Metode Penelitian

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang memerlukan pemahaman yang mendalam dan menyeluruh berhubungan dengan objek yang diteliti bagi menjawab permasalahan untuk mendapatkan data-data kemudian dianalisis dan mendapat kesimpulan penelitian dalam situasi dan kondisi tertentu (Iskandar, 2008:17). Sehingga dalam penelitian ini diperlukan kemampuan untuk menggali informasi yang sedalam-dalamnya namun tetap dalam konteks permasalahan yang diteliti.

Selain itu, pendekatan penelitian kualitatif pada intinya dilaksanakan melalui proses induktif, yaitu berangkat dari konsep khusus ke umum, konseptualisasi, kategorisasi, dan deskripsi dikembangkan atas dasar masalah yang terjadi dilapangan (Iskandar, 2008:187). Dari hal tersebut maka akan dapat ditarik kesimpulan melalui tahap-tahapnya. Proses pengumpulan data, reduksi data, display data dan pengambilan simpulan bukanlah sesuatu yang berlangsung secara linear, melainkan merupakan suatu siklus yang interaktif (Susanto, 2006:24). Sehingga dalam penelitian kualitatif ini dilakukan dengan melakukan penelitian terlebih dahulu baru kemudian membangun teorinya (Susanto, 2006:25).

Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang berusaha untuk memaparkan, menggambarkan, dan membuat penafsiran data serta mengadakan analisa terhadap data secara mendalam. Data-data yang dikumpulkan terutama Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang berusaha untuk memaparkan, menggambarkan, dan membuat penafsiran data serta mengadakan analisa terhadap data secara mendalam. Data-data yang dikumpulkan terutama

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di SMA N 1 Salatiga. Adapun alasan pemilihan lokasi tersebut karena SMAN 1 Salatiga adalah lokasi dimana dijadikannya rintisan program sekolah bertaraf internasional pertama di Salatiga yang dimulai sejak tahun pertama pemerintah merintis program tersebut yakni tahun 2006 (lihat lampiran). Di samping itu, SMAN 1 Salatiga sampai saat ini adalah satu-satunya SMA di Salatiga yang ditunjuk oleh Pemerintah Kota Salatiga untuk menyelenggarakan program ini.

3. Sumber Data

Data merupakan suatu fakta atau keterangan dari obyek yang diteliti. Menurut Lofland dan Lofland (dalam Moleong) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data Data merupakan suatu fakta atau keterangan dari obyek yang diteliti. Menurut Lofland dan Lofland (dalam Moleong) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data

a. Data primer Data primer adalah data atau informasi yang diperoleh secara langsung dari orang-orang yang dipandang mengetahui masalah yang akan dikaji dan bersedia memberi data atau informasi yang diperlukan. Data atau informasi tersebut diperoleh melalui wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait dengan implementasi program RSBI di SMA N 1 Salatiga. Data ini diperoleh melalui Kepala Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah SMA N 1 Salatiga (Kepala Bagian RSBI, Kepala Bagian Kurikulum dan Kesiswaan), guru pengajar /staf pendidikan, para siswa, dan orang tua/masyarakat atau Komite Sekolah. Sementara itu observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap proses pembelajaran RSBI di SMA N 1 Salatiga.

b. Data sekunder Data sekunder adalah data atau informasi yang diperoleh dari sumber-sumber lain selain data primer yang terdiri dari dokumen, laporan, arsip, peraturan perundangan, dokumen-dokumen administratif, keputusan dan ketetapan resmi, dan kesimpulan rapat, seperti Rencana Pengembangan RSBI di SMA N 1 Salatiga tahun 2009, SK Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah tentang Penetapan SMA Penerima Subsidi RSBI Tahun Anggaran 2006 dan 2007, MoU Kerjasama bidang pendidikan antara Pemerintah Indonesia dengan Kerajaan Malaysia, UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 50, dan data dari internet dan informasi lain yang menunjang.

4. Teknik Pengambilan Sampel

Untuk mendapatkan data dalam penelitian, maka peneliti harus mewawancarai orang-orang yang terlibat dalam objek penelitian. Hal ini akan sangat beresiko, terutama dalam keterbatasan waktu, dan dan tenaga. Oleh karena itu, diperlukan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik sampling. Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara representatif atau mewakili populasi yang bersangkutan atau bagian kecil yang diamati (Iskandar, 2008:69). Lebih lanjut lagi, Sutrisno Hadi berpendapat bahwa sampel adalah sebagian individu yang diselidiki (dalam Susanto, 2006: 114).

Sedangkan teknik sampling merupakan penelitian yang tidak meneliti seluruh subjek yang ada dalam populasi, melainkan hanya sebagian saja yang diperlukan oleh peneliti dalam penelitian (Iskandar, 2008: 69). Terkait dengan teknik pengambilan sampel tersebut, maka dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel tujuan (Purposive Sampling), yakni pengambilan sampel berdasarkan penilaian subjektif peneliti berdasarkan karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya dengan pertimbangan tertentu (Iskandar, 2008: 74). Dalam hal ini, peneliti sengaja menentukan anggota sampelnya berdasarkan kemampuan dan pengetahuannya tentang keadaan populasi (Susanto, 2006: 120). Sampel ini meliputi: 1. Kepala Sekolah/ Wakil SMAN 1 Salatiga (Wakasek Kurikulum RSBI) sehingga diperoleh informasi/ data mengenai gambaran nyata tentang pengimplementasian RSBI selama ini; 2. Para guru (terutama sains), peneliti mendapatkan data tentang bentuk partisipasi para guru dalam pengembangan Sedangkan teknik sampling merupakan penelitian yang tidak meneliti seluruh subjek yang ada dalam populasi, melainkan hanya sebagian saja yang diperlukan oleh peneliti dalam penelitian (Iskandar, 2008: 69). Terkait dengan teknik pengambilan sampel tersebut, maka dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel tujuan (Purposive Sampling), yakni pengambilan sampel berdasarkan penilaian subjektif peneliti berdasarkan karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya dengan pertimbangan tertentu (Iskandar, 2008: 74). Dalam hal ini, peneliti sengaja menentukan anggota sampelnya berdasarkan kemampuan dan pengetahuannya tentang keadaan populasi (Susanto, 2006: 120). Sampel ini meliputi: 1. Kepala Sekolah/ Wakil SMAN 1 Salatiga (Wakasek Kurikulum RSBI) sehingga diperoleh informasi/ data mengenai gambaran nyata tentang pengimplementasian RSBI selama ini; 2. Para guru (terutama sains), peneliti mendapatkan data tentang bentuk partisipasi para guru dalam pengembangan

Selain itu, teknik pengambilan sampel lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Snowball Sampling. Teknik penarikan Snowball Sampling adalah penarikan sampel bertahap yang makin lama jumlah respondennya semakin besar (Slamet, 2006:63). Teknik pengambilan sampel ini dilakukan untuk mengantisipasi perilaku informan yang cenderung menghindar ketika akan diwawancarai dan merekomendasikannya kepada orang lain yang dianggap lebih mengetahui dan berwenang memberikan informasi. Sebagai contoh dalam penelitian ini, peneliti ingin mencari informasi tentang bentuk partisipasi siswa dalam pengembangan program, maka peneliti memutuskan Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Kesiswaan yang dijadikan informan pertama, sehingga didapatkan informasi yang masih bersifat umum saja mengenai berbagai bentuk partisipasi siswa, Dari Wakasek Kesiswaan tersebut merekomendasikan untuk mencari Selain itu, teknik pengambilan sampel lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Snowball Sampling. Teknik penarikan Snowball Sampling adalah penarikan sampel bertahap yang makin lama jumlah respondennya semakin besar (Slamet, 2006:63). Teknik pengambilan sampel ini dilakukan untuk mengantisipasi perilaku informan yang cenderung menghindar ketika akan diwawancarai dan merekomendasikannya kepada orang lain yang dianggap lebih mengetahui dan berwenang memberikan informasi. Sebagai contoh dalam penelitian ini, peneliti ingin mencari informasi tentang bentuk partisipasi siswa dalam pengembangan program, maka peneliti memutuskan Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Kesiswaan yang dijadikan informan pertama, sehingga didapatkan informasi yang masih bersifat umum saja mengenai berbagai bentuk partisipasi siswa, Dari Wakasek Kesiswaan tersebut merekomendasikan untuk mencari

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, sebagai berikut :

a. Wawancara mendalam (indepth interview) Untuk memperoleh data yang memadai sebagai cross cheks, peneliti menggunakan teknik wawancara dengan subyek yang terlibat dalam interaksi sosial yang dianggap memiliki pengetahuan, mendalami situasi dan mengetahui informasi untuk mewakili obyek penelitian (Iskandar, 2008: 77). Teknik wawancara adalah cara yang dipakai untuk memperoleh informasi melalui kegiatan interaksi sosial antara peneliti dan yang diteliti (Slamet, 2006: 101). Lebih rinci lagi teknik wawancara yang digunakan adalah

wawancara mendalam. Melakukan wawancara mendalam berarti menggali informasi atau data sebanyak-banyaknya dari responden atau informan (Susanto, 2006: 131). Pada penelitian ini, peneliti juga melakukan wawancara dengan pendekatan secara mendalam. Peneliti berusaha mencari informasi terlebih dahulu mengenai latar belakang informan yang akan dipilih, dan secara kebetulan atau keuntungan tersendiri dalam penelitian ini adalah peneliti merupakan alumni SMAN 1 Salatiga, sehingga secara batin/ emosional dengan para informan akan lebih dalam. Sebagai contoh, untuk melakukan wawancara dengan Bapak Jaka Agus sebagai Wakasek RSBI, peneliti yang sudah mengenalnya terlebih dahulu harus mengetahui kapan beliau ada waktu, tempat/ ruangan yang disukai, bagaimana gaya bahasa yang sebaiknya peneliti gunakan dan sebaginya. Dengan pendekatan tersebut, diharapkan mendapatkan informasi/ data yang lebih jelas dan mendalam, begitu juga kepada informan lainnya.

b. Observasi Teknik pengumpulan data yang lain adalah melalui teknik observasi. Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat nonverbal (Slamet, 2006: 85). Observasi merupakan proses yang kompleks, yang tersusun dari proses biologis dan psikologis (Susanto, 2006: 126). Sehingga membutuhkan kemampuan dalam mengamati objek penelitian. Pada teknik ini, indera peneliti yang paling berperan adalah indera penglihatan dan pendengaran. Dalam penelitian ini, peneliti juga telah melakukan observasi ke lokasi penelitian, yaitu di SMA N 1 Salatiga dalam jangka waktu ± 6 bulan

(Februari-Juli). Dari observasi tersebut diperoleh beberapa informasi mengenai bagaimana proses pembelajaran di SMAN 1 Salatiga terkait penggunaan bahasa Inggris dan pemanfaatan TI, melihat kegiatan training/ pelatihan peningkatan kualitas guru seperti training pemanfaatan teknologi, mengamati ruangan khusus bagian RSBI, laboratorium dan ruang multimedia, serta mengobservasi berbagai fasilitas dan sarana prasarana di sekolah. Selain itu, melihat bagaimana sekolah melayani para siswa dan orang tua dalam bentuk layanan konseling. Peneliti juga mengamati system informasi manajemen sekolah yang ada serta melihat arsip dan berbagai dokumentasi kegiatan proses pembelajaran. Dalam melakukan penelitian ini, karena keterbatasan waktu dan tenaga peneliti, maka teknik observasi ini tidak bisa dilakukan secara terus menerus. Disamping itu, pada saat melakukan observasi peneliti juga sempat mengalami sedikit kesulitan/ terhambat karena program pembangunan gedung dan berbagai fasilitas yang sedang berlangsung. Pada saat observasi peneliti juga dihadapkan pada program Ulangan Harian Terprogram serta Ujian Semesteran sekitar bulan Juni-Juli 2009, sehingga peneliti juga harus hati-hati dan bijaksana menyikapinya agar tidak mengganggu aktivitas sekolah. Peneliti disini lebih bersifat pasif dan sekedar melihat berbagai kegiatan dan merekam peristiwa dengan alat bantu seperti video recorder/ handphone.

c. Studi dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen (Susanto, 2006: 136). Dokumen- c. Studi dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen (Susanto, 2006: 136). Dokumen-

6. Validitas Data

Data yang telah dicatat dan dikumpulkan harus dijamin kesasihan (validitasnya). Hal ini dilakukan untuk menghindari penyimpangan informasi dari pengolahan data yang sudah diperoleh. Salah satu kriteria teknik menurut Moeloeng, Danmin Sudarwan dan Sugiyono dalam mengukur tingkat validitas data adalah dengan trianggulasi data (dalam Iskandar, 2008: 229).

Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap suatu data (Iskandar, 2008: 230). Menurut Patton teknik trianggulasi dibedakan menjadi, antara lain : (dalam Sutopo, 2002: 78)

1. Data trianggulation , dimana peneliti menggunakan beberapa sumber data yang berbeda untuk mengumpulkan data yang sama.

2. Investigator trianggulation , yaitu pengumpulan data sejenis yang dikumpulkan oleh beberapa orang peneliti.

3. Methodological trianggulation , yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode yang berbeda ataupun dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang yang berbeda.

4. Theoritical trianggulation , yaitu peneliti melakukan penelitian tentang topik yang sama dan data yang dianalisis dengan menggunakan perspektif.

Dari beberapa teknik trianggulasi diatas, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik trianggulasi sumber (data trianggulation). Menurut Moeloeng penelitian yang menggunakan teknik pemeriksaan melalui sumbernya artinya membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda (dalam Iskandar, 2008:230). Dalam hal ini, pengecekan dilakukan pada sumber-sumber yang dianggap kunci/utama oleh peneliti. Dengan demikian, berarti data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber yang berbeda (Sutopo, 2002:79). Sebagai contoh, pada saat peneliti ingin memperoleh data tentang kegiatan pertukaran pelajar ke Australia, peneliti menggali informasi pertama dari Wakasek RSBI, kemudian peneliti mengkroscek data kepada Wakasek Kesiswaan. Untuk menjamin keabsahan data, maka peneliti juga menggali informasi dengan mewawancarai beberapa guru yang turut Dari beberapa teknik trianggulasi diatas, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik trianggulasi sumber (data trianggulation). Menurut Moeloeng penelitian yang menggunakan teknik pemeriksaan melalui sumbernya artinya membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda (dalam Iskandar, 2008:230). Dalam hal ini, pengecekan dilakukan pada sumber-sumber yang dianggap kunci/utama oleh peneliti. Dengan demikian, berarti data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber yang berbeda (Sutopo, 2002:79). Sebagai contoh, pada saat peneliti ingin memperoleh data tentang kegiatan pertukaran pelajar ke Australia, peneliti menggali informasi pertama dari Wakasek RSBI, kemudian peneliti mengkroscek data kepada Wakasek Kesiswaan. Untuk menjamin keabsahan data, maka peneliti juga menggali informasi dengan mewawancarai beberapa guru yang turut

Selain itu, dalam penelitian ini juga menggunakan teknik trianggulasi metode (methodological trianggulation), yakni penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang yang berbeda (Sutopo, 2002: 80). Menurut Danim dengan menggunakan trianggulasi metode ini memungkinkan peneliti melengkapi kekurangan informasi yang diperoleh dengan metode tertentu dengan menggunakan metode yang lain (dalam Iskandar, 2008: 231). Sehingga data yang diperoleh akan benar-benar teruji validitasnya dan menunjukkan keabsahan informasi. Seperti contoh diatas, dalam mendapatkan data mengenai kegiatan pertukaran pelajar, peneliti menggunakan teknik trianggulasi metode yaitu dengan metode wawancara kepada beberapa sumber, kemudian dilanjutkan dengan mengecek data dengan teknik dokumentasi sehingga mendapatkan data yang tidak ditemukan atau dirasa kurang dalam teknik wawancara sebelumnya, misalnya dokumen tentang MoU kerjasama pertukaran pelajar ke luar negeri, Surat Keputusan dari pemerintah dan sebagainya.

7. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Taylor analisis data adalah sebagai proses yang mencari usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan ide seperti Menurut Bogdan dan Taylor analisis data adalah sebagai proses yang mencari usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan ide seperti

Sementara itu menurut Miles dan Huberman menyatakan bahwa analisis data kualitatif tentang mempergunakan kata-kata yang selalu disusun dalam sebuah teks yang diperluas atau dideskripisikan (dalam Iskandar, 2008: 221). Adapun langkah-langkah dalam analisis data kualitatif, yaitu : (Iskandar, 2008: 223)

1. Reduksi data Merupakan analisis yang menajamkan untuk mengorganisasikan data, dengan demikian kesimpulannya dapat diverifikasikan untuk menjdi temuan penelitian terhadap masalah yang diteliti.

2. Display/ penyajian data Penyajian data yang diperoleh ke dalam sejumlah matriks atau kategori setiap data yang didapat, penyajian data biasannya digunakan berbentuk teks naratif.

3. Penarikan kesimpulan Merupakan analisis lanjutan dari reduksi data, dan display data sehingga data dapat disimpulkan, dan peneliti masih berpeluang untuk menerima masukan.

Dari penjelasan diatas maka digunakan teknik pengumpulan data dan analisis data model interaktif. Dimana dalam hal ini peneliti tetap bergerak diantara tiga komponen analisis dengan proses pengumpulan data selama kegiatan pengumpulan data berlangsung (Sutopo, 2002:95). Dalam penelitian ini, sebagai contoh langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah dengan menggali informasi tentang penerapan RSBI di SMA 1 Salatiga ini kepada Wakasek RSBI dan Wakasek Kurilkulum dan Kesiswaan. Pertanyaan wawancara yang diajukan pun bersifat umum terlebih dahulu. Peneliti membiarkan informan tersebut menjelaskan informasi yang kita butuhkan. Data yang peneliti peroleh juga selalu direkam dengan alat bantu recorder melalui handphone. Setelah data terekam, kemudian data diorganisir/ diverifikasikan untuk menjadi temuan penelitian. Kemudian data tersebut peneliti sajikan dengan teks naratif. Selanjutnya data tersebut masih bersifat simpulan-simpulan, dan hal ini peneliti berpeluang mendapatkan masukan dalam temuan penelitian tersebut. Secara sederhana model analisis interaktif ini, dapat digambarkan melalui bagan sebagai berikut :