendapatkan akreditasi sangat baik atau predikat A dari badan Akreditasi Nasional Sekolah / madrasah untuk RSBI. Sedangkan untuk pencapaian indikator kinerja kunci tambahan, yaitu akreditasi dari salah satu negara OECD, SMA N 1 Salatiga belum mendapatkannya. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah untuk lebih meningkatkan kinerjanya mengingat masih banyaknya sesuatu hal yang perlu ditingkatkan.

5.3 Proses Pembelajaran

Mutu SBI dijamin dengan keberhasilan melaksanakan proses pembelajaran yang efektifdan efisien. Pencapaian indicator kerja kunci minimal , yaitu memenuhi standar proses . Pencapaian indikator kinerja kunci tambahan : Menjadi teladan bagi sekolah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia , budi pekerti luhur , kepribadian unggul , kepemimpinan , jiwa entrepreneural , jiwa patriot dam jiwa inovator. Diperkaya dengan model proses pembelajaran dari sekolah unggul pada negara OECD atau negara maju lainnya; Menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran; Pembelajaran kelompok sains , matematika , dan inti kejuruan menggunakan Bahasa Inggris ; Pelajaran lain menggunakan Bahasa Indonesia .

Pada proses pembelajaran yang terjadi selama ini, SMAN 1 Salatiga sudah bisa memenuhi standard proses. Sekolah ini juga bisa dijadikan teladan bagi Pada proses pembelajaran yang terjadi selama ini, SMAN 1 Salatiga sudah bisa memenuhi standard proses. Sekolah ini juga bisa dijadikan teladan bagi

5.4 Penilaian

Mutu SBI dijamin dengan keberhasilan menunjukkan kinerja pendidikan yang optimal melalui penilaian . Pencapaian indikator kerja kunci minimal , yaitu memenuhi Standar Penilaian. Pencapaian indikator kinerja kunci tambahan , yaitu memperkaya penilaian kinerja pendidikan dengan model penilaian dari sekolah unggul pada negara OECD atau negara maju lainnya.

Kenyataan yang terjadi di SMAN 1 Salatiga adalah untuk mencapai indikator kunci tambahan tersebut, sekolah belum memperkaya penilaian kinerja pendidikan dengan model penilaian dari sekolah unggul Negara OECD. Hal ini sedang diusahakan dari pihak sekolah. Selain hal itu, belum terdokumentasikannya soal-soal ulangan dalam bahasa Inggris yang digunakan untuk bahan Ulangan Blok maupun Tes Akhir Semester. Kepala Sekolah baru dapat memonitor dan mensupervisi sebagian guru karena banyaknya tugas lain yang harus diselesaikan. Dokumen-dokumen evaluasi diri yang dibuat oleh guru khususnya yang berbahasa inggris belum dapat dihimpun dalam bentuk portofolio. Semua staf masih perlu meningkatkan kemampuan dalam berbahasa inggris. Problem lain adalah belum semua bidang dikerjakan dengan berbasis ICT.

5.5 Pendidik

Mutu SBI dijamin dengan guru yang menunjukkan kinerja optimal sesuai dengan tugas profesionalnya. Pencapaian indikator kerja kunci minimal , yaitu memenuhi Standar Pendidik. Pencapaian indikator kinerja kunci tambahan; Semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK; Guru mata pelajaran kelompok sains , matematika , dan inti kejuruan mampu mengampu pembelajaran berbahasa Inggris ; Minimal 30 % guru berpendidikan S2 / S3 dari perguruan tinggi yang berakreditasi.

Kenyataan yang terjadi selama ini, pendidik/ guru di SMAN 1 Salatiga sudah bisa mencapai standar pendidik, tetapi untuk mencapai indikator kunci tambahan memang belum sepenuhnya. Para guru sudah mencoba memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK dan berbahasa Inggris meskipun belum sepenuhnya. Guru masih perlu meningkatkan kemampuan berbahasa inggris (baik kemampuan berkomunikasi maupun untuk mencapai standar TOEFL). Demikian juga dengan kemampuan ICT nya masih perlu ditingkatkan. Jumlah guru yang mempu berkomunikasi dalam bahasa Inggris secara aktif selain guru bahasa inggris adalah 13 orang (2 Guru Matematika, 3 Guru Fisika, 2 Guru Biologi, 2 Guru Kimia, 2 Guru Ekonomi/ Akuntansi, 1 Guru Bahasa Jerman dan 1 Kepala Sekolah). Sedangkan jumlah guru yang mampu menggunakan ICT dalam pembelajaran 89 orang (dengan kemampuan yang berbeda-beda). SMAN 1 Salatiga juga mempunyai tenaga pendukung meliputi : 16 staf TU (Tenaga Keuangan, Administrasi, Satpam, Pesuruh, dll.),

4 Laboran, 4 Pustakawan, 3 Teknisi (Komputer, Bahasa, Multimedia).

Sedangkan untuk guru berpendidikan S2 / S3 dari perguruan tinggi yang berakreditasi belum bisa mencapai 30 %, tetapi semua ini masih dalam proses menuju kesana.

5.6 Tenaga Kependidikan

Mutu SBI dijamin dengan kepala sekolah yang menunjukkan kinerja optimal sesuai dengan tugas profesionalnya,yaitu sebagai pemimpin manajerial –administratif dan pemimpin manajerial edukatif. Pencapaian indicator kerja kunci minimal , yaitu memenuhi standar kepala sekolah. Pencapaian indicator kinerja kunci tambahan : Minimal S2 dari perguruan tinggi berakreditasi A; Mampu berbahasa inggris aktif; Bervisi internasional, mampu membangun jejaring internasional , memiliki kompetensi manajerial , serta jiwa kepemimpinan .

Kepala sekolah SMA N 1 Salatiga dalam hal in adalah Drs. Samtono, M.Si sudah memenuhi standar kepala sekolah. Beliau juga berlatih untuk bisa berbahasa Inggris aktif, bervisi internasional, mampu membangun jejaring internasional , memiliki kompetensi manajerial , serta jiwa kepemimpinan. Sekarang ini, beliau juga tidak hanya menyelesaikan pendidikan S2, tetapi juga dalam proses menyelesaikan program Doktor/ S3 di Universitas Diponegoro.

5.7 Sarana dan prasarana

Mutu SBI dijamin dengan kewajiban sekolah memiliki dan memelihara sarana prasarana pendidikan yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkesinambungan. Pencapaian indicator kerja kunci minimal yaitu memenuhi standar sarana prasarana. Pencapaian indicator kinerja kunci tambahan ; Setiap ruangan dilengkapi dengan sarana pembelajaran berbasis TIK; Perpustakaan dilengkapi dengan sarana digital yang memberikan akses ke sumber pembelajaran berbasis TIK di seluruh dunia; Dilengkapi ruang multi media , ruang unjuk seni , fasilitas olahraga, klinik , dsb.

Kenyataan yang terjadi di SMAN 1 Salatiga adalah belum semua kelas memiliki LCD, Laptop, OHP, dan TV. Sedangkan untuk Laboratorium Fisika, Kimia, Biologi masih perlu penambahan bahan dan alat karena tidak sebanding dengan jumlah kelas IPA yang ada. Perpustakaan belum berbasis ICT . Perpustakaan perlu penambahan buku referensi berbahasa Inggris untuk menunjang proses pembelajaran. Ruang guru belum dapat menampung seluruh jumlah guru yang ada. Belum tersedianya ruang MGMP secara khusus, serta diperlukan penambahan gudang.

5.8 Pengelolaan

Mutu SBI dijamin dengan pengelolaan yang menerapkan manajemen berbasis Sekolah. Pencapaian indikator kerja kunci minimal yaitu memenuhi standar pengelolaan. Pencapaian indicator kerja kunci tambahan; Meraih Mutu SBI dijamin dengan pengelolaan yang menerapkan manajemen berbasis Sekolah. Pencapaian indikator kerja kunci minimal yaitu memenuhi standar pengelolaan. Pencapaian indicator kerja kunci tambahan; Meraih

Dalam kenyataan yang terjadi di SMAN 1 Salatiga, penerapan manajemen berbasis sekolah sudah dilakukan. Untuk meraih sertifikat ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya dan ISO 14000, saat ini baru dilakukan dalam proses dan rencananya pada tahun 2009 ini juga diusahakan untuk dapat mencapai hal tersebut. SMAN 1 Salatiga juga sudah menjalin hubungan sister school dengan International Islamic School (IIS) Malaysia dan Brown Plains High School (BPHS) Australia. Sekolah ini juga bebas narkoba dan rokok, serta menerapkan kesetaraan gender dalam pengelolaannya. Disamping itu, SMAN

1 Salatiga juga telah meraih berbagai medali dalam kompetisi baik tingkat lokal, nasional, maupun internasional (lihat pada lampiran).

5.9 Pembiayaan

Mutu SBI dijamin dengan pembiayaan yang sekurang-kurangnya terdiri atas biaya infestasi , biaya operasional dan biaya personal. Pencapaian indikator kerja kunci minimal yaitu memenuhi standar pembiayaan. Pencapaian indikator kinerja kunci tambahan , yaitu menerapkan model pembiayaan yang efisien untuk mencapai berbagai target indikator kunci tambahan.

Selama ini, sumber dana yang diperlukan untuk pelaksanaan program Rintisan SMA BI berasal dari : Anggaran Rutin, Komite Sekolah, APBD Kabupaten / Kota, APBD Propinsi, APBN Dit PSMA, Dit Tendik, Yayasan, serta Sumber dana lain. Begitu juga dengan di SMAN 1 Salatiga. Kenyataan lain yang terjadi terkait hal tersebut adalah masih perlu anggaran untuk meningkatkan honorarium GTT maupun PTT sesuai dengan standard UMK