1 Definisi CSR

IV.1 Definisi CSR

Definisi CSR sangat menentukan pendekatan audit program CSR. Sayangnya, belum ada definisi CSR yang secara universal diterima oleh berbagai lembaga. Beberapa definisi CSR di bawah ini menunjukkan keragaman pengertian CSR menurut berbagai organisasi :

World Business Council for Sustainable Development: Komitmen berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya.

International Finance Corporation: Komitmen dunia bisnis untuk memberi kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama dengan

karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal dan masyarakat luas untuk meningkatkan kehidupan mereka melalui cara-cara yang baik bagi bisnis maupun pembangunan.

Institute of Chartered Accountants, England and Wales: Jaminan bahwa organisasi-organisasi pengelola bisnis mampu memberi dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan, seraya memaksimalkan nilai bagi para pemegang saham (shareholders) mereka.

Canadian Government: Kegiatan usaha yang mengintegrasikan ekonomi, lingkungan dan sosial ke dalam nilai, budaya, pengambilan keputusan, strategi, dan operasi perusahaan yang dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan berkembang.

European Commission: Sebuah konsep dengan mana perusahaan mengintegrasikan perhatian terhadap sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksinya dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan.

CSR Asia: Komitmen perusahaan untuk beroperasi secara berkelanjutan berdasarkan prinsip ekonomi, sosial dan lingkungan, seraya menyeimbangkan

beragam kepentingan para stakeholders. 58

Selain itu, ISO 26000 mengenai Guidance on Social Responsibility juga memberikan definisi CSR. Meskipun pedoman CSR standard internasional ini baru akan ditetapkan tahun 2010, draft pedoman ini bisa dijadikan rujukan. Menurut ISO 26000, CSR adalah:

Tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan- keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh.

58 Diakses dari http://www.wikipedia.com , pada tanggal 15 september 2011 pukul 12.30wib.

Jika dipetakan, menurut saya, pendefinisian CSR yang relatif lebih mudah dipahami dan bisa dioperasionalkan untuk kegiatan audit adalah dengan mengembangkan konsep Tripple Bottom Lines (Elkington, 1998) dan menambahkannya dengan satu line tambahan, yakni procedure. Dengan demikian, CSR adalah:

Kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet) secara berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat dan profesional.

Dalam aplikasinya, konsep 4P ini bisa dipadukan dengan komponen dalam ISO 26000. Konsep planet jelas berkaitan dengan aspek the environment. Konsep people di dalamnya bisa merujuk pada konsep social development dan human rights yang tidak hanya menyangkut kesejahteraan ekonomi masyarakat (seperti pemberian modal usaha, pelatihan keterampilan kerja). Melainkan pula, kesejahteraan sosial (semisal pemberian jaminan sosial, penguatan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan pendididikan, penguatan kapasitas lembaga-lembaga sosial dan kearifan lokal). Sedangkan konsep procedur bisa mencakup konsep organizational governance, labor practices, fair operating practices, dan consumer

issues. 59 Pendukung konsep tanggungjawab sosial (social responsibility) memberi argumentasi bahwa suatu perusahaan mempunyai kewajiaban terhadap masyarakat selain mencari keuntungan. Ada berapa definisi tentang definisi CSR, yang pada dasarnya adalah etika dan tindakan untuk turut berperan dalam keberlanjutan ekonomi, sosial dan lingkungan perusahaan. Hopkin (1998)

59 lihat http://www.csrindonesia.com , diakses pada tanggal 27 oktober 2011 pukul 15.00wib 59 lihat http://www.csrindonesia.com , diakses pada tanggal 27 oktober 2011 pukul 15.00wib

Commission menebutkan CSR adalah konsep perusahaan yang mengintergrasikan kepedulian sosial dan lingkungan ke dalam oprasi bisnis serta interaksinya dengan

stakeholders secara suka rela (Fenwick, T, 2004). 61 Menurut WBCD (2005), CSR adalah komitmen perusahaan yang

berkontribusi pada pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan pekerja dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas guna meningkatkan kualitas hidupnya. Departemen Sosial (2005) mendefinisikan CSR sebagai komitmen dan kemampuan dunia usaha untuk melaksanakankewajiban sosial terhadap lingkungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga keseimbangan hidup ekosistem disekelilingnya. Definisi dari Corporate Social Responcibility (CSR) itu sendiri telah dikemukakan oleh banyak pakar. Diantaranya adalah definisi yang dikembangkan oleh Magnan & Ferrel (2004) yang mendefinisikan CSR sebagai ”A business acts in socially responsible manner when its decisionand account for and balance diverse stake holder

interest ” 62 Pada hakekatnya setiap orang, kelompok dan organisasi mempunyai tanggung jawab sosial (social responcibility) pada lingkungannya.

