PROFIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

4.1. PROFIL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Sebagaimana halnya sebuah perguruan tinggi swasta, Universitas Muhammadiyah Jakarta juga merupakan sebuah lembaga pendidikan tinggi dan bernaung di bawah organisasi, yaitu persyarikatan Muhammadiyah. Dalam hal ini, Universitas Muhammadiyah Jakarta sebagai bagian dari usaha penyelenggaraan pendidikan, menjadi salah satu amal usaha persyarikatan Muhammadiyah selain bidang sosial dan agama. Bahkan sejak berdirinya, persyarikatan Muhammadiyah telah mencanangkan bahwa salah satu bentuk pengabdiannya adalah berupa amal nyata di bidang pendidikan dalam semua jenjang, termasuk universitas dan sekolah tinggi yang memiliki ciri persyarikatan Muhammadiyah.

Dengan demikian, keberadaan Universitas Muhammadiyah Jakarta, sebenarnya merupakan salah satu dari beberapa universitas yang dimiliki oleh persyarikatan Muhammadiyah. Karena pada hakekatnya, persyarikatan Muhammadiyah memiliki beberapa universitas, sekolah tinggi dan

52 Seperti yang dilakukan dalam penelitian Sali Susiana (studi kasus mahasiswi di fakultas x, universitas Y, 2005), menunjukan bahwa kampus yang umum (‘sekuler’) melalui kegiatan mahasisw aIslamnya, lebih mendorong dan

mewajibkan mahasiswinya untuk berjilbab sesuai syari’at Islam

Universitas Indonesia Universitas Indonesia

Universitas Muhammadiyah Jakarta juga memiliki kewenangan untuk mengatur penyelenggaraan pendidikannya secara otonom, termasuk dalam menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan penggunaan busana muslimah dan jilbab. Dalam hal ini kebijakan yang dimiliki Universitas Muhammadiyah Jakarta tentang pengaturan berpakaian mahasiswa dapat menjadi berbeda dengan kebijakan yang ada di Universitas Muhammadiyah lainnya. Hal ini sejalan dengan statuta yang menjadi pedoman dasar penyelenggaraan kegiatan di setiap perguruan tingginya yang sesuai dengan tujuannya.

Dalam statuta perguruan tinggi yang dimiliki Universitas Muhammadiyah Jakarta, persoalan kewajiban menggunakan jilbab memang tidak diatur secara khusus. Hanya dalam pasal kode etik (pasal 46) disebutkan bahwa seluruh sivitas akademika UMJ wajib menjunjung tinggi kode etik yang berlandaskan nilai-nilai Islami, kaidah moral, kesucian, kejujuran, kebenaran dan kaidah ilmu pengetahuan, kebebasan akademik, otonomi keilmuan, berdisiplin serta memiliki integritas

kepribadian dalam melaksanakan tugas 54 . Selain itu, mahasiswa memiliki beberapa kewajiban yang antara lain terkait dengan menjaga perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Islam 55 . Hal ini

pulalah yang setidaknya dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan, termasuk dalam persoalan penggunaan jilbab yang tidak secara eksplisit dikemukakan.

Didasarkan pada ketentuan tersebut maka Universitas Muhammadiyah Jakarta pada hakekatnya tidak memiliki ketentuan khusus yang mengatur persoalan penggunaan jilbab. Namun hal ini dapat ditafsirkan melalui pemaknaan yang tersirat dalam pasal-pasal yang berkaitan dengan kode etik. Hal ini dimungkinkan, mengingat keberadaan Universitas Muhammadiyah Jakarta merupakan bagian dari penyelenggaraan pendidikan tinggi yang bersifat terbuka, yaitu bukan sebagai sebuah universitas yang hanya diperkenankan bagi mahasiswa dari satu kelompok tertentu, ataupun satu agama (misalnya hanya khusus yang beragama Islam), melainkan juga

53 Menurut Pusat Data Muhammadiyah, berdasarkan bentuknya, persyarikatan Muhammadiyah memiliki 155

perguruan tinggi., yang terdiri dari: 40 universitas, 88 sekolah tinggi, 23 akademi, 4 politeknik, serta 14 Perguruan Tinggi Aisyiyah.Diantara 155 perguruan tinggi tersebut, 3 di antaranya termasuk dalam 50 perguruan tinggi ternama di Indonesia. Sumber: wikipedia.org.

54 Sumber : Statuta Universitas Muhammadiyah Jakarta 2010, pasal 46 (1). 55 Beberapa kewajiban mahasiswa, diatur dalam statuta, pasal 56.

Universitas Indonesia Universitas Indonesia

Namun bagi mahasiwanya, ketika menjadi bagian dari kehidupan kampus di Universitas Muhammadiyah, maka segala ketentuan yang menjadi dasar dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajarannya wajib dipatuhi. Hal ini secara tegas diatur di dalam statuta universitas yang berazaskan Islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan Al-Sunnah Al-Maqbullah (sunnah yang sahih), serta diselenggarakan atas dasar Pancasila, UUD’45 dan peraturan perundang-undangan

lainnya 56 . Oleh karena itu, meski Universitas Muhammadiyah Jakarta tidak menggunakan label Islam dalam penggunaan istilahnya, namun keberadaan universitas ini tetap mengacu pada ajaran

Islam dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Ketentuan ini berlaku bagi seluruh fakultas yang ada di lingkungan kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Dengan kata lain, meski keberadaan fakultasnya juga merupakan bagian dari penyelenggaraan pendidikan akademik seperti halnya pada perguruan tinggi yang lain (umum), namun dalam setiap pelaksanaan pengajarannya selalu dikaitkan dengan nilai-nilai Islam dan

Kemuhammadiyahan 57 . Hal ini pulalah yang dapat menjadi karakteristik keberadaan universitas Muhammadiyah jika dibandingkan dengan perguruan tinggi atau universitas yang umum (swasta

maupun negeri) maupun dengan universitas Islam yang dalam penggunaan istilah institusinya memang menyebutkan sebagai universitas Islam. Dalam hal ini Universitas Muhammadiyah merupakan universitas yang juga menyelenggarakan pendidikan secara umum, dan bukan mengkhususkan kepada kajian Islam secara akademik seperti yang awalnya dilakukan beberapa

56 Dikutip dari statuta Universitas Muhammadiyah Jakarta, yang menjelaskan mengenai azas, visi dan misi UMJ (pasal 2,3,dan 4, serta hak dan kewajiban dari mahasiswa UMJ (pasal55 dan 56)

57 Pada setiap fakultas terdapat kewajiban untuk mengadakan mata kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, sumber : wawancara dengan wakil dekan I Fakultas Hukum UMJ, 30 April 2012

Universitas Indonesia Universitas Indonesia

Di kalangan masyarakat, keberadaan Universitas Muhammadiyah Jakarta kerap dilekatkan dengan keberadaan penyelenggaraan sebuah universitas Islam. Hal ini didasarkan pada penggunaan kata Muhammadiyah yang identik dengan organisasi Islam serta simbol-simbol agama di dalamnya. Namun sesungguhnya simbol memiliki konsep dan makna yang lebih kompleks dan filosofis. Keterkaitan antara simbol dan subjek atau simbol dan objek yang hendak dihadirkan dihubungkan dengan makna yang dibangun dan disepakati oleh sebuah komunitas, yang ada kalanya tidak mudah dimengerti oleh komunitas lain. Dalam hal ini, keberadaan Universitas Muhammadiyah yang difahami sebagai universitas Islam merupakan refleksi dari

pemaknaan simbol ajaran Islam, khususnya bagi pengikut Nabi Muhammad saw 58 .

Dalam sejarah perkembangannya, Universitas Muhammadiyah Jakarta yang didirikan sejak tahun 1955, pernah menempati beberapa lokasi kampus dan tersebar di beberapa wilayah kota Jakarta sebagai tempat kegiatan pendidikannya, yaitu mulai dari kampus ‘Limau’ Kebayoran Baru Jakarta Selatan (tahun 1956-1983), hingga kampus Kramat Raya (tahun 1963-1992), kampus Garuda (1985-1992) dan Cempaka Putih. Di setiap kampus ini terdapat kegiatan perkuliahan dari fakultas yang berbeda-beda. Tetapi pada saat ini seluruh fakultas tersebut dipindahkan dan terpusat di kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta Cireundeu – Ciputat, kecuali fakultas teknik yang perkuliahannya tetap diselenggarakan di kampus Cempaka Putih.

58 Istilah Muhammadiyah sebenarnya berasal dari kata Nabi Muhammad saw, sehingga arti Muhammadiyah juga dikenal sebagai pengikut nabi Muhammad saw yang bertujuan untuk mengembalikan seluruh penyimpangan yang

terjadi dalam proses dakwah

Universitas Indonesia

Dengan demikian, keberadaan Universitas Muhammadiyah Jakarta pada hakekatnya juga merupakan lembaga pendidikan tinggi yang memiliki beberapa fakultas seperti halnya universitas lain, mulai dari fakultas kedokteran, fakultas kesehatan masyarakat, fakultas pertanian, fakultas teknik, fakultas ekonomi, fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, fakultas hukum, fakultas ilmu pendidikan hingga fakultas agama Islam yang secara khusus memiliki bidang kajian keagamaan (Islam). Oleh karena itu, keberadaan Universitas Muhammadiyah Jakarta, pada hakekatnya mewakili sebuah lembaga pendidikan tinggi yang ‘unik’, karena di satu sisi melekatkan simbol-simbol ajaran agama Islam, namun di sisi lain, juga berorientasi pada aspek keduniawian. Bahkan praktek penggunaan jilbab juga menjadi bagian dari solidaritas sosial.