Tanggungjawab sosial seorang atau organisasi adalah etika dan kemampuan berbuat baik pada lingkungan sosial hidup berdasarkan aturan, nilai dan

60 Hardiansyah, CSR dan Modal Sosial Untuk Membangun Sinergi, Kemitraan Bagi Upaya Pengentasan Kemiskinan, Makalah disampaikan pada Seminar & Talk Show CSR

2007, “Kalimantan 2015: Menuju Pembangunan Berkelanjutan, Tantangan, dan Harapan”, 10 Agustus 2007.

61 Hardiansyah, ibid. 62 A.B. Susanto, Corporate Greening, Majalah Ozon, Edisi No.2 Oktober 2002 61 Hardiansyah, ibid. 62 A.B. Susanto, Corporate Greening, Majalah Ozon, Edisi No.2 Oktober 2002

kecerdasan spiritual. 63 Sementara dalam konteks perusahaan, tanggungjawab sosial itu disebut

tanggungjawab sosial perusahaan (Corporate Social Responcibility— CSR). Howard Rothmann Bowen menggagas istilah CSR pada tahun 1953 dalam tulisanya berjudul Social Responcibility of the Businesman. CSR berakar dari etika yang berlaku di perusahaan dan di masyarakat. Etika yang dianut oleh perusahaan merupkan bagian dari budaya perusahaan (corporate culture); dan

etika yang dianut oleh masyarakat merupakan bagian dari budaya masyarakat. 64 Definisi Corporate Social Responsibility (CSR) itu sendiri telah

dikemukakan oleh banyak pakar. Diantaranya adalah definisi yang dikemukakan oleh Magnan dan Ferrel yang mendefinisikan CSR sebagai “ A business acts in socially responsible manner when its decision and accaund for and balance

diverse stake holder interest”. 65 Definisi ini menekankan kepada perlunya memberikan perintah secara seimbang terhadap kepentingan berbagai

stakeholders yang beragam dalam setiap keputusan dan tindakan yang ambil oleh para pelaku bisnis melalui perilaku yang secara social bertanggungjawab. Sedangkan komisi eropa membuat definisi yang lebih praktis, yang pada galibnya bagaimana perusahaan secara sukarela member kontribusi bagi terbentuknya

63 A B. Susanto, Ibid, hal.21 64 Hardiansyah, CSR dan Model Sosial Untuk membangun Sinergi Kemitraan Bagi

Upaya Pengentasan Kemiskinan, Makalah disampaikan pada Seminar & TalkShow CSR 2007 “Kalimantan 2015:Menuju Pembangunan Berkelanjutan, Tantangan, dan Harapan”.

10 Agustus 2007. 65 Ibid., 10 Agustus 2007. 65 Ibid.,

hidup (planet bumi). 66 Dalam UU PM, yang digunakan sebagai rujukan pewajiban CSR dalam RUU PT, di penjelasan Pasal 15 huruf b, CSR didefinisikan sebagai

“tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.” Dalam teks Pasal 74 RUU PT sendiri CSR tidak didefinisikan, namun dalam dokumen kerja Tim Perumus terdapat definisi “Tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.” Definisi ini telah disetujui Tim Perumus pada tanggal 3 Juli 2007. Ada banyak masalah dalam definisi yang tertera dalam dokumen kerja RUU PT. Pertama, penyebutan tanggung jawab sosial dan lingkungan tidaklah lazim. Penjelasan yang sangat komprehensif paling mutakhir tentang definisi misalnya diberikan oleh Michael Hopkins (2007) dalam Corporate Social Responsibility and International

Development. 67 Di situ dijelaskan bahwa kata “social” di tengah CSR memang kerap menyasarkan orang pada sangkaan bahwa CSR hanya berisikan kegiatan

66 Ibid.,

67 Hopkins, M, 2007, Corporate Social Responsibility and International Development. Is Business the Solution?, Earthscan, hal 22.

pada ranah sosial. Namun demikian, menghilangkan kata tersebut juga problematic karena tidak memberikan penekanan terhadap sebuah bentuk tanggung jawab baru yang sebelumnya tidak/kurang begitu dikenal (kalau tadinya hanya ada tanggung jawab pada ranah ekonomi terhadap pemilik modal— maksimisasi keuntungan— kini tanggung jawab itu disadari menjadi dalam tiga ranah: ekonomi, sosial dan lingkungan. Pada ranah ekonomi juga ditekankan bahwa yang harus menikmati bukan saja pemilik modal, melainkan juga pemangku kepentingan lainnya). Ia juga menekankan bahwa “social” dalam CSR memang sah dan lazim untuk mewakili tiga ranah tersebut dengan mencontohkan banyak kejadian serupa (misalnya di dunia akademik). CSR sudah jelas mencakup tiga ranah—bukan dua, seperti dalam penyebutan RUU PT—dan karenanya kerap

disandingkan dengan konsep triple bottom line. 